Disusun oleh :
A. Demokrasi
Kata Demokrasi berasal dari kata “:Demos” yang berarti Rakyat. Dan
“Kratos” yang berarti Kekuatan.[1] Menurut Abraham Lincoln, Demokrasi adalah
pemerintahan dari Rakyat, oleh Rakyat dan untuk Rakyat (Government of the
People, by the People, for the People). [2]
ض >وا ِم ْن َحوْ لِ>>كَ فَ>>اعْفُ َع ْنهُ ْم ُّ َب ال ْنف ِ فَبِ َم>>ا َرحْ َم> ٍة ِمنَ هَّللا ِ لِ ْنتَ لَهُ ْم َولَ>>وْ ُك ْنتَ فَظًّ>>ا َغلِي >ظَ ْالقَ ْل
)١٥٩( َاورْ هُ ْم فِي األ ْم ِر فَِإ َذا َع َز ْمتَ فَت ََو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ِإ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِّكلِين ِ َوا ْستَ ْغفِ ْ>ر لَهُ ْم َو َش
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
Secara istilah, kata demokrasi dapat ditinjau dari dua segi makna.
Kedua, demokrasi dimaknai sebagai suatu konsep yang meghargai hak-hak dan
kemampuan indivdu dalam kehidupan bermasyarakat.
B. Syura
Menurut bahasa, dalam kamus mu’jam maqayis al-Lugah, syura memilik
dua pengertian, yaitu menampakan dan memaparkan sesuatu atau mengambil
sesuatu. [3]
Artinya : “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya, dan
mendirikan salat, sedang nrusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara
mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami-berikan kepada
mereka.” (QS Asy Syura: 38).
d. Syura menggariskan batasan syar’i yang bersifat tetap dan tidak boleh
dilanggar oleh majelis syura. Adapun demokrasi tidak mengenal batasan
yang tetap. Justru aturan-aturan yang dibuat dalam sistem demokrasi
berevolusi dan menghantarkan tercapainya hukum yang mengandung
kezhaliman menyeluruh yang dibungkus dengan slogan hukum mayoritas.
b. Mohammad Iqbal
c. Yusuf Al-Qardhawi
d. Salim Al-Bashnawi
e. Muhammad Imarah
Sementara kita lihat di dalam agama Islam, Allah Swt lah yang
memegang atau pemegang otoritas tersebut. Adapun hal yang lainnya di
dalam demokrasi yang sejalan dengan islam seperti membangun hukum
atas persetujuan umat, pandangan mayoritas, dan juga orientasi pandangan
umum, termasuk lain sebagainya.
Islam yang telah kita ketahui selama ini merupakan salah satu agama yang
memiliki pengikut terbanyak di Indonesia, kalau kita kaitkan dengan konteks dan
perubahan zaman sekarang, bagaima Islam memandang keberagaman/pluralitas
yang ada dinegri ini, bahkan di dunia. Sebagaimana yang telah disebutkan
berkali-kali oleh Allah SWT didalam Al Qur’an. Islam sangat menjunjung
keberagaman/pluralitas, karena keberagaman/pluralitas merupakan sunatullah,
yang harus kita junjung tinggi dan kita hormati keberadaannya.
Seperti dalam (Qs Al Hujurat:13), Allah SWT telah menyatakan “Wahai
para manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki,
dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku,
supaya kamu saling mengenal”.
Dari ayat Al Qur’an tadi, menunjukan bahwa Allah sendiri lah yang telah
menciptakan keberagaman, artinya keberagaman didunia ini mutlak adanya.
Dengan adanya keberagaman ini, bukan berarti mengenggap kelompok, madzab,
ataupun keberagaman yang lain sejenisnya mengenggap kelompoknya lah yang
paling benar.