Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ibnu Kirana

Nim : 1202715998
Matkul : Negara Hukum dan Demokrasi
Sejak pada oerde baru lengser pada tahun 1998 demokrasi telah menjadi kata
yang sering di ucapkan. Secara etimologi, demokrasi berasal dari Bahasa yunani dari
du kata demos (rakyat) dan cretien atau cratos (kekuasaan atau kedaulatan). Perpaduan
kata demos dan cretien atau cratos membentuk kata demokrasi yang memiliki
pengertian secara umum sebagai sebuah bentuk pemerintah rakyat (government of the
people) dimana kekuasaan tertinggi terletak di tangan rakyat dan di lakukan secara
lngsung oleh rakyat dan melalui wakil rakyat memalalui mekanisme pemilihan secara
langsung secara bebas. Secara substansial, demokrasi adalah seperti yang perna
dikatakan oleh Abraham Lincoln semua pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat.1
Demokrasi menjadi sebuah kata yang paling diminati oleh siapa pun di dunia
kekuasaan. Bahkan kata ini sering disalah artikan da di salahgunakan oleh para
pemimpin pemerintahan paling otoriter sekalipun . Mereka acap kali menggunakan
slogan-slogan demokrasi demi memperoleh dukungan politik dari masyarakatnya.
Namun demekian, demokrasi juga tercata telah mewarnai perubahan sejarah
perjuangan kebebasan umat manusia : dari masa negarawan Pericles di kota Atena
hingga Presiden Vaclav Havel di era Modern Cekoslovakia ; dari deklarasi
kemerdekaan Amerika Serikat oleh Thomas Jefferson di tahun 1776 hingga pidato
terakhir pemimpin Rusia Andrei Sakharov pada 19892.
Dalam sejarahnya, demokrasi sering bersanding dengan kebebasan (freedom).
Namun demikian, demokrasi dan kebebasan tidaklah identik: demokrasi meru pakan
sebuah kumpulan ide dan prinsip tentang kebebasan, bahkan juga me ngandung
sejumlah praktik dan prosedur menggapai kebebasan yang terbentuk melalui
perjalanan sejarah yang panjang dan berliku. Secara singkat, demokrasi merupakan
bentuk institusionalisasi dari kebebasan (institutionalization of free dom). Bersandar
pada argumen ini, untuk melihat apakah suatu pemerintahan dapat dikatakan
demokratis atau tidak terletak pada sejauh mana pemerintahan tersebut berjalan pada:
prinsip konstitusi, hak asasi manusia, dan persamaan war ga negara di hadapan hukum. 3
Sejalan dengan perkembangannya, demokrasi mengalami pemaknaan yang
berkembang di kalangan para ahli tentang demokrasi. Menurut Joseph A. Schmit ter,
demokrasi adalah suatu perencanaan institusional untuk mencapai keputusan politik di

1
Ubaedillah & Abdul Rozak “ Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani” (Jakarta,
Rawamangun 2003) hlm 66
2
Ubaedillah & Abdul Rozak, format …, Ibib., Hlm 66-67
3
Ubaedillah & Abdul Rozak, format …, Ibib., Hlm 67
mana setiap individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan
kompetitif atas suara rakyat.
Adapun menurut Sidney Hook, demokra st adalah bentuk pemerintahan di
mana keputusan-keputusannya yang penting secara langsung atau tidak langsung
didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari warga negara
dewasa. Dalam pengertian yang lebih luas, Philipp C. Schmitter mendefinisikan de
mokrasi sebagai suatu sistem pemerintahan di mana pemerintah dimintai tang gung
jawab atas tindakan-tindakannya di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak
secara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan wakil wakil mereka
yang telah terpilih. Hampir senada dengan pandangan ini adalah pengertian demokrasi
yang digambarkan oleh Henry B. Mayo: demokrasi sebagai sistem politik merupakan
suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil rakyat yang diawasi secara efek tif oleh rakyat dalam
pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan hasip prinsip politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan berpolitik.
Konsep demokrasi lahir dari tradisi pemikiran Yunani tentang hubungan ne
gara dan hukum yang dipraktikkan antara abad ke-6 SM sampai abad ke-4 M.
Demokrasi yang dipraktikkan pada masa itu berhexituk demokrasi langsung, yaitu hak
rakyat untuk membuat keputusan politik dijalankan secara langsung oleh se aruh warga
negara berdasarkan prosedur mayoritas 4
Demokrasi langsung tersebut berjalan secara efektif karena negara kota (city
itate) Yunani Kuno merupakan sebuah kawasan politik yang kecil, sebuah wi liyah
dengan jumlah penduduk tidak lebih dari 300.000 orang. Yang unik dari demokrasi
Yunani itu adalah ternyata hanya kalangan tertentu (warga negara res mi) yang dapat
menikmati dan menjalankan sistem demokrasi awal tersebut. Sementara masyarakat
berstatus budak, pedagang asing, perempuan, dan anak-anak tidak bisa menikmati
demokrasi. 5
Demokrasi Yunani Kuno berakhir pada Abad Pertengahan. Pada masa ini ma
syarakat Yunani berubah menjadi masyarakat feodal yang ditandai oleh kehidupan
keagamaan terpusat pada Pans dan pejabat agama dengan kehidupan politik yang
diwarnai dengan perebutan kekuasaan di kalangan para bangsawan.
Demokrasi tumbuh kembali di Eropa menjelang akhir Abad Pertengahan,
ditandai oleh lahirnya Magna Charta (Piagam Besar) di Inggris Magna Charta adalah
suatu piagam yang memuat perjanjian antara kaum bangsawan dan Raja John. 6Dalam
Magna Charta ditegaskan bahwa Raja mengakui dan menjamin be berapa hak dan hak

4
Ubaedillah & Abdul Rozak “ Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani” (Jakarta,
Rawamangun 2003) hlm 73
5
Ni’matul Huda,” HUKUM TATA NEGARA INDONESIA “ (Jakarta, Kelapa Gading Permai 2005) hlm 240
6
Ni’matul Huda, format …, Ibib., Hlm 240
khusus bawahannya. Terdapat dua hal yang sangat mendasar pada Piagam ini pertama,
adanya pembatasan kekuasaan raja: kedua, hak asasi manusia lebih penting daripada
kedaulatan raja.
Di antara ajaran Islam yang asasi dalam mengatur kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara adalah pelaksanaan syura atau musyawarah. Secara arti
bahasa (etimologi) lafaz al-Syura dan al-Musyawarah serta al-Masyurah merupakan
bentuk masdar fi’il (kata kerja) dari kata syâwara–yusyâwiru yakni dengan akar kata
syin, waw, dan ra’ dalam pola fa’ala. Struktur akar kata tersebut bermakna pokok
“menampakkan dan menawarkan sesuatu” dan “mengambil sesuatu” dari kata terakhir
ini berasal ungkapan syâwartu fulânan fi amrî: “aku mengambil pendapat si Fulan
mengenai urusanku. 7
Pada mulanya kata syawara ) ‫) شور‬bermakna “mengeluarkan madu dari sarang
lebah”. Makna ini kemudian berkembang, sehingga mencakup segala sesuatu yang
dapat diambil atau dikeluarkan dari yang lain (termasuk pendapat). Orang yang
bermusyawarah bagaikan orang yang meminum madu. Dari makna dasarnya ini
diketahui bahwa lingkaran musyawarah yang terdiri dari peserta dan pendapat yang
akan disampaikan adalah lingkaran yang bernuansa kebaikan. Bila seseorang
mengatakan: “Aku mengajaknya bermusyawarah dalam suatu urusan; maksudnya aku
minta pendapatnya dan aku meminta agar ia sudi mengeluarkan sesuatu yang
dimilikinya kemudian menampakkannya (sesuatu itu)”.8
Dalam hidup bersama, mutlak perlu menegakkan musyawarah dalam
menghadapi dan memecahkan masaslah-masalah bersama. Makin besar sesuatu
kelompok maka semakin besar pula perlu ditegakkannya musyawarah. Ia merupakan
sendi kehidupan masyarakat yang digunakan sebagai prinsip dan termasuk syariat.
Artinya, musyawarah termasuk ketentuan Allah SWT yang harus ditegakkan di muka
bumi. Dengan kata lain, meninggal musyawarah berarti meninggalkan salah satu segi
syariat.
Mengenai cara bermusyawarah, lembaga permusyawaratan yang perlu
dibentuk, cara pengambilan keputusan, cara pelaksanaan keputusan musyawarah, dan
aspek-aspek tatalaksana lainnya diserahkan kepada kelompok manusia bersangkutan
untuk mengaturnya. Jadi sebagai prinsip, musyawarah adalah syariat, pemahamannya
termasuk bidang fikih, dan pengaturannya adalah dalam siyasah syar’iyyah.
Pentingnya syura (musyawarah) dalam kehidupan masyarakat, Abdullah
Hamid Ismail al-Anshori dalam bukunya “Al-Syura wa Asaruha fi al-Demokratiyah”
mengutip dan mengemukakan arti penting musyawarah yang dapat disaripatikan

7
Muhammad Hanifi, “Jurnal cita hukum (Musyawarah dan Demokrasi di indonesia) hlm 229, 2657-
12787-1-PB.pdf, Diakses pada tanggal 17 mei 2022 pada pukul 13.00 wib
8
Muhammad Hanifi, format …, Ibib., Hlm 229, 2657-12787-1-PB.pdf, Diakses pada tanggal 17 mei
2022 pada pukul 13.01 wib.
sebagai berikut. “Musyawarah dapat mewujudkan kesatuan bangsa, melatih kegiatan
otak dalam berfikir, dan sebagai jalan menuju kepada kebenaran yang mengandung
kebaikan dan keberkatan”.
Esensi musyawarah menunjukkan realitas persamaan kedudukan dan derajat
manusia, kebebasan berpendapat dan hak kritik serta pengakuan terhadap kemanusiaan
itu sendiri. Dengan musyawarah ditemukan cara untuk mempersatukan manusia,
mempersatukan golongan-golongan dengan berbagai atribut di tengah-tengah
bergejolaknya problema-problema umum, dan dengan musyawarah pula
dikembangkan tukar pikiran dan pendapat. Pelaksanaan musyawarah bagi kehidupan
manusia lebih dari sekedar kepentingan politik suatu kelompok maupun negara, karena
ia merupakan karakter mendasar bagi kelompok masyarakat secara keseluruhan. 9
Di lain sisi, esensi musyawarah sebagai sistem penyusunan hukum merupakan
cara untuk mengetahui dan menghimpun kebenaran pendapat-pendapat melalui diskusi
ilmiah. Cara seperti ini memberikan peluang besar bagi para peserta untuk berdialog
dengan landasan argumentasi ilmiah. Musyawarah memegang peranan penting sebagai
perisai rakyat, kerena ia merupakan wahana bagi rakyat dalam menyampaikan
kehendak dan pemikirannya, dan musyawarah, dapat menghindarkan pemimpin dari
sikap semena-mena dan menjauhkannya dari kecenderungan menjadi thagut
(pelanggar batas) dan berlaku zalim. 10
Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, musyawarah merupakan suatu keharusan yang mutlak untuk
ditegakkan, baik terhadap urusan-urusan kehidupan yang belum ada nashnya (ayat-ayat
Alquran dan Hadist) maupun tatacara pelaksanaan persoalan yang sudah ada nashnya.
Seperti kelembagaan permusyawaratan, pelaksanaan hajat hidup masyarakat atau
rakyat, amanah yang akan diberikan kepada pemimpin, pengangkatan pemimpin,
sistem pelaksanaan kehidupan berbangsa dan bernegara, urusan pendidikan atau
budaya, politik, ekonomi, hukum, lingkungan, dan lain sebagainya. Terkait dengan
urusan agama yang sudah ada nash perlu dimusyawarahkan tatacara pelaksanaannya
atau penegakkan hukum itu dalam kehidupan.

9
Muhammad Hanifi, format …, op.cit., Hlm 230, 2657-12787-1-PB.pdf, Diakses pada tanggal 17 mei
2022 pada pukul 13.05 wib.
10
Muhammad Hanifi, format …, Ibib., Hlm 230, 2657-12787-1-PB.pdf, Diakses pada tanggal 17 mei
2022 pada pukul 13.10 wib.

Anda mungkin juga menyukai