Oleh:
Abstrak
Setelah berakhirnya Perang Dingin, isu global pun mulai berubah bergeser dari
komunisme dan kontestasi Barat dan Timur untuk terbitan baru; hak asasi Manusia.
Mayoritas orang barat negara-negara menganggap dunia Muslim sebagai pelanggar
utama hak asasi manusia, khususnya jika menyangkut hukum Islam. Sebagai
dampaknya, pendapat bahwa ada banyak hak asasi manusia muncul pelanggaran-
pelanggaran hukum Islam. Namun, hal ini tidak benar, lho teori atau praktek. Secara
teori, diktum dan ketentuan Hukum Islam mengandung nilai, dasar pemikiran,
maksud, tujuan, dan efektivitas penalti. Indikatornya adalah hukuman itu dalam
Islam hukum tidak dihukum dengan kejam tanpa dasar yang dapat dibenarkan,
malahan mempunyai dasar yang kokoh terhadap Al-Qur’an dan Tradisi Nabi.
Demikian pula pengertian keadilan dalam Islam diartikan dengan Tuhan Yang
Maha Esa, tidak dibatasi oleh persepsi pikiran manusia. Di dalam praktiknya, dunia
Muslim memiliki perbedaan dan keistimewaan tersendiri karakteristik dimana
setiap negara menerapkan hukum Islam variasi menurut konteks tertentu. Terakhir,
hukum Islam menjunjung tinggi hak asasi manusia.
A.PENDAHULUAN
Setelah berakhirnya Perang Dingin, isu global pun mulai berubah bergeser
dari komunisme dan kontestasi Barat dan Timur untuk terbitan baru; hak asasi
Manusia. Mayoritas orang barat negara-negara menganggap dunia Muslim sebagai
pelanggar utama hak asasi manusia, khususnya jika menyangkut hukum Islam.
Sebagai dampaknya, pendapat bahwa ada banyak hak asasi manusia muncul
pelanggaran-pelanggaran hukum Islam. Namun, hal ini tidak benar, lho teori atau
praktek.
Secara teori, diktum dan ketentuan Hukum Islam mengandung nilai, dasar
pemikiran, maksud, tujuan, dan efektivitas penalti. Indikatornya adalah hukuman
itu dalam Islam hukum tidak dihukum dengan kejam tanpa dasar yang dapat
dibenarkan, malahan mempunyai dasar yang kokoh terhadap Al-Qur’an dan Tradisi
Nabi. Demikian pula pengertian keadilan dalam Islam diartikan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, tidak dibatasi oleh persepsi pikiran manusia. Di dalam praktiknya,
dunia Muslim memiliki perbedaan dan keistimewaan tersendiri karakteristik
dimana setiap negara menerapkan hukum Islam variasi menurut konteks tertentu.
Terakhir, hukum Islam menjunjung tinggi hak asasi manusia.
B. PENGERTIAN
Hukum Islam merupakan salah satu bagian dari hukum nasional. Pemberlakuan
hukum Islam bagi umat Islam merupakan hak dasar individu dalam bernegara dan
beragama yang dijamin oleh konstitusi negara. Hukum Islam dengan umat Islam
tidak dapat dipisahkan karena sebagaimana layaknya keping mata uang yang selalu
berhubungan dan saling ketergantungan.
Hukum Islam yang responsif dan kontekstual merupakan amanat dari ayat suci
yang bertujuan untuk menggapai kemaslahatan dan mencegah kemudaratan artinya
nilai kemanusiaan dan kemanfaatan merupakan fokus utama dalam penetapan
sebuah hukum Islam. Hukum Islam yang berdasarkan Al-Qur'an, Hadits, ljmā
(konsensus) dan Qiyas (analogi) serta metodologi lainnya diyakini mampu
merespon segala problematika sosial yang ada. Agar asas dan doktrin hukum Islam
mempunyai kekuatan mengikat maka seorang Hakim harus mempertimbangkan di
dalam keputusan yang dijatuhkannya.
Menurut Abdul Wahab Khalaf dan Muhammad Ali al-Sayis pembaruan hukum
Islam dilihat dari sumbernya terdiri dari beberapa bagian:
1. Hukum yang bersumber pada nash sharih dan qath'i terhadap
objeknya sehingga tidak ada peluang bagi akal untuk menemukan hukum, selain
dari yang ditegaskan nash.
2. Hukum yang didasarkan pada nash atau dalil zanni. Dalam hal ini akal
mempunyai peluang untuk melakukan ijtihad (mencari objek lain yang ditunjuk
nash).
3. Hukum yang dilandaskan pada kesepakatan para ulama atau ijma sharih yang
dinukilkan secara mutawatir tentang objek tertentu.
4. Hukum yang tidak didasarkan pada nash tertentu, seperti kebanyakan hukum
Islam yang terdapat dalam berbagai mazhab fiqih.
Sikti, Ahmad Syahrus, Dr. (2019). “Dinamika Hukum Islam”. Yogyakarta UII
Press.
Prof. Dr. Ahmad Tafsir. (2012). “Ilmu Pendidikan Islami”. Bandung PT REMAJA
ROSDAKARYA.