BAB I
PENDAHULUAN
rintangan serta hambatan yang ditimbulkan antara lain oleh para pelanggar hukum.
Dengan menangkap, mengadili dan memasukan para pelanggar hukum itu tersebut
selesai bahkan baru dimulai karena narapidana pada suatu saat harus dilepas kembali
dalam masyarakat sebagai warga Negara yang taat hukum. Tercipta atau tidaknya
tugas Negara ini tergantung dari berhasil atau tidaknya peranan Lembaga
merupakan narapidana, namun tetap saja mereka merupakan manusia dan sumber
daya manusia yang harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi. Dengan tidak
cocoknya sistem penjara yang tidak sesuai dan bertentangan dengan Pancasila dan
dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat kembali diterima oleh
lingkungan masyarakat, dapat aktif kembali berperan dalam pembangunan dan dapat
hidup secara wajar sebagai warga Negara yang baik dan bertanggung jawab. Pidana
penjara dikenal sebagai reaksi masyarakat akibat adanya tindak pidana yang
dilakukan oleh seorang pelanggar hukum dan pidana penjara juga disebut sebagai
pidana hilang kemerdekaan, yang mana seseorang dibuat tidak berdaya dan
1995 tentang Pemasyarakatan Pasal 1 ayat 9). Sistem kepenjaraan yang sangat
menekankan pada unsur balas dendam dan penjeraan yang disertai dengan lembaga
“rumah penjara” secara berangsur-angsur dipandang sebagai suatu sistem dan sarana
yang tidak sejalan dengan konsep rehabilitasi dan reintegrasi sosial, agar narapidana
dan kembali menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab bagi diri, keluarga
dan lingkungannya.
ketrampilan yang akan sangat berguna bagi kehidupan narapidana kelak setelah
asimilasi.
dalam sebuah acara. Awalnya, istilah protokol berarti halaman pertama yang
isinya terdiri dari catatan, dokumen persetujuan, perjanjian, dan lain-lain dalam
tata urutan dan etiket diplomatik. Aturan-aturan protokoler ini menjadi acuan
institusi pemerintahan dan berlaku secara universal. Dalam pengertian luas protokoler
adalah seluruh hal yang mengatur pelaksanaan suatu kegiatan baik dalam
Allah berfirman :
ص ِل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ِف ْر لَ ُك ْم َّ َيا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا
َ َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو اًل
ْ ُسدِيدااي
سولَهُ فَقَ ْد فَازَ فَ ْو ازا َع ِظي اما َّ ِذُنُو َب ُك ْم ۗ َو َمن يُ ِطع
ُ َّللاَ َو َر
Terjemahnya:
4
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu sekalian kepada Allah dan
katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalanmu dan
mengampuni dosa-dosamu. Barangsiapa mentaati Allah dan RasulNya, maka
sesungguhnya ia telah mendapat kemenengan yang besar” [Al-Ahzab : 70-71]
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang perlu
dikaji dan dibahas agar memudahkan pelaksanaan penelitian karena penelitian akan
BAB II
PEMBAHASAN
Walaupun mereka telah melakukan kejahatan tetapi masih memungkinkan dalam diri
mereka tersimpan kebaikan yang perlu dibangun kembali. Upaya tersebut menjadi
sebagai makhluk social yang dapat diterima oleh masyarakat dimana ia akan kembali
setelah selesai menjalani hukuman. Berdasarkan hal tersebut maka peranan peyuluh
akan menuntun warga binaan memiliki akhlakul karima yang lebih ceria dan menjadi
salah satu bekal ketermpilan yang dapat dimanfaatkan oleh narapidana ditengah
masyarakat dan dapat menjadi salah satu sumber penghasilan ketika ditekuni secara
profesional.
resmi yang meliputi aturan mengenai tata tempat, tata upacara dan tata penghormatan,
sehubungan dengan penghormatan kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan atau
maka dapat dikatakan bahwa keprotokoleran adalah pedoman atau tata cara mengatur
kegiatan dan semua hal yang mengatur pelaksanaan kegiatan resmi disebut
protokoler. Dengan adanya pedoman atau tata cara tersebut, dapat ikut menentukan
pergaulan yang mendekatkan satu sama lain, terselenggaranya upacara yang khidmat,
tertib, teratur.
MC dan Protokol merupakan dua hal yang berbeda, namun ada keterkaitan.
suatu acara. Oleh karena itu, seseorang yang ditugaskan menjadi MC harus memiliki
diatas, maka setiap bagian yang menjalankan tugas-tugas keprotokolan dan MC,
haruslah berpedoman pada landasan hukum yang sudah diatur sebelumnya. Oleh
karena itu haruslah menguasai hal-hal yang berkaitan dengan keprotokolan dan MC.
Dari fungsi MC dan protocol tersebut dapat membentuk karakter narapidana menjadi
terdapat beberapa teknik pelaksanaan acara ada 4 pola pembinaan yaitu : 1. Suara dan
Setiap orang memiliki karakteristik suara yang berbeda yang mana suara
tersebut memiliki beberapa jenis suara yaitu : sopran (suara tinggi wanita), alto (suara
7
rendah wanita), tenor (suara tinggi pria) dan bass (suara rendah pria). Selain itu suara
(suara yan senada,kesannya datar) - Olive Oil (suara yang mencicit licin) - Mack the
Knife (suara yang kuat keras dan tajam) – Unforgetable (suara yangmemiliki ciri khas
tersendiri, unik) - Wee Georgie Wood (suara yang cempreng, tinggi melengking).
Teknik Berbicara Pada saat MC berbicara ada beberapa hal yang harus di perhatikan
untuk menghasilkan cara berbicara yang baik dalam memadu sebuah acara yaitu:
Intonasi (tinggi rendahnya nada pada kalimat yang memberikan penekanan pada kata-
kata tertentu di dalam kalimat), artikulasi (pengucapan kata), stressing dan phrasing.
dunia MC khususnya untuk acara-acara resmi sedapat mungkin dialek tidak muncul.
Dalam berbicara, kecuali acara yang menonjolkan kedaerahan. Bahasa yang dipakai
berbicara apalagi pada saat acara resmi. Terutama untuk meniadakan semua kata-kata
pada saat acara sedang berlangsung, untuk menggantikan “Hadirin dilarang merokok
pada saat acara berlangsung” Hadirin sebaiknya anda melalui pintu sebelah kanan
saya untuk menuji ruang makan, untuk mengantikan “Hadirin untuk menuju ruang
penting, demikian juga bahasa tubuh. Sesuai dengan karakteristik acara, gerak tubuh
MC juga memiliki perbedaan yang nyata misalnya : ~ Acara Resmi : Tempat sudah di
8
tentukan, gerakan tangan sangat terbatas tidak boleh lebih tinggi dari bahu. ~ Acara
Seni Hiburan : Di atas stage (panggung) dan mempunyai keleluasan gerak, gerak
karakteristik acara. Sikap tubuh adalah cerminnan dari perilaku keseharian yang
sebaiknya sesuai denganetiket dan estetika: ~ Duduk : Tubuh tegek, bahu rileks,
tangan diatas pangkuan. Untuk wanita Kaki tertumpang rapi atau rapat terarah. ~
Berdiri : Untuk wanita membentuk sudut 45 derajat. Sikap tubuh tegak, dada tegap,
bahu rileks. Untuk Pria kaki sedikit terbuka ~ Berjalan : Tubuh tegak, bahu relaks,
langkah mantap.
pelaksanaan kerja MC meliputi tata busana dan tat arias. Acara Resmi: Busana
Wanita :Seragam kantor, two pieces atau three pieces dengan blazer Pria: Seragam
kantor safari atau setelan jas 6 Make Up : Natural Look. Acara Peresmian : ~
Busana Wanita : Busana daerah atau busana nasional Pria : Busana daerah atau batik
~ Make Up Lengkap tidak mencolok pada pagi hari Acara Semi Hiburan : ~ Busana
Wanita: Bebas rapi, cocktail dress (campuran), jika ada hubungan dengan Agama
muslim berbusaan muslim Pria: Bebas rapi batik. ~ Make Up Lengkap Acara Hiburan
: Acara hiburan ada kalanya diselengarakan secara sederhana. Busana MC bebas rapi
seperti pada acara semi hibura, atau menyesuaikan dengan keadaan atau Dress
Codenya dari aturan dn teknik-teknik tersebut dapat membentuk sikap dan prilaku
Kiat tampil memikat Agar kita bisa tampil memikat dengan penampilan yang
berwarna, aktatif dan professional maka ada beberapa kiat yang harus kita perhatikan
dan lakukan yaitu : 1. Uraikan singkatan dalam Pembukaan, mis KNPI diuraikan. 2.
Eye Contact (kontak mata) 3. Opening Touch (dapat berupa lelucon pertanyaan atau
harus membacakan susunan acara kecuali untuk acara resmi 2. seusai pejabat
kesempatan kepada mereka untuk mengambil dan segera akhiri denagn cara yang
sama. 6. Untuk catatan- catatan MC gunakan kertas yang terpotong rapi dengan
catatan yang teratur dan jangan mengangkat kertas terlalu tinggi 7. Jangan
berbicara. Untuk diingat ! Kepekaan menyerap suasana dan menghayati suatu acara
Seseorang yang telah menggeluti bidang ini atau akan diarahkan / dibina serta
a. Pembawaan Kelahiran
adalah bagian dari kepribadian seseorang. Watak itu sesuatu dari keseluruhan sifat-
sifat atau cirri-ciri dan dorongan-dorongan yang telah ditentukan. Bapak Ki Hajar
terkena pengaruh ajar yang dinamakan dasar yaitu bekal hidup atau bakat dari alam
sebelum lahir yang sudah menjadi satu dengan kodrat hidupnya anak, sedangkan
yang disebut ajar yatiu segala sifat pendidikan dan pengajaran mulai anak dalam
kandungan ibu hingga akil baligh yang bisa mewujudkan intelligible yakni tabi’at
bagian dari kepribadian. Watak manusia yang menjadi pembawaan seseorang yang
langsung dipengaruhi oleh warisan pembawaan kelahiran ada tiga macam, yaitu :
2. Perangai
Perangai masih belum meliputi seluruh tabi’at / watak manusia malahan jauh
daripada itu. Perangai tidak menentukan sifat-sifat seseorang seperti : sifat Altruis
3. Inteligensi Kemampuan
pembawaan seseorang, hal ini nyata sekali kalau diperhatikan ada anak yang
Inteligensi ini adalah merupakan potensi umum. Ini merupakan perkembangan yang
kenyataan, yaitu : pada orang yang berjiwa pandir sering dijumpai sifat-sifat yang
baik seperti kejujuran, kesetiaan dan kemurahan hati, sedangkan pada orang yang
amat inteligensi kadang-kadang dapat dilihat sifat-sifat yang jelek yaitu menyimpang
4. Bakat
Bakat ada hubungannya dengan warisan biologis, hal ini dapat dilihat dengan
dengan pendidikan, latihan dan belajar. Bakat merupakan unsur kepribadian atau
watak seseorang yang penting, lain halnya dengan perangai dan iteligensi.
Dari uraian tentang perangai, inteligensi dan bakat maka watak dapat
umum. Hal itu dapat diperoleh dengan mengikuti kursus-kursus, membaca Koran /
majalah, melihat siaran televisi /radio khususnya siaran berita dan lain sebagainya
agar baginya memiliki suatu kemampuan oleh karena tanpa itu maka amat sukar
menjadi pembawa acara yang baik dan benar serta sebutan istilah baik di dalam
6. Penampilan / Appearance
bagi hadirin terhadap dirinya. Faktor yang harus diperhatikan oleh pembawa acara
dalam hal penampilan adalah make up, penggunaan pakaian, gaya dan pengucapan.
dengan situasi dan kondisi yang ada, malam, siang dan pagi.
pakaian, resmi / tidak resmi, warna pakaian, suasana pagi, siang dan malam.
Artinya:
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid,
makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
13
c. Gaya adalah suatu bentuk gerakan bagi si pembawa acara dalam posisi
berdiri, berjalan, diam, berbicara. Bila kita bersemangat tentu pendengar juga
semangat, dan ini diukur dari volume suara yang akan menumbuhkan daya
contoh.
7. Pengucapan /Pronounciation
menyampaikan suatu aspirasi / ide yang di dalamnya harus di lukiskan dalam bentuk
inspirasi, hakikat membentuk pola intonasi adalah untuk menonjolkan sesuatu yang
dipandang lebih penting dari pada bagian lain. Juga diperlukan kemahiran dalam
penggunaan bahasa, teknik, gaya pembawaan yang baik bebas dari logat daerah yang
8. Faktor suara
Volume suara dalam membawakan acara, berpidato dan berbicara santai amat
menyenangkan.
c. Suara yang dikumandangkan mampu menjiwai isi yang diutarakan dan lebih
harus pandai mengatur jarak antara mulut dan microphone dan dapat dilakukan
9. Konsentrasi
diterapkan dalam dirinya dan prinsip pemusatan pikiran di mana dia saat ini, apa yang
akan diucapkan kelak, apa yang terjadi setelah pengucapan itu dan mengetahui
bagaimana akhir perbuatannya itu. Konsentrasi juga akan membentuk rasa tanggung
jawab yang tinggi, hindarkan senda gurau yang tidak berarti karena hal itu akan
merusak konsentrasi.
10. Koordinasi
konsumsi, penerima tamu, pelaku dan personal lain yang merupakan patner pembawa
11. Disiplin
15
Disiplin dalam pengertian khususnya adalah tertib dan taat, dan mempunyai
pengembangan yaitu :
b. Tentang ketaatan dalam membawa acara yang telah disusun dan disahkan.
c. Tentang hierarkhis kepada siapa ia bertanggung jawab dan tata atas perintah,
karena bila semua orang dapat mengomandonya maka acara yang telah disusun
dilakukan dengan kekluargaan dan adanya rasa kebersamaan antar narapidana serta
belum pernah adanya pertikaian antar narapidana. Situasi ini merupakan faktor yang
bagi narapidana. Situasi yang kondusif membuat narapidana merasa senang dalam
pembinaan yang ada dan akhirnya narapidana. Untuk pembinaan secara bottom up
approach menjadi faktor yang mendukung karena dengan mengetahui bakat dan
minat narapidana maka LAPAS dapat menerapkan pembinaan secara tepat. Hal
tersebut berarti LAPAS memenuhi harapan yang dimiliki oleh narapidana sebagai
warga binaan dan masyarakat umum bahwa LAPAS dapat mendidik narapidana
keterampilan yang diminati agar ketika mengikuti ketrampilan tersebut dapat berjalan
lancar dan dapat cepat untuk menguasai keterampilan yang diikuti. Dalam melakukan
pembinaan faktor sarana dan prasarana yang memadai sangat mendukung tercapainya
pembinaan untuk narapidana jelas berbeda dengan yang ada di sekolahan. Sehingga
dengan lebih mendalam dan tidak membeda-bedakan narapidana satu dengan yang
lain, serta kedekatan petugas dengan narapidana sebagai upaya untuk mengetahui
berjalan lancar. Seperti yang kita ketahui bahwa narapidana merupakan orang yang
terenggut kebebasannya sehingga perlu pendekatan yang lebih mendalam agar tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan karena perasaan narapidana sangat sensitif akan
Karena menjadi seorang MC itu tidaklah mudah maka ada beebrapa syarat
mutlak yang harus dimiliki oleh seorang MC, adapun faktor penghambat yaitu : 1.
17
diperoleh dengan banyak membaca buku dengan berbagai disiplin ilmu, menonton
TV, mendengar radio dan hal lain sedangkan pengalaman akan diperoleh dengan
Kecerdasan yang rendah, Kwlifikasi pendidikan seseorang bukan hal utama separti
halnya pengetahuan dan pengalaman. Karena bukan pendidikan formal yang menjadi
penentu keberhasilan 2 kerja seorang MC, tetapi kecerdasan. MC yang cerdas adalah
MC yang tau persis pada apa yang dikatakannya,sanggup dan cepat mengambil
keputusan, membuat pesan dengan jelas, singkat, tenang bila terjadi hal-hal yang
menjalankan aktifitasnya tanpa antusiasme, sebab tanpa itu hampir dapat dipastikan
bahwa dia akan gagal menjalankan perannya. Antusias akan mencermin kesungguhan
masih minim, seorang MC tidak dapat berkerja seorang diri.Selalu ada pikak lain
BAB III
PENUTUP
18
A. Kesimpulan
adengan teknik pelaksanaan acara ada 4 pola pembinaan yaitu : 1. Suara dan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. 2002. Sosiologi (skema teori dan terapan). Jakarta : PT. Bumi Aksara
19
Berry, David. 2003. Pokok-pokok pikiran dalam sosiologi. Jakarta : PT. Rajawali
Grafindo
Harsono Hs, C.I. 1995. Sistem Baru Pembinaan Narapidana. Jakarta: Djambatan
Miles, Mattew B dan Huberman, Michael A. 1992. Analisa Data Kualitatif. Jakarta :
University Indonesia- PRESS