Anda di halaman 1dari 16

SMK N 1 WAY TENONG

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada akhir dasawarsa abad ke-20, demokratisasi menjadi salah satu isu yang
paling populer diperbincangkan. Indikasi nyata dari kepopuleran isu itu
adalah berlipat gandanya jumlah negara yang menganut sistem pemerintahan
demokratis. Negara yang awalnya tidak demokratis, serta merta merubah
haluan negaranya menjadi demokratis.
Demokrasi pada substansinya adalah sebuah proses pemilihan yang
melibatkan banyak orang untuk mengangkat seseorang yang berhak
memimpin dan mengurus tata kehidupan komunal mereka. Dan tentu saja
yang akan mereka angkat atau pilih hanyalah orang yang mereka sukai.
Mereka tidak boleh dipaksa untuk memilih suatu sistem ekonomi, sosial atau
politik yang tidak mereka kenal atau tidak mereka sukai. Mereka berhak
mengontrol dan mengevaluasi pemimpin yang melakukan kesalahan, berhak
mencopot dan menggantinya dengan orang lain jika menyimpang.
Demokrasi sering diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-hak asasi
manusia, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan persamaan hak di
depan hukum. Dari sini kemudian muncul idiom-idiom demokrasi, seperti
egalite (persamaan), equality (keadilan), liberty (kebebasan), human right
(hak asasi manusia), dst.
Secara normatif, Islam menekankan pentingnya ditegakkan amar ma’ruf nahi
munkar bagi semua orang, baik sebagai individu, anggota masyarakat
maupun sebagai pemimpin negara. Doktrin tersebut merupakan prinsip Islam
yang harus ditegakkan dimana pun dan kapan saja, supaya terwujud
masyarakat yang aman dan sejahtera.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian demokrasi?
2. Bagaimanakah demokrasi dalam Islam?
3. Apakah yang dimaksud dengan Syuro?

1 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

4. Bagaimana pandangan Intelek Islam mengenai Demokrasi dalam Islam


dan Syuro?

C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini bertujuan untuk mengkaji demokrasi dalam perspektif Islam dari
aspek elemen-elemen pokok yang dikategorikan sebagai bagian terpenting
dalam penegakan demokrasi.

D. MANFAAT PENULISAN
Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk menambah dan mempertinggi sikap ilmiah penulis dalam
memecahkan masalah yang berhubungan dengan makalah ini,
2. Untuk menambahkan wawasan siswa/i dalam demokrasi dalam Islam dan
Syuro.

2 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEMOKRASI DALAM ISLAM


1. Pengertian Demokrasi
Isitilah demokrasi berasal dari Yunani Kuno yang diutarakan di  athena
kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap sebagai
contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum
demokrasi modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan
dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak abad ke-18 ,
bersama perkembangan sistem demokrasi di banyak negara. Kata
demokrasi yang bahasa Inggrisnya democracy berasal dari kata dalam
bahasa Yunani yaitu demos yang artinya rakyat, dan kratos berarti
pemerintahan. Dalam pengertian ini, demokrasi berarti demokrasi
langsung yang dipraktikkan di beberapa negara kota di Yunani kuno.
Dengan demikian, demokrasi dapat bersifat langsung seperti yang di
Yunani kuno, berupa partisipasi langsung dari rakyat untuk membuat
peraturan perundang-undangan, atau demokrasi tidak langsung yang
dilakukan melalui lembaga perwakilan. Demokrasi tidak langsung ini
cocok untuk negara yang penduduknya banyak dan wilayahnya luas.
Di dunia barat, seperti yang diajukan oleh Abraham Lincoln, demokrasi
diartikan sebagai “Pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat
(terjemahan dari Government by the people, from the people and for the
people).”

3 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

2. Demokrasi dalam Islam


a. Qs. Ali-Imran:159 dan artinya

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut


terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya” (Q.S Ali Imran Ayat 159).

b. Asbabun Nuzul
Sebab-sebab turunya ali imran ayat 159 ini kepada Nabi Muhammad
saw adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas. Ibnu
Abbas ra menjelaskan bahwasanya setelah terjadinya perang Badar,

4 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

Rasulullah mengadakan musyawarah dengan Abu Bakar  ra dan Umar


bin Khaththab ra untuk meminta pendapat meraka tentang para
tawanan perang, Abu Bakar ra berpendapat, meraka sebaiknya
dikembalikan kepada keluargannya dan keluargannya membayar
tebusan. Namun, Umar ra berpendapat mereka sebaiknya dibunuh.
Yang diperintah membunuh adalah keluarganya. Rasulullah mesulitan
dalam memutuskan. Kemudian turunlah ayat ini sebagai dukungan
atas Abu Bakar (HR. Kalabi).
Banyak kalangan sarjana Islam yang kembali mengkaji akar dan
khazanah Islam dan secara meyakinkan berkesimpulan bahwa Islam
dan demokrasi tidak hanya kompatibel; sebaliknya, asosiasi keduanya
tak terhindarkan, karena sistem politik Islam adalah berdasarkan pada
Syura (musyawarah). Sejumlah intelektual dan sarjana Islam lain yang
bersusah payah berusaha mencari titik temu antara dunia Islam dan
Barat menuju saling pengertian yang lebih baik berkenaan dengan
hubungan antara Islam dan demokrasi. Karena, kebanyakan diskursus
yang ada tampak terlalu tergantung dan terpancang pada label yang
dipakai secara stereotip oleh sejumlah kalangan.
Menurut Merriam, Webster Dictionary, demokrasi dapat didefinisikan
sebagai, pemerintahan dari, untuk, oleh rakyat. Yaitu pemerintahan di
mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh
mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem
perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu
bebas yang diadakan secara periodik. Rakyat umum khususnya untuk
mengangkat sumber otoritas politik, tiadanya distingsi kelas atau
privelese berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
Realitasnya adalah bahwa Islam tidak hanya kompatibel dengan
aspek- aspek definisi atau gambaran demokrasi di atas, tetapi yang
lebih penting lagi, aspek-aspek tersebut sangat esensial bagi Islam.
Apabila kita dapat melepaskan diri dari ikatan label dan semantik,
maka akan kita dapatkan bahwa pemerintahan Islam, apabila disaring
5 Pendidikan Agama Islam
SMK N 1 WAY TENONG

dari semua aspek yang korelatif, memiliki setidaknya tiga unsur


pokok, yang berdasarkan pada petunjuk dan visi Alquran di satu sisi
dan preseden Nabi dan empat Khalifah sesudahnya (Khulafaur al-
Rasyidin) di sisi lain.
a) Konstitusional
Pemerintahan Islam esensinya merupakan sebuah pemerintahan yang
`’konstitusional”, di mana konstitusi mewakili kesepakatan rakyat
untuk diatur oleh sebuah kerangka hak dan kewajiban yang ditentukan
dan disepakati. Bagi Muslim, sumber konstitusi adalah Alquran,
Sunnah, dan lain-lain yang dianggap relevan, efektif dan tidak
bertentangan dengan Alquran dan Sunnah. Tidak ada otoritas, kecuali
rakyat, yang memiliki hak untuk membuang atau mengubah
konstitusi. Dengan demikian, pemerintahan Islam tidak dapat
berbentuk pemerintahan otokratik, monarki atau militer. Sistem
pemerintahan semacam itu adalah pada dasarnya egalitarian, dan
egalitarianisme merupakan salah satu ciri tipikal Islam. Secara luas
diakui bahwa awal pemerintahan Islam di Madinah adalah
berdasarkan kerangka fondasi konstitusional dan pluralistik yang juga
melibatkan non-muslim.
b) Partisipatoris
Sistem politik Islam adalah partisipatoris. Dari pembentukan struktur
pemerintahan institusional sampai tahap implementasinya, sistem ini
bersifat partisipatoris. Ini berarti bahwa kepemimpinan dan kebijakan
akan dilakukan dengan basis partisipasi rakyat secara penuh melalui
proses pemilihan populer. Umat Islam dapat memanfaatkan kreativitas
mereka dengan berdasarkan petunjuk Islam dan preseden sebelumnya
untuk melembagakan dan memperbaiki proses-proses itu. Aspek
partisipatoris ini disebut proses Syura dalam Islam.
c) Akuntabilitas
Poin ini menjadi akibat wajar esensial bagi sistem
konstitusional/partisipatoris. Kepemimpinan dan pemegang otoritas
6 Pendidikan Agama Islam
SMK N 1 WAY TENONG

bertanggung jawab pada rakyat dalam kerangka Islam. Kerangka


Islam di sini bermakna bahwa semua umat Islam secara teologis
bertanggung jawab pada Allah dan wahyu-Nya. Sementara dalam
tataran praksis akuntabilitas berkaitan dengan rakyat. Oleh karena itu,
khalifah sebagai kepala negara bertanggung jawab pada dan berfungsi
sebagai Khalifah al-Rasul (representatif rasul) dan Khalifah al-
Muslimin (representatif umat Islam) sekaligus.

3. Prinsip-prinsip Demokrasi dalam Islam


Prinsip-prinsip demokrasi dalam Islam meliputi;
1) Syura
Syura merupakan suatu prinsip tentang cara pengambilan keputusan yang
secara eksplisit ditegaskan dalam al-Qur’an.
2) al-‘adalah
al-‘adalah adalah keadilan, artinya dalam menegakkan hukum termasuk
rekrutmen dalam berbagai jabatan pemerintahan harus dilakukan secara
adil dan bijaksana. Tidak boleh kolusi dan nepotis. Arti pentingnya
penegakan keadilan dalam sebuah pemerintahan ini ditegaskan oleh
Allah SWT dalam beberapa ayat-Nya, antara lain dalam surat an-Nahl:
90; QS. as-Syura: 15; al-Maidah: 8; An-Nisa’: 58, dan seterusnya. Betapa
prinsip keadilan dalam sebuah negara sangat diperlukan, sehingga ada
ungkapan yang “ekstrim” berbunyi: “Negara yang berkeadilan akan
lestari kendati ia negara kafir, sebaliknya negara yang zalim akan hancur
meski ia negara (yang mengatasnamakan) Islam”.
3) al-Musawah
al-Musawah adalah kesejajaran, artinya tidak ada pihak yang merasa
lebih tinggi dari yang lain sehingga dapat memaksakan kehendaknya.
Penguasa tidak bisa memaksakan kehendaknya terhadap rakyat, berlaku
otoriter dan eksploitatif. Kesejajaran ini penting dalam suatu
pemerintahan demi menghindari dari hegemoni penguasa atas rakyat.

7 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

Dalam perspektif Islam, pemerintah adalah orang atau institusi yang


diberi wewenang dan kepercayaan oleh rakyat melalui pemilihan yang
jujur dan adil untuk melaksanakan dan menegakkan peraturan dan
undang-undang yang telah dibuat. Oleh sebab itu pemerintah memiliki
tanggung jawab besar di hadapan rakyat demikian juga kepada Tuhan.
Dengan begitu pemerintah harus amanah, memiliki sikap dan perilaku
yang dapat dipercaya, jujur dan adil. Sebagian ulama’ memahami al-
musawah ini sebagai konsekuensi logis dari prinsip al-syura dan
al-‘adalah. Diantara dalil al-Qur’an yang sering digunakan dalam hal ini
adalah surat al-Hujurat:13, sementara dalil sunnah-nya cukup banyak
antara lain tercakup dalam khutbah wada’ dan sabda Nabi kepada
keluarga Bani Hasyim.
4) al-Amanah
al-Amanah adalah sikap pemenuhan kepercayaan yang diberikan
seseorang kepada orang lain. Oleh sebab itu kepercayaan atau amanah
tersebut harus dijaga dengan baik. Dalam konteks kenegaraan, pemimpin
atau pemerintah yang diberikan kepercayaan oleh rakyat harus mampu
melaksanakan kepercayaan tersebut dengan penuh rasa tanggung jawab.
Persoalan amanah ini terkait dengan sikap adil seperti ditegaskan Allah
SWT dalam Surat an-Nisa’:58.
Karena jabatan pemerintahan adalah amanah, maka jabatan tersebut tidak
bisa diminta, dan orang yang menerima jabatan seharusnya merasa
prihatin bukan malah bersyukur atas jabatan tersebut. Inilah etika Islam.
5) al-Masuliyyah
al-Masuliyyah adalah tanggung jawab. Sebagaimana kita ketahui bahwa,
kekuasaan dan jabatan itu adalah amanah yangh harus diwaspadai, bukan
nikmat yang harus disyukuri, maka rasa tanggung jawab bagi seorang
pemimpin atau penguasa harus dipenuhi.  Dan kekuasaan sebagai
amanah ini mememiliki dua pengertian, yaitu amanah yang harus
dipertanggungjawabkan di depan rakyat dan juga amanah yang harus
dipertenggungjawabkan di depan Tuhan.
8 Pendidikan Agama Islam
SMK N 1 WAY TENONG

Seperti yang dikatakan oleh Ibn Taimiyyah, bahwa penguasa merupakan


wakil Tuhan dalam mengurus umat manusia dan sekaligus wakil umat
manusia dalam mengatur dirinya. Dengan dihayatinya prinsip
pertanggungjawaban (al-masuliyyah) ini diharapkan masing-masing
orang berusaha untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi masyarakat
luas. Dengan demikian, pemimpin/penguasa tidak ditempatkan pada
posisi sebagai sayyid al-ummah (penguasa umat), melainkan sebagai
khadim al-ummah (pelayan umat). Dengan demikian, kemaslahatan umat
wajib senantiasa menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan
keputusan oleh para penguasa, bukan sebaliknya rakyat atau umat
ditinggalkan.
6) al-Hurriyyah
al-Hurriyyah adalah kebebasan, artinya bahwa setiap orang, setiap warga
masyarakat diberi hak dan kebebasan untuk mengeksperesikan
pendapatnya. Sepanjang hal itu dilakukan dengan cara yang bijak dan
memperhatikan al-akhlaq al-karimah dan dalam rangka al-amr bi-‘l-
ma’ruf wa an-nahy ‘an al-‘munkar, maka tidak ada alasan bagi penguasa
untuk mencegahnya. Bahkan yang harus diwaspadai adalah adanya
kemungkinan tidak adanya lagi pihak yang berani melakukan kritik dan
kontrol sosial bagi tegaknya keadilan. Jika sudah tidak ada lagi kontrol
dalam suatu masyarakat, maka kezaliman akan semakin merajalela.

B. SYURO
1. Pengertian Syuro

Menurut bahasa, syuro memiliki dua pengertian, yaitu menampakkan dan


memaparkan sesuatu atau mengambil sesuatu (Mu’jam Maqayis al-
Lughah 3/226). Sedangkan secara istilah, beberapa ulama terdahulu telah
memberikan definisi syura, diantara mereka adalah Ar Raghib al-
Ashfahani yang mendefinisikan syura sebagai proses mengemukakan
pendapat dengan saling merevisi antara peserta syura (Al Mufradat fi
Gharib al-Quran hlm. 207). Dari definisi yang disampaikan di atas, kita
9 Pendidikan Agama Islam
SMK N 1 WAY TENONG

dapat mendefinisikan syura yaitu sebagai proses memaparkan berbagai


pendapat yang beraneka ragam dan disertai sisi argumentatif dalam suatu
perkara atau permasalahan, diuji oleh para ahli yang cerdas dan berakal,
agar dapat mencetuskan solusi yang tepat dan terbaik untuk diamalkan
sehingga tujuan yang diharapkan dapat terealisasikan (Asy Syura fi al-
Kitab wa as-Sunnah hlm. 13).

2. Pensyari’atan Syura dalam Islam


Islam telah menuntunkan umatnya untuk bermusyawarah, baik itu di
dalam kehidupan individu, keluarga, bermasyarakat dan bernegara.
Dalam kehidupan individu, para sahabat sering meminta pendapat
Rasulullah SAW masalah-masalah yang bersifat personal. Sebagai contoh
adalah tindakan Fathimah yang meminta pendapat kepada Rasulullah
SAW ketika Mu’awiyah dan Abu Jahm berkeinginan untuk melamarnya
[HR. Muslim : 1480].

Dalam kehidupan berkeluarga, hal ini diterangkan dalam surat al-Baqarah


ayat 233, dimana Allah berfirman,

‫ضعُوا َأوْ ال َد ُك ْم فَال‬


ِ ْ‫اض ِم ْنهُ َما َوتَ َشا ُو ٍر فَال ُجنَا َح َعلَ ْي ِه َما َوِإ ْن َأ َر ْدتُ ْم َأ ْن تَ ْستَر‬ ٍ ‫صاال ع َْن تَ َر‬ َ ِ‫فَِإ ْن َأ َرادَا ف‬
)٢٣٣( ‫صي ٌر‬ ِ َ‫ُوف َواتَّقُوا هَّللا َ َوا ْعلَ ُموا َأ َّن هَّللا َ بِ َما تَ ْع َملُونَ ب‬
ِ ‫َاح َعلَ ْي ُك ْم ِإ َذا َسلَّ ْمتُ ْم َما آتَ ْيتُ ْم بِ ْال َم ْعر‬
َ ‫ُجن‬

“Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan


keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. dan
jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa
bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut.
Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha
melihat apa yang kamu kerjakan“. (Al Baqarah : 233).

Imam Ibnu Katsir mengatakan, Maksud dari firman Allah (yang artinya),
“Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan
keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya”
adalah apabila kedua orangtua sepakat untuk menyapih sebelum bayi
berumur dua tahun, dan keduanya berpendapat hal itu mengandung
kemaslahatan bagi bayi, serta keduanya telah bermusyawarah dan sepakat
melakukannya, maka tidak ada dosa bagi keduanya. Dengan demikian,
faidah yang terpetik dari hal ini adalah tidaklah cukup apabila hal ini
hanya didukung oleh salah satu orang tua tanpa persetujuan yang lain. Dan
tidak boleh salah satu dari kedua orang tua memilih untuk melakukannya

10 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

tanpa bermusyawarah dengan yang lain (Tafsir al-Quran


al-‘Azhim 1/635).
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, Al Quran telah
menceritakan bahwa syura telah dilakukan oleh kaum terdahulu seperti
kaum Sabaiyah yang dipimpin oleh ratunya, yaitu Balqis. Pada surat an-
Naml ayat 29-34 menggambarkan musyawarah yang dilakukan oleh
Balqis dan para pembesar dari kaumnya guna mencari solusi menghadapi
Nabi Sulaiman AS.
Demikian pula Allah telah memerintahkan Rasulullah SAW untuk
bermusyawarah dengan para sahabatnya dalam setiap urusan.
AllahSWT berfirman dalam surat Asy Syura ayat 38:

َ‫َوالَّ ِذينَ ا ْستَ َجابُوا لِ َربِّ ِه ْم َوَأقَا ُموا الصَّالةَ َوَأ ْم ُرهُ ْم ُشو َرى بَ ْينَهُ ْم َو ِم َّما َرزَ ْقنَاهُ ْم يُ ْنفِقُون‬

Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan


Rabb-nya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan)
dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian
dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”. (Asy Syura : 36-39)
.
Maksud firman Allah Ta’ala (yang artinya), “sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka” adalah mereka tidak
melaksanakan suatu urusan sampai mereka saling bermusyawarah
mengenai hal itu agar mereka saling mendukung dengan pendapat mereka
seperti dalam masalah peperangan dan semisalnya (Tafsir al-Quran
al-‘Azhim 7/211).
Ayat al-Quran di atas menyatakan bahwasanya syura (musyawarah)
disyari’atkan dalam agama Islam, bahkan sebagian ulama menyatakan
bahwa syura adalah sebuah kewajiban, terlebih bagi pemimpin dan
penguasa serta para pemangku jabatan. Ibnu Taimiyah mengatakan,
“Sesungguhnya Allahmemerintahkan nabi-Nya bermusyawarah untuk
mempersatukan hati para sahabatnya, dan dapat dicontoh oleh orang-orang
setelah beliau, serta agar beliau mampu menggali ide mereka dalam
permasalahan yang di dalamnya tidak diturunkan wahyu, baik
permasalahan yang terkait dengan peperangan, permasalahan parsial, dan
selainnya. Dengan demikian, selain beliau shallallahu’alaihi wa
sallam tentu lebih patut untuk bermusyawarah” (As Siyasah asy-
Syar’iyah hlm. 126).

11 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

C. PANDANGAN INTELEK/CENDIKIAWAN MUSLIM TENTANG


DEMOKRASI ISLAM DAN SYURO
1. Demokrasi Dalam Islam
a) M. Iqbal(Pakistan)

Menurut Iqbal, sejalan dengan kemenangan sekularisme atas


agama, demokrasi modern menjadi kehilangan sisi spiritualnya
sehingga jauh dari etika. Demokrasi yang merupakan kekuasaan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat telah mengabaikan
keberadaan agama. Parlemen sebagai salah satu pilar demokrasi
dapat saja menetapkan hukum yang bertentangan dengan nilai
agama kalau anggotanya menghendaki. Karenanya, menurut Iqbal
Islam tidak dapat menerima model demokrasi Barat yang telah
kehilangan basis moral dan spiritual. Atas dasar itu, Iqbal
menawarkan sebuah konsep demokrasi spiritual yang dilandasi
oleh etik dan moral ketuhanan. Jadi yang ditolak oleh Iqbal bukan
demokrasi an sich. Melainkan, prakteknya yang berkembang di
Barat. Lalu, Iqbal menawarkan sebuah model demokrasi sebagai
tauhid dengan landasan asasi; kepatuhan pada hukum; toleransi
sesama warga; tidak dibatasi wilayah, ras, dan warna kulit; serta 
dilandasi penafsiran hukum Allah melalui ijtihad.

b) Muhammad Imarah

Menurut Muhammad Imarah Islam tidak menerima demokrasi


secara mutlak dan juga tidak menolaknya secara mutlak. Dalam
demokrasi, kekuasaan legislatif (membuat dan menetapkan hukum)
secara mutlak berada di tangan rakyat. Sementara, dalam sistem
syura (Islam) kekuasaan tersebut merupakan wewenang Allah.
Dialah pemegang kekuasaan hukum tertinggi. Wewenang manusia
hanyalah menjabarkan dan merumuskan hukum sesuai dengan
prinsip yang digariskan Tuhan serta berijtihad untuk sesuatu yang
tidak diatur oleh ketentuan Allah. Jadi, Allah berposisi sebagai al-
Syâri’ (legislator) sementara manusia berposisi sebagai faqîh (yang
memahami sesuai batasan kemampuannya dan menjabarkan)
hukum-Nya.

c) Yusuf al-Qardhawi

12 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

Menurut Yusuf al-Qardhawi, substasi demokrasi sejalan dengan


Islam. Hal ini bisa dilihat dari beberapa hal, yaitu Misalnya;

1) Dalam demokrasi proses pemilihan melibatkkan banyak orang


untuk mengangkat seorang kandidat yang berhak memimpin
dan mengurus keadaan mereka. Tentu saja, mereka tidak boleh
akan memilih sesuatu yang tidak mereka sukai. Demikian juga
dengan Islam. Islam menolak seseorang menjadi imam shalat
yang tidak disukai oleh makmum di belakangnya.
2) Usaha setiap rakyat untuk meluruskan penguasa yang tiran
juga sejalan dengan Islam. Bahkan amar makruf dan nahi
mungkar serta memberikan nasihat kepada pemimpin adalah
bagian dari ajaran Islam. Ketiga pemilihan umum termasuk
jenis pemberian saksi. Karena itu, barangsiapa yang tidak
menggunakan hak pilihnya sehingga kandidat yang mestinya
layak dipilih menjadi kalah dan suara mayoritas jatuh kepada
kandidat yang sebenarnya tidak layak, berarti ia telah
menyalahi perintah Allah untuk memberikan kesaksian pada
saat dibutuhkan

2. Syuro

a) Ibnu ‘Athiyah

Menurut Ibnu ‘Athiyah, “Syura merupakan aturan terpenting dalam


syari’at dan ketentuan hukum dalam Islam” (Al Muharrar al-
Wajiz). Apa yang dikatakan oleh beliau mengenai syura benar
adanya karena Allah ta’ala telah menjadikan syura sebagai suatu
kewajiban bagi hamba-Nya dalam mencari solusi berbagai
persoalan yang membutuhkan kebersamaan pikiran dengan orang
lain. Selain itu, Allah pun telah menjadikan syura sebagai salah
satu nama surat dalam al-Quran al-Karim. Kedua hal ini cukup
untuk menunjukkan betapa syura memiliki kedudukan yang
penting dalam agama ini.

13 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

b) Amir al-Mukminin(Ali bin Abi Tholib)

‘Ali RA juga pernah menerangkan manfaat dari syura. Beliau


berkata, “Ada tujuh keutamaan syura, yaitu memperoleh solusi
yang tepat, mendapatkan ide yang brilian, terhindar dari kesalahan,
terjaga dari celaan, selamat dari kekecewaan, mempersatukan
banyak hati, serta mengikuti atsar (dalil) (Al Aqd al-Farid hlm. 43).

c) Imam Fakhr ad-Din ar-Razy

Imam Fakhr ad-Din ar-Razy dalam Mafatih al-Ghaib 9/67-68.


Secara ringkas beliau menyebutkan bahwa syura memiliki faedah
antara lain adalah sebagai berikut:

1) Musyawarah yang dilakukan nabi shallallahu’alaihi wa


sallam dengan para sahabatnya menunjukkan ketinggian
derajat mereka (di hadapan nabi) dan juga hal ini membuktikan
betapa cintanya mereka kepada beliau dan kerelaan mereka
dalam menaati beliau. Jika beliau tidak mengajak mereka
bermusyawarah, tentulah hal ini merupakan bentuk penghinaan
kepada mereka.

2) Musyawarah perlu diadakan karena bisa saja terlintas dalam


benak seseorang pendapat yang mengandung kemaslahatan
dan tidak terpikir oleh waliy al-amr (penguasa).

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep demokrasi tidak
sepenuhnya bertentangan dan tidak sepenuhnya sejalan dengan Islam.
Prinsip dan konsep demokrasi yang sejalan dengan islam adalah
keikutsertaan rakyat dalam mengontrol, mengangkat, dan menurunkan
pemerintah, serta dalam menentukan sejumlah kebijakan lewat wakilnya.

14 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

Adapun yang tidak sejalan adalah ketika suara rakyat diberikan kebebasan
secara mutlak sehingga bisa mengarah kepada sikap, tindakan, dan
kebijakan yang keluar dari rambu-rambu ilahi. Karena itu, maka perlu
dirumuskan sebuah sistem demokrasi yang sesuai dengan ajaran Islam.
Yaitu:
1. Demokrasi tersebut harus berada di bawah payung agama.
2. Rakyat diberi kebebasan untuk menyuarakan aspirasinya.
3. Pengambilan keputusan senantiasa dilakukan dengan musyawarah.
4. Suara mayoritas tidaklah bersifat mutlak meskipun tetap menjadi
pertimbangan utama dalam musyawarah. Contohnya kasus Abu Bakr
ketika mengambil suara minoritas yang menghendaki untuk memerangi
kaum yang tidak mau membayar zakat. Juga ketika Umar tidak mau
membagi-bagikan tanah hasil rampasan perang dengan mengambil
pendapat minoritas agar tanah itu dibiarkan kepada pemiliknya dengan
cukup mengambil pajaknya.
5. Musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi; bukan
pada persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Alquran dan
Sunah.
6. Produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai-
nilai agama.
7. hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga.

B. SARAN
Agar para siswa dapat memahami dan menguasai materi dari makalah ini
dan diharapkan untuk tidak terpaku dalam sebuah buku atau referensi
untuk mempelajari lebih dalam materi ini karena masih banyak sumber-
sumber lainnya yang tentunya pemahaman dan wawasannya lebih luas lagi
sehingga nantinya dapat diterapkan dan digunakan pada saat kerja
lapangan.

15 Pendidikan Agama Islam


SMK N 1 WAY TENONG

16 Pendidikan Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai