Anda di halaman 1dari 21

MODERNISME TURKI

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Sejarah Umat Islam Masa Modern
Dosen pengampu: Fatiyah S.Hum., M.A

Kelompok 2:
Ariani Safitri (22101020049)
Rani Mardiana (22101020051)
Kamila Adnani (22101020056)
Maulana Ma'is (22101020071)

PRGRAM STUDI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................
BAB 1.................................................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................
A. Latar belakang..............................................................................................
B. Rumusan masalah........................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II.................................................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................................
A. Modernisasi Turki dan Tokoh......................................................................
B. Gerakan Pembaharuan Turki.......................................................................
C. Bentuk Pembaharuan Turki.........................................................................
D. Dampak Pembaharuan Turki.......................................................................
BAB III...............................................................................................................
KESIMPULAN...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia mendorong tindakan
perubahan yang perlu dilakukan. Perubahan ini bertujuan agar tidak adanya
ketertinggalan yang akan dihadapi nantinya. Ketertinggalan dapat menyebabkan
kemunduran, itu suatu hal yang tidak baik jika terus-terusan dibiarkan. Pengaruh
yang awalnya datang dari barat perlahan-lahan akan datang ke golongan umat
Islam dan memberikan efek nantinya. Untuk itu, perlu peuyaringan atau filterisasi
terhadap berbagai macam perubahan yang ada. Umat Islam dapat mengambil hal-
hal yang baik saja serta meninggalkan semua yang buruk. Terutama perubahan
yang dapat membuat ajaran-ajaran mutlak dalam Islam bisa hilang dengan begitu
mudah.1
Golongan atau kelompok yang masuk dalam kategori kaum perubahan
(modernis) adalah para cendekiawan yang dianggap memiliki pandangan yang
jujur dan selalu objektif. Kalangan Islam mengenal kaum modernis tersebut
dengan sebutan ulil albab. Dilihat dari ciri-ciri ulil albab seperti peka, daya pikir
yang hebat, daya pembanding yang tajam, analisis yang mumpuni, dll. Untuk itu
mereka juga termasuk dalam golongan cendekiawan yang membawa perubahan.2
Perubahan modernisme memiliki banyak macam penerapan nya pada
negara-negara di dunia. Contohnya seperti sekularisme yang muncul di Turki
pada 1924.3 Peristiwa tersebut menjadi salah satu bukti perubahan besar-besaran
yang ada di Turki. Mulai dari peralihan kekuasaan yang sebelumnya berbentuk
kekhalifahan menjadi negara republik, pemisahan agama dengan urusan negara
atau politik, pelarangan simbol-simbol agama apa pun, dll. Sebelum pada masa-
masa terakhir ini, semua itu dirubah oleh Erdogan yang membuat kaum beragama
di Turki (khususnya Islam) setidaknya menjadi lebih leluasa lagi.

1
Akhmad Taufik dkk, Sejarah Pemikian dan Tokoh Modernisme Islam. Jakarta, PT
RajaGrafindo Persada, 2005. Hal 54.
2
Ibid., Hal 57.
3
E.J Zurcher dan H. Van Der Linden, The European Union, Turkey and Islam. Amsterdam
University Press, 2004. Hal 49.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah modernisme Turki serta tokoh-tokohnya?
2. Apa saja gerakan pembaharuan yang muncul di Turki?
3. Bagaimana bentuk-bentuk perubahan yang terjadi di Turki?
4. Apa dampak pembaharuan Turki?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan sejarah singkat modernisme Turki dan tokoh-tokoh yang
ada di dalamnya.
2. Menjelaskan berbagai gerakan pembaharuan yang muncul di Turki.
3. Menjelaskan bentuk-bentuk pembaharuan yang ada di Turki.
4. Menyebutkan dampak-dampak pembaharuan Turki.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah modernisme Turki dan tokoh-tokohnya yang berpengaruh


Setelah Perang Dunia I berakhir, kesultanan Turki Utsmani mengalami
kemunduran yang mengakibatkan banyak wilayah-wilayahnya yang lepas.
Kekalahan perang juga membuat negara-negara sekutu mulai membagi-bagi
wilayah kekuasaan Turki untuk dijadikan sebagai tempat koloni.4 Perkembangan
sains dan teknologi di Eropa turut membuat Turki menjadi kesulitan dalam
mempertahankan wilayah kekuasaannya. Sultan terakhir Usmani (Abdul Hamid
II) berupaya dalam penyatuan Islam pada saat pemerintahannya itu. Usaha dalam
mempertahankan Utsmaniyah itu harus gagal karena Sultan Abdul Hamid II
meninggal pada 1918.5
Munculnya golongan elite politik modern Turki juga turut
mempengaruhi modernisme. Elite politik tersebut sudah terpengaruh dengan
paham-paham barat seperti nasionalisme, liberalisme, sekularisme, dll. Melihat
bahwasanya paham-paham dari barat tadi dapat memajukan negaranya, untuk itu
mereka juga ingin menerapkan nya di Turki. Terlebih lagi dengan situasi sosial-
politik Turki yang kian memburuk pada akhir abad ke-19. Saat kondisi itu
membuat banyak kelompok-kelompok nasionalisme Turki yang bermunculan,
tujuannya adalah untuk mengembalikan kejayaan Turki seperti dahulu lagi.6
Pada tahun 1924, Mustafa Kemal Atatürk muncul dengan ide
sekularisme nya.7 Sehingga terjadilah peralihan kekuasaan dari yang semula
kesultanan berubah menjadi negara republik. Sebelumnya, sudah ada sebenarnya
semangat untuk melakukan sekularisasi, tepatnya pada pada tahun 1876 oleh Ziya
Gokalp. Ia ingin mengembangkan konsep penggabungan antara Islam dan Turki
dengan modernitas Barat.

4
Adib Khairil Musthafa dan Hanik Purwati, “Sejarah dan Transformasi Politik Turki:
Pergulatan Sekularisme dan Islamisme”, Jurnal Tamaddun: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam
Vol 10 No 1 (2022):1032-1048. Hal 1036
5
Isputaminingsih, “Sejarah Islam: Kasus Sekularisme Turki”, Jurnal Pendidikan Sejarah,
Vol 3 No.1 (2014): 13-23. Hal 15
6
Ibid., Hal 16
7
E.J Zurcher dan H. Van Der Linden, The European Union, Turkey and Islam. Hal 49
Lebih jauh lagi, nantinya diharapkan para ulama dengan sosiolog
memodernisasi hukum Islam. Upayanya tersebut tak sedikit mengundang kritik
dari masyarakat karena sekularisme dinilai tidak sesuai dengan kultur budaya
Turki. Namun demikian, ada sebagian masyarakat Turki juga yang mendukung
ide Gokalp itu.8 Dalam pemikirannya itu, Gokalp mengajarkan Umat Islam untuk
berani nilai Islam dalam Masyarakat Turki dengan nilai-nilai barat. Hal itu
dilakukan agar nantinya Umat Islam siap dalam menghadapi tantangan
modernisme yang memang sedang terjadi pada masa itu.
Tokoh-tokohnya seperti:
1. Sultan Mahmud II
Sultan Mahmud II adalah sultan Ustmani ke-30 yang merupakan
putra dari Abdul Hamid I. Mahmud II lahir pada tahun 1785 dan wafat pada
tahun 1839. Ia di angkat menjadi sultan pada tahun 1807 pada masa
pemerintahannya Ia melakukan Westesmnisasi dalam berbagai bidang
pemerintahan, dengan mulai melakukan pembaruan yang diawali dengan
membubarkan Jannisari pada tahun 1826 dan membentuk suatu Korps tentara
baru yang dikirim oleh Muhammad Ali Pasha dari Mesir. Sultan Mahmud
dikenal sebagai Sultan yang tidak mau terikat pada tradisi lama dan tidak
akan segan untuk melanggar kebiasaan lama. Tradisi Aristokrasi dilanggar
oleh Mahmud. ia juga menganjurkan untuk meninggalkan pakaian tradisional
dan menggantinya dengan pakaian barat. 9
Mahmud II juga berpendapat bahwa urusan negara dan agama
harus dipisahkan. Karena agama diatur oleh syari`at dan sedangkan negara
diatur oleh hukum bukan syari `at. Dalam sistem pendidikan juga terjadi
perubahan yang di mana dalam kurikulum madrasah di masukkan
pengethuan-pengetahuan umum. Kemudian juga Mahmud II mendirikan
sekolah-sekolah umum seperti sekolah militer, sekolah Teknik, sekolah
Kedokteran dan sekolah Pembedahan. Selain itu ia juga mengirim siswa-
siswa ke Eropa dan Kembali ke Turki untuk menyebarkan ide-ide perubahan.

8
Abul A’la al-Maududi, Hukum dan Konstitusi: Sistem Politik Islam. Bandung: Mizan,
1994
9
Erik J, Zurcher, “Sejarah Modren Turki”,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003). hal.
486
Pembaharuan-pembaharuan yang telah dilakukan oleh Sultan Mahmud II
menjadi salah satu dasar selanjutnya sekularisme di Turki.10
2. Ziya Goklap
Ziya Gokalp atau Mehmed Ziya dilahirkan di Diyarbarkir. Ia
pernah Belajar di Kolese Kedokteran hewan di Istanbul. Setelah
menyelesaikan pendidikan nya di Istanbul ia bergabung dengan Komite
Revolusioner. Tetapi karena kegiatan-kegiatannya banyak yang melanggar
undang-undang Ia di pecat dan di penjara hingga diasingkan ke kota asalnya.
Kemudian memfokuskan diri di bidang sosiologi dan mempelajari filsafat.
Setelah Revolusi Turkey Muda pada tahun 1908. Ia ikut serta dalam kongres
partai di Salonika pada tahun 1909. Sehingga sejak itu ia mulai menyebarkan
ide-ide nasionalis melalui Genc Kalemler (Pena Muda) membangkitkan Pan-
Turkisme. Tetapi dalam menuangkan ide-ide nya ia memiliki gayanya
sendiri. Dengan menggunakan puisi dan prosa untuk mempropagandakan
pandangannya tentang nasionalisme. Kemudian pada tahun 1921 ia menjadi
guru besar di Universitas Istanbul dan menjadi pendukung garis keras Partai
Rakyat (Halk Firkasi) yang didirikan oleh Mustafa Kemal.11
Ziya Gokalp diakui sebagai bapak nasionalisme Turkey. Ia
merupakan seorang ahli teori tentang nasionalis dan berhasil mendirikan
Republik Turki pada tahun 1923 dibawah pimpinan Mustafa Kemal. Sebagai
seorang guru dan penulis Ziya Gokalp mempopulerkan sosiologi Barat di
Turki. Dalam tulisannya banyak dipengaruhi pemikiran Emile Durkheim
seorang ahli sosiologi Prancis, dan Leon cahun yang karangan nya terkenal
tentang sejarah bangsa Turkey di Asia Tengah untuk membangkitkan Pan-
Turkisme. Pada awalnya ia hanyalah seorang literatur Turkey Modern. Tetapi
karena interaksi nya dengan gerakan nasionalis, ia dapat mendirikan aliran
kontemporer. Terinspirasi dari tulisan vefik pasha Dialek Usmani, ia
membuat gagasan agar menghilangkan bahasa Arab dan persia dari bahasa
Turkey. Ia menganjurkan agar nahwu dan sharaf bahasa Arab dan persia di
tinggalkan. Modernisasi menurut Gokalp ialah kemampuan untuk membuat
dan menggunakan semua alat dan senjata yang di produksi bangsa -bangsa
yang sangat maju. Modernisasi juga merupakan suatu keharusan bagi bangsa

10
Ibid.,
11
Ibid. hal 480-481
Turkey. Bangsa Turkey juga harus mengambil kebudayaan peradaban Barat
secara keseluruhan. Ia juga menolak adanya hubungan antara agama dan
peradaban. Gokalp berpendapat bahwa fungsi agama dan politik haruslah
dipisahkan. Ia juga mengatakan bahwa fungsi khalifah hanya dalam hal
agama. Sistem pendidikan islam harus di perbaiki dan merujuk pada sistem
barat. Tulisan tulisan Ziya Gokalp tentang nasionalisme menjadi inspirasi
bagi rezim kemalis , dan setelah ia meninggal pun ide-ide nya masih menjadi
rujukan bagi pemimpin- pemimpin kemalis selanjutnya. 12
3. Mustafa Kemal Atatürk
Kemal Atatürk atau Mustofa Kemal Pasha adalah putra seorang
petugas bea cukai tingkat rendah di Salonica. Dia memasuki sekolah dasar
dan menengah di Monastir. Kemudian tamat dari akademi militer tahun
1904. Pada tahun 1907 ia bergabung dengan KPK dan di tempatkan di
Makedonia. Pada tahun 1916 Kemal naik pangkat menjadi Brigadir Jenderal
dan mendapat gelar pasha. Pada tahun 1919 ia terpilih menjadi Ketua
Komite Representatife Organisasi Perlindungan Hak-Hak pada Kongres
Regional di Erzurum. Sejak bulan April 1920 menjadi ketua majelis nasional
di Ankara. Kemudian Kemal memadukan organisasi-organisasi perlawanan
regional menjadi organisasi nasional, dan berhasil meraih kemenangan dalam
perang kemerdekaan pada tahun 1920-1922 melawan tentara Armenia,
Prancis, Yunani, Inggris, dan italia.13
Hingga pada tahun 1922 Ia menghapuskan kesultanan dan
mendirikan Republik Turkey pada tahu 1923. Ia sendiri sebagai Presiden
pertama Turkey, dibawah pemerintahannya ia memulai program pembaruan
ambisius yang bertujuan untuk memodernisasikan dan mensekulerisasikan
Turkey dan membangun identitas nasional yang baru. Gagasan Sekuleirsme
Attaturk dibidang kenegaraan pada dasarnya berupa pemisahan agama
dengan Negara.menurut Atturk pemisahan agama dengan Negara akan
menyelamatkan Negara dengan malapetaka. Berbagai upaya dilakukan oleh
Attarturk untuk memasukkan sekularisme di Turkey secara paksa. Upaya
untuk mengganti bacaan sholat dalam bahasa Turki, Azan menggunakan
bahasa Turki. Para pemimpin sekuler Turki Modern mengatakan bahwa
12
Mukti, Ali, “Islam dan Sekularisme di Turki Modern”, (Jakarta: Djambatan, 1994). hal
51-72.
13
Ibid .hal 469-470
reformasi yang mereka lakukan bukanlah di tujukan untuk melawan Islam
tetapi untuk mengakhiri kekuasaan para Ulama. Pada tahun 1933 pemerintah
mengeluarkan Keputusan bahwa Turki resmi menjadi negara Sekuler.pada
athun 1953 Mustofa Kemal wafat dan Jenazahnya di semayamkan di
museum Etnografi di Ankara.14

B. Gerakan-gerakan pembaruan Modernisme Turki

1. Tanzimat

Tanzimat berasal dari bahasa Arab dan berarti "menertibkan, mengatur,


memperbaiki". Tokoh sentral gerakan ini adalah Mustafa Rashid Pasha. Ia dilahirkan
di Istanbul pada tahun 1800. Menurutnya, kemajuan Eropa disebabkan oleh kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam kemajuan tersebut, ia melihat toleransi
beragama dan kemampuan masyarakat Eropa untuk melepaskan diri dari belenggu
agama. Mehmed Sadiq Rifat Pasha juga merupakan pemimpin Tanzimat yang
memiliki lebih banyak ide. Ia memiliki gagasan untuk membuat undang-undang dan
peraturan. Sultan dan pejabat negara harus mematuhi hukum dan peraturan. Pada
tahun 1839, Abdul Majid, yang menggantikan Mahmud II sebagai sultan,
mengeluarkan Hatt-i-Sherif Gulhane, yang disebut Piagam Gulhane. Piagam tersebut
menjelaskan bahwa pada saat pembentukan Kekaisaran Ottoman, hukum Syariah dan
hukum negara dipatuhi, sehingga kerajaan menjadi besar dan berkuasa, dan rakyatnya
hidup dalam kemakmuran. Oleh karena itu, perlu adanya perubahan yang mengarah
pada tata kelola pemerintahan yang baik, dan hal itulah yang mendasari perubahan
tersebut.15
1. Terjaminnya ketentraman hidup, harta dan kehormatan warga negara
2. Peraturan mengenai pemungutan pajak
3. Peraturan mengenai kewajiban dan lamanya dinas militer

Berdasarkan piagam tersebut, reformasi tersebut dilakukan di berbagai institusi


sosial Kesultanan Utsmaniyah. Salah satunya adalah reformasi dalam bidang hukum.
Dewan Yudisial (Meclis-I Al-Adliye) yang dibentuk oleh Sultan Mahmud II

14
Aidan,Husaini, “Wajah Peradaban Barat”,(Depok: Gema Insani, 2005). Hal 271-275
15
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan. Jakarta. PT Bulan Bintang. 2011.
Hal. 90-92
mempunyai anggota lebih banyak dan diberi kekuasaan untuk membuat undang-
undang. Dan ketika kodifikasi dimulai, selain Syariah, sumber-sumber non-agama
seperti hukum Barat mulai digunakan sebagai sumber hukum.
Pada tahun 1840 keluarlah hukum pidana baru disahkan, dan pada tahun 1850
dikeluarkan hukum dagang baru. Di bidang pemerintahan, reformasi dilakukan
dengan mendorong warga negara untuk mengemukakan pendapatnya mengenai
masalah-masalah nasional dan administratif. Reformasi di bidang keuangan dilakukan
melalui pendirian Bank Usmani pada tahun 1840. Pendidikan umum dibebaskan dari
kekuasaan ulama dan dialihkan ke Departemen Pendidikan yang didirikan pada tahun
1847. Pada tahun 1855, sebuah piagam baru, Hatt-i-Humayun, diumumkan secara
resmi yang berisi reformasi lebih lanjut terhadap status orang Eropa di bawah
pemerintahan Ottoman.16
Reformasi lain yang termasuk dalam Piagam Humayun termasuk
penyediaan anggaran negara tahunan, pembukaan bank asing, masuknya modal Eropa
ke dalam Kekaisaran Ottoman, pemberlakuan undang-undang perdagangan,
pencabutan undang-undang tentang pembunuhan orang yang meninggalkan Islam,
dan dan penyertaan anggota Republik Islam di Dewan Kehakiman. Kedua piagam
yang menjadi dasar pembaharuan Tanzimat itu memuat konsep sekularisme yang
berujung pada sekularisasi berbagai institusi masyarakat, khususnya di bidang hukum.
Kritik juga ditujukan pada sikap pemimpin Tanzimat yang pro-Barat. Sikap pro-Barat
ini membuka pintu bagi pengaruh dan campur tangan Barat dalam urusan internal
Kerajaan Usmani.17

2. Gerakan Usmani Muda

Para intelektual Ottoman yang menentang kekuasaan absolut disebut


Usmani Muda. Ide-ide para pemimpin muda Kesultanan Ottomanlah yang
mempengaruhi reformasi setelah periode Tanzimat. Utsmani Muda awalnya
merupakan sebuah perkumpulan rahasia yang didirikan pada tahun 1865 dengan
tujuan menggantikan pemerintahan absolut Kesultanan Utsmaniyah dengan
pemerintahan konstitusional. Setelah rahasianya terungkap, para pemimpin mereka
melarikan diri ke Eropa pada tahun 1867, di mana gerakan mereka diberi nama
"Kekaisaran Ottoman Muda". Salah satu pemikir muda Kesultanan Ottoman adalah
16
Ibid., Hal. 93-94
17
Ibid., hal. 97
Ziya Pasha (1825-1880). Menurutnya, agar Kesultanan Utsmaniyah bisa masuk dalam
kelompok negara maju, maka perlu menggunakan pemerintahan yang konstitusional.
Pemikir muda Ottoman terkemuka lainnya adalah Namik Kemal (1840–1888).
Menurut Namik Kemal, pemerintahan demokratis dan pemerintahan serupa
menurutnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. 18
Gagasan-gagasan yang dikemukakan Namik Kemal menjadi pedoman
penyusunan Konstitusi Usmani 1876 (Konstitusi 1876). Dengan diundangkannya
Konstitusi 1876, Usmani Muda berhasil mewujudkan cita-cita dan upayanya
menciptakan konstitusi bagi Kesultanan Utsmaniyah. Faktanya, mereka gagal
membatasi kekuasaan absolut sultan. Yang terjadi justru sebaliknya. Kekuasaan sultan
menjadi bersifat mutlak.19

3. Gerakan Turki Muda

Turki Muda adalah gerakan protes yang dimulai di Akademi Militer di Istanbul.
Gerakan tersebut tidak memiliki tujuan yang jelas selain membatasi absolutisme
Sultan Abdul Hamid II. Sistem pemerintahan yang mereka inginkan banyak
dipengaruhi oleh gagasan Barat: pemerintahan nasionalis, demokratis, dan
konstitusional. Hal ini sangat berbeda dengan rezim yang dipimpin oleh Sultan Abdul
Hamid II yang dianggap sebagai penguasa absolut dan dikenal sebagai diktator.
Dengan demikian, gerakan Turki Muda muncul dan berkembang sebagai bentuk
konfrontasi terhadap sistem pemerintahan yang berlaku saat itu.20
Berikut ini adalah usaha-usaha yang dilakukan oleh Gerakan Turki Muda dalam
menjatuhkan Sultan Hamid II.

a. Kerjasama dengan Zionisme

Zionis mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan ideologi dan


pemikiran Turki Muda. Pangeran Sabahuddin, pemimpin Turki Muda, menyatakan
pada tahun bahwa setelah Turki Muda bergabung dengan Zionis, kebangkitan
intelektual mereka pada tahun meningkat pesat dibandingkan sebelum bergabung
dengan Zionisme. Mengingat ideologi nasionalis, konstitusional, dan sekuler serta

18
Ibid., hal. 98-101
19
Ibid., hal. 107
20
AtikaAuliaKholifah Kholifah, “Gaya Pemerintahan Sultan Abdul Hamid II Pada Masa Turki Usmani,” Rihlah:
Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan 10, no. 02 (2022): 145–55, https://doi.org/10.24252/rihlah.v10i02.34457.
cara pandang mereka yang berorientasi Barat, tidak mengherankan jika pemuda Turki
memiliki hubungan khusus dengan Zionis.

b. Mengganti Sultan

Sebelum Sultan Abdul Hamid II memerintah Turki Usmani, Turki ini diperintah oleh
Murad V, adik kandung Abdul Hamid II, yang kabarnya mengidap penyakit jiwa,
karena penyakit yang dideritanya, ia tidak dapat melanjutkan tugasnya sebagai Sultan
dan digantikan oleh Abdul Hamid II. Seiring berjalannya waktu, sistem pemerintahan
yang dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II tidak akan menemui banyak perlawanan.
Oleh karena itu, Turki Muda berusaha mengembalikan Murad V yang konon sudah
sembuh menjadi sultan menggantikan Abdul Hamid II.

c. Penyerangan dan pembunuhan

Upaya Turki Muda selanjutnya adalah menyerang. Penyerangan tersebut


dilakukan dengan dokumen yang berisi kritik, kata-kata kotor dan ejekan terhadap
Sultan Abdul Hamid II. Dokumen ini disebarkan untuk menggugah opini masyarakat
dan menyebarkan kebencian terhadap Sultan. Selain itu, Pemuda Turki berusaha
membunuh Sultan Abdul Hamid II dengan meledakkan bom di luar Masjid Jami
setelah salat Jumat. Namun, seperti banyak upaya pembunuhan lainnya, upaya ini
gagal.
C. Bentuk pembaharuan Turki
1. Nasionalisme
Nasionalisme21 Turki merupakan paham yang baru, gerakan Nasionalisme
Turki ini muncul diakibatkan karena merosotnya pemerintahan yang dipimpin oleh
Sultan Murad III pada abad (ke-16), sampai dengan masa kepemimpinan Sultan
Hamid II pada (abad ke-19). Langkah awal yang di ambil Kemal ketika menjadi
seorang pemimpin, yaitu dengan pembaharuan bentuk negara yang awalnya
Kesultanan kemudian menjadi Republik. Nasionalisme yang diusulkan oleh Mustafa
Kemal yaitu Nasionalisme yang sekuler, yang menetapkan agama di bawah kontrol
dari pemerintahan.22 Ia berusaha untuk menggabungkan semu kepentingan-
kepentingan baik dari segi Islam dan Barat.
Mustafa Kemal ter inspirasi dari Gokalp tentang nasionalisme Turki, dengan
ide nya yaitu: “Menurut Gokalp, bangsa Turki memiliki kulturnya sendiri yang kuat,
yang menyatu dengan peradaban abad pertengahan yang sebagian adalah Arab-Islam
dan sebagian adalah Bizantium. Solusi terbaik menurutnya adalah mengganti
peradaban ini dengan peradaban Eropa yang Modern, dan tetap berpegang pada
budaya Turki”.23 Setelah meninggal pemikirannya menjadi inspirasi nya dan ia
dihormati sebagai bapak Nasionalisme Turki. Proyek Nasionalisme Mustafa Kemal
memiliki pandangan politik yang nantinya akan menjadi sebuah landasan reformasi
dan modernisasi Turki, konsep ini adalah:
a. Republikanisme
Sistem kekuasaan yang awalnya berada ditangan seorang Sultan kemudian
pindah ke tangan rakyat yang diwakili oleh parlemen. Menurut Kemal adalah
penghapusan keseluruhan system di dalam politik Turki Utsmani.
b. Populisme
Memiliki makna kerakyatan. Konsep yang satu ini berbeda dengan konsep
yang dilakukan di masa kekuasaan Turki Utsmani terdahulu, dikarenakan kekuasaan
pada saat itu berada di tangan sultan dan bukan berada di tangan rakyat.

21
Nasionalisme, adalah sebuah ideologi yang didasarkan pada rasa cinta terhadap tanah
airnya dan kelahirannya. Rasa cinta didalam nasionalisme akan menumbuhkan sikap perjuangan
kepentingan bangsa dan negara.
22
Fadila Syahadha, “Nasionalisme, Sekularisme Di Turki,” Majalah Ilmiah Tabuah:
Ta`limat, Budaya, Agama Dan Humaniora 24, no. 1 (2020): 1–14,
https://doi.org/10.37108/tabuah.v24i1.268.,hal. 4-5
23
Labib Syauqi Akifahadi, “Pengaruh Modernisasi Di Turki Terhadap Penafsiran
Bediuzzaman Said Nursi,” Refleksi 13, no. 2 (2014): 219–62,
https://doi.org/10.15408/ref.v13i2.900.,hal. 232.
c. Etatisme
Paham yang lebih mementingkan negaranya dari pada rakyatnya. Tujuan dari
Etatisme adalah untuk memperbaiki faktor ekonomi bahkan juga meliputi aspek sosial
dan politik.
d. Revolusionisme
Perubahan progresif berkelanjutan yakni kepentingan dari masyarakat Turki
untuk menyelesaikan diri dengan peradaban modern, kondisi dan kemajuan agar lebih
baik lagi.
e. Sekularisme
Memiliki makna memisahkan antara agama dan pemerintahan24.
2. Sekularisme
Kemunculan sekularisme25, awalnya sudah ada sejak tahun 1876 di masa sultan
Abdul Hamid II dan pada saat Ziya Gokalp sedang mengembangkan model Dinasti
Utsmani. Turki dikenal sebagai negara yang mengikuti Barat dalam segala aspek,
proses penjiplakan ini dengan melakukan sekularisasi secara besar. Pengaruh dan
perubahan ini, terjadi ketika Mustafa Kemal resmi menjadi Presiden pertama Turki. Ia
berkeinginan untuk mengubah negara Turki menjadi modern dengan mengarah pada
kebudayaan Barat, sehingga ia melakukan reformasi agama. Ide atau gagasan
sekularisme ini yaitu dengan memisahkan agama dan negara, negara tidak ada
hubungannya dengan agama. Bagi Mustafa Kemal ketika urusan agama ikut campur
dalam politik, ekonomi, dan lainnya maka akan membuat kemunduran. Dengan
melihat orang Barat yang meninggalkan agama dan memisahkan dari lapangan
politik, maka diterapkannya sekularisasi untuk melahirkan peradaban yang tinggi dan
membuat Turki menjadi modern dan maju.26
Kebijakan sekularisme yang dijalankan oleh Mustafa Kemal tidak sampai
menghilangkan agama, sekularisasi nya hanyalah berpaku untuk menghilangkan
kekuasaan agama dari pemerintahan dan juga politik. Pada tahun 1925 hingga dengan
1928 terus bergerak menyapu kehidupan nasional Turki. Kebijakan-kebijakan ekstrem

24
Sakinah Mawaddah Warrahmah, “Masa Pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk Republik
Turki 1923-1938”, (Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah, 2019), hal. 27-28
25
sekularisme menurut KBBI adalah paham atau kepercayaan yang berpendirian
bahwasannya agama tidak termasuk kedalam bagian urusan-urusan politik, negara, ataupun publik.
26
Arrasyidin Akmal Domo, Nuhasanah Bachtiar, and Z Zarkasih, “Revolusi Sosial
Masyarakat Turki: Dari Sekularisme Attatur Menuju Islamisme Erdogan,” Sosial Budaya 15, no. 2
(2018): 83, https://doi.org/10.24014/sb.v15i2.6696. hal, 87
pun dijalankan sehingga negara dan agama harus dipisahkan 27. Kebijakan-kebijakan
dalam pelaksanaan sekularisme yaitu seperti:
a. Reformasi agama
Perubahan bentuk negara dari kesultanan menjadi republik dan Mustofa Kemal
menghapuskan sistem khalifah.
b. Reformasi agama
Salah satu usaha Kemal yaitu yang pertama untuk memisahkan agama dan
negara dengan kata lain memisahkan agama dari semua aspek kehidupan politik,
sosial dan budaya. Menurut Kemal “islam adalah agama rasional” kebijakan Kemal
seperti: al- Qur’an perlu di terjemahkan dalam bahasa Turki agar hal tersebut dapat
dipahami oleh rakyat, dalam melaksanakan sholat di masjid jamaah dianjurkan untuk
memakai sepatu di tambah dengan menyediakan alat musik untuk memperindah
bentuk shalat, mengubah pengucapan azan ke dalam bahasa Turki. 28
c. Reformasi pendidikan
Contohnya seperti kedudukan Syaikhul Islam dan Kementerian Urusan Agama
di hapus dengan Undang-undang tahun 1924, semua yayasan agama diambil alih oleh
negara dan juga gedung-gedung agama, dan sekolah-sekolah agama di tutup.

d. Reformasi hukum
Contohnya seperti larangan berpoligami, dilarang memakai gelar-gelar yang
biasa dipakai pada masa Turki Utsmani, sistem kalender Hijriah diganti menjadi
Masehi.29
3. Westernisasi
Proses westernisasi30 merupakan upaya dari gerakan revolusioner yang
dilatarbelakangi dengan kemunduran dari imperium Usmaniyah. Mustafa Kemal
melihat bahwasanya bangsa Barat telah mencapai masa peradaban tinggi, yaitu
dengan adanya teknologi dan ilmu pengetahuan. Mustafa Kemal telah berhasil dalam
melakukan upaya pembaharuan-pembaharuan ala Barat, terutama dalam politik dan
juga ekonomi. Dalam proses ini sehingga haruslah meninggalkan tradisi lama,
27
Labib Syauqi Akifahadi, “Pengaruh Modernisasi Di Turki Terhadap Penafsiran
Bediuzzaman Said Nursi,”,hal. 234.
28
A . Mukti Ali, Islam dan Sekularisme di Turki Modern, (Jakarta : Djambatan, 1994), hal
107-109
29
Isputaminingsih, “Sejarah Islam : Kasus Sekularisme Turki,” Jurnal Pendidikan Sejarah
3, no. 1 (2014): 13–23, https://ejournal.unsri.ac.id/index.php/criksetra/article/view/4753. ,hal..19-21
30
Westernisasi adalah proses yang dimana masyarakat itu ada dalam pengaruh atau
mengadopsi budaya Barat dalam berbagai bidang.
termasuk juga tradisi yang sifatnya keagamaan yang tidak sesuai dengan zaman.
Maka dari itu dalam diterapkannya westernisme ketika negara Turki ingin maju,
haruslah berkiblat ke Barat dan meninggalkan tradisi yang sudah tidak pada
zamannya atau ketinggalan zaman.31 Karena jika tidak diterapkan, itulah yang menjadi
salah satu faktor dari kemunduran suatu zaman. Namun dalam pengaruhnya untuk
masyarakat perdesaan sangatlah kecil, rakyat yang bisa membaca hanya seperempat
nya saja. Kemudian dengan adanya pendidikan sekuler, tetapi mayoritas rakyat Turki
masih menerapkan ajaran Islam dalam keseharian nya bahkan sesudah pembaharuan
dijalankan.
Nasionalisme, westernisme, dan sekularisme adalah pemikiran pembaharuan
yang diterapkan oleh Mustafa Kemal dalam kepemimpinan nya. Berkuasa nya
Mustafa Kemal menjadikan pembaharuan-pembaharuan nya dalam kebijakan nya dan
undang-undang yang di tetapkan. Undang-undang yang telah ditetapkan dalam
kekuasaannya yaitu:
a. Pertama undang-undang pada tahun 1924, yaitu dengan dihilangkannya
institusi-institusi keagamaan yang ada dalam kepemimpinan nya.
b. Pada 3 Maret 1924, yaitu undang-undang tentang unifikasi dan juga
sekularisme dalam bidang pendidikan. Seluruh sekolah semuanya berada
dibawah Kementerian Pendidikan dan madrasah-madrasah ditutup.
c. Selanjutnya 25 November 1925, diberlakukan tentang pemakaian topi
ala Barat.
d. Pada 30 November, para anggota petugas jama’ah dan makam
diberhentikan, penghapusan lembaga dalam pemakaman dan dilarang
memakai gelar.
e. Pada 17 Februari 1926 yaitu kebebasan dalam beragama, pembolehan
nikah beda agama, perempuan atau laki-laki memiliki hak yang sama
dalam hak warisan.
f. Pada 1 November 1928, undang-undang tentang diberlakukannya huruf-
huruf latin sebagai pengganti huruf abjad Turki dan dihapuskannya
tulisan Arab.

D. Dampak dari pembaharuan di Turki


1. Dampak positif
31
A . Mukti Ali, Islam dan Sekularisme di Turki Modern, hal. 4 dan 12
 Kemajuan dalam bidang ekonomi dengan diterapkannya kebijakan
etatisme, membawa kemajuan dalam sistem ekonomi. Kemudian juga
dari segi infrastruktur dan dalam bidang pertanian meningkat.
 Maju nya industri seperti pabrik peluru, gula, semen, pakaian dan
lainnya.
 Adanya budaya yang baru dan berbeda yang membuat perubahan dan
berdampak pada perubahan zaman yang modern.
 Kebebasan hak-hak untuk perempuan.
 Hubungan luar negeri mengalami kemajuan dan terjalinya hubungan
internasional yang baik.32
2. Dampak negatif
 Terjadinya goncangan yang hebat yaitu pemberontakan suku-suku Kurdi
yang berada di pegunungan dengan melakukan pemberontakan secara
terbuka kepada Mustafa Kemal. Sehingga ia mengambil tindakan yang
sangat kejam yaitu dengan semua orang yang melawannya dari orang
Kurdistan di berantas secara kejam, perkampungan yang mereka tempati
dibakar, pemimpin Kurdi 46 orang dihukum gantung.33
 Perlawanan dari para Ulama, dalam gerakan An-nur yang pada saat itu
dipimpin Syekh Badiuz Zaman Said An-Nursi dan para muridnya.
 Ribuan tokoh-tokoh dan Ulama mereka lebih baik memilih untuk mati
daripada mengikuti Mustafa Kemal yang sudah sangat jelas dalam
penyimpangan agama.
 Penerapan dari sekularisme tidak dapat diterima karena sangat-sangat
bertentangan dengan ajaran dalam agama Islam. Pembaharuan ini
membuat para masyarakat yang beriman merasa sangat terganggu dalam
melakukan ibadahnya.
 Tahun 1928 agama islam sebagai agama resmi pun dihilangkan dari
hukum konstitusi, kemudian digantikan dengan hukum sipil dan pidana.34

32
Nanda Ahmad Basuki, https://youtu.be/fasiJ5st6IA?si=AkXQGw40ROCykPfG, diakses
pada 20 Februari 2024
33
Maryam Jameelah, “Islam dan Modernisasi” , Terj. A.Jainuri dan Syafiq A. Mughni
(Surabaya: perpustakaan pusat, 1981),hal. 172
34
Ibid, hal. 173
 Adanya westernisasi membuat hilangnya budaya asli sebuah negara
dikarenakan adanya budaya Barat yang masuk dan membuat pengaruh
yang berbeda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Modernisasi atau pembaharuan Turki terjadi pada masa akhir
pemerintahan Sultan Abdul Hamid II. Sebenarnya di periode sebelumnya, ketika
masa awal kekhalifahan sudah muncul gerakan perubahan. Tahun 1876, Zia
Goklap sudah mengenalkan ide tentang sekularisme kepada masyarakat Turki.
Akan tetapi, ide tersebut tidak banyak berkembang pada tahun-tahun berikutnya.
Sebelum akhirnya pada tahun 1924, Mustafa Kemal Atatürk muncul dengan ide
sekularisme nya tadi yang dipengaruhi oleh tokoh sebelumnya. Hingga pada
akhirnya terjadi peralihan kekuasaan serta Turki dijadikan sebagai negara sekuler.
Tokoh-tokohnya yang berperan seperti Zia Gokalp, Mustafa Kemal Atatürk,
Sultan Mahmud II, dll.
Gerakan-gerakan pembaharuan Modernisme Turki mencakup
Tanzimat, Gerakan Usmani Muda, dan Gerakan Turki Muda. Tanzimat, dimulai
dengan Piagam Gulhane pada 1839, mengenalkan reformasi hukum, keuangan,
pemerintahan, dan pendidikan di Kesultanan Utsmaniyah. Gerakan Usmani
Muda, diawali pada tahun 1865, berusaha menggantikan pemerintahan absolut
dengan konstitusional, tetapi Konstitusi 1876 justru memperkuat kekuasaan
Sultan. Gerakan Turki Muda, yang muncul sebagai protes terhadap Sultan Abdul
Hamid II, melibatkan kerjasama dengan Zionisme dan upaya mengganti Sultan,
termasuk serangan dan percobaan pembunuhan.
Bentuk-bentuk pembaharuan yang ada di Turki ada beberapa macam
seperti nasionalisme, westernisasi, dan sekularisme. Nasionalisme di Turki
muncul akibat kemerosotan pemerintahan pada abad ke-16. Selanjutnya, hal
tersebut terus berkembang hingga Kemal mencetuskan Republik Nasionalisme.
Westernisasi muncul akibat dari eksistensi barat yang dianggap lebih maju dari
kultur budaya yang ada di Turki. Dorongan dari gerakan adalah untuk
meninggalkan tradisi lama dan lebih condong berkiblat terhadap Barat.
Sekularisme didorong oleh Kemal dengan memisahkan antara kepentingan agama
dengan pemerintahan. Revolusi besar-besaran terjadi dalam kalangan
pemerintahan maupun agama.
Dampak pembaharuan yang dilakukan di Turki tentu saja ada. Mulai
dari dampak yang positif (baik) maupun negatif (buruk). Kebanyakan dampak
positif datang dari berkembangnya ekonomi Turki menjadi lebih maju.
Sedangkan dampak negatifnya terasa pada kalangan agamis yang condong mulai
disingkirkan hingga terjadi banyak pemberontakan dan pembunuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Adib Khairil Musthafa dan Hanik Purwati, “Sejarah dan Transformasi Politik Turki:
Pergulatan Sekularisme dan Islamisme”, Jurnal Tamaddun: Jurnal Sejarah
dan Kebudayaan Islam Vol 10 No 1 (2022). Hal 1036.
Ahmad Basuki, Nanda. https://youtu.be/fasiJ5st6IA?si=AkXQGw40ROCykPfG,
diakses pada 20 Februari 2024.
Ali, A. Mukti, “Islam dan Sekularisme di Turki Modern”, (Jakarta : Djambatan,
1994).
Akifahadi, Labib Syauqi. “Pengaruh Modernisasi Di Turki Terhadap Penafsiran
Bediuzzaman Said Nursi.” Refleksi 13, no. 2 (2014): 219–62.
https://doi.org/10.15408/ref.v13i2.900.
Domo, Arrasyidin Akmal, Nuhasanah Bachtiar, and Z Zarkasih. “Revolusi Sosial
Masyarakat Turki: Dari Sekularisme Attatur Menuju Islamisme Erdogan.”
Sosial Budaya 15, no. 2 (2018): 83. https://doi.org/10.24014/sb.v15i2.6696.
Husaini, Aidi, “Wajah Peradaban Barat”, (Depok: Gema Insani, 2005)
Isputaminingsih, “Sejarah Islam: Kasus Sekularisme Turki”, Jurnal Pendidikan
Sejarah, Vol 3 No.1 (2014). Hal 15.
Jameelah, Maryam. “Islam dan Modernisasi” , Terj. A.Jainuri dan Syafiq A. Mughni
(Surabaya: perpustakaan pusat, 1981).
Kholifah, AtikaAuliaKholifah. “Gaya Pemerintahan Sultan Abdul Hamid II Pada
Masa Turki Usmani.” Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan 10, no. 02
(December 30, 2022): 145–55.
https://doi.org/10.24252/rihlah.v10i02.34457.
Nasution,Harun. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan.
(Jakarta:PT Bulan Bintang, 2014)
Syahadha, Fadila. “Nasionalisme, Sekularisme Di Turki.” Majalah Ilmiah Tabuah:
Ta`limat, Budaya, Agama Dan Humaniora 24, no. 1 (2020): 1–14.
https://doi.org/10.37108/tabuah.v24i1.268.
Taufik, Akhmad. dkk. Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Warrahmah, Sakinah Mawaddah. “Masa Pemerintahan Mustafa Kemal Ataturk
Republik Turki 1923-1938”, (Jakarta: Skripsi UIN Syarif Hidayatullah,
2019).
Zurcher dan Van Der Linden. The European Union: Turkey and Islam. Amsterdam
University press.
Zurcher, Erik J, “Sejarah Modern Turki”,(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2003).

Anda mungkin juga menyukai