TITIK TEMU ANTARA DEMOKRASI DENGAN MUSYAWARAH Oleh : AAS NURAISAH/06320138 Sent by aasnuraisah - Jun 26, 2009 (Original Message) Demokrasi adalah suatu bentuk mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut. Demokrasi menganut pandangan dasar kesetaraan manusia, sehingga hakhak individu dapat dijamin kebebasannya. Dalam hubungan initujuan kebaikan, bersama tetap primer. Sehingga kesepakatan merupakan kata kunci. Demokrasi hidup dalam kesepakatan dan ia akan tetap kuat betahan selama tersedia banyak jalan untuk mencapai kesepakatan. Jika dalam masyarakat terjadi perbedaan maka jalan yang demokratis menghendaki kompromi, dalam semangat mengutarakan pendapat, serta memberi dan menerima ini berarti seorang atau sekelompok orang tidak dibenarkan bersipak serba mutlak dalam tuntutan pelaksanaan suatu ide yang mereka anggap baik, melainkan harus belajar penerima pelaksanaan sebagaian daripadanya. Umat islam sebenarnya memiliki potensi yang sangat besar dalam mengembangkan gagasan demokrasi. Konsep seperti musyawarah mufakat dan kedaulatan rakyat menunjukkan bahwa prinsip-prinsip demokrasi telah jauh tertanam. 1 Musyawarah sendiri merupakan cara untuk menyelesaikan persoalanpersoalan kemasyarakatan. Dalam musyawarah itu semua orang mendapat kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapat dan kehendaknya. Disana ada kebebasan berekspresi. Diharapkan dengan musyawarah tersebut sikap persoalan akan mendapat jalan keluar dan semua pihak merasa lega karena kutupusan ini yang diambil merupakan kesimpulan dari kehendak semua pihak. Memusyawarahkan itu memberikan kebebasan seluas-luasnya untuk mengemukakan kritik. Asalkan kritik itu sifatnya membangun bukan saling menjatuhkan satu sama lain. Islam menetapkan syuro sebagai salah satu sendi kehidupan islam, dan mewujudkan seorang pemimpin untuk meminta pendapat atau bermusyawarah dengan orang lain. Islam juga mewujudkan umat untuk memberi nasihat. Bahkan islam menjadi nasihat sebagai gambaran dari seluruh agama. Nasihat itu bagi kaum muslimin. Islam juga menjadikan Amar Maruf Nahi Munkar sebagai kewajiban yang sudah pasti. Sesungguhnya islam lebih dulu menguatkan sendi-sendi demokrasi. Tapi rinciannya diserahkan kepada ijtihad orang-orang muslim sesuai dengan dasardasar agama. Permasalahan dunianya, perkembangan hidupnya menurut pertimbangan tetap dan waktu serta trend kehidupan manusia. Diantarnya kelebihan system demokarsi ialah menuntun beberapa bentuk dan saranna yang hingga kini sebagai satu-satunya system yang memberi jaminan keselamatan bagi rakyat, sekalupun system ini tidak lepas dari catatan dan kekurangan seperti lazimnya perbuatan manusia yang tidak lepas dari kekurangan. Pemiki dan para pemimpin diharapkan untuk mencari alternatif system lain yang lebih ideal dan
1
Ahmad Amir Aziz, Neo-Modernisme Islam di Indonesia, (Jakarta, : PT Rineka Cipta, 1999) hal. 63 69.
130
Yusuf, Qarhaway, Fiqih Daulah dalam perspektif Al-Quran dan Sunnah (Jakarta : Pustaka Al-Kaustar, 1997) hal. 191-192. 3 http://www konservatif..yahoo.com
131
Halim, Abdul M.A.2005. politik hukum islam di indonesia.jakarta: ciputat press.Hal 43 http://cispos.blogspot.com/2007/12/perbedaan-hukum-islam-dengan-hukum modern.html
132
133
Muhammad Imarah, , 1999. Islam dan Pluralitas. Jakarta : Gema Insani. Cet. 7 Hal 178 Ali Hasan,. 1996. Perbandingan Mazhab. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Hal 108
134
Muhamad Imarah. 1999. Islam dan Pluralitas. Jakarta : Gema Insani Press. Cet 7 Hal 184.
136
Shiddiq Amien,2008. Sebuah Virus Bernama Liberalisme, http://persis67benda.com/index.php? option=com_content&task=view&id=34&Itemid=13 11 Pengertian Konservatisme.http://groups.yahoo.com/group/apakabar/
137
Muchtar, Abdul Latefgerakan kembali ke islam warisa terahir A.latief muchtar(Remaja Rosdakarya, Bandung 1998) hal.191-192 13 Yusuf, Badri.2008. Persis dan Ahmadiyah. http://www.mui.or.id/konten/hikmah/persis-danahmadiyah
138
14
Muchtar, Abdul Latefgerakan kembali ke islam warisa terahir A.latief muchtar(Remaja Rosdakarya, Bandung 1998) hal.103-104
139
KELAHIRAN FUNDAMENTALISME ISLAM DALAM BERBAGAI KONTEK Usaha mempertegas prinsif dan ciri karakter aliran fundamentalis Oleh : Andri Kusnadi/06320143 Sent by andri_kusnadi91 - Jun 24, 2009 (Original Message) Kelahiran fundamentalisme Islam, secara umum, disemangati oleh suatu keinginan menegakkan tatanan Tuhan yang akan menggantikan tatanan sekularmoderen. Dalam konteks ini, fundamentalisme Islam muncul sebagai ideologi politik. Fundamentalisme Islam menjadi ideologi yang mendorong konflik, karena mencoba menyatukan budaya-budaya lokal yang berbeda dalam satu tatanan berdasarkan ideologi agama sesuai dengan visi mereka yang neo-absolutis. Fundamentalisme Islam sebagai gerakan politik, bukan Islam sebagai agama adalah contoh yang nyata. Secara umum, fundamentalisme Islam adalah satu gerakan moderen dan menerima banyak hal dari Barat. Dalam banyak hal, amat mengagetkan karena kelahiran fundamentalisme Islam yang utama adalah sebagai satu reaksi melawan trend westernisasi. Beberapa sarjana menulis bahwa faktor-faktor ketidakpuasan politik, ketidak merataan pembangunan, alienasi psikologis, urbanisasi yang tajam, krisis moral, seksualitas di masyarakat moderen merupakan background lahirnya fundamentalisme Islam. Ketidakpuasan politik merupakan faktor yang utama bagi
15
http://groups.yahoo.com/group/apakabar/
140
Ridwan http://www.interseksi.org/publications/essays/articles/fundamentalisme.html
17
al-Makassar:
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=126518
141
142
143
http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=126518
144
145
146
147
BUDAYA POLITIK DALAM PROSES DEMOKRASI DI INDONESIA Oleh: Arie Suryani/06320144 Sent by ariesuryani04 - Jun 24, 2009 (Original Message) Secara garis besar, proses domokrasi bisa dikaji dari dua tataran: tataran kelembagaan (institusionel), termasuk di dalamnya proses dan prosedur, dan tataran normatif, termasuk tataran budaya polotik yang kondusif. Jika tataran yang pertama lebih menekankan pada proses dan kelembagaan politik yang diperlukan untuk mewadahi dan memperlancar proses politik yang demokratis, maka pada tataran kedua yang di tekankan adalah subtansi dari apa yang disebut sebagai sebuah sistem politik demokratis. Ia menjadi faktor yang penting bagi terbentuknya wawasan, sikap, dan prilaku individu maupun kelompok dalam proses politik. Kedua tataran diatas jelas tak dapat di pisahkan satu sama lain sebab ia akan menyebabkan terjadinya kekosongan makna dan bahaya formalisme politik seperti yang sering dikemukakan oleh para pengkritik sistem demokrasi. Demokkrasi yang dimaksudkan oleh para pendiri Negara (the founding fathers) kita mencakup bukan hanya pengertian kelembagaan dan proses, tetapi juga mencakup wawasan, sikap, dan prilaku. Salah satu konsekwensi pemikiran demikian adalah perlu terjadinya suatu proses perubahan fundamental dalam landasan normatif kehidupan politik bangsa yang membedakan antara masa sebelum dan setelah kemerdekaan. Landasan tersebut bersumber baik dari dalam maupun dari luar khazanah cultural bangsa yang saling melengkapi dan menopang satu sama lain. Khazanah cultural dari dalam mencakup warisan nilai-nilai luhur yang berkaitan dengan hubungan antar-manusia, antara manusia dan alam, serta antara manusia dengan Tuhannya. Dari sinilah nilai-nilai normatif khas Indonesia menampakkan dirinya, seperti kegandrungan terhadap keselarasan sosial (social harmony), perdamaian, penghargaan terhadap nilai spiritual, dan seterusnya. Nilai-nilai ini, pada gilirannya, akan menyumbangkan nuansa-nuansa khas dalam perilaku bangsa Indonesia ketika mereka berkpirah dalam arena politik yang demokratis. Bila kita runut proses transformasi bidaya politik kita semenjak merdeka, maka masa Demokrasi Parlementer (DP) menyaksikan suatu upaya sosialisasi yang sungguh-sungguh praktek demokrasi sebagaimana dikenal di Negara-negara Barat modern. Para pendiri republik yang rata-rata aktif dalam perjuangan merebut kemerdekaan dan terjun dalam percaturan politik setelah itu, mencoba sekuat tenaga untuk tetap konsisten menerapkan apa yang seharusnya dilakukan di dalam sebuah sistem politik demokratis. Tumbuh dan berkembangnya orde baru diawali dengan sebuah tekad dan optimisme tinggi dari para pendirinya bahwa sistem politik demokratis sesuai dengan pancasila dan UUD 1945 mungkin dicapai dengan belajar dari kesalahankesalahan masa lalu. Kegagalan demokrasi pancasila untuk melakukan
148
. Muhammad A.S. Hikam, Islam Demokratisasi dan Pemberdayaan Civil Society, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm. 102-107 20 WordPress.com
149
150
admin@kendaripos.co.id | redaksi@kendaripos.co.id
151
152
Gerakan Salafi Radikal di Indonesia (Penyunting: Jamhari dan Jajang Jahroni). ilmiah.blogdrive.com/archive
153
154
GENDER DALAM EKONOMI Oleh : Dewi Sriwahyuni/06320148 Sent by wieny_de - Jun 24, 2009 (Original Message) Isu jender akhir-akhir ini semakin ramai dibicarakan, walaupun jender itu sendiri tidak jarang diartikan secara keliru. Kajian-kajian tentang jender memang tidak bisa dilepaskan dari kajian teologis. Hampir semua agama mempunyai perlakuan-perlakuan khusus terhadap kaum perempuan. Posisi perempuan di dalam beberapa agama dan kepercayaan ditempatkan sebagai the second sex, dan kalau agama mempersepsikan sesuatu biasanya dianggap sebagai "as it should be" (keadaan sebenarnya), bukannya "as it is" (apa adanya).26 Wacana keadilan dan keseteraan jender di tengah suasana penegakan syariat Islam, kembali mencuat. Meskipun bukan hal baru, namun tetap saja mengundang debat panjang. Pernyataan pro-kontra muncul menghiasi langit sejarah perjalanan panjang nasib kaum perempuan. Ternyata harus diakui, masih terlalu besar hambatan yang harus dilalui oleh siapapun yang ingin mengembalikan peran dan fungsi perempuan sebagaimana peran dan fungsi yang dimiliki dan dimainkan laki-laki.27 Dan banyak hal yang perlu diluruskan dalam persepsi masyarakat tentang perempuan. Terutama anggapan sadar dan bawah sadar bahwa kaum laki-laki lebih utama dari pada kaum prempuan. Semenjak dahulu kala, orang banyak berbicara tentang ketimpangan sosial berdasarkan jenis kelamin tetapi hasilnya belum banyak mengalami kemajuan. Sebenarnya untuk ukuran kemuliaan di sisi Tuhan adalah prestasi dan kualitas tanpa membedakan etnik dan jenis kelamin (Qs. al-Hujurat/49:13). Al-Qur'an tidak menganut faham the second sex yang memberikan keutamaan kepada jenis kelamin tertentu, atau the first ethnic, yang mengistimewakan suku tertentu. Pria dan wanita dan suku bangsa manapun mempunyai potensi yang sama untuk menjadi 'abid dan khalifah (Qs. alNisa'/4:124 dan Qs. al-Nahl/16:97).28 Para feminis telah banyak mencurahkan perhatian untuk mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan, tetapi tidak sedikit perempuan merasa enjoy di atas keprihatinan para feminis tersebut. Mereka percaya bahwa perempuan ideal ialah mereka yang bisa hidup di atas kodratnya sebagai perempuan, dan kodrat itu dipahami sebagai takdir (divine creation), bukan konstruksi masyarakat (social consttuction).29 Sebenarnya Islam memberikan peluang kepada perempuan untuk berkarya lebih besar, baik di dalam maupun di luar rumah. Al-Qur'an tidak memberikan penegasan tentang unsur dan asal-usul kejadian laki-laki dan perempuan, tidak juga mengenal konsep dosa warisan, dan skandal buah terlarang adalah tanggung
26
27
http://media.isnet.org/islam/Paramadina/Jurnal/5kaki.html Artikel duik, Kesetaraan Gender versi Islam 28 Konsep Kesetaraan Jender dalam al-Qur'an Menurut Nasaruddin Umar, Redaktur Pelaksana Jurnal Pemikiran Islam Paramadina 29 Ibid, hlm 1
155
http://friscajohar16.wordpress.com/2009/05/24/keterlibatan-perempuan-dalam-ekonomi-dankeluarga/
156
ISLAM LIBERAL DI INDONESIA Oleh : Diana Qoudarsi (06320149) Sent by ezadiva_dq - Jun 24, 2009 (Original Message) Pemikiran Islam berkembang sesuai dengan perkembangan sejarah manusia dan perkembangan zaman. Karena ada berbagai masalah yang timbul dalam pengaruh pemikiran Islam, sehingga ada kelompok yang berusaha memberikan perubahan terhadap wajah Islam dalam pemikirannya, kelompok ini adalah Islam Liberal.31 Islam Liberal lahir di Indonesia dan mulai aktif pada tahun 2001 yang didirikan di Jakarta, dengan tokoh utamanya ialah Nurcholish Madjid. Dan para anggota Islam Liberal mulai mengembangkan gagasannya dengan istilah Jaringan Islam liberal, yang disingkat dengan JIL. Mereka mulai melakukan kegiatannya melalui diskusi lewat internet. Lalu, mulai melakukan berbagai wawancara dan diskusi-diskusi lainnya, baik melalui media cetak maupun media elektronik. Tujuannya yaitu untuk menyebarkan dan memperkenalkan beberapa gagasan atau ide dari pemikiran Islam Liberal tersebut.32 Akar pemikiran Liberal adalah salah satu nama dari ideologi pemikiran Barat, yaitu pemikiran yang memisahkan atau membedakan urusan agama dengan kehidupan (urusan Negara), yang sama dengan pemikiran Sekularisme. Sehingga, sekularisme inilah yang menjadi akar dan sebagai acaun bagi pemikiran liberalisme.33 Pemikiran Islam liberal yang mulai dibawakan di Indonesia tidak selamanya diterima begitu saja oleh kalangan Muslim di Indonesia. Karena sebagian besar umat Muslim di Indonesia, ada yang menunjukkan sikap penolakkan terhadap pemikiran Islam Liberal tersebut. Adapun salah satu yang menolaknya yaitu Hizbut Tahrir terhadap pemikiran Islam Liberal itu. Karena menurutnya, ada suatu ketidakjelasan dari cara dan landasan dalam pemikiran yang sedang dikembangkan oleh Islam liberal ini, bahwa dalam ide atau gagasan yang sedang dikembangkannya tersebut adalah suatu bentuk atau konsepsi asing yang berusaha untuk menghancurkan dan menyesatkan Islam melalui Islam Liberal tersebut. Ini karena, Islam liberal merupakan suatu bentuk pengaruh dari ide-ide pemikiran yang dikembangkan di dunia Barat, sehingga pandangan Islam di Indonesia bertolak belakang dengan pemikiran Islam liberal yang ingin mengembangkan gagasan atau ide pemikiran yang maju, modern, dan bebas.34 Jaringan Islam Liberal (JIL) didirikan sebagai penghubung dan sebagai komunitas organisasi dan para aktivis Islam liberal yang ada di Indonesia, dengan
31
Yuli Fitriah, Perkembangan Islam Liberal di Indonesia, (jam 10:24, 8 Juni 2009), http://karyailmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/791 32 Adian Husaini, M.A dan Nuim Hidayat, Islam Liberal, (Jakarta: Gema Insani, 2002), cet. ke-1, hlm. 4-5 33 KH. M. Shiddiq Al-Jawi, Akar Sejarah Pemikiran Liberal, (jam 10:02, 2 Agustus 2008), http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/02/akar-sejarah-pemikiran-liberal/ 34 Yuli Fitriah, Op.Cit., http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/sejarah/article/view/791
157
PENGARUH KONSERVATISME PADA ISLAM Oleh : Fauziah Shofiyani/06320152 Sent by so_viey - Jun 23, 2009 (Original Message) A. Pengertian Konservatisme Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa latin, conservare, melestarikan, menjaga, memelihara dan mengamalkan.39
35
Kikil, Cerita Panjang Sejarah Islam Liberal, http://www.kikil.org/forum/Thread-cerita-panjangsejarah-islam-liberal 36 KH. M. Shiddiq Al-Jawi, Op.Cit., http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/02/akar-sejarah-pemikiranliberal/ 37 Adian Husaini, M.A dan Nuim Hidayat, Op.Cit., hlm. 38-39 38 KH. M. Shiddiq Al-Jawi, Op.Cit., http://hizbut-tahrir.or.id/2008/08/02/akar-sejarah-pemikiranliberal/ 39 Id. Wikipedia. Org/wiki/konservatisme
158
http://groups.yahoo.com/group/apakabar/ M. Syafei Anwar, pemikiran dan aksi islam Indonesia, 1995, hal: 41
159
Ibid, hal: 218 James Piscatori. Ekspresi Politik Muslim, 1998, hal: 41
160
ISLAM DAN FUNDAMENTALISME PROGRAM SOSIAL PARTAI FUNDAMENTALIS Oleh : Fify Fikriyah ( 06320153 ) Sent by afkariyah - Jun 24, 2009 (Original Message) 1. Pendidikan Panduan Teoretis, Secara teoritis dapat dikatakan bahwa pandanganpandangan dasar fundamentalisme yang cenderung menafsirkan doktrin secara literalis dan pandangannya yang pesimis terhadap pluralisme mempengaruhi program mereka dalam bidang pendidikan. Penggunaan symbol-simbol formal dan distinktif oleh tokoh-tokoh fundamentalisme, membawa mereka untuk memberi sebutan Islam kepada system pendidikannya. Komitmen yang kuat kepada nilai-nilai keagamaan, mendorong partai fundamentalisme pada umumnya untuk memberikan keutamaan kepada pendidikan agama. Penafsiran yang cenderung literalis dalam menafsirkan doktrin juga mempengaruhi system pendidikan dan kurikulum pendidikan antara pelajar laki-laki dan wanita. Kita akan melihat rumusan teoretis ini dalam kasus empiris, yaitu program bidang pendidikan yang dirumuskan oleh Jamaat Islami. Jamaat Islami dan Pendidikan Jamaat Islami, merencanakan agar pendidikan di Pakistan didasarkan kepada ideologi Islam dan dirumuskan ke dalam system pendidikan Islam yang akan berlaku di seluruh propinsi di Negara itu. System pendidikan Islam itu dimaksudkan untuk mempersiapkan warganegara menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan.44 Jamaat Islami merencanakan agar pendidikan dasar dibuka secara luas di Pakistan untuk memberantas buta-huruf di Negara itu. Ia juga menyusun program pendidikan gratis bagi semua warga Negara, setidaknya sampai ke tingkat pendidikan menengah. Pada tingkat pendidikan tinggi, Jamaat Islami menginginkan adanya kebebasan mimbar akademis.45 Sejalan dengan pandangan dasar fundamentalisme, Jamaat Islami menolak sistem pendidikan koedukasi yang diwariskan oleh pemerintah colonial Inggris. Jamaat Islami
44 45
161
Ibid Ibid
162
Mawdudi, Purdah And The Status of Woman In Islam. Lahore : Islamic Publication, Cetakan ulang, 1990, hlm. 78-79 49 Manifesto Jamaat Islami (1958) 50 Mawdudi, Purdah And The status of Woman In Islam, hlm.146 51 Al-Quran, Surah al-Nisa/4:34. Lihat Maududi, Purdah And The Status of Woman In Islam, hlm.144
163
Mawdudi, Purdah And The Status of Woman In Islam, hlm. 145-147. Mawdudi, Islamic Law And Constitution, hlm.322 54 Ibid
164
165
ORIENTALIS TERHADAP ISLAM LIBERALISME Oleh : Muhammad Hilman/06320162 Sent by ca_ail.mtv27 - Jun 24, 2009 (Original Message) Suatu ilmu pengetahuan tentang ketimuran atau tentang budaya timur yang biasa dipelajari oleh orang-orang non-arab baik dari segi bahasa agama, sejarah,adat dll. Setiap orang yang mempelajari ilmuan barat segala sesuatu tentang ketimuran itu disebut orientalis. Disini akan mengulas sedikit tentang sejarah dan munculnya orientalis dengan tujunannya terhadap islam liberal. Orientalis sudah ada pada saat orang kristen sedang mengumpulkan berbagai ilmu diberbagai daerah dan dibantu oleh beberapa pendeta geraja dekat kota toledo kemudian mempelajari Alquran dan menterjemahkan dalam bahasa mereka lalu berguru pada para ulama-ulama diAndalusia khususnya berbagai ilmu filsafat kedokteran dan matematik belajar. sampai abad 18 menjajah negeri islam dengan sejumlah ilmuan barat banyak yang menjadikan kajian tentang dunia timur. Setelah munculnya orientalis dari berbagai faktor agama kolonialisme politik dan faktor keilmuan sehingga orientalis berkembang dan mempunyai misi yang sama dengan misionarisme yaitu dua pekerjaan yang memiliki satu tujuan seperti memusnahkan islam.55 Pengaruh Kristen Orientalis Terhadap Islam Liberal JIL alias Jaringan Islam Liberal merupakan kelompok atau komunitas intelektual Islam yang dalam beberapa hal memiliki pemikiran yang liberal dan sekuler atau biasa juga disebut berbeda. Terutama menyangkut pemikiran ke Islaman yang oleh kalangan Islam tradisional atau juga modern diyakini merupakan sesuatu yang sudah baku. Misalnya soal sekularisasi, otentisitas Al Our;an ada tidaknya syariat Islam, termasuk juga soal teologi atau keTuhanan, JIL
55
Htt://abunahidh.multiply.com/jurnal/item/32
166
.Armas, Adnin, Pengaruh Kristen-Orientalis Terhadap Islam Liberal : Dialog Interaktif dengan Aktivis Jaringan Islam Liberal, (Jakarta : Gema Insani Press), 2003
167
168
http://www.waspadailah.com/read/dialog-interaktif-dengan-aktivis-jil/
169
Kekerasan-identik dengan golongan fundamentalisme yang bertindak radikal, betapa tidak mereka yang menganut paham ini selalu berfikir dasar. Sehingga dalm menganalisa persoalan tanpa tafsir. Istilah tersebut murni datang dari Islam ataukah istilah kaum orientalis untuk merancukan pemahamn umat terhadap Islam? catatan ringkas dibawah ini berusaha untuk menguak tabir yang selama ini menyelubungi makna fundamentalisme Memasuki milenium abad ke21, Indonesia negeri tercinta ini mengalami perubahan atas pengaruh ini, fenomena tersebut bersentuhan dalam konteks sosial-politik-ekonomi-seni-budaya dan agama. Kasus penganiyaan terhadap kyai yang dilakukan Komando Laskar Islam (KLI) dan Front Pembela Islam (FPI) terhadap Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) 1 Juni 200858 sungguh menghentakkan bangsa ini. Sangat disayangkan, organisasi yang mengatasnamakan agama sebagai ideologi melakukan tindakan anarki dan kekerasan. Oleh publik awam, agama dianggap berada di balik aksi nan anarkistis tersebut. Agama yang sesungguhnya memiliki arti sangat ideal sebagai perekat tali persaudaraan ternyata berbalik arah menjadi alat legitimasi perilaku yang amat menakutkan dan mengerikan. Dalam konteks ini, siapa yang sebenarnya bertanggung jawab atas aksi kekerasan tersebut? Agama ataukah para penganutnya yang melakukan tindak kekerasan? Tidak ada satu pun agama di dunia ini yang mengajarkan dan memperbolehkan kekerasan, termasuk di dalam Islam. Agama hadir untuk menciptakan perdamaian di dunia. Fundamentalisme agamalah yang selama ini disebut sebagai akar kekerasan. Dalam perjalanan sejarah yang panjang, agama ditumbuhi fenomena fundamentalisme. Publik-masyarakat luas sepakat bahwa aliran yang menganggap adanya nabi setelah Muhamad SAW merupakan aliran yang sesat harus ditertibkan, tetapi hal ini banyak yang menyayangkan atas tindak kekerasan ini karena menimbukan citra negative atas islam. Dalam al-Quran jelas ditegaskan bahwa segala mereka yang telah kami berikan Al-Kitab, baik dari golongan Yahudi, maupun dari Nasrani, mengakui bahwa Al-Quran itu Haq yang diturunkan dari sisi Allah, melengkapi cahaya dan petunjuk dan kitab-kitabnya mengandung basjarah dan petunjuk tentang kenabian muhamad yang tidak tesembunyi lagi nama-nama di masa Al-Quran sedang diturunkan59. Indiksi adanya Budaya Kekearasan di tengah masyarakat, tampak menjadi panorama sosial yang tidak mudah dicari jalan keluarnya. Terlebih lagi, jika berkaitan dengan masalah-masalah hukum publik, hak asasi manusia (HAM) dan persoalan agama. Jangan jadikan masyarakat luas menjadi korban sosial dengan memperdagangkan agama. Kekerasan Agama Dalam bukunya yang berjudul Kekerasan Agama Tanpa Agama, Thomas Santoso mengatakan bahwa menurut pendapat para ahli biologi, fisiologi,
58
59
Ash-Shiddieqy, I.M. M. Husbi, Prof. Tafsir Al-Quran. 1964. Bulan Bintang, hal:8
170
171
172
Harun Nasution, Hak Azazi Manusia dalam Islam, (Bogor: Yayasan Bogor Indonesia, 1995), hlm. 248
173
http://www.pesantrenvirtual.com/jender/002.shtml
174
175
176
177
178
KERAGAMAN DALAM ISLAM Ulil Absar Abdalah) Oleh : Khusni Thamrin/06320159 Sent by khusni.nezuz - Jun 24, 2009 (Original Message) Keragaman atau pluralitas adalah sebuah realitas sosial yang tidak bisa di pungkiri.karena merupakan sunatullah.keberagaman atau pluralitas sanggat erat hubunganya dengan kehidupan manusia dalam bermasyarakat.Dalam pemaparan ini akan di paparkan bagaimana islam memandang sebuah pluralitas di dalam dunia islam sendiridan pluralitas di lingkungan luar agama islam.Tidak jarang sikap kita terhadap keragaan di dalam diri agama islamkurang mendapat respon yang baik,malah terkadang apabila keberagaman itu terdapat di luar agama islamterasa lebih di hormati. Allah telah berfirman Ya ayyuhannas inna khalaqnakum min dzakarinwa untsa wa jaalnakum syuban wa qobaila litaaruf yang artinya:wahai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan
179
180
Ibid,hal117-118
181
Drs. Atang Abd. Hakim dan Jaih Mubarak. Metodologi Study Islam.1999. Hal :28
182
www. Wikipedia. Sunan Kalijaga. Com Dr.Purwadi, M.Hum. dkk. 2007, Dakwah Wali Sanga ( Penyebaran Islam Barbasis kultural ditanah Jawa), Yogyakarta
183
ISLAM DAN BUDAYA DI JAWA Oleh : Maria B. Rahmatika/06320161 Sent by tieca_unyun - Jun 24, 2009 (Original Message) Menurut sebagian pengamat Ilmu Agama, berdasarkan tingkat keimanannya, Islam di Jawa dibagi menjadi dua. Islam Santri dan Islam Abangan. Kegiatan ritual keagamaan keduanya menunjukkan perbedaan, oleh karena itu muncullah istilah tersebut. Islam yang mula-mula berkembang di Indonesia khususnya Jawa adalah Islam yang dibawa oleh orang-orang Persia dan India melalui jalur perdagangan yang sangat kental dengan tradisi mistik. 73 Islam mistis lebih berorientasi pada dimensi esoteris (batin) dibanding dimensi eksoteris (lahir). Ini berbeda dengan Islam yang datang pada gelombang kedua yaitu Islam reformis yang dibawa oleh
73
Zaini Muchtarom, 1988, Santri dan Abangan di Jawa, Jilid II, Jakarta: INIS, hlm. 18
184
74
185
PLURALISME BERAGAMA MASYARAKAT INDONESIA DALAM PERSFEKTIF NURCHOLISH MADJID (CAK NUR) Oleh : Nurlaela/06320165 Sent by el_marvioca2000 - Jun 24, 2009 (Original Message) Berbicara tentang pluralisme beragama rasanya tidak bisa terlepas dari tokoh yang bernama Nurcholish Madjid atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cak Nur. Ia adalah seorang doctor lulusan universitas Chicago (1984).78 Beliau adalah cendekiawan muslim yang dalam beberapa tulisannya membahas tentang pluralisme agama.
75 76
J.W.M. Bakker, 1976, Agama Asli Indonesia, Yogyakarta: Puskat, hlm. 217-218. http//www.sedya_sentosa@yahoo.co.id, Agami Jawi:Religiusitas Islam Sinkretis 77 Edi Sedyawati et al, 1993, Sejarah Kebudayaan Jawa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, hlm. 54. 78 Jalaludin Rahmat. Tharekat Nurcholishy. 2001. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. Hlm. 392.
186
Pius A. Partanto, M Dahlan Al-Barry. 1994. Kamus Ilmiah Popular. Surabaya.. Arkola. Hlm. 604 80 Jalaludin Rahmat. Ibid. Hlm.393, 81 Ibid. hlm. 394. 82 Nurcholish Madjid. 1997. Masyarakat Religius. Jakarta : PT Amanah Putra Usantara. Hlm.35 83 Budhy Munawar-Rachman. Islam dan Pluralisme Nurcholish Madjid. 2007. Jakarta: Universitas Paramadina. Hlm 157
187
84
M. Imdadun. Rahmat. 2003. Islam PribumiMendialogkan Agama Membaca Realitas. Jakarta: Erlangga. 85 Jalaludin Rahmat. Ibid. hlm. 395 86 Nurcholish Madjid at all. Agama dan Dialog Antar Perbedaan.1996. Jakarta : Paramadina. Hlm. 44
188
PARTAI JAMA'AT-I-ISLAMI DI PAKISTAN Oleh : Nurlaela/06320166 Sent by laela_stain - Jun 25, 2009 (Original Message) Partai ini didirikan pada tanggal 21 agustus 1941.partai itu kemudian memindahkan markasnya dan memusatkan aktivitas politiknya di Pakistan.inisatif pembentukan itu datang dari seorang tokoh yaitu Sayyid Abu A'la Mawdudi.Beliau lahir di Heyderabad ,Deccan ,India selatan pada tahun 1903 dan wafat di Amerika serikat pada tahun 1979.Dia memperoleh pandidikan agama secara tradisional di dua madrasah yaitu madrasah fawqaniyah dan madrasah darul ulum di Heyderabad.Tujuanny a meneruskan perguruan tinggi agama tidak terlaksana ketika bapaknya meninggal dunia.Kemauannya yang kuat untuk belajar di tambah dengan kemahiran berbahasa Urdu,Arab dan Inggris memungkinkan dirinya untuk belajar sendiri.dia bukan saja berminat mengkaji agama tetapi juga falsafah,ilmu sosialdan ekonomi.87 Pada awal pembentukanya partai ini bersaing dengan Indian liga muslim,karena perbedaan persepsi mereka dalam menyelesaikan konflik Hindu-Muslim di India.India adalah negeri mayoritas Hindu yang ketika itu sedang berjuang mencapai kemerdekaan dari pihak Inggris. Pada saat dekade menjelang kemerdekaan muncul gagasan dari partai liga muslim untuk membagi India mejadi dua Negara.India menjadi kawasan mayoritas Hindu dan Pakistan menjadi kawasan muslim.jamaat -i-islami termasuk partai yang tidak sepndapat dengan gagasan ini karena perbedaan idiologisnya dengan liga muslim.Tetapi rencana membentuk Pakistan mendapat tantangan dari berbagai pihak.bukan hanya dari Indian Congress dan Hindu Mahasabha sebagai penentang utama tetapi juga organisasi kalangan ulama yang menganut paham tradisionalis yang terbesar di India yaitu jamaat-i-Ulama Hind(Organisasi Alim Ulama Indian).88 Kasus jamaat Islami mengindikasihkan bahwa inisiatif pembentukan partai fundamentalis datang dari tokoh secara orang-perorangan. Sebagaimana partai fundamentalis didirikan sebagai reaksi terhadap suasana pergerakan politik yang di dominasi oleh golongan sekuler maupun golongan modernis.Pandanganpandangan dasar fundamentalisme mengenai sifat pengatura doktrin,pembatasan ijtihad ,pandangan yang pesimis terhadap pluralisme dan keengganannya untuk berkompromi denga pihak-pihak lain jelas mempengaruhi motif pembentukan partai itu.Mawdudi telah menunjukan bahwa dia tidak puas dengan Liga muslim baik dari sisi ideologinya, tujuanya maupun cara-cara partai itu berjuang. Perhatian Liga muslim kepada persoalan-persoalan keagamaan pada umumnya dan nasib kaum di Negara-negara di luar India hampir tidak terasa. 89 Karena itulah dengan sikap keras Mawdudi yang beberapa kali menuduh perjuangan muslim tidak bersifat islami tetapi lebih bercorak perjuangan ashabiah qowmiyah[fanatic etnis].Mawdudi menyatakan bahwa suatu pergerakan islam
87
88
Maryam Jameelah,Who is Maudoodi?Lahore:Islamic publication,1979,hlm.3- 4. Ziya ul-Hasan Faruki,The deoband School and the demand for Pakistan, Lahore :Proogressive, 1980. 89 Tarjuman al-Qur'an,April 1941
189
HIZBUT TAHRIR INDONESIA (Suatu kajian dengan pendekatan history) Oleh : Resty Utami Sent by rest_tami - Jun 23, 2009 (Original Message)
90
Ibid
190
Radikalisme muncul sebagi akibat dari adanya diskriminasi, invasi barat, dan pelanggaran terhadap syariat islam. 92 Abu Haris.2005.www.archive-mail.com/assunah@yahoogroups.com. 93 http://ms.wikipedia.org/wiki/syekh_Taqiyuddin_An_Nabhani
191
94 95
Afadlal,Islam dan Radikalisme di Indonesia,2005,hlm 266 HTI_Press,ww.hizbut-tahrir.or.id,2009 96 Ibid 97 He-Man,http://www.mail-archive.com/majelismuda@yahoogroups.com./msg 01748.html 98 ibid
192
Muhammad Imarah, Islam dan Pluralitas (Jakarta : Gema Insani, 1999), cetakan ke-7. Hal 86. Ibid, hal 193-196
193
Ibid, hal 197 Marzuki Wahid (editor), Jejak-jejak Islam Politik, Sinopsis Sejumlah Studi Islam Indonesia (Jakarta : DITPERTAIS, 2004), cetakan pertama hal 60.
194
195
PERKEMBANGAN ISLAM DALAM PERSPEKTIF GENDER DI MINANGKABAU Oleh : Saelah Nurlaela/06320171 Sent by sha_e05 - Jun 24, 2009 (Original Message) I. PENDAHULUAN Kaum Muslim bersepakat bahw Islam mencakup sekumpulan ajaran dan praktik yang oleh orang Islam diakui berasal dari Islam. Namun demikian, dalam tiap masyarakat Muslim, perkembangan Islam mempunyai sejarah unik, yang dibangun berdasarkan dialog dan terkadang pergumulan degan kaum Muslim lainnya, baik di dalam maupun di luar komunitas tertentu. Baru belakangan ini saja perhatian diberikan kepada penggabungan Islam ke dalam masyarakat dari perspektif gender, dengan penekanan diberikan kepada kontribusi kaum perempuan terhadap vitalitas tradisi keagamaan.104 Dialog internal kaum Muslim di masyarakat Minangkabau memiliki nuansa gender seperti ini. Dimana kaum perempuan mempunyai kontribusi dalam penggabungan terus-menerus ajaran Islam ke dalam masyarakat Muslim yang Matrilinial, khususnya dalam bidang pendidikan. Sistem matrilineal adalah suatu sistem yang mengatur kehidupan dan ketertiban suatu masyarakat yang terikat dalam suatu jalinan kekerabatan dalam garis ibu. Seorang anak laki-laki atau perempuan merupakan klen dari perkauman ibu bukan ayah.105 Bagi masyarakat Minangkabau, Islam merupakan keyakinan agama yang merembas masuk ke dalam pengetahuan, perilaku, dan makna budaya. Di Minangkabau, corak Islam menjadi sumber konflik yang serius pada awal abad ke sembilan belas serta menjadi basis perdebatan pada sepanjang abad kedua puluh. Dimana terdapat dua aspek perkembangan Islam di Minangkabau, yaitu : sumbangan pendidikan terhadap perkembangan dan ekspresi Islam, dan keterlibatan kaum perempuan kelas menengah kota Mnagkabau dalam mentransformasikan pendidikan Islam dan bentuk konstruksi tentang Islam, gender, adapt dan modernitas.106 II. PEMBAHASAN A. Membangun Komunitas Muslim Pada awal abad kedua puluh, kaum perempuan Minangkabau terlibat dalam arus utama perdebatan Islam reformis mengenai corak yang pas masa depan masyarakat baru Minangkabau yang setia pada Islam dan kemajuan. Kaum perempuan Minangkabau berpendapat bahwa mereka tidak dapat meraih keuntungan yang sebesar-besarnya dari potensi mereka seperti yang dinisbatkan kepada mereka oleh Islam modernis dan prospek kewarganegaraan dalam sebuah bangsa baru. Hal ini disebabkan karena kurangnya akses mereka kepada
104 105
Woodward. Mark R., Jalan Baru Islam, (Bandung: Mizan, 1998), hlm. 207 http//:www.minangforum.com/ 106 Ibid. hlm.207-208
196
197
198
ANTARA SYURA DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM <Kajian Mengenai Persamaan Dan Perbedaan Sebagi Sebuah Pengantar> Oleh : Samsul Ma`arif/06320173 Sent by funky_21abis - Jun 24, 2009 (Original Message) Banyak upaya dari kalangan ilmuwan untuk mempertemukan konsep syura dan demokrasi, meskipun keduanya berangkat dari sejarah dan latar belakang yang berbeda. Namun menerima atau tidak persamaan dan perbedaan terdapat dari keduanya. Syura merupakan sebuah istilah agama yang penuh dengan nilai-nilai profetis, sementara demokrasi merupakan hasil ijtihad menusia yang tidak luput dari berbagai kekurangan. Kajian mengenai demokrasi dan syuro mungkin kita sudah banyak menemukan dalam tulisan-tulisan para pemikir islam yang mengulas sekelumit tentang permasalahan-permaslahan tersebut, permasalahan yang menjadi perdebatan para pemikir islam antara lain tentang perbedaan dan persamaan syura dan demokrasi dalam islam, pendapat para cendikiawan muslim yang banyak mengutip tentang keduanya banyak bercerita penolakan bahwa syuro bukanlah demokrasi ataupun pendapat yang sepakat mengenai istilah syuro sama dengan demokrasi. Syuro dan demokrasi merupakan sebuah istilah yang hamper mempunyai kesamaan di dalamnya baik dalam prosesnya maupun dari prinsip teknisnya. Intinya demokrasi dan syura adalah sebuah proses diskursus dalam memcahkan suatu permasalahan dengan cara bermusyawarah sebagai upaya bersama dalam mencapai kesepakatan. Namun banyak terdapat perbedaan dan persamaan antar keduanya. Saya mencoba mengantarkan tentang sejarah timbul dan perkembangan demokrasi dari masa Yunani hingga abad modern dan sejarah nilai-nilai sosial syura yang sarat dengan pemenuhan kebutuhan sosial manusia. Tentu saja tulisan ini sekaligus akan menggambarkan sisi lemah demokrasi dalam Islam sebagai
199
M. Shiddiq Al-Jawi. Syura Bukan Demokrasi. Sumber: http://hati.unit.itb.ac.id/?p=89 Ibid. 114 Jurnal Al-Afkar, Edisi VI,Tahun ke 5 : Juli-Desember 2002
200
http://putvi.multiply.com/journal/item/12 M. Syafii anwar, Pemikiran Dan Aksi Islam Indonesia, (Jakarta: Paramadina, 1995), hlm.222227
201
202
Ibid, Jurnal Al-Afkar M. Imadun Rahmat. Islam Pribumi, 2003. hal 134 121 Mabni Darsi, MA, http://www.eramuslim.com/suara-kita/pemuda-mahasiswa/mabni-darsi-maalumnus-nternational-islamic-university-pakistan-negara-islam-dalam-pemikiran-politik-gerakanislam-kontemporer.htm 122 tandas pakar tafsir Prof Dr HM Quraish Shihab http://www.republika.co.id/berita/25960/Prof_Dr_HM_Quraish_Shihab_Islam_Mensyaratkan_De mokrasi
203
204
1. Clifford greeta. Tafsir Kebudayaan.( Yogyakarta: Kanisius.1992)hlm: 15 2. Muhaimin. Kawasan dan Wawasan Study Islam.( Jakarta: Prenada media.2005)hlm: 333-334
205
3.E.K.M.Masinambow. Hukum dan Kemajemukan Budaya.( Jakarta: Yayasan obor Indonesia. 2003) hlm: 10 126 4. Edy sedyawati. Budaya Indonesia Kajian Arkeolog Seni dan Sejarah.( Jakarta : PT Raja grapindo persada. 2006 ) hlm:124 127 5. Claude levi strauss. Ras dan Sejarah.( Yogyakarta: LKiS Yogyakarta.2000) hlm 6
206
6. http: //Immasjid.com/cetak php?Id:149 Dr. Farag Faudah (Farag Faudah 1945 1993) adalah wakil dari kelompok khalafullah dalam menghadapi wakil kelompok islam yaitu Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Muhammad Al-Ma;mum Al-hudaibi dan Dr. Muhammad Imarah dalam acara debat islam dan secular yangkedua, 1992 Debat pertama dilaksanakan 1987 M/147 H, pihak islam diwakili oleh Syaikh Muhammad AlGhazali dan Dr. Yusuf Al-Qaradhawi berhadapan dengan pihak secular yang diwakili Dr. Fuad Zakaria. Kemudian dalam kasus terbunuhnya Dr. Faraq Fuadah April 1993, Syaikh Muhammad Al-Ghazali didatangkan di pengadilan sebagai saksi ahli (hokum islam), Juli 1993 di Mesir. Kesaksian Syaikh Muhammad Al-ghazali cukup membuat kelabakan pihak secular, karena menurut Syaikh Muhammad Al-Ghazali, secular itu hukumnya adalah keluar dari islam. (Lihat Hartono Ahmad Jaiz, Bila Hak Muslimin Dirampas, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 1994 M/1415 H, hlm. 89)
207
130
Menteri agama RI pertama, dulu bernama Saridi, lalu diubah oleh gurunya Syaikh Ahmad Surkati waktu sekolah di Al-Irsyad menjadi Rasyidi. Lihat buku 70 tahun H.M Rasyidi
208
RADIKALISME PEMBEBASAN DIRI Oleh : Sutinih/06320176 Sent by sutinih_g26 - Jun 24, 2009 (Original Message) Tokohnya yaitu Sayyid Quthb, dia dianggap radikal bukan hanya karena dia mensela semua pemerintah muslim yang ada, tetapi karena dia berbicara mengenai pembebasan umat manusia dari semua yang dapat menghalangi potensi yang telah diciptakan Tuhan bagi mereka. Pemikirannya merupakan kebangkitan pemikir-pemikir lain dalam pembicaraan tentang hal-hal praktis, juga islam sebagai arus pengalaman sejarah dan bukan sebagai sebuah ideal. Pemikira Quthb mengilhami gerakan Sunni Radikal di Mesir dan seluruh dunia Arab. Quthb lahir di Propinsi Asyut Mesir tahun 1906. Dia pertama kali belajar Al-Quran di Desanya di Qaha dan berhasil hafal Al-Quran pada umur 10 tahun, pada usia 13 tahun dia pindah bersama orang tuanya ke Helwan daerah pinggiran Kairo Selatan. Dia msuk sekolah lanjutan di Kairo pada tahun 1929. Saat berumur 16 tahun dia masuk ke Dar Al-Ulum yang akhirnya menjadi universitas kairo, dia belajar pada Abbas Mahmud Al-Aqqad yaitu salah seorang pelopor liberalisme Mesir. 131 Setelah merampungkan pedidikannya dia bergabung dengan Ikhwal muslimin, yaitu pergerakkan yang didirikan tahun 1920 dan di tahun 1940 menjadi satu-satunya kekuatan politik terbesar di Mesir. Dedikasi Sayyid Quthb pada pembangunan dan penyebaran islam versi radikal dari akhir tahun 1970 hingga kematiannya pada tahun 1996 menempatkan dirinya dalam situasi pertentangan tidak hanya imperialis barat, tetapi juga dengan Rezim Modernis Gamal Abdul Naser. Pada mulanya Nasser mendukung Ikhwanul muslimin dan membebaskan para pemimpin dari penjara. Akan tetapi, kemudianm saling curiga diantara rezim tersebut dengan ikhwanul Muslim berujung pada perselisihan tajam pada akhir tahun 1954. Ikhwanul muslim lantas dinyatakan terlarang dan para pemimpinnya termasuk Sayyid Quthb, juga para propagandis dan editor jurnal kelompok dijebloskan ke dalam penjara. Visi Quthb tentang keterbatasan potensi manusia menjadikan dirinya seorang radikal. Dia berpendapat bahwa umat manusia mampu mencapai kedamaian dalam diri mereka sendiri dan menyeimbangkan pemikiran terdalam mereka dengan kebutuhan-kebutuhan yang secara fundamental asing bagi mereka baik bersifat biologis maupun sosial. DAFTAR PUSTAKA Robert. 1997. Mencari Islam Autentik. Bandung: Penerbit Mizan
SEJARAH DEMOKRASI
131
William she pard. The Development of the thought of sayyid Quthb as Refiected in earlier and Later edition of social justice in Islam dalam Die weltdes islam (32, 2 (1992)) hlm. 198
209
Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudhistira, 2007) hlm. 105 Jimly Asshiddiqie, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, (Jakarta: Konstitusi Press, 2006), hlm. 335-336 134 Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, loc. cit.
210
http://www.gaulislam.com/sejarah-kelam-demokrasi Agus Dwiyono, Kewarganegaraan SMP Kelas VIII, op. cit , hlm. 105-106 137 M. Qasim Mathar, Umat Beragama di Alam http://www.komunitasdemokrasi.or.id/printerfriendly.php?id=246_0_14_0
Demokrasi,
211
M. Qasim Mathar, Umat Beragama di Alam http://www.komunitasdemokrasi.or.id/printerfriendly.php?id=246_0_14_0 139 Verdinand, Memilih Demokrasi untuk Indonesia, http://portalhi.web.id/?p=47
Demokrasi,
212
David Sagiv, Islam Otentisitas Liberalisme.(LKiS Yogyakarta, Cetakan I, oktober 1997), hlm. 8-9. 141 Ibid., hlm. 12
213
214
215
216
. RM. Burrell, fundamentalisme islam, bandung, pustaka pelajar, 1995, hal 14 DR. Daud rasyid. MA, islam dalam berbagai dimensi , jakarta, gema insani press, 1998,hal 247
217
.DR. Daud rasyid. MA, islam dalam berbagai dimensi , jakarta, gema insani press, 1998 hal 250-254.
218
Ny. Muslim binti Muskitawati. Islam Kejawen Adalah Aliran Islam Bukan Aliran Kristen !!!. http://www.mail-archive.com/cikeas@yahoogroups.com/msg00213.html 147 Dali Perdana, Mengapa Harus Ada Islam Kejawen. http://martabakmanis.multiply.com/journal/item/55/ISLAM_KEJAWEN
219
3. 4. 5. 6.
220
221
222
Http : //fathulmudin1983,wordpress.com/2008/06/04/menggali-kekuatan-masa-nu IAIN dan STAIN berubah menjadi universitas islam negeri yaitu UIN Syarif hidayatullah Jakarta, UIN Kalijaga Yogyakarta,UIN bandung,Makasar,dan Pekan baru.
224
ISLAM LIBERAL ANTI ISLAM KAFFAH? <Serta Pandangan dan Profil Ulil Abshar Abdala (Pendiri JIL)> Oleh : Muhammad Ziyad/06320164 Sent by zie_style7 - Jun 23, 2009 (Original Message) Profil Uli Abshar Abdala Islam liberal pada awal kemunculanya di Indonesia mengundang banyak kontroversi. Tidak hanya pada pemikiran-pemikiranya tetapi juga pada sosok salah satu pendirinya yaitu Ulil Abshar Abdala. Berdasarkan bahan bacaan dari profil di Facebook Ulil dan beberapa tulisanya pemakalah mencoba untuk menuliskan kembali biodata singkat mengenai Ulil.
153
Keputusan fiqh NU melalui lajnah baths al-masail belakangn dihimpun oleh KH. Aziz Masyhuri, ahkam al-fuqaha : Masalah Keagamaan Hasil Muktamar dan Munas Ulama NU 19261994, (Surabaya dinamika perss,1997)
225
154
226
Islam-kaffah-mungkinkah?diskusi tentang islam kaffah ini diambil dari blog: islamliberal@yahoogroups.com) selasa 23 juni 14:05 156 ibid (
227
157
ULIL).
Website:
228