NIM : 5111422092
HAK ASASI MANUSIA
1. Pengertian Demokrasi
demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan kolektif yang memerintah diri sendiri,
yang sebagian besar anggotanya turut mengambil bagian, baik langsung maupun tidak
langsung, dan terjamin kemerdekaan rohani dan persamaan dalam hukum, dan dimana
anggota-angotanya telah diliputi oleh semangatnya
2. Lahirnya Demokrasi
Mohammad Abed Al-Jabiri, tahun 1997, mengatakan bahwa, secara historis
demokrasi berkaitan erat dengan kehancuran sistem kesukuan dan pudarnya
kekuasaan kepala suku, dan sebagai gantinya muncul fenomena “masyarakat sipil”
dan ide “warga negara”.
3. Demokrasi dalam Islam
Apabila melihat pada unsur-unsur demokrasi, maka akan terlihat jelas bagaimana
hubungan Islam dengan demokrasi itu.
unsur pertama demokrasi adalah bahwa golongan yang menjadi pemimpin
tidak lebih tinggi dari pada yang dipimpin.
Unsur demokrasi yang kedua adalah golongan yang dipimpim memilih sendiri
pemimpin-pemimpinnya.
Unsur demokrasi yang ketiga adalah kemerdekan rohani, yang berarti
kemerdekaan berfikir dan mengeluarkan pandapat, kemerdekan berkumpul
dan bersidang, dan kemerdekaan mengatur kehidupan; serta persamaan
hukum.
Unsur demokrasi yang keempat adalah anggota-anggota masyarakat telah
diliputi oleh semangat unsur-unsur demokrasi di atas.
Hukum berubah karena perubahan zaman, tempat, keadaan, niat dan kebiasaan agak sulit
dipahamai secara lebih detail, karena dimensi waktu, tempat dan keadaan merupakan dimensi
kosong yang rumit untuk dijadikan alasan perubahan hukum, akan tetapi, kaidah tersebut
akan mudah dipahami, apabila dihubungkan dengan faktor-faktor yang merupakan bagian
dari proses ijtihad dan secara signifikan berpengaruh terhadap produk ijtihad. Dan dengan
kemungkinan perubahan hukum Islam, maka sangat mungkin untuk terjadinya eklektisisme
dengan sistem hukum yang lain. Salah satu faktor yang memungkinkan terjadinya pembaruan
Nama : Annisa
NIM : 5111422092
hukum Islam adalah pengaruh kemajuan dan pluralisme sosial budaya dan politik dalam
sebuah masyarakat dan negara. Jika dilihat keadaan yang ada di masa yang awal
pertumbuhan madzhab hukum, maka jelas ada pengaruh elemen-elemen sosial budaya
terhadap ulama untuk menentukan hukum Islam, atau dapat dikatakan, sebagai pengaruh
budaya terhadap hukum Islam.
2. Ijtihad Kontemporer
Ijtihad kontemporer menurut al-Qardhawi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua
cara berikut ini: pertama ijtihad intiqâ’i. Ijtihad ini dilakukan dengan cara menyeleksi
pendapat ulama terdahulu yang dipandang lebih sesuai dan lebih kuat
Kedua ijtihad Insyâ’i. Ijtihad ini dengan cara menetapkan hukum baru dalam suatu
permasalahan, di mana permasalahan tersebut belum pernah dikemukakan oleh ulama
terdahulu, baik masalahnya baru atau lama.
Ketiga gabungan antara ijtihad intiqâ’i dan insyâ’i. Ijtihad ini dilakukan dengan cara
menyeleksi pendapat-pendapat ulama terdahulu, yang dipandang selaras dan lebih
kuat, kemudian ditambahkan dalam pendapat tersebut unsur-unsur ijtihad baru.
Dengan demikian, di samping untuk menguatkan atau mengkompromikan beberapa
Nama : Annisa
NIM : 5111422092
pendapat, juga diupayakan adanya pendapat baru sebagai jalan keluar yang lebih
sesuai dengan tuntutan zaman.
HAM dalam Islam didasarkan pada premis bahwa aktifitas manusia sebagai khalifah
Allah di muka bumi, sedang konsep Barat percaya bahwa pola tingkah laku manusia
hanya ditentukan oleh hukum-hukum negara atau sejumlah otoritas yang mencukupi
untuk tercapainya aturanaturan politik yang aman dan perdamaian semesta.
Selain itu, perbedaan juga terlihat dari cara pandang terhadap HAM itu sendiri. Di
Barat (kebudayaan Barat), perhatian kepada individu-individu timbul dari pandangan
yang bersifat antroposentris, dimana manusia adalah ukuran terhadap segala sesuatu.
Karena berorientasi kepada manusia maka, pertanggung-jawabannya juga hanya
kepada manusia semata. Berbeda dengan Barat yang antroposentris, Islam bersifat
theosentris-dimana Tuhan yang Maha Tinggi dan manusia hanya untuk mengabdi
kepada-Nya – larangan dan perintah lebih didasarkan atas ajaran Islam yang
bersumber dari Alquran dan Sunnah atau Hadis.