Anda di halaman 1dari 7

Apa itu masyarakat madani?

 Masyarakat madani adalah sistem sosial yang melimpah berdasarkan prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara kebebasan individu untuk stabilitas masyarakat. Inisiatif
individu dan masyarakat akan berpikir, seni, pelaksanaan pemerintah oleh hukum dan tidak
nafsu atau keinginan individu.
 Kata madani dari kata madana yang artinya mendiami, membangun, atau tinggal. Namun
berubah lagi menjadi madaniy yang berarti orang kota, beradab, dan orang sipil.
 Sejarah masyarakat madani dalam peradaban Islam, ada dua sejarah besar dalam
sejarah yang diketahui, pertama, masyarakat Saba, yaitu masyarakat pada masa Nabi
Sulaiman, Allah SWT memberikan suatu gambaran dalam firmannya: “Sesungguhnya
bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua
buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri (kepada mereka dikatakan):
“Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu
kepada-Nya (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang
Maha Pengampun”.
 Dalam sejarah kedua, yaitu di Madinah setelah terjadi traktat, perjanjian Madinah
antara Rasullullah SAW beserta umat Islam dengan penduduk Madinah yang
beragama Yahudi dan beragama Watsani dari Aus dan Khazraj. Perjanjian Madinah
ini memiliki tiga unsur masyrakat untuk saling menolong, menciptakan kedamaian
dalam kehidupan sosial, menjadikan Al-Qur’an sebagai konstitusi, menjadikan
Rasullullah SAW sebagai pemimpin dengan ketaatan penuh terhadap keputusan-
keputusannya, dan memberikan kebebasan bagi penduduknya untuk memeluk agama
serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya.
 Masyarakat madani atau civil society yang berarti suatu masyarakat yang memiliki
peradaban. Masyarakat madani diperkenalkan pertama kali oleh Anwar Ibrahim yang
pada saat itu beliau adalah Menteri Keuangan dan Timbalan Perdana Menteri
Malaysia,
 Di Forum Ilmiah pada Festival Istiqlal tanggal 26 September 1995 dalam ceramah
Simposium Nasional. Juga diperkenalkan dalam bahasa Arab yaitu mujtama oleh
Prof. Naquib Attas, ahli sejarah dan peradaban Islam di Malaysia. Masyarakat madani
digaungkan pada Festival Istiqlal oleh ICMI, berdiri Desember 1991, diketuai dengan
B.J Habibie
 Kemudian Habibie meyakinkan Soeharto untuk mengakomodasi kepentingan dari
rakyat menengah Muslim untuk sarana menyalurkan aspirasinya yang pada saat itu
berkembang pesat. Tidak terlepas dari sebuah kepentingan politik, Soeharto untuk
menjadi Presiden pada tahun 1998, dia menyambut organisasi tersebut, karena beliau
tau bahwa tekanan, kritik yang dialami pasti kuat, maka kemudian beliau merangkul
untuk meredam pengaruh suara-suara keras dari kalangan kaum nasionalis.
 Civil society juga bermula dengan adanya pergejolakan politik yang diiringi sejarah
masyarakat Eropa Barat yang sedang mengalami perubahan pola kehidupan yang
tadinya feodal bertuju kepada kehidupan masyarakat indrustri kapitalis.
 Dalam zamannya Aristoteles masyarakat madani ada yang disebut dengan istilah
koinonia politike, yaitu sebuah komunitas politik, wadah rakyat terlibat langsung pada
percaturan ekonomi-politik serta pengambilan keputusan.
 Menurut Hegel bahwa masyarakat madani hakekatnya adalah kehidupan masyarakat
diluar lingkungan primodial seperti keluarga atau kenalan pribadi yang diminati
secara pribadi yang tidak ditentukan dan diadakan oleh negara yang berkembang
menurut dinamikanya sendiri dan produk dari perkembangan masyarakat tradisional
menuju masyarakat paska tradisional atau modern. Berarti dalam keseluruhan,
masyarakat madani sebenarnya merupakan reformasi terhadap masyarakat yang hanya
mengetahui supremasi kekuasaan pribadi seorang raja yang selama ini menjadi
pengertian umum tentang negara.
 Masyarakat madani di Indonesia mempunyai karakteristik yang berbeda dengan
negara lainnya. Menurut (Suroto, 2015) Karakter itu melekat diantaranya: 1)
Pluralistik/keberagaman, 2) Sikap saling pengertian antara sesama anggota
masyarakat, 3) Toleransi yang tinggi. 4) Memiliki sanksi moral.

Apa kendala menciptakan masyarakat madani di Indonesia?

 Masyarakat madani seharusnya bisa menerapkan paradigma baru dalam ilmu Islam
demi tercapai gerakan-gerakan intelektual yang handal dalam menela’ah peristiwa
keilmuan. Tradisi ilmiah harus memiliki gerakan intelektual yang menghubungkan
dengan suatu perkembangan sosial, baik dalam pemerintah maupun masyarakat desa.
Gerakan-gerakan intelek ini yang nantinya bisa mementaskan generasi yang baik
untuk dunia dakwah, politik, bahkan pembisnis handal. Maka bisa kita ambil sebuah
tradisi keilmuan, di mana ada yang disebut dengan tradisi normatif yang kemudian
ada diantaranya yaitu deklaratif: diperlukan untuk dakwah, dan ada kembali yaitu
apologetis, dan kegiatan literasi ini yang sering dilakukan oleh kalangan mahasiswa
atau aktivis yaitu membaca buku pengetahuan seperti tentang ke-Islaman, Hak Asasi
Manusia, Sejarah, Filsafat dan lainnya. Pembentukan ini yang akan memunculkan
sebuah benih baru dalam masyarakat untuk membuat cetusan pembaharuan peradaban
 Kendala dalam mewujudkan masyarakat madani yang sulit dicapai ada dua problem
yaitu, masih rendahnya pendidikan politik Islam di masyarakat.
 Menurut saya, ini yang menjadi problematika yang sangat menjadi pengaruh besar
bagi dunia politik yang sehat. Sehingga masyarakat madani di Indonesia terbilang
belum tercapai, karena belum masuk dalam kategori disebabkan belum memenuhi
unsur pokok yang baik sebagai masyarakat madani.
 Permasalahan awal yaitu kurangnya ruang publik yang bebas dalam artian warga
negara masih ada masyarakat kelas, demokrasi yang masih saja tidak demokratis,
toleransi yang masih saja belum sepenuhnya, kaitan dengan ini adalah masih saja
agama dikaitkan dengan politik yang akhirnya memecah salah satu agama.
 Keadilan sosial yang masih saja dirampas oleh yang berkuasa, masyarakat kecil masih
diinjak dengan orang yang berkuasa.
 Kemudian masih tidak pluralis dalam masyarakat, yang masih membeda-bedakan
agama yang dipeluknya dengan agama lain. Menyebabkan ketimpangan sosial dalam
hak beragama dalam keyakinan mistik.
 Maka saya berpendapat bahwa perlunya demokratisasi dalam dunia pendidikan yang
paling utama dan penting. Menerapkan dan meningkatkan peraturan yang lebih pro
terhadap rakyat, sehingga kebebasan dalam berpendapat bisa dinikmati demi
kepentingan bersama. Lebih jauh, kita harus mengajarkan kepada manusia betapa
pentingnya nilai persatuan dan kesatuan, menciptakan masyarakat yang menjadi suatu
nilai yang baik, agar muncul arti demokrasi dalam hidup. Inilah yang diterapkan oleh
Muhammad SAW pada masa kepemimpinannya dan kepemimpinan para sahabatnya.

Apa itu ilmu sosial profetik?

 Ilmu sosial profetik adalah ilmu sosial yang menjadikan nilai-nilai normative Islam
sebagai landasan keilmuannya sehingga dapat diaktualisasikan dan menjadi petunjuk
perilaku dan aksi sosial. Strukturalisme transcendental merupakan pijakan yang
digunakan kunto dalam merumuskan epistemologinya

Ilmu-Ilmu Sosial Profetik


Perkataan Sufi :
 Kuntowijoyo menciptakan ilmu sosial profetik terinspirasi dari buku Muhammad
Iqbal Membangun Kembali Pikiran Agama Dalam Islam tentang bab Jiwa
Kebudayaan Islam, dengan mengutip sebuah pemikiran sufi yang bernama Abdul
Quddus yang mengatakan bahwa Muhammad telah naik ke langit tertinggi lalu
kembali lagi. Demi Allah aku bersumpah, bahwa kalau aku yang telah mencapai
tempat itu, aku tidak akan kembali lagi.

 Seseorang tidak boleh memegang ilmunya secara fanatic, termasuk Ilmu Sosial
Profetik ; dalam ilmu, kebenaran itu komplementer, tidak absolut
 Perkembangan ilmu-ilmu Islam bersifat sintagmatis (tidak ada terobosan, tidak ada
paradigma baru)
 Thomas S. Kuhn dalam The Structure of Scientific Revolution ilmu islam sebagai
normal science. Cara mendapatkan paradigma baru itu ialah dengan mengubah
komitmen
Ada Tiga Komitmen :

 Komitmen tradisi normative ialah dakwah


 Komitmen tradisi ideologis ialah politik
 Komitmen tradisi ilmiah ialah ilmu
 Kemudian muncul paradigma baru, yaitu komitmen umat dan bisa sekarang disebut
dengan Ilmu Sosial Prefetik
 Dasar Ilmu Sosial Profetik terdapat di surah Al-Imran ayat 110
Ada tiga unsur dalam Ilmu Sosial Profetik di surat tersebut :

 Amar ma’ruf, semangat dengan demokrasi, HAM, liberalisme, kemanusiaan,


kapitalisme, memanusiakan manusia
 Nahi munkar, sesuai dengan prinsip sosialisme (marxisme, komunisme, teori
ketergantungan, teologi pembebasan yaitu lebaration. Mereka percaya bahwa
perkembangan dapat dicapai melalui pembebasan
 Tu’minuna billah, sama dengan transcendence yang menjadi prinsip semua agama
dan filsafat perennial
 Jadi, Ilmu Sosial Profetik ialah humanisasi, liberasi, dan transendensi
ISP harus mempunyai perhatian utama :

 Utama, emansipasi umat, yang konkret dan historis, dengan menyangkutkannya


dengan problem-problem actual yang dihadapi umat
 Problem sekarang ialah bagaimana mengantarkan umat dalam transformasi menuju
masyarakat industrial, civil society, ekonomi yang non-eksploitatif, masyrakat
demokratis, negara rasioanal, dan budaya yang manusiawi
Ilmu profetik sebagai landasan masyarakat madani

 Marx berpendapat bahwa manusia yang tidak mendominasi alam semesta, tetapi
manusia yang menjadi satu dengannya, yang hidup dan responsif terhadap objek-
objek tersebut menjadi hidup baginya.
 Menurut Paul Tillich, sosialisme adalah sebuah gerakan resistensi yang menentang
penghancuran cinta yang terdapat dalam realitas sosial.
 Menurut saya, tujuan dari sosialisme Marx dalam pandangannya terkait manusia
terhadap alam, bahwa sudah banyak manusia yang telah mendominasi alam, justru
dengan manusia yang menjadi satu dengan alam, maka manusia akan mendominasi
cara kerja alam untuk keperluan umat manusia. Kembali kepada pribadi manusia
dengan saling berhubungannya dengan alam. Pohon yang dirawat di dalam ruangan
tidak akan hidup tanpa manusia, dan manusia tidak akan hidup tanpa adanya pohon
yang menghasilkan oksigen. Bisa dikatakan manusia harus bersatu dengan realitas
sosial. Maka sosialisme Marx dan Paul Tillich bisa disandingkan sosialisme pendapat
dari keduanya, saya berpendapat bahwa sebuah perkumpulan masa untuk menentang
suatu kemunafikan dalam gerbong manusia serakah. Manusia seharusnya bisa
harmonis, saling kolaborasi, saling humanis, agar terciptanya sosialisme yang tidak
adanya peleburan cinta.

 Adapun komitmen yang bisa dibangun antara lain: Pertama, komitmen kepercayaan
terkait pandangan kita terhadap agama yang kita anut. Artinya kepercayaan ini yaitu
selalu berpegang teguh dan beriman kepada ajaran yang dipercayai, apapun problem
dalam dunia harus berkhitmat dalam jalan yang di ridhai oleh Allah. Kedua,
komitmen apologetis dan intelektualis terkait manusia yang harus berpengetahuan.
Masih saling berkaitan dengan yang pertama, bahwa dalam komitmen ini, nantinya
anak muda penerus bangsa akan sadar betapa pentingnya suatu ilmu untuk masa
depan, terutama untuk menciptakan masyarakat madani. Dari akarlah, pohon akan
kokoh walau diterpa badai, jika tidak memiliki akar yang kuat, maka akan
tumbanglah. Begitupun sifat manusia pada umumnya yang harus dikroscek kembali
dalam diri umat. Ketiga, komitmen normatif-ideologis terkait berdakwah melalui
politik. Artinya suatu pandangan, arah pemikiran, jalan hidup, baik itu bersifat politis.
Maka haruslah bersifat menuju arah dakwah sebagai umat. Haruslah deklaratif serta
dalam dakwah memerlukan suatu ideologi atau ide gagasan yang dibangun. Yaitu
dengan berpandangan kepada ajaran Al-Kitab dan bermazhab kepada pemikiran kaum
intelektual.

 Masyarakat madani sebagai suatu masyarakat yang beradab dalam membangun


pembaharuan, menjalani yang diyakini benar, memaknai jalan hidupnya. Maka, Ilmu
sosial profetik mempunyai perhatian utama yaitu emansipasi umat, yang konkret dan
historis, dengan menyangkutkannya dengan problem-problem aktual yang dihadapi
umat serta problem sekarang ialah bagaimana menghantarkan umat dalam
transformasi menuju masyarakat industrial, civil society, ekonomi yang non-
eksploitatif, masyarakat demokratis, negara rasional, dan budaya yang manusiawi.
Maka Kuntowijoyo berpesan bahwa memahami diri sendiri, kiranya sangat diperlukan
untuk merencanakan masa depan. Tidak ada orang lain yang mempunyai posisi lebih
baik dari pada kaum intelektual Muslim sendiri.

Menciptakan episteme dalam masyarakat madani dengan ilmu profetik Kuntowijoyo

 Pendapat (Kuntowijoyo, 2001) bahwa aktivisme intelektual Muslim adalah kegiatan


ilmiah, tidak vulgar, dan dari standar objektif apapun harus ekselen. Dari pemikiran
Kuntowijoyo tersebut, artinya seorang aktivis Islam merupakan umat yang bergerak
dalam dunia pendidikan yang tidak kasar, harus lemah lembut, anggun dalam moral
dan unggul dalam intelektual. Maka kita bertanya-tanya, untuk apa ilmu sosial
profetik ini muncul? Kuntowijoyo membuat gagasan tentang ilmu sosial profetik
untuk, Pertama, untuk emansipasi dan juga keluar untuk bertahan. Kedua, Kita
sedang menghadapi perang, ghazwul fikr atau intellectual aggression. Ketiga, Musuh
kita ialah materialisme dan sekularisme dunia modern. Keempat, jihad intelektual.
 Maka, saya mengusulkan agar masyarakat madani bisa membangun epistemenya
dengan baik diantaranya: Pertama, ciptakan ruang untuk para alim ulama dari
kalangan apapun untuk berdakwah ke kampus-kampus atau dimana pun, dan
membahas tentang politik Islam untuk mengubah mentalitas umat dalam perpolitikan.
Kedua, mempersiapkan akar yang kokoh untuk menciptakan reasoning masyarakat
madani. Ketiga, ciptakan dialektika intelektual dengan siapapun untuk memperkuat
diri memasuki era apapun itu.
 Kemudian jangan lupakan dasar yang menjadi ilmu sosial profetik ini kuat, yaitu
pertama, amar ma’ruf, di mana manusia harus menjalankan yang baik, membela
HAM, membela kemanusiaan manusia, memberantas kepemilikan modal untuk
dirinya dan kepemilikan mesin (kapitalisme) agar terciptanya masyarakat atau negara
demokrasi. Kedua, Nahi munkar, meninggalkan yang tidak diperintahkan, melarang
orang untuk berbuat jahat, merujuk pada prinsip sosialisme. Bahwa mereka percaya
perkembangan zaman akan dapat dicapai dengan cara pembebasan dari belenggu
kapitalisme. Ketiga, tu’minuna billah, artinya masyarakat madani harus transendensi
untuk mengupayakan tujuan manusia kearah yang lebih baik lagi (bermakna).
 Maka bisa kita pahami bahwa perdebatan mengenai wacana Islamisasi ilmu turut
direspon oleh Kuntowijoyo dengan menawarkan ilmu sosial profetik di kalangan
masyarakat. Paradigma yang mucul adalah alternatif yang ditawarkan sebagai upaya
untuk keluar dari belenggu doktrin Islamisasi ilmu menuju pengilmuan Islam yang
sesungguhnya. Gagasan tersebut meliputi yang sudah dijelaskan diatas, antara lain:
pertama, humanisasi, menitikberatkan pada prinsif dasar manusia untuk
memanusiakan manusia. Selain itu, konsep humanisasi ini merupakan counter
terhadap sains barat dan industrialisasi yang krisis atas nilai-nilai humanisme
sehingga menimbulkan adanya privatisasi. Kedua, mengenai liberalisasi, yang dapat
dianalogikan dengan teolog pembebasan yang bertujuan untuk membebaskan dari
struktur yang menindas serta belenggu ideologi doktrinial. Ketiga, mengenai
transendensi, umat islam dibawa untuk mengkritisi terhadap episteme mode of
inquality yang menyatakan bahwa sumber pengetahuan tidak hanya dari rasio serta
empirisme yang cenderung positivistik saja, melainkan juga bisa berasal dari intuisi
dan wahyu yang datang.

Anda mungkin juga menyukai