Anda di halaman 1dari 5

NASIONALISASI TURKI DIBAWAH SEKULARISME MUSTAFA KEMAL

ATATURK

Oleh :
Oom Komala Sandy dan Dina Lusdiana Tampubolon

Negara negara di belahan bumi memiliki perkembangan faham kebangsaan


yang berbeda, baik dari segi waktu, cara, dan asas yang mengawalinya.
Nasionalisme merupakan salah satu faham kebangsaan yang berpendapat bahwa
kesetiaan tertinggi individu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. 1
Nasionalisme merupakan salah satu ide yang mengawali kemerdekaan di Negara
Negara yang pada masa kolonialisme menjadi wilayah jajahan bangsa Eropa.
Perkembangan nasionalisme tidak lepas dari asas atau keyakinan yang sudah
terlebih dahulu tumbuh di suatu Negara. Nasionalisme di satu sisi dapat
berkembang sebagai faham yang merevolusi total asas dan kepercayaan
tradisional namun nasionalisme juga merupakan faham yang fleksibel dan dapat
disandingkan dengan asas dan kepercayaan lain untuk tujuan kesatuan bangsa.
Nasionalisme merupakan faham yang dapat mengawali suatu revolusi dan menjadi
gejala modernisasi.

Perkembangan Turki menjadi Negara Modern tidak terlepas dari munculnya


nasionalisme yang mengawali gerakan revolusi di Turki, namun berkembangnya
faham tersebut tentu diawali oleh seorang tokoh sebagai tenaga motoris.
Imperium Turki yang menjalankan pemerintahan berlandaskan agama Islam tentu
memiliki kontradiktif dengan modernitas yang muncul seiring dengan
berkembangnya nasionalisme. Peran tokoh merupakan hal yang sangat
mendominasi terhadap keberlangsungan perubahan terutama berkaitan dengan
unsur agama sebagai issue yang cukup sensitif. Kontradiktif antara agama dan
modernitas yang telah dicapai melalui suatu revolusi tidak dapat berjalan dengan
optimal tanpa adanya sekularisme dari seorang tokoh penggerak. Disinilah
Mustafa Kemal Ataturk muncul sebagai tokoh sekular penggerak nasionalisme
Turki yang juga merubah tatanan pemerintahan Turki dari feodal menjadi
republik.

Awal Seklularisme Mustafa Kemal Ataturk

Mustafa Kemal Ataturk memiliki tempat tersendiri di mata rakyat Turki


yang sulit dihilangkan begitu saja, Mustafa Kemal memiliki peranan yang besar

1 Hans Kohn. 1955. Nasionalisme ( Arti dan Sejarahnya). Jakarta : Penerbit Erlangga
terutama dalam membawa Turki menuju pembaharuan sistem dari feodal menjadi
republik.

Mustafa Kemal lahir pada tahun 1881, di Selanik Ottoman. 2 Mustafa kecil
sebagai seorang anak pegawai kecil yang kemudian menurut ceritanya, sang ayah
beralih profesi menjadi pedagang kayu. Sesuai dengan kebiasaan Turki pada
waktu itu, ia dinamai Mustafa saja. Ayahnya sendiri, Ali Riza Efendi, meninggal
dunia saat Mustafa baru berusia tujuh tahun, karena itu Mustafa kecil kemudian
dibesarkan oleh ibunya Zubeyde Hanm. Saat usianya telah mencapai 12 tahunan,
Mustafa masuk ke sekolah militer di Selanik dan Manastir, keduanya merupakan
pusat nasionalisme Yunani yang anti-Turki. Mustafa belajar di sekolah menengah
militer di Selanik, di sana namanya ditambahkan dengan nama Kemal yang artinya
kesempurnaan oleh guru matematikanya sebagai pengakuan atas kecerdasan
yang di miiliki olehnya.

Mustafa Kemal lulus dari akademi militer Manastir dengan pangkat letnan
pada 1905 dan ditempatkan di Damaskus, di sinilah ia segera bergabung dengan
sebuah kelompok rahasia kecil yang terdiri dari perwira-perwira yang
menginginkan pembaruan, yang dinamai Vatan ve Hurriyet yang berarti tanah air
dan kemerdekaan, kelompok ini kemudian menjadi penentang aktif rezim
Ottoman, dan pada tahun 1907 ia ditempatkan di Selanik dan bergabung dengan
Komite Kesatuan dan Kemajuan yang biasa disebut sebagai kelompok Turki Muda.

Mustafa Kemal tidak hanya berorganisasi, tapi ia lebih aktif di dunia


militer sebagai perwira yang memiliki jabatan tinggi. Jalur ini cukup membantu
untuk melakukan oposisi terhadap Sultan. Dan melalui jalur Militer ini pulalah ia
kemudian memperoleh dukungan dari Rakyat Turki untuk melancarkan oposisi.

Faktor-faktor tersebutlah yang menjadi awal tumbuhnya jiwa sekularisme


dalam diri Mustafa Kemal Ataturk. Pengalaman organisasi dan militer di luar
Turki mengenalkan Mustafa pada sistem modern barat yang cenderung
memisahkan unsur pemerintahan dan agama, oleh karena itu muncul ide untuk
melakukan revolusi pada Imperium Turki Utsmani

Kakalahan Turki dalam perang melawan Russia pada tahun 1774 dan
kegagalan mempertahankan Mesir dari invasi Napoleon pada tahun 1798
menyebabkan Imperium Turki Utsmani terpaksa melakukan modernisasi militer,

2 M. K. Solikhun. 2013. Negara Turki pada Masa Kepemimpinan Mustafa Kemal Attaturk
Tahun 1923-1950. Jurnal Ilmiah (Online). FIB UI.
ekonomi dan sosial lewat serangkaian program yang dinamakan Tanzimat, bermula
dengan menghapuskan pasukan khusus (janissaries), membubarkan tarekat
Bektashi, regulasi pajak langsung, hingga memperkenalkan undang-undang anti-
diskriminasi sipil (menghapus status dzimmi bagi non-Muslim). Kemudian Proyek
modernisasi tersebut dilanjutkan oleh Mustafa Kemal Ataturk Setelah berhasil
merebut kekuasaan pada tahun 1923.

Pada perkembangan selanjutnya, ideologi sekular Ataturk kemudian kita


kenal dengan sebutan "Kemalisme" menjelma jadi sangat anti-agama dan ultra-
nasionalistik. Segala yang bercirikan Islam atau berbau Arab dilecehkan sebagai
keterbelakangan, kemunduran dan kebiadaban. Siapa yang berani mempersoalkan
sekularisme dituduh sebagai pengkhianat negara, tidak rasional dan sektarian.
Selain itu, untuk menjamin kelanggengan ideologi ini, rezim Kemalis menciptakan
apa yang mereka sebut sebagai `Islam tercerahkan'.

Sekularisme dalam kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk

Kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk mengandung tiga unsur dalam


pelaksanaannya yang mencerminkan sekularisme. Pertama unsur nasionalisme
dalam pemikiran Mustafa Kemal Ataturk yang diilhami oleh Ziya Gokalp yang
meresmikan kultur Turki dan islam merupakan ekspresi Turki. Mustafa Kemal
Ataturk menganggap bahwa Islam yang ada di Turki telah dipribumikan, sehingga
Islam yang ada di Turki dapat diselaraskan dengan dunia modern sesuai dengan
perkembangannya.3

Kedua adalah unsur sekularisme, seorang pengikut Mustafa Kemal


menyatakan bahwa indikasi ketinggian suatu peradaban terletak pada
keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban Barat dapat mengalahkan
peradaban lainnya, bukan hanya ilmu pengetahuan dan teknologinya namun juga
unsur-unsur yang ada didalamnya. Peperangan antara Timur dan Barat merupakan
peperangan dua peradaban yaitu antara peradaban Barat dengan peradaban
Islam. Peradaban Islam yang mencakup segala aspeknya menggunakan hukum
islam, sehingga mempengaruhi langkah dalam memajukan peradaban. Berbeda
dengan peradaban Barat yang menggunakan sekularisme untuk meninggikan
peradaban. Menurut Mustafa Kemal sekularisme bukan hanya memisahkan antara
urusan agama dengan Negara melainkan membatasi peranan agama dalam
kehidupan berbangsa.

3 Agus Budiman. 2010. Pengaruh Nasionalisme terhadap Runtuhnya Kekhalifahan Turki


Utsmani. Jurnal Artefak (Online). FKIP UNIGAL
Ketiga adalah unsur Westernisme, Mustafa Kemal berpendapat bahwa
masyarakat Turki harus berorientasi ke Barat. Pada suatu pidatonya Mustafa
Kemal menyatakan bahwa masyarakat yang hidup harus terus menghendaki
perubahan, namun jika masyarakatnya tetap berpegang teguh pada pemikiran dan
tradisi lama maka masyarakatnya tidak akan mencapai apapun, apalagi kemajuan
yang menciptakan kemakmuran. Dari ketiga unsur tersebut, muncullah paham
Kemalisme yang terdiri atas republikanisme, nasionalisme, kerakyatan,
sekularisme, etatisme, dan revolusioner.

Kebijakan yang dilakukan Mustafa Kemal untuk membangun Nasionalisme


rakyat Turki

Berbekal pemahaman bahwa modernisasi merupakan langkah terbaik dalam


membangun negeri sebagai peradaban yang tinggi, para pendukung Mustafa
Kemal melancarkan berbagai gerakan. Mulai dari mendidik, membimbing, bahkan
memaksa masyarakat Turki untuk menjadi masyarakat yang secular dan modern.
Gerakan ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat Turki dengan anggapan
memisahkan urusan agama dengan dunia sama seperti menjaga kesucian agama
tersebut. Berbagai dalih diungkapkan para pendukung Mustafa Kemal dalam
menyisipkan jiwa sekular pada masyarakat Turki.

Kebijakan yang dilakukan Mustafa Kemal untuk mendorong tercapainya


nasionalisme masyarakat Turki adalah pertama yaitu sekularisasi Negara dengan
menghapus kekhalifahan dengan memproklamirkan kemerdekaan Turki menjadi
Negara Republik Turki lengkap dengan konstitusi yang baru. Kedua yaitu
sekularisasi simbol-simbol religious, misalnya dengan mengganti penggunaan
kopyah dengan topi yang menyerupai topi koboi sebagai pakaian sehari-hari.
Selain itu dengan mengganti kalender hijriyah menjadi kalender dan jam barat.
Ketiga yaitu sekularisasi dikehidupan sosial, misalnya dengan kedudukan
perempuan yang disejajarkan dengan laki-laki dalam aspek karir. Perubahan yang
sangat nggak banget adalah dengan menciptakan bahasa Turki dan menjadikannya
pengganti bahasa Arab.4

Setelah ditiadakannya sistem kekhalifahan, Kemal disebut-sebut sebagai


bapak Turki sebab membawa pembaharuan pada Turki yang bersifat membangun
dari ketertinggalan. Masyarakat Turki yang pro dengan pemerintahan Mustafa
Kemal merasa dibebaskan dari keterkungkungan sistem kekhalifahan yang

4 Erik J Zurcher. 2003. Sejarah Modern Turki. Jakarta: Gramedia


absolutisme. Selain kebebasan dalam bidang kehidupan sosial, Mustafa Kemal
juga memberikan kemajuan dalam bidang ekonomi. Turki yang berada dalam
keterpurukan ekonomi, dengan adanya kebijakan ekonomi Mazhab Perekonomian
Turki Baru yang tidak kapitalis dan tidak sosialis mampu mendongkrak
perekonomian Turki.

Kesimpulan

Mustafa Kemal Ataturk merupakan tokoh pembaharu Turki yang melakukan


perubahan dari sitem feodal yaitu kesultanan/kekhalifan menjadi Republik.
Paham sekularisme Mustafa Kemal Ataturk mampu mentransformasi Turki
menjadi sebuah Negara modern tanpa menghapus akar budaya/kultur keislaman
yang telah mewarnai perilaku masyarakat Turki.

Sekularisme Mustafa Kemal Ataturk hanya mencakup hal-hal yang


berkaitan dengan kenegaraan. Nasionalisasi Turki bertujuan untuk memajukan
Turki dalam berbagai bidang kehidupan. Melalui nasionalisasi, masyarakat Turki
mampu mewujudkan peradaban yang tinggi seperti halnya peradaban di Barat.
Turki tidak lagi terikat pada peranan agama Islam yang mendominasi, sebab
peradaban yang tetap berpegang pada tradisi lama maka tidak akan terwujud
kemajuan yang mensejahterakan.

Mustafa Kemal Ataturk memberikan wujud baru dalam pengembangan


dan kajian khususnya pada penanaman nasionalisme, dan pluralisme. Kepemimpinan
Mustafa Kemal Ataturk membuktikan kepada dunia bahwa kediktaktoran seorang
pemimpin tidak selalu memberikan keburukan dan kesengsaraan kepada
rakyatnya, bahkan mampu mensejahterakan dengan cara yang lain yaitu melalui
keseragaman dan menyeluruh.

REFERENSI

Zurcher, Erik J. 2003. Sejarah Modern Turki. Jakarta: Gramedia

Budiman, Agus. 2010. Pengaruh Nasionalisme terhadap Runtuhnya Kekhalifahan Turki


Utsmani. Jurnal Artefak (Online). FKIP UNIGAL

Solikhun, M. K. 2013. Negara Turki pada Masa Kepemimpinan Mustafa Kemal Attaturk
Tahun 1923-1950. Jurnal Ilmiah (Online). FIB UI.

Kohn, Hans. 1955. Nasionalisme ( Arti dan Sejarahnya). Jakarta : Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai