BAB I
PENDAHULUAN
Abad ke-19 merupakan zaman peralihan bagi umat Islam dari fase
menginsyafkan dunia Islam akan ancaman yang dibawanya. Para raja dan
dan kekuatan umat Islam kembali. Inilah yang disebut sebagai masa
dalam pribadi penguasa, sultan atau khalifah. Selama abad ke-19, gerakan
1
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran dan Gerakan (Jakarta: Bulan
Bintang, 1987), 14
2
John L. Esposito, Ensiklopedia Oxford: Dunia Islam Modern Jilid 5 (Bandung: Mizan, 2001), 130
perpustakaanSTAINKEDIRI p.1
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
negara tersendiri dan menjadi negara yang pertama kali dan satu-satunya
Mustofa Kemal, hal tersebut membuka jalan bagi negara sipil yang
Usmani Muda dan Turki Muda yang merupakan produk dari kebijakan
3
Sekitar tahun 1912-1918 kesultanan Usmani yang dipimpin oleh tritunggal diktatoris yaitu Enver,
Jamal dan Talat, bersekutu dengan Jerman dan maju dalam perang dunia pertama untuk melawan
penguasa-penguasa kolonial yaitu Rusia, Prancis dan Inggris. Khalifah-sultan menyerukan seluruh
umat Islam untuk melawan penguasa-penguasa kolonial tersebut. Namun sayangnya seruan
tersebut tidak diperhatikan. Negara-negara Islam di Tatar, India, umat Islam di Senegal, bahkan
Arab justru membantu penguasa-penguasa kolonial untuk memberontak terhadap Turki. Ini
menjadi masa keruntuhan Turki Usmani dimana wilayah-wilayahnya terpecah-belah, bahkan
Istanbul yang merupakan pusat pemerintahan berhasil diduduki Inggris. Lihat Edward Mortimer,
Islam dan Kekuasaan, terj. Enna Hadi dan Rahmani Astuti, (Bandung: Mizan, 1984), 117-119.
4
Sayyed Hossein Nasr, Islam Agama, Sejarah Dan Peradaban (Surabaya: Risalah Gusti, 2003),
170
5
John L. Esposito, ibid., 130
6
Ada tiga golongan pembaharuan pada masa-masa akhir imperium Turki Usmani. Pertama,
golongan barat yang ingin mengambil peradaban barat sebagai dasar pembahauan. Kedua,
golongan islam yang ingin selalu menjaga Islam sebagai dasar. Ketiga, golongan nasionalis Turki
yang melihat bahwa bukan peradaban barat ataupun Islam yang harus dijadikan dasar, tetapi
nasionalisme Turki. Lihat Harun Nasution,Pembaharuan Dalam Islam: Sejarah Pemikiran dan
Gerakan, ibid., 126
perpustakaanSTAINKEDIRI p.2
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
terhadap Turki.
cara yang sangat ekstrim. Bahasa Arab dihapus dan digantikan dengan
kuno).8
7
Yusuf Akcura dan Zia Gokalp dikenal sebagai tokoh pemikir Turki yang meletakkan dasar
semangat nasionalisme Turki. Syafiq A. Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam Di Turki (Jakarta:
Logos, 1997), 142
8
Ahmad Zakarin, KEBANGKITAN POS-ISLAMISME: Analisis Strategi Dan Kebijakan AKP
Turki Memenangkan Pemilu (Solo: Eraintermedia, 2012), 53-54
perpustakaanSTAINKEDIRI p.3
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
Namun pada kenyataannya, masyarakat Turki yang lebih dari 90% muslim
9
Muhammad Sa’id Nursi merupakan tokoh intelektual Islam Turki.Dia populer dengan julukan
Badi’uzzaman karena kemashuran ilmunya yang sanggup menjawab setiap masalah yang diajukan
kepadanya dan juga argumen-argumennya yang tak terbantahkan.Namun pada rezim Ataturk, dia
harus keluar-masuk penjara karena dianggap musuh negara, yaitu mulai tahun 1925-1960. Lihat
Moh. Asror Yusuf, Persinggungan Islam Dan Barat: Studi Pandangan Badi’uzzaman Said Nursi
(Kediri: STAIN Kediri press, 2009), 41
10
Ahmad Zakarin, ibid.,54
11
M. Munawir Sjadzali, Islam Dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah Dan Pemikiran (Jakarta: UI-
Press, 1990), 226-227
perpustakaanSTAINKEDIRI p.4
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
tersebut.
partai berhaluan Islam baru muncul pada tahun 1970. Adalah Profesor
partai ini tidak panjang. Seiring kudeta tahun 1971, MNP dibubarkan
Erbakan kembali mendirikan partai Islam baru dengan nama Milli Salamat
12
Edward Mortimer, ibid., 134-135
13
Profesor Necmettin Erbakan (1926-2011) adalah seorang insinyur, akademisi, serta politikus
Turki yang pertama kali mendirikan partai berhaluan Islam semenjak berdirinya Republik
Turki.Pemikiran dan pandangan hidupnya tertuang dalam Milli Gorus (Pandangan Nasional) yang
menjadi visi gerakan Islamis.Erbakan disebut-sebut sebagai pelopor gerakan Islamis Turki dan
merupakan Hoka (guru) dari pemimpin AKP pertama yaitu Erdogan. Lihat Wikipedia, Necmettin
Erbakan, http://en.wikipedia.org/wiki/Necmettin_Erbakan, diakses pada 27April 2013 jam 19.47
WIB
14
Ahmad Zakarin, ibid., 18-20
perpustakaanSTAINKEDIRI p.5
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
Erbakan ini tidak lain karena setiap partai yang didirikannya selalu
pembubaran.
antara golongan tua dan golongan muda progresif. Kedua, tekanan dari
luar, yaitu kubu sekuler dan militer. Tekanan politik kubu sekuler selalu
empat kali kudeta yang militer lakukan terhadap pemerintahan, yaitu pada
perpustakaanSTAINKEDIRI p.6
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
15
Abdullah Gül (lahir tahun 1950) adalah Presiden Republik Turki ke-11 yang saat ini sedang
menjabat. Sebagai pilihan resmi Perdana Menteri Erdoğan dan Partai Keadilan dan Pembangunan,
Gül terpilih sebagai Presiden Turki dalam pemilihan presiden pada 28 Agustus2007. Lihat
Wikipedia, Abdullah Gül, http://id.wikipedia.org/wiki/Abdullah_Gül, diakses pada 27April 2013
jam 19.41 WIB
16
Recep Tayyip Erdoğan (lahir 26 Februari1954) adalah seorang politikus Turki.Ia menjabat
Perdana MenteriTurki sejak 14 Maret2003. Ia juga seorang pimpinan Adalet ve Kalkınma Partisi
(AKP, atau Partai Keadilan dan Pembangunan). Pada tahun 2010, Erdogan terpilih sebagai muslim
2 paling berpengaruh di dunia. Wikipedia, Recep Tayyip Erdoğan,
http://id.wikipedia.org/wiki/Recep_Tayyip_Erdoğan, diakses pada 11 Oktober 2012 jam 13.30
WIB
17
John L. Esposito, MASA DEPAN ISLAM, Antara Tantangan Kemajemukan dan Benturan
Dengan Barat, terj. Eva Y, Nukman dan Edi Wahyu SM., (Bandung: Mizan, 2010), 107
perpustakaanSTAINKEDIRI p.7
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
Islamis ini mampu bertahan dan tetap fokus dalam menarik suara masa.
Hasilnya, pada pemilu 2002, AKP berhasil mendapat suara terbanyak. Ini
paradigma dalam gerakan politik kaum Islamis, dari yang semula militan,
Post-Islamisme.
langkah politik yang brillian. Ini dapat dilihat dari peran mereka dalam
18
Ahmad Zakarin, ibid., 34-36
19
Melirik wacana post-Islamisme, http:/warkopmbahlalar.com/2011/12/melirik-wacana-post-
islamisme-2670/, diakses pada 11 Oktober 2012 jam 13.11 WIB
perpustakaanSTAINKEDIRI p.8
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
bahwa apa yang dilakukan Mustofa Kemal merupakan langkah yang sudah
20
Ahmad Zakarin, ibid., 76-77
21
Yusuf Qaradhawi, Sekuler Ekstrim, terj. Nabhani Idris (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2000), 3
22
Ibid., 109
perpustakaanSTAINKEDIRI p.9
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
orang mu’min adalah wilayah risalah yang tidak dicampuri oleh tendensi
di sana (syari’at).”23
Tidak jauh berbeda dengan Ar-Raziq, Nur Kholis Majid lebih suka
sepakat dengan Qaradhawi dan yang lainnya bahwa yang terjadi di Turki
bukan sekularisme.24
23
Ali Abd Al-Raziq, Islam Dasar-Dasar Pemerintahan, Terj. M. Zaid Su'di, Sabrur R. Soenardi
(Yogyakarta: Jendela, 2002), 94
24
Budi Munawar Rachman, Ensiklopedi Nurcholish Majid (Jakarta: Mizan, 2006), 2968-2969
perpustakaanSTAINKEDIRI p.10
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
Abd Ar-Raziq dan Nur Kholis Majid diantaranya adalah Bassam Tibi dan
perpustakaanSTAINKEDIRI p.11
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
B. Rumusan Masalah
Turki?
C. Tujuan Penelitian
penelitian ini, maka dari itu ada beberapa tujuan yang ingin dicapai:
kebangkitan Post-Islamisme.
D. Kegunaan Penelitian
perpustakaanSTAINKEDIRI p.12
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
2. Bagi publik
penelitian ini untuk dapat turut berperan bagi para peneliti, pengamat
3. Bagi Peneliti
Kediri.
perpustakaanSTAINKEDIRI p.13
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
perpustakaanSTAINKEDIRI p.14
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
E. Kajian Teoritik
Pujian moral, oleh karenanya, terkait dengan tindakan yang pertama dan
25
Jeremy Bentham (1748-1832) adalah filsuf pendiri utilitarianisme asal Inggris. Ia dilahirkan di
London, menempuh pendidikan di Oxford, dan kemudian mendapatkan kualifikasi sebagai
seorang barrister (advokat) di London. Bentham merupakan salah seorang filsuf empirisme dalam
bidang moral dan politik.Lihat Wikipedia, Jeremy
Bentham,http://id.wikipedia.org/wiki/Jeremy_Bentham, diakses pada 10 Mei 2013 jam 13.53 WIB
26
Wardi Bachtiar, Sosiologi Klasik (Bandung: Rosda, 2010), 54
27
Henry J. Schmandt, Filsafat politik, terj.Ahmad Baedlowi dan Imam Bahehaqi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2005), 444
perpustakaanSTAINKEDIRI p.15
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
teori tentang negara Ideal. Menurutnya, yang menjadi pokok dalam politik
negara.
28
Ibid., 445
29
Ibid., 445-446
perpustakaanSTAINKEDIRI p.16
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
F. Telaah Pustaka
perpolitikan Turki:
perpustakaanSTAINKEDIRI p.17
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
sekularisme.
kebangkitan Post-Islamisme).
perpustakaanSTAINKEDIRI p.18
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
masa selanjutnya.
G. Metode Penelitian
30
Etty Indriati, Menulis Karya Ilmiah, Artikel, Skripsi, Tesis Dan Disertasi (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001), 2. Lihat juga Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, Analis Isi
dan Analis Data Sekunder (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), 46. Lihat juga, Sugiyono, Metode
Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 291, menurut beliau ada
tiga kriteria yang dapat digunakan sebagai landasan dalam penelitian yaitu (1) relevansi
perpustakaanSTAINKEDIRI p.19
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
baik itu berupa buku-buku, skripsi, jurnal, ataupun yang terkait dengan
kondisi perpolitikan negara sekuler Turki. Karya ilmiah jenis ini berisi
suatu topik yang di dalamnya memuat gagasan, yang didukung oleh data
(teori/data/referensi yang digunakan harus sesuai dengan permasalahan yang diteliti), (2)
kemutakhiran (referensi yang digunakan adalah yang terbaru/tidak lebih dari lima tahun dari
diterbitkan) dan (3) keaslian (referensi yang digunakan adalah sumber asli bukan dari kutipan
orang lain).
31
Pengertiannya adalah pendekatan (penelitian) yang menghasilkan penemuan-penemuan yang
tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau dengan cara lain dari
kuantifikasi (pengukuran). Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif:
Prosedur, Teknik dan Teori Grounded, terj. Djunaidi Ghony (Surabaya: Bina Ilmu, 1997), 11.
Lihat juga Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung:
Alfabeta, 2011), 23. Penelitian kualitatif cenderung memiliki beberapa karakteristik, di antaranya:
memiliki natural setting sebagai sumber data langsung dan peneliti sebagai instrumen kunci,
bersifat deskriptif, lebih memperhatikan proses daripada produk, cenderung menghasilkan data
secara induktif, serta makna (meaning) menjadi hal yang esensial. Lihat, Robert C. Bodgan and
Sari Knoop Biklen, Quality Research for Education: an Introduction to Theory and Methods
(Boston: Allyn and Bacon, 1982), 29. Dalam penelitian kualitatif terdapat tiga cara pengumpulan
data yaitu (1) wawancara yang mendalam, (2) observasi langsung, (3) pemanfaatan dokumen
tertulis. Cara yang ketiga inilah yang ditempuh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
Michael Quinn Patton, Metode Evaluasi Kualitatif, terj. Budi Puspo Priyadi (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2006), 1. Metode penelitian kualitatif juga disebut metode naturalistik (kondisi
alamiah/natural setting) atau etnographi (untuk meneliti antropologhi budaya). Sugiyono,
Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005), 1, lihat juga Hadari Nawawi dan
Mimi Martini, Penelitian Terapan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1996), 174.
32
Holistik di artikan secara menyeluruh, bersifat secara keseluruhan, pandangan tentang
kepentingan keseluruhan (tidak mengotak-otak). Pius A. Partanto, Kamus, 230.
perpustakaanSTAINKEDIRI p.20
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
sebelumnya, akan tetapi akan dilihat sebagai bagian dari sesuatu yang
2. Sumber Data
subjek dari mana data dapat diperoleh. 34 Adapun mengenai sumber data
dalam penelitian skripsi ini, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu:
33
Robert C. Bodgan dan Steven J. Taylor, Kualitatif Dasar-dasar Penelitian, terj. A. Khozin
Affandi (Surabaya: Usaha Nasional, 1993), 30.
34
Suharsimi Arikunto, PROSEDUR PENELITIAN: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 1998), 114.
perpustakaanSTAINKEDIRI p.21
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
Islam karya Abdullah Ahmed An-Na’im, buku yang berjudul Islam Dan
3. Objek Penelitian
ini dipilih karena kajiannya, yang masih sangat baru dan belum banyak
telah tejadi evolusi pemikiran kelompok Islamis yang dimotori justru oleh
hanya bagi peneliti, tetapi juga bagi kaum intelektual, aktivis, serta
politikus Islam.
perpustakaanSTAINKEDIRI p.22
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
data dalam pola, tema, sampai dengan penafsiran data, sehingga dapat
yang bersifat umum. 36Pola penalaran induksi seperti ini disebut juga
35
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif (Bandung: Tarsito, 1992), 126.
36
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta: Andi Offset, 1995), I: 42.
37
Mohammad Adib, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), 175
perpustakaanSTAINKEDIRI p.23
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
yang bersifat lebih umum. Jadi, generalisasi dalam logika induktif ini
analisis yang bersifat umum. Dengan kata lain, disini prinsip utilitas
H. Sistematika Pembahasan
38
Catatan kecil sosiologi, Logika Induktif: ciri dan keterbatasnnya oleh Dr. Syahyuti,
http://kuliahsosiologi.blogspot.com/2011/03/logika-induktif-ciri-dan.html, diakses pada 6Mei
2013 jam 12.20 WIB
perpustakaanSTAINKEDIRI p.24
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
Republik Turki sejak menjadi negara sekuler oleh Mustofa Kemal Ataturk
sekularismenya.
perpustakaanSTAINKEDIRI p.25
903100109-syafaat arifulhuda-2013 Post-Islamisme, Turki dan Sekularisme
Pada bab ini, prinsip utilitaslah yang akan digunakan peneliti sebagai pisau
analisis.
saran-saran. Dalam bab terakhir ini peneliti berharap agar penelitian ini
penelitian lain yang lebih mendalam lagi tentang tema ini, karena
perpustakaanSTAINKEDIRI p.26