Kelompok 2
Dwi Okta
Fajryanti
Syifa
Sahaliya
Back to
school
PETA KONSEP
1. Demokrasi Dalam
Islam
2. Demokrasi dan
Syura
3.Pandangan Ulama
(Intelektual Muslim)
Tentang Demokrasi
Hadits Yang
Menjelaskan Tentang
Demokrasi
4. Penerapan Perilaku
Demokratis
Tafsir Q.S
Ali Imran ayat 159
1.
Demokrasi
dalam Islam BACK
Demos = rakyat
dan Kratos/cratein =
pemerintahan
Jadi, demokrasi dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat.
TO
SCHOOL
Lalu, bagaimana
Demokrasi dalam
Islam?
BACK
TO
SCHOOL
(3:15)
BACK
TO
SCHOOL
Tajwid ) 3:15
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bacaan
Hukum Bacaan
Sebab / Alasan
Idgham bighunnah
+ ---
Ikhfa haqiqi
--
Idh-har syafawi
Ikhfa haqiqi
Idh-har halqi
Alif lam Qomariyah
Ikhfa haqiqi
Idh-har halqi
Idh-har halqi
Mad Aridl lissukun
+ ---
Tafsir
3:15
3. Memohon ampunan
Allah sebagai
pengiring dalam
bertekad, kemudian
bertawakal kepadaNya atas keputusan
yang dicapai .
BACK
TO
SCHOOL
Demokrasi
Berasal dari dua kata:
2.
Syura
Menurut bahasa kamus Mujam Maqayis al-Lugah memiliki dua
arti yaitu menampakkan dan memaparkan sesuatu/ mengambil
sesuatu.
Menurut istilah, dari beberapa ulama yang memberikan definisi
syura:
1.
2.
3.
Persamaan
antara
demokrasi dan
syura:
Syura hanya merupakan
mekanisme kebebasan
berekspresi dan penyaluran
pendapat dengan penuh
keterbukaan dan kejujuran.
Itu berarti adanya
penghargaan terhadap
orang lain.
BACK
TO
SCHOOL
BACK
TO
SCHOOL
2. Mohammad iqbal
Dekmorasi modern telah kehilangan sisi spiritualnya sehingg
a jauh dari etika. Demokrasi yang merupakan kekuasaan dari
rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat telah mengabaikan kebe
radaan agama. Parleman yang merupakan pilar demokrasi b
isa saja menetapkan hukum yang bertentangan dengan aga
ma. Islam tidak dapat menerima demokrasi Barat yang telah
kehilangan moral dan spiritual.
a.
b.
c.
d.
e.
BACK
Muhammad Iqbal menawarkan model demokrasi:
TO
Tauhid sebagai landasan asasi.
Kepatuhan pada hukum.
SCHOOL
Toleransi sesama warga.
Tidak dibatasi wilayah, ras, dan warna kulit.
Penafsiran hukum Tuhan melalui ijtihad.
3. Muhammad Imarah
Dalam demokrasi kekuasaan legislatif (membuat dan
menetaokan hukum) secara mutlak berada di tangan r
akyat. Dalam syura kekuasaan tersebutmerupakan we
wenang Allah SWT pemegang kekuasaan hukum tertin
ggi. Jadi Allah SWT sebagai al-syari (legislator) dan ma
nusia sebagai faqih (yang memahami dan menjabarka
n hukum-Nya).
Dalam filsafat barat, manusia memiliki kewenangan le
gislatif dan eksekutif. Sementara menurut islam yang
memiliki otoritas itu adalah Allah Swt.
Allah berfirman:
ingtalah, menciptakan dan memerintah hayalah
hak Allah. Maha suci Allah Tuhan semesta alam.
(Q.S.al-Araf/7:54).
BACK
TO
SCHOOL
a.
b.
c.
d.
BACK
TO
SCHOOL
Syukran
Kelompok 2 XI IPA 9