Oleh:
A. Latar Belakang
Dewasa ini, kata demokrasi didengungkan oleh semua pihak sebagai slogan atau
sejenisnya untuk menyelesaikan semua permasalahan. Demokrasi adalah
hukum/pemerintahan dari rakyat untuk rakyat, yaitu rakyat sebagai pemegang mandate
kekuasaan. Yang pertama sekali menggunakan istilah demokrasi ini adalah Plato. Ditegaskan
bahwa sumber kebijaksanaan dalam demokrasi ini adalah kesepakatan umum dan kemauan
rakyat. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa demokrasi berkaitan dengan
kekuasaan mayoritas dan suara rakyat melalui perwakilan. Dengan sistem tersebut,
keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan mayoritas.
Dalam perkembangan selanjutnya, istilah demorasi tidak lagi dianggap hanya sebagai
metode kekuasaan mayoritas melalui partisipasi rakyat, akan tetapi juga mengimplikasikan
nilai-nilai untuk bernegara dan bermasyarakat. Beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam
demokrasi antara lain perlindungan terhadap kepentingan individu, seperti kebebasan untuk
berbicara dan berkumpul, kedudukan yang sama di mata hukum, hak untuk memiliki harta
benda, dan jaminan proses hukum di pengadilan. Tentang seberapa jauh perlindungan
terhadap kepentingan individu dan kebebasan, semuanya diatur melalui undang-undang dan
kesepakatan moral.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Demokrasi itu ?
2. Apa sajakah asas-asas demokrasi ?
3. Bagaimanakah hukum demokrasi dalam Islam ?
4. Bagaimanakah konsep musyawarah dalam Islam ?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian Demokrasi.
2. Memahami hukum demokrasi dalam Islam.
3. Memahami ayat-ayat Al-Qur’an tentang demokrasi.
4. Memahami konsep musyawarah dalam Islam.
BAB II
DASAR TEORI
Demokrasi adalah hukum/pemerintahan dari rakyat untuk rakyat, yaitu rakyat sebagai
pemegang mandate kekuasaan. Yang pertama sekali menggunakan istilah demokrasi ini
adalah Plato. Ditegaskan bahwa sumber kebijaksanaan dalam demokrasi ini adalah
kesepakatan umum dan kemauan rakyat. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa
demokrasi berkaitan dengan kekuasaan mayoritas dan suara rakyat melalui perwakilan.
Dengan sistem tersebut, keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau
tidak langsung didasarkan mayoritas.
Menurut Salim Ali Al-Bahnasawi, sisi baik demokrasi adalah adanya kedaulatan
rakyat selama tidak bertentangan dengan Islam. Sementara sisi buruknya adalah penggunaan
hak legislatif secara bebas yang bisa mengarah pada sikap menghalalkan yang haram dan
mengharamkan yang halal.
Slogan demokrasi banyak didengungkan dalam era reformasi sekarang ini. Hampir
seluruh lapisan masyarakat, baik yang besar, kecil, tua, muda, lelaki, dan wanita menuntut
ditegakkannya demokrasi disegala penjuru dunia. Seakan-akan demokrasi itu adalah dewa
penyelamat, jalan keluar dari sekian banyak problema yang menyelimuti mereka.
Mungkin pembaca bertanya-tanya benarkah demokrasi itu adalah musyawarah ? Pada
pembahasan kali ini akan kita angkat masalah tersebut, sebagai jawaban dari pertanyaan di
atas dan sebagai penegasan bahwa demokrasi bukan musyawarah.
Dari ketiga ayat di atas jelaslah bahwa hukum selain Allah adalah kekufuran, kedhaliman dan
kefasikan.
2. Islam adalah tatanan hidup yang sempurna dan memerintahkan kita untuk kembali
kepadanya di setiap masalah yang diperselisihkan.
Allah swt berfirman :
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada
Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir “.(An-
Nisaa : 59)
3. Pelaksanaan demokrasi tidak akan puas seandainya kita mengikuti mereka pada sebagian
perkara saja, sehingga jika tidak mengikuti seluruh aturan mereka, maka kita tidak aman
dari gangguan mereka.
4. Kaum Muslimin diwajibkan untuk tetap tegak/teguh di atas al-Islam dan As-Sunnah.
Menerima paham demokrasi berarti meruntuhkan keteguhan tersebut.
5. Kaum Muslimin diperintahkan untuk menyeru seluruh manusia kepada Al-Islam termasuk
didalamnya Yahudi dan Nasrani. Allah swt berfirman:
“Katakanlah hai ahlul kitab, marilah berpegang kepada suatu kalimat yang tidak ada
perselisihan antara kami dan kamu, bahwa kita tidak menyembah kepada selain Allah dan
kita tidak mempersekutukan Dia dengan sesuatu apapun dan tidak pula sebagian kita
menjadikan sebagian lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling, maka
katakanlah kepada mereka, saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah
diri kepada Allah.” (Ali Imran:64)
. Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari Bahasa Arab yang berarti
berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan sesuatu.Istilah-istilah lain dalam
tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang musyawarah dikenal dengan sebutan
“syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari” bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah
hanya untuk urusan keduniawian. Jadi musyawarah adalah merupakan suatu upaya bersama
dengan sikap rendah hati untuk memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna
mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang
menyangkut urusan keduniawian.
Maka ketahuilah wahai saudaraku semoga Allah menyelamatkan kita dari kebodohan
bahwa musyawarah dalam Islam ditegakkan dalam dua perkara,
1. Musyawarah hanya khusus bagi imam dan ahli ilmu baik musyawarah itu di antara
mereka ahli ilmu dan ulama atau antara mereka dengan para penguasa.
2. Musyawarah hanya pada permasalahan yang tidak terdapat di dalamnya ketetapan dari
Kitabullah atau Sunnah Rasul-Nya.
"Musyawarah itu beda dengan demokrasi. Musyawarah itu ajaran Islam, perintah Allah
Swt sedangkan demokrasi itu sistem batil, sistem kufur dari orang-orang kafir yang haram
untuk di ikuti," ujar Habib.
"Dalam al Qur'an bahkan ada surat khusus tentang Musyawarah, yaitu As Syuura surat ke
42 yang artinya musyawarah, dan ayat-ayat tentang musyawarahpun ada di beberapa surat
yang lain, sedang demokrasi itu tidak ada karena memang bukan berasal dari Islam.
Dalam musyawarah segala apa yang sudah ada ketetapan hukum dari Allah dan Rasul-
Nya itu tidak boleh dirubah, yang di musyawarahkan hanya teknisnya saja. Contohnya
seperti minuman keras, hukumnya sudah haram tidak boleh diganti lagi. Namun berbeda
dengan demokrasi, dengan suara terbanyak minuman keras menjadi boleh, contohnya
seperti Kepres No 3/thn 1997 tentang bolehnya miras beredar di masyarakat dengan kadar
dibawah 5%," papar Habib.
"Dalam Islam manusia tidak berhak merubah hukum Allah dan Rasul-Nya. Tidak
menghalalkan apa yang diharamkan oleh Allah dan sebaliknya tidak mengharamkan apa
yang dihalalkan oleh Allah," tegasnya.
A. Kesimpulan
1. Demokrasi adalah hukum/pemerintahan dari rakyat untuk rakyat, yaitu rakyat sebagai
pemegang mandate kekuasaan. Yang pertama sekali menggunakan istilah demokrasi
ini adalah Plato. Ditegaskan bahwa sumber kebijaksanaan dalam demokrasi ini adalah
kesepakatan umum dan kemauan rakyat. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan
bahwa demokrasi berkaitan dengan kekuasaan mayoritas dan suara rakyat melalui
perwakilan. Dengan sistem tersebut, keputusan-keputusan pemerintah yang penting
secara langsung atau tidak langsung didasarkan mayoritas.
2. Musyawarah adalah Musyawarah berasal dari kata Syawara yaitu berasal dari
Bahasa Arab yang berarti berunding, urun rembuk atau mengatakan dan mengajukan
sesuatu.Istilah-istilah lain dalam tata Negara Indonesia dan kehidupan modern tentang
musyawarah dikenal dengan sebutan “syuro”, “rembug desa”, “kerapatan nagari”
bahkan “demokrasi”. Kewajiban musyawarah hanya untuk urusan keduniawian. Jadi
musyawarah adalah merupakan suatu upaya bersama dengan sikap rendah hati untuk
memecahkan persoalan (mencari jalan keluar) guna mengambil keputusan bersama
dalam penyelesaian atau pemecahan masalah yang menyangkut urusan keduniawian.
3. Ciri khas demokrasi adalah pemilu dan parpol. Hampir seluruh negara islam sekarang
menggunakan sistem partai dan pemilu dan insyaallah itu lebih baik daripada sistem
khilafah.
B. Saran
Demikian beberapa hal yang dapat kita simpulkan dalam pembahasan kali ini semoga
menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita semua. Allah swt berfirman :
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang
yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya sedang ia menyaksikan.
(Qaaf : 37)
Insya Allah artikel ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembacanya.
Aamiin.Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang
lebih baik. Sekian.
DAFTAR PUSTAKA