Anda di halaman 1dari 10

PEMIKIRAN DAN PEMBAHARUAN MODERN DALAM ISLAM DI TURKI

“MAHMUD II”
Disusun Oleh :
Maulidia Alfiana (200501050)
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora
Prodi Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pembimbing: Prof. Dr. H. Misri A. Muchsin, M.Ag.

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH-DARUSSALAM
TAHUN AJARAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji serta syukur sebanyak-banyaknya penulis panjatkan


kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya, sehingga penulis
telah dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam tidak lupa pula penulis sanjung
sajikan kepangkuan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah menyempurnakan akhlak
manusia dan menuntun umat manusia kepada kehidupan yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.

Alhamdulillah dengan petunjuk dan hidayah-Nya, penulis telah menyelesaikan


penyusunan makalah untuk memenuhi dan melengkapi persyaratan ujian atau nilai final prodi
sejarah peradaban islam fakultas adab dan humaniora UIN Ar-Raniry Banda Aceh dengan
judul “Pemikiran dan pembaharuan modern dalam islam di turki Mahmud II.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan baik
pengolahan maupun penyajian data. Oleh karena itu segala saran yang bersifat membangun
sangatlah diharapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata
penulis mengharapkan semoga karya ilmiah ini dapat menjadi salah satu sumber informasi
bagi yang membacanya. Tak ada sesuatu yang sempurna karena kesempurnaan hanyalah
milik Allah SWT.

Banda Aceh, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Biografi Tokoh “Mahmud II”

BAB II PEMBAHASAN

A. Pemikiran Pembaharuan Islam Sultan Mahmud II

1. Pembaharuan Bidang Militer

2. Pembaharuan Bidang Pendidikan

3. Pembaharuan Bidang Budaya

4.Pembaharuan Bidang Pemerintah

B.Pemikiran Unggul Sultan Mahmud II

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A.Biografi Sultan Mahmud II

Sultan Mahmud II lahir di istanbul tanggal 13 Ramadhan 1199 H / 20 Juli 1785 M.


Ayahnya bernama Sultan Salin III (sultan ke-31). Mahmud II diangkat menjadi sultan ke-33
dari Sultan Kerajaan Ottomon di Turki pada usia 23 tahun,tepatnya tanggal 28 Juli 1808
menggantikan kakaknya bernama Sultan Mustafa IV. Sultan Mahmud II dipandang sebagai
pelopor pembaruan di Kerajaan Ottonom yang sebanding dengan Muhammad Ali Pasya
(1805-1849) yang mempelopori pembaruan di mesir. Semasa kecilnya,ia memperoleh
pendidikan tradisional dalam bidang agama termasuk Bidang Pemerintah,Sejarah,dan Sastra
Arab,Turki,dan Persia1. Selain itu ia juga sangat berpengalaman dalam Ilmu
Geografi,Seni,dan Ilmu Pengetahuan Kemiliteran.

Pada awal pemerintahannya ia disibukkan dengan peperangan terutama dalam perang


melawan Rusia untuk menentukan daerah-daerah yang mempunyai wilayah yang luas dan
dijadikan sebagai otonomi besar. Selain itu,ia mendapat tantangan dari berbagai
kelompok,baik dari dalam maupun dari luar. Adapun tantangan tersebut datangnya dari
kelompok Janissari yang mempunyai hubungan dengan Tarekat Bektasyi. Kelompok tersebut
mempunyai pengaruh dalam masyarakat dan kalangan ulama yang memegang kuat tradisi-
tradisi umat islam. Dan akhirnya Sultan Mahmud II berhasil melakukan pembaruan,dan hal
pertama yang menarik perhatiannya yakni pembaruan Bidang Militer.

Sultan Mahmud II wafat di Istanbul tanggal 1 juli 1839 dalam usia 54 tahun. Tokoh
pembaru seperti ia merupakan personifikasi dari ide-ide dan langkah-langkah pembaruannya.
Pembaruan Sultan Mahmud II selanjutnya melahirkan suatu gagasan dan era baru di Kerajaan
Ottoman yang disebut “Tanzimat”.

1
Harun Nasution, Pembahuruan dalam islam sejarah Pemikiran dan Gerakan (Cet. IX, Jakarta: PT Bulan Bintang,
1992), 90.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pemikiran Pembaharuan Islam Sultan Mahmud II

Setelah kekuasaannya sebagai pusat pemerintahan kerajaan Usmani bertambah kuat,


Sultan Mahmud II melihat bahwa telah tiba waktunya untuk memulai usaha-usaha
pembaharuan yang telah lama ada dalam pikirannya. Dan pembaharuan yang dilakukannya
secara sungguh-sungguh, seperti dalam bidang militer,pendidikan,hukum,budaya dan
pemerintah. Untuk pembahasan lebih lanjut tentang pemikiran pembahuruan islam Sultan
Mahmud II dapat dibagi menjadi beberapa bidang.

1.Pembaharuan Bidang Militer

Pembaharuan di bidang militer. Dalam melakukan pembaharuan dibidang militer, Sultan


Mahmud II dikenal sangat taktis dan strategis, karena tentaranya yang baru adalah pelatih
yang dikirim oleh Muhammad Ali Pasya dari Mesir. Adapun pembaharuan militernya :
(1) Membentuk tentara kerajaan yang modern;
(2) Melumpuhkan tantangan dari pihak Janisarry sekaligus tantangan ulama atas
pembaharuannya; dan
(3) Membentuk korps tentara kerajaan Usmani yang baru pada tahun 1826. Dalam hal ini
ia menjauhi pemakaian peelatih-pelatih Eropa atau Kristen yang pada masa lampau mendapat
tantangan dari pihak yang tidak setuju dengan pembaharuan. Sebenarnya dari pihak Janisarry
yang menentang pembaharuan2. Sultan Mahmud II para petingginya itu menyetujui
pembentukan korps baru ini, tetapi perwira bawahan mengambil sikap menolak. Beberapa
hari sebelum korps baru itu mengadakan parade, Janisarry berontak. Dengan mendapat restu
dari Mufti Besar kerajaan Usmani, Sultan Mahmud II memberi perintah untuk mengepung
Janisarry yang sedang berontak dan menghujani garnisun dengan tembakan meriam.
Pertumpahan darah terjadi dan kira-kira seribu Janisarry mati terbunuh. Tempat-tempat
mereka selalu berkumpul dihancurkan dan penyokong-penyokong mereka dari golongan sipil
di tangkap. Tarekat Baktasyi, sebagai tarekat yang banyak mempunyai anggotanya dari
golongan Janisarry dibubarkan. Kemudian Janisarry sendiri dibubarkan.

2
Harun Nasution,op. cit, h: 91
2.Pembaharuan Bidang Pendidikan

Sebelum abad modern, pendidikan di kerajaan usmani tidak menjadi tanggung jawab
kerajaan melainkan ditangani ulama yang orientasinya hanya pendidikan agamaa tanpa
adanya peengetahuan umum. Sistem pendidikan seperti ini menurut Mahmud II tidak akan
mampu menjawab problem umat di abad modern.

Oleh karena itu ,usaha yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II dalam pembahuruan di
bidang pendidikan adalah mengubah kurikulum dengan memadukan pengetahuan agama dan
umum serta tetap membiarkan sekolah tradisional berjalan. Di samping itu, Sultan Mahmud
II mendirikan dua sekolah umum, yaitu Mekteb-i Ma’arif (sekolah pengetahuan umum) dan
Mekteb-i Ulum-u Edebiye Tibbiye-i (sekolah sastra) yang siswanya adalah lulusan terbaik
dari madrasah tradisional3.

Selain itu secara berturut-turut Mahmud II mendirikan Sekolah Militer, Sekoleh


Teknik, Sekolah Kedokteran, dan Sekolah Pembedahan. Pada 1838 ia menggabungkan
Sekolah Kedokteran dengan Sekolah Pembedahan menjadi Dar-ul Ulum-u Hikemiye ve
Mekteb-i Tibbiye-i Sabane dengan menjadikan bahasa Perancis sebagai bahasa pengantarnya.
Mahmud II tercatat sebagai tokoh penganjur bahasa Perancis karena menurutnya penguasaan
bahasa asing tersebut akan mempercepat laju alih ilmu modern ke Turki, khususnya ilmu
kedokteran, dan sekaligus menjadi kunci dalam penyerapan khazanah pemikiran modern
seperti politik, militer, ekonomi, sosial, sains, dan filsafat. Selain usaha pendirian sekolah,
Mahmud II juga melaksanakan kegiatan yang sangat strategis. Ia mengirim siswa untuk
belajar ke Eropa yang kelak setelah kembali diharapkan membawa ide baru di kerajaan ini.
Pada masa berikutnya usaha ini terbukti, muncullah buku-buku yang berbahasa Turki
mengenai peradaban modern Barat.

3
Harun Nasution, op. cit, h. 94.
3.Pembahuruan Bidang Budaya

Sultan Mahmud II mempunyai karakteristik yang tidak dimiliki oleh sultan


pendahulunya. Ia seorang sultan yang tidak mau terikat dengan tradisi yang menganggap
sultan sebagai seworang yang tinggi derajatnya,sehingga budaya mereka tidak mau bergaul
dengan masyarakat atau rakyat. Bahkan terhadap pembesar kerajaan pun tidak berani duduk
ketika menghadap sultan,karena dianggap bahwa sultan bukanlah manusia biasa.

Tradisi aristokrasi tersebut dilanggar oleh Sultan Mahmud II dengan mengambil sikap
demokrasi,ia selalu muncul di hadapan umum untuk berbicara dan tampil pada upacara-
upacara resmi. Pakaian kebesaran kerajaab termasuk pakaian pembesar lainnya ia tukar
dengan yang sederhana,dan tanda-tanda kebesaran hilang. Rakyat dianjurkan untuk
meninggalkan pakaian tradisional dan mengganti dengan pakaian Barat. Pakaian para
pembesar kerajaan di samakan dengan pakaian rakyat biasa. pemikiran seperti ini sangat
sukar untuk di terima di kalangan ulama yang mempunyai pemikiran negatif terhadap
kemajuan barat,termasuk sebagian umat islam di Indonesia.

Sultan Mahmud II dikenal juga sebagai seni dan budaya,dikenal sebagai arsitektur
bangunan bersejarah terutama bangunan masjid. Ia juga membangun gedung perpustakaan
sebagai tempat penyimpanan hasil karya,terutama buku buku sebagai bukti sejarah
pembaharuan dalam islam.

4.Pembaharuan Bidang Pemerintah

Aspek terpenting yang dilaksanakan Mahmud II dalam bidang pemerintahan adalah


merombak sistem kekuasaan di tingkat penguasa puncak. Dalam tradisi krajaan Usmani,
sultan memiliki dua bentuk kekuasaan, yakni kekuasaan temporal (duniawi) dan kekuasaan
spiritual (rohani). Sebagai penguasa dunia ia disebut Sultan dan sebagai penguasa rohani
disebut khalifah.

Dalam pelaksanaannya untuk urusan pemerintahan, sultan dibantu Sadrazam,


sedangkan untuk keagamaan dibantu Syaikh al-Islam. Jabatan Sadrazam yang sering
menggantikan sultan apabila sultan berhalangan dihapuskan Mahmud II. Sebagai gantinya
dibentuk jabatan perdana menteri yang membawahi menteri untuk urusan dalam negeri, luar
negeri, keuangan, dan pendidikan dengan departemennya masing-masing. Para menteri
memiliki kekuasaan semi otonomi dan perdana menteri dan sultan.
Tugas perdana menteri sangat berkurang apabila dibandingkan dengan Sadrazam
sebelumnya. Selain itu Mahmud II juga memindahkan kekuasaan Yudikatif dari tangan
Sadrazam ke Syaikh al-Islam. Dalam sistem baru ini Mahmud II membentuk lembaga hukum
sekuler disamping hukum syariat. Kekuasaan Syaikh al-Islam menjadi sedikit karena hanya
menangani masalah syariat, sedangkan hukum sekuler diserahkan kepada Dewan Perancang
Hukum untuk mengaturnya. Sepanjang sejarah kerajaan Usmani, Mahmud II yang secar5a
tegas mengdakan perbedaan antara urusan agama dan urusan dunia. Pada 1838 ia
mengeluarkan hukum dan ketentuan menyangkut kewajiban para hakim dan pegawainegeri.
Ditegaskan pula ktentuan yang berlaku bagi seorang hakim maupun pegawai yang korupsi
dan melalaikan tugasnya.

B.Pemikiran Unggul Sultan Mahmud II


Menurut Sultan Mahmud II dalam pemikirannya harus menerapkan sistem demokrasi
dalam pemerintahannya,dan menghapus pengultusan sultan yang dianggap suci oleh
rakyatnya. Memasukkan kurikulum umum ke dalam lembaga-lembaga pendidikan madrasah.
Dan mendirikan sekolah Maktebi Ma’arif yang mempersiapkan tenaga-tenaga administrasi,
dan Maktebi Ulum’i edebiyet yang mempersiapkan tenagatenaga ahli penerjemah.
Mendirikan sekolah kedokteran, militer dan teknik.
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari pemaparan secara singkat diatas, penulis ingin memberikan sebuah kesimpulan
secara garis besar bahwa pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II sangat luar
biasa. Ia berani melakukan Desakralisasi dari simbol-simbol kekuasaan yang ada di Turki.
Tertutama dalam hal hubungan seorang Sultan dengan rakyatnya. Yang konon katanya
seorang sultan tidak pernah berhadapan (berurusan) langsung dengan rakyat maka Sultan
Mahmud II merubahnya dan ia selalu hadir ditengah-tengah rakyatnya. Kemudian banyak hal
hal lagi yang dibaharui oleh Mahmud II dari bidang Militer, pemerintah, pendidikan,
publikasi, ekonomi dan semua perubahan ini menjdai auan pembaharuan selanjutnya di
kerajaan Usmani yang disebut Tanzimat.
DAFTAR PUSAKA

https://books.google.co.id/books?pemikiran+dan+pembaharuan+dalam+islam+mahmu
d+ll&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&ovdme=1&sa=X
&ved=2ahUKEwiJyvXnq4f7AhUzS2wGHWHzC_0Q6wF6BAgIEAU

Mughni, Syafiq A, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Nasution, Harun, Pembaharuan Dalam Islam, sejarah Pemikiran dan Gerakan, Jakarta: PT
Bulan Bintang, 1975.

Anda mungkin juga menyukai