Nim : 21106020039
Prodi : Fisika
1. Kenapa perkembangan Islam pada masa Turki Usmani dikenal dengan imperium
tanpa peradaban? Jelaskan!
Perkembangan Islam pada masa Turki Utsmani dikenal dengan imperium tanpa
peradaban dikarenakan pada masa itu Turki Utsmani hanya memiliki kemajuan
militer, tanpa adanya kemajuan kebudayaan. Karena kerajaan Turki Utsmani
merupakan satu-satunya kerjaan yang mampu bertahan hingga abad ke 20,lebih
banyak difokuskan pada masalah kemiliteran dan perluasan wilayah. Sehingga
bisa dibilang bahwa masa itu kekaisaran (imperium) turki tidak mengalami
peradaban layaknya negara lainnya, karena hanya berfokus pada pertahanan
militer tanpa adanya karya karya /kebudayaan yang terdapat didalamnya.
Keterfokusan Turki Usmani dalam kemiliteran mejadikan mereka dikenal sebagai
imperium tanpa peradaban. Selama itu mereka tefokus ke kekuatan militer untuk
memperluas wilayahnya dalam rentang waktu kurang lebih 625 tahun.
Referensi :
1. Ali, Mukti. Islam dan Imperium di Turki. Jakarta: Penerbit Djambatan,
1994.
2. Attas (al), S.M. Naquib Sejarah Imperium Turki. Bandung: Pustaka, 1981.
2. Bagaimana bentuk negara sekuler Turki pada masa modern? Seperti apa kondisi
Islam
pada saat itu?
Pembaruan Turki sesungguhnya telah sejak lama dilakukan oleh generasi Turki,
jauh sebelum pembaruan yang dilakukan oleh Ataturk. Ataturk sebenarnya
seorang nasionalis pengagum barat, yang menginginkan kemajuan Islam, oleh
karena itu, menurutnya perlu diadakan pembaharuan dalam soal agama untuk
disesuaikan dengan bumi Turki. Islam adalah agama rasional dan dan dibutuhkan
umat manusia, akan tetapi agama yang rasional ini telah dirusak oleh ulama-ulama
pada masa itu, oleh karenanya, ia pun kemudian membentuk sistem negara
sekuler, dan usaha sekularisasinya berpusat pada menghilangkan kekuasaan
golongan ulama dalam soal negara dan politik.
Keinginan Mustafa Kemal dalam mewujudkan modernisasi Turki sebagai negara
sekuler dilakukan secara bertahap. Langkah pertama yang dilakukan mustafa
Kemal antaralain : 1.menghapuskan lembaga kesultanan pada bulan november
1922. Ketika itu, untuk tidak terjadinya dualisme dalam pemerintahan yaitu Raja
Turki di satu pihak dan Pemerintahan Negara di pihak lain, maka jabatan khalifah
harus dihapuskan. Walaupun penghapusan khalifah melalui perdebatan yang
sengit di Majlis Nasional Agung, akhirnya Sultan Abdul Hamid dipaksa
meninggalkan Turki.
2. Mustafa Kemal berusaha memindahkan urusan kementerian syari’ah dan
lembaga wakaf ke bawah administrasi perdana menteri. Harta wakaf diatur secara
khusus dan hasil pendapatannya dimasukkan ke dalam kas negara untuk
pembiayaan pengelolaan mesjid dan pembayaran gaji pegawai.
3.Pada tahun 1924, Mahkamah Syari’ah dan undang-undang syari’at Islam dihapus
dan diganti dengan Western Legal Code, yaitu undang-undang sipil Swiss, hukum
pidana model Itali dan undang-undang perdagangan model Jerman, sedangkan
masalah-masalah perorangan dimasukkan ke dalam undang-undang perdata
Eropa.
4.Menghapus segala bentuk pengawasan atas sekolah-sekolah oleh lembaga Islam
yang berisikan, tugas pengawasan diserahkan kepada kementerian Pendidikan,
pelajaran agama dikurangi dari kurikulum pendidikan sampai Akhirnya dihapus
total pada tahun 1935, penutupan madrasah-madrasah, Penghapusan pelajaran
bahasa Arab
Dari beberapa fakta yang dijelaskan di atas, terlihat bahwa Republik Turki adalah
Sekuler, artinya mendasarkan negaranya kepada sekiularisme. Tetapi meski
demikian, Negara yang didirikan Mustafa Kemal ini tidaklah sepenuhnya negara
sekuler murni. Ia Hanyalah seorang pengagum kemajuan kebudayaan Barat dan
seorang Nasionalis sekaligus Juga seorang yang masih menghargai Islam sebagai
agama dan tidak bermaksud Menghilangkan agama dari bumi Turki.
Pada akhirnya timbul tantangan dari dalam negeri sendiri. Ini terjadi karena rasa
Keagamaan rakyat Turki sejak dulu dikenal sudah mendarah daging. Sekularisasi
yang Dilancarkan oleh Mustafa Kemal mendapat protes, kritik dan tantangan. Kilas
balik ini terasa dan semakin melebar setelah meninggalnya Mustafa Kemal tahun
1938. Pemimpin yang menggantikannya bersifat agak lunak dan lebih bijaksana
dengan mempertimbangkan kondisi masyarakat Turki waktu itu. Tidak dapat
dicegah lagi kemudian terjadi perubahan-perubahan institusi yang diciptakan
Mustafa Kemal.
Referensi :
2.Attas (al), S.M. Naquib. Islam dan Sekulerisme. Bandung: Pustaka, 1981. Berkes,
Niyazi. The Development of Secularism in Turkey. New York: Routledge, 1998.
3. Periode Islam modern di Asia Selatan tidak terlepas dari nama-nama tokoh
pembaharu Islam di zaman itu. Siapa saja tokoh pembaharu tersebut?
Bagaimana pemikirannya?
Jawaban : Adapun tokoh-tokoh pembaharuan Islam pada Periode Asia Selatan
antara lain :
1.Syah Waliyullah
Nama lengkapnya adalah Qutb al-Din Ahmad bin Abd al-Rahim bin Wajih al-Din al-Syahid
bin Mu‟azam bin Mansur bin Ahmad bin Mahmud bin Qiwam al-Din al-Dihlawi. Ia
Dilahirkan pada hari Rabu, tanggal 4 Syawal 1114 H atau 21 Februari 1703 M. Di Phulat,
sebuah kota kecil di dekat Delhi (Munawir,2009)
Pengaruh :
1.Bidang politik
Ia mengajak seluruh ummat Islam untuk mencontoh khulafaurasyidin dalam
menegakkan syariat melalui pemerintahan Negara Islam. Dan mengganti system kerajaan
ke system khilafah. Karena system khilafah menganut paham demokratis sementara
system kerajaan bersifat otokratis.
2.Bidang agama
Mengikuti jejak dua pemikir besar Islam, al-Gazali dan Ibnu Taimiyah, Syah Waliyullah
sangat menentang taklid dan menganjurkan optimalisasi fungsi akal.Dengan melakukan
taklid ummat Islam tidak akan menemukan solusi keluar dari krisis multidimensi, karena
hanya mengekor ulama terdahulu yang memiliki kontek sejarah dan tantangan zaman
yang berbeda dengan ummat Islam India pada waktu itu. Untuk memecahkan persoalan
ini Syah Waliyullah menyerukan dibukanya pintu Ijtihad agar ummat Islam terdorong
menggunakan akalnya untuk memahami al-Quran dalam rangka memecahkan problema
social yang dihadapi. Untuk memahami al-Quran, perlu memahami latar belakang social
masyarakat
Arab ketika itu, disamping juga mempelajari sebab-sebab disamping mempelajari asbab
nuzulsuatu ayat. Dalam rangka mensukseskan gerakan purifikasi agama yang ia
canangkan, Syah Waliyullah memberikan pembedaan epistemologis antara dua bentuk
Islam; universal dan local. Menurutnya Islam universal mengandung konsepsi umum,
dasar-dasar pokok dan esensi qdasar agama Islam. Sementara itu Islam lokal adalah
bentuk Islam yang kental dengan pengaruh local. Keduanya bukan bentuk entitas yang
berbeda, sebaliknya dengan adanya lokalitas, ajaran Islam lebih mudah dipahami karena
diadaptasikan dengan bentuk local yangakrab ditelinga masyarakat. Dan inilah
keunggulan Islam itu berpadu dengan kearifan local dengan bijaksana.
Penyebab lemahnya umat Islam menurut Syah adalah perubahan system pemerintahan
dari bentuk kekhalifahan yang demokratis kepada kerajaan yang otokratis.Dalam system
yang absolute, pajak yang tinggi sesuai keingianan raja harus ibayar rakyat. Hal ini
berakibat umat menjadi lemah. Hasil dari pajak itu sendiri tidak digunakan
untukkepentingan rakyat tepai digunakan untuk membiayai hidup mewah para
bangsawan yang tidak mempunyai pekerjaan apa-apa.. Hal in lebih lanjut memunculkan
peerasaan tidak senang di kalangan rakyat yang berdampak pada tergangunya
keamanana dan ketertiban masyarakat.
3.Bidang Sosial Ekonomi
Syah Waliyullah memiliki konsep membela kaum miskin yang tertindas. Gagasan inti dari
konsep tersebut ialah dengan berpusat pada distribusi kekayaan Negara secara merata.
Ia menolak keras praktek monopoli yang menyebabkan larinya kekayaan pada segelintir
orang, sementara yang lainnya berada pada garis kemiskinan. Dengan konsep ini
Waliyullah berharap fenomena ketimpangan social dapat teratasi.
Nama lengkanpnya adalah Sir Sayyid Ahmad Khan Ibnu al-Muttaqi Ibnu al-Hadi al-
Hasani al-Dahlawi, lahir pada tanggal 18 Oktober 1817. Nenek moyangnya berasal dari
semenanjung Arabia. Menurut garis keturunannya dari pihak ayah sampai pada
Muhammad Taqi, keturunan Nabi dari Fatimah, karena tekanan politik Bani Umayyah di
Damaskus. Mereka pindah ke Persia. Akhirnya menetap di India pada masa pemerintahan
Syeh Jehan di kerajaan Mughal. Kakeknya Sayyid Ahmad Hadi adalah pembesar istana
pada masa pemerintahan Sultan Alamghir II (1754-1759).
Pengaruh :
1.Bidang Politik
Pada tahun 1857, di India pemberontakan antara penduduk India yang beragama Hindu
dan kelompok Muhahidin. Peristiwa 1857 ini di India dikenal dengan pemberontakan
1857. Pemberontakan ini diawali oleh kelompok Sikh Hindu yang merasa pengaruhnya
mulai berkurang, karena gencarnya dakwah Islam yang dipelopori oleh para Mujahidin
yang berhasil mengangkat Bahdursyah sebagai Raja dengan cara masuk anggota militer
Inggris. Pemberontakan ini mengalami kegagalan, dan para pemimpin Mujahidin yang
tertangkap kemudian dibuang. Dipihak Inggris Islamlah yang dianggap pemicu sehingga
Inggris berusaha menghancurkan Islam, dan sebagai alasannya adalah karena
Bahdursyah turut serta dalam pemberontakan tersebut.Dalam peristiwa ini Sayyid
Ahmad Khan mengambil posisi pada pihak Inggris, dengan tujuan memberi penjelasan
bahwa sebenarnya bukanlah orang-orang Islam pencetus dari peristiwa tersebut. Bukti
keberpihakan Sayyid Ahmad Khan pada Inggris ialah membebaskan pasukan Inggris dari
tawanan sisi-sisa pasukan Mujahidin. Sikap yang dilihatkan Sayyid Ahmad Khan ini secara
lansung membawa hasil yang baik bagi orang Islam. Penguasa Inggris yang pada awalnya
termakan hasutan orang-orang Hindu menjadi simpati bagi orang Islam. Bahkan Sayyid
Ahmad Khan diberi gelar kehormatan dan kedudukan oleh kerajaan Inggris. Ini semua ia
lakukan karena kesadaran politik (khusunya ummat Islam) tidak mampu berhadapan
lansung dengan tentara Inggris. Oleh karena itu, India harus memperlakukan Inggris
sebagai mitra dan melakukan kerja sama untuk tujuan-tujuan lebih luas. Peranan yang Ia
mainkan mampu mengubah pandangan Inggris terhadap ummat Islam. Ia bahkan
menyatakan bahwa pemerintahan Inggris adalah pemerintahan yang sah yang
didalamnya Orang Islam bisa hidup damai.
2. Bidang Keagamaan
Menurut Sayyid Ahmad Khan, umat Islam India sangat terbelakang, terutama jika di
hadapkan kepada perkembangan peradaban baru di Barat. Dasar peradaban baru ini
adalah ilmu-pengetahuan dan teknologi. Demikian pendapat Sayyid Ahmad Khan, dan
sebagaimana beberapa pembaharu di belahan dunia lain (Mesir dan Turki) dia pun
berpendapat bahwa untuk mengejar ketertinggalan itu umat Islam harus menghidupkan
kembali pemikiran rasional agamis zaman klasik, dengan demikian yang besar pada sains
dan teknologi. Menurutnya, agama Islam secara gemilang memberikan justifikasi pada
dirinya sendiri menurut akal yang menjadi standar yang lebih tinggi, sehingga Sayyid
Ahmad Khan pun bertitik tolak pada suatu bentuk rasionalisme barat, dan hasilnya tidak
lebih merupakan penafsiran Islam yang bersifat pribadi daripada suatu usaha untuk
mengintegrasikan qserangkaian ide-ide tertentu ke dalam Islam dibandingkan
melakukan perumusan kembali Islam. Menurutnya, ajaran agama mampu menyentuh
kehidupan dan sikap umat yang konkret. Ide-ide yang dimajukannya banyak
persamaannya dengan pemikiran Muhammad Abduh di Mesir. Kedua pemuka
pembaharuan ini sama-sama memberi penghargaan tinggi pada akal manusia, sama-
sama menganut paham Qodariyah, sama-sama percaya kepada hukum alam dan ciptaan
Tuhan, sama-sama menentang taqlid dan sama-sama membuka pintu Ijtihad yang
dianggap tertutup oleh ummat Islam pada waktu itu.
3.Bidang Pendidikan
Dan menurut Ahmad Khan bahwasannya keyakinan, kekuatan dan kebebasan akal yang
menjadikan manusia menjadi bebas untuk menentukan kehendak dan melakukan
perbuatab sesuai yang dia inginkan. Jadi pemikirannya itu mempunyai kesamaan dengan
pemikiran Qodariyah, Contohnya manusia telah di anugrai oleh Allah berbagai macam
daya, di antaranya adalah daya fakir yang berupa akal, dan daya fikir untuk
merealisasikan kehendak yang di inginkannya. Dan barang siapa yang percaya terhadap
hukum alam dan kuatnya mempertahankan konsep hukum alam ia di anggap sebagai
orang yang kafir.
3.Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal dilahirkan pada tanggal 3 zulqoidah 1294 H/9 November 1877 di
Sialkot Nenek moyangnya berasal dari keturunan golongan Brahmana yang berasal dari
Kashmir yang telah menganut agama Islam kira-kira tiga abad sebelum Iqbal lahir.
Ayahnya bernama Muhammad Nur, seorang sufi yang salih. Sejak menginjak usia anak-
anak, agama sudah tertanam dalam jiwanya. Pendidikan agamanya selain dari orang
tuanya, juga didapatkan dengan mengaji kepada Miss Hassan. Di rumah sang guru ini, ia
selain belajar tentang agama. (Ahmad Muawid, 2000).
Pengaruh :
1.Bidang Politik
2.Bidang keagamaan
Dalam dikursus studi agama, fenomena keagamaan manusia dapat dilihat dari berbagai
sudut pendekatan (the corner approach). Ia tidak hanya dilihat dari pendekatan
normativitas wahyu (devine inspiration normativity) semata, akan tetapi ia juga harus
dilihat dari pendekatan historisitas pemahaman dan interpretasi terhadap ajaran agama
(historicity understanding and interpretations relegious doctrine). Pada tataran
normativitas ajaran wahyu ini dikemas, dibakukan, dan ditelaah melalui doktrin teologis.
Sedangkan pada tataran historisitas keberagamaan manusia ditelaah melalui berbagai
sudut pandang pendekatan historik, filosofis, psikologis, sosiologis, kultural maupun
antropologis.
3.Bidang Pendidikan
1.Kemunduran umat islam selama lima abad terakhir karena kebekuan dalam pemikiran
2. Hukum islam sudah dikatakan sudah statis. Menurutnya, hukum islam tidak bersifat
statis, namun dapat berubah sesuai situasi dan kondusi. Karena itu, ia berpendapat
bahwa pintu ijtihad tidak di tutup.
3. Ajaran zuhud yang terdapat adalah ajaran tasawwuf. Sifat zuhud adalah tasawwuf
mengajarkan bahwa perhatian umat islam harus dipusatkan kepada tuhan dan apa-apa
yang berada dibalik alam materi. Ajaran ini yang pada ikahirnya mengakibatkan umat
islam kurang persoalan dunia dan kemasyarakatan.
4.Islam pada hakikatnya mengajarkan dinamisme. Pada zaman klasik, islam sangat
tampak dinamis, karna adanya keyakinan dan system social yang dipusatkan pada Al-
Qur’an.
5.Al-Qur’an senantiasa menganjurkan pemakaina akal dalam memahami ayat atau tanda
yang ada dialam semesta. Orang-orang yang tidak memahami tanda itu akan buta
terhadap masa depan.
Muhammad Ali Jinnah lahir pada hari minggu 25 Desember 1876, keturunan dari seorang
saudagar dari Kathiawar. Ia dilahirkan dengan nama Muhammad Ali Jinnah Bhai di
Karachi, Prov Sind (dulu di India tapi sekarang menjadi wilyah di Pakistan) dari pasangan
pedagang yang bernama Jinnahbhai dan Mithibhai(Ahmad Syaukani, 1991).
Pengaruh :
Tahun 1934, Ali Jinnah kembali memimpin Liga Muslim atas permintaan teman-
temannya. Liga Muslim dibawah pimpinan Ali Jinnah kali ini berubah menjadi gerakan
rakyat yang kuat dari sebelumnya yang hanya beranggotakan para hartawan, pegawai
tinggi, dan belum ada hubungan dengan orang awam Muslim.(Harun Nasution, 1996)
Namun kini dengan dukungan para ulama, mereka berhasil menarik para petani,
pengrajin dan masyarakat bawah lainnya ke dalam perjuangan Liga Muslim yang
berjuang demi kemerdekaan Negara Islam Pakistan, terpisah dari Negara Hindu India.
Pada tahun 1940, Ali Jinnah mengemukakan Two Nations Theory(Teori Dua Bangsa),
bahwa Islam dan Hindu adalah dua kultur yang sangat berbeda dan terpisah. Menurutnya,
meskipun telah berabad-abad dua bangsa ini hidup dalam satu atap Negara, tetapi
kenyataannya mereka tidak pernah bisa bersatu. Tahun 1944 Ali Jinnah mengadakan
perundingan dengan Ghandi dari Partai Kongres untuk membicarakan tentang aksi
bersama menghadapi Inggris. Tetapi perundingan tetap mengalami kegagalan. Tapi Ali
Jinnah terus menyebarkan ide pembaharuannya. Ia menjelaskan bahwa Negara Pakistan
nantinya akan mencakup enam daerah. Juga menjelaskan sistem pelaksanaan
pemerintahan yang akan dipegang oleh orang Muslim tanpa melupakan nonmuslim.
5. Abu al-A’la al-Maududi
Abu A‟la al-Maududi berdasarkan data yang diperoleh penulis lahir di Aurangabad India
Selatan, pada tanggal 25 September 1903 dan wafat pada tanggal 23 September 1979 di
Salah satu rumah sakit New York Amerika Serikat. Dia masih dalam lingkungan keturunan
Rasulullah saw, karena itu ia di beri gelar dengan Sayyid, keluarga Abu A‟la al-Maududi
Pengaruh :
Abu A'la al-Maududi berpendapat bahwa terdapat tiga dasar keyakinan atau anggapan
yang melandasi pikiran-pikirannya tentang konsep Negara dalam persfektif Islam yaitu:
a. Islam adalah agama yang paripurna lengkap dengan petunjuk untuk mengatur semua
segi kehidupan manusia, termasuk kehidupan politik dengan arti di dalam Islam terdapat
pula sistem politik. Oleh karenanya dalam kehidupan umat Islam dengan menunjuk
kepada pola semasa al khulafa al-Raasyidun sebagai model sistem Negara menurut Islam.
b. Kekuasaan tertinggi dalam Istilah politik disebut kedaulatan, adalah pada Allah, dan
umat manusia hanyalah pelaksana-pelaksana kedaulatan Allah tersebut sebagai khalifah-
khalifah Allah di bumi. Dengan demikian maka kedaulatan rakyat tidak dapat dibenarkan.
Umat manusia sebagai pelaksana kedaulatan Allah harus tunduk pada hukum-hukum
sebagaina terdapat dalam al-Qur‟an dan Sunnah Nabi.
c. Sistem politik Islam adalah sistem universal. Dan tidak mengenal batas-batas dan
ikatan-ikatan geografi, bahasa dan kebangsaan.Menurut Abu A‟la al-Maududi ada lima
syarat yang harus dimiliki oleh seorang untuk dipilih menjadi kepala Negara adalah:
1) Beragama Islam
2) Laki-Laki
3) Dewasa
4) Sehat Fisik dan Mental
5) Warga Negara terbaik (Shaleh dan komitmen terhadap Islam).
Referensi :
Anwar, Rasihan.(1979). Ajaran dan Sejarah Islam Untuk Anda, Jakarta: PT.
Dunia Pustaka
Jaya.
Ali, Mukti. (1998). Alam pikiran Islam Modern di India dan Pakistan, Cet. 4
Bandung :
Mizan.
-------------. (1998). Alam pikiran Modern Timur Tengah, Jakarta : Djambatan.
Ali, Amer Syed. (2008). The Spirit of Islam, Terj. Yogyakarta: Novila.
Al-dihlawi, Waliyullah Syah. (2002). Pengetahuan Suci, Terj. Surabaya:
Risalah Gusti.
Engineer, Ali Ashgar. (2002). Islam dan Teologi Pembebesan, Terj.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Fakhry, Majid. (1983). A History of Muslim Philosophy, Cet.2 New York
Columbia Uni Press.
6. Deskripsikan kondisi umat Islam di negara minoritas di Cina dan Jepang? Menurut
Anda, bagaimana seharusnya sikap warga mayoritas terhadap warga minoritas?
Pada perkembangan selanjutnya, umat Islam mengalami tekanan yang luar biasa
hebat pada masa kekaisaran Dinas Manchu/Qing (1644-1912 M) dan ketika China
di kuasai oleh Kaum komunis pada akhir tahun 1940-an. Hanya dalam kurun
waktu 12 tahun, pemerintah tiran Manchu telah membunuh tidak kurang dari 2
juta umat Islam. Tekanan demi tekanan yang dialami umat Islam memaksa tokoh
Muslim Sun Yat Sen untuk menggabungkan revolusi guna menjatuhkan Dinasti
Manchu. Keberhasilan Sun Yat Sen dalam meruntuhkan dominasi Dinasti Manchu
tidak hanya memberikan harapan kepada umat Islam,namun juga bagi seluruh
rakyat China. Karena atas jasa besarnya, China berubah menjadi negara republik
yang demokratis sebelum Kaum komunismenguasai China di akhir tahun 1940-
an. Sedangkan Pada masa kepemimpinan kaum komunis, pemerintah menghapus
seluruh tanah waqaf masjid dan biaya sekolah untuk umat Islam yang sebelumnya
sudah dianggarkan.
Sementara itu untuk kulturbudaya dan sosial, umat Islam di China berusaha untuk
mengintegrasikan antara kebudayaan Pribumi dengan tuntutan kehidupan
beragama yang sesuai dengan syariat Islam. Mereka sangat menjaga norma-norma
agama Islam Seperti tidak minum arak, makan daging babi dan menikah dengan
Orang no-muslim. Meski demikian, mereka sangat menjunjung Tinggi budaya
pribumi. Tercatat, hanya Muslim dari Uyghur dan Khazak yang memiliki cara
berpkaian yang berbeda dengan Penduduk asli pribumi. Sementara itu dalam
bidang pendidikan, Umat Islam di China mampu mengembangkan pendidikan
hingga Mampu mendirikan perguruan tinggi. Imbas dari langkah progresif Itu
adalahbanyakpara cendekiawan muslim China yang lahirkan dari Lembaga-
lembaga tersebut, serta memberikan kontribusinya bagi Negeri China
Referensi :
1.Arnold, Thomas W, Sejarah Dakwah Islam (Jakarta: Widjaya, 1979)
2.Asmanidar, ‗Potret Tamaddun Islam Di Negeri Tirai Bambu: Mulai Dari
Masa Dinasti Tang Hingga Republik China‘, Jurnal Ilmiah Islam Futura, 14
(2015), 195
Menurut pendapat saya sikap warga mayoritas terhadap warga minoritas adalah
dapat hidup berdampingan,dapat menghormati dan menghargai agama satu
dengan agama yang lain agar hidup saling berdampingan tanpa adanya
perpecahan antara umat agama minoritas dan agama mayoritas, serta sebagai
seorang mahasiswa jika menemukan teman yang berbeda agama sebaiknya tetap
berteman, tanpa membeda bedakan agama satu dan agama lain.Karena pada
dasarnya semua agama adalah baik karena mengajarkan kebaikan.
Referensi :
1) Jalur Perdagangan
2) Jalur Perkawinan
Perkawinan merupakan salah satu dari saluran-saluran Islamisasi yang paling
memudahkan. Karena ikatan perkawinan merupakan ikatan lahir batin, tempat
mencari kedamaian diantara dua individu. Kedua individu yauitu suami isteri
membentuk keluarga yang justru menjadi inti masyarakat. Dalam hal ini berarti
membentuk masyarakat muslim. Saluran Islamisasi melalui perkawinan yakni
antara pedagang atau saudagar dengan wanitia pribumi juga merupakan bagian
yang erat berjalinan dengan Islamisasi. Jalinan baik ini kadang diteruskan dengan
perkawinan antara putri kaum Pribumi dengan para pedagang Islam. Melalui
perkawinan inilah terlahir seorang Muslim. Dari sudut ekonomi, para pedagang
muslim memiliki status sosial yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi,
sehingga penduduk pribumi, terutama putriputri bangsawan, tertarik untuk
menjadi istri saudagar-saudagar itu. Sebelum kawin, mereka diislamkan terlebih
dahulu. Setelah setelah mereka mempunyai kerturunan, Lingkungan mereka
makin luas. Akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah, dan kerajaan-
kerajaan muslim
3) Jalur Tasawuf
Tasawuf19 merupakan salah satu saluran yang penting dalam proses Islamisasi.
Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dan membentuk kehidupan sosial
bangsa Indonesia yang meninggalkan bukti-bukti yang jelas pada tulisan-tulisan
antara abad ke-13 dan ke-18. hal itu bertalian langsung dengan penyebaran Islam
di Indonesia.20 Dalam hal ini para ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan,
mereka selalu berusaha menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup
bersama di tengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawuf biasanya memiliki
keahlian untuk menyembuhkan penyakit dan lain-lain. Jalur tasawuf, yaitu proses
islamisasi dengan mengajarknan teosofi dengan mengakomodir nilai-nilai budaya
bahkan ajaran agama yang ada yaitu agama Hindu ke dalam ajaran Islam, dengan
tentu saja terlebih dahulu dikodifikasikan dengan nilai-nilai Islam sehingga
mudah dimengerti dan diterima Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan
ajaran yang mengandung persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu
adalah Hamzah Fansuri di Aceh,Syeh Lemah Abang, dan Sunan Panggung di Jawa.
Ajaran mistik seperti ini masih berkembang di abad ke-19 bahkan di abad ke-20
ini.
4) Jalur Pendidikan
Para ulama, guru-guru agama, raja berperan besar dalam proses Islamisasi,
mereka menyebarkan agama Islam melalui pendidikan yaitu dengan mendirikan
pondok-pondok pesantren merupakan tempat pengajaran agama Islam bagi para
santri.Pada umumnya di pondok pesantren ini diajarkan oleh guru-guru agama,
kyai-kyai,25 atau ulama-ulama. Mereka setelah belajar ilmu-ilmu agama dari
berbagai kitab-kitab,26 setelah keluar dari suatu pesantren itu maka akan kembali
ke masing-masing kampung atau desanya untuk menjadi tokoh keagamaan,
menjadi kyai yangmenyelenggarakan pesantren lagi. Semakin terkenal kyai yang
mengajarkan semakin Terkenal pesantrennya, dan pengaruhnya akan mencapai
radius yang lebih jauh lagi.
5) Jalur Kesenian
Saluran Islamisasi melalui seni seperti seni bangunan, seni pahat atau ukir, Seni
tari, musik dan seni sastra. Misalnya pada seni bangunan ini telihat pada masjid
Kuno Demak, Sendang Duwur Agung Kasepuhan di Cirebon, masjid Agung Banten,
Baiturrahman di Aceh, Ternate dan sebagainya. Contoh lain dalam seni adalah
Dengan pertunjukan wayang, yang digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita
Wayang itu disisipkan ajaran agama Islam. Seni gamelan juga dapat mengundang
Masyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut. Selanjutnya diadakan dakwah
Keagamaan Islam
6) Jalur Politik
Pengaruh kekuasan raja sangat berperan besar dalam proses Islamisasi. Ketika
seorang raja memeluk agama Islam, maka rakyat juga akan mengikuti jejak
rajanya. Rakyat memiliki kepatuhan yang sangat tinggi dan raja sebagai panutan
bahkan menjadi tauladan bagi rakyatnya. Misalnya di Sulawesi Selatan dan
Maluku, kebanyakan rakyatnya masuk Islam setelah rajanya memeluk agama
Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam
di daerah ini.
# Alasan mengapa islam mudah masuk ke Nusantara dibandingkan dengan agama agama
Hindu dan Budha antara lain :
2.Syarat masuk islam mudah, dengan kalimat syahadat sedangkan agama lain sangat sulit
karena harus menghafalkan doa atau mantra dari agama tersebut yang sangat banyak
4.Islam tidak mengenal adanya strata atau pelapisan sosial(kasta) sedangkan agama
Hindu dan Budha menggunakan sistem kasta
Dengan adanya alasan alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa Islam lebih mudah
masuk ke nusantara daripada Hindu dan Budha.
Referensi :
2.Abdullah, Taufik (Ed.), Sejarah Umat Islam Indonesia, (Jakarta: Majlis Ulama
Indonesia, 1991)
3.Ahmad Amin, Husayn, Seratus Tokoh Dalam Sejarah Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1999).
4.Ahmad, Athoullah, Antara Ilmu Akhlak dan Tasawuf, (Serang: Saudara, 1995).