Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH TARBIYAH 7s

"SELAMAT DATANG DI BLOG SAYA" BERBAGI ILMU PENGETAHUAN BERBAGI


PENGALAMAN HIDUP...!!!
Minggu, 16 November 2014
MAKALAH PEMBAHARUAN ISLAM DI TURKI
(TANZIMAT, USMANI MUDA, DAN TURKI MUDA)
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembabakan Sejarah Peradaban Islam dibagi dalam tiga Jaman. Jaman kelahiran Islam di masa
Nabi Muhammad saw; Jaman perluasan ajaran Islam hingga ke luar Jazirah Arab dimasa Khulafa ar-
Rasyidin dan khalifah sesudahnya; jaman Kejayaan pada masa Khilafah Abbasiyah dan Fatimiyah;
Jaman kemunduran hingga dihapuskannya institusi Khilafah Islamiyah di Turki pada awal abad ke-20
M.

Berbicara tentang penghapusan institusi kekhilafahan Islam, maka kita akan bertemu dengan
sebuah nama yang tidak asing lagi yaitu Mustafa Kamal Attaturk. Ketika kita belajar mata pelajaran
Sejarah, duluh, Kamal Attaturk ini dikenal sebagai orang yang sangat berjasa dalam merubah wajah
Turki dari Islam menjadi sekuler (modern).

Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan aliran
nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang disebabkan syariah
yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus dijadikan guru, tokohnya
Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama, Syariat Islam tidak menjadi penghalang kemajuan. Turki
mundur karena tidak menjalankan syariat Islam, sehingga Syariat Islam harus dijalankan di Turki,
tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran nasionalis berpendapat kemunduran Turki disebabkan karena
Umat Islam  yang enggan mengakomodir perubahan-perubahan, tokhnya Zia Gokalp.

B.    Pokok Pikiran

1.      Latar Belakang gerakan Pembaruan Islam Di Turki


2.      Pengertian gerakan Pembaruan Islam

3.      Sejarah perkembangan gerakan Islam Di Turki

4.      Tokoh-tokoh gerakan Penbaruan Islam Di Turki

BAB II

PEMBAHASAN

PEMBAHARUAN ISLAM DI TURKI

A.    Pengertian Pembaruan Islam

1.      Harun Nasution cendrung menganalogikan istilah “pembaharuan” dengan “modernisme”, karena


istilah terakhir ini dalam masyarakat Barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha
mengubah paham-paham, adat-istiadat, institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan
suasana baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Gagasan ini
muncul di Barat dengan tujuan menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat dalam agama Katolik dan
Protestan dengan ilmu pengetahuna modern

.Karena konotasi dan perkembangan yang seperti itu, harun Nasution keberatan menggunakan
istilah modernisasi Islam dalam pengertian di atas ( Azra, Azyumardi : 1996 )

2.      Revivalisasi
Menurut paham ini, “pembaharuan adalah “membangkitkan” kembali Islam yang “murni”
sebagaimana pernah dipraktekkan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan kaum Salaf
( Azra, Azyumardi : 1996 )

3.      Kebangkitan Kembali ( Resugence )

Dalam kamus Oxford, resurgence didefinisikan sebagai “kegiatan yang muncul kembali” (the act of
rising again ). Pengertian ini mengandung 3 hal :
a.       suatu pandangan dari dalam, suatu cara dalam mana kaum muslimim melihat bertambahnya
dampak agama diantara para penganutnya. Islam menjadi penting kembali. Dalam artian,
memperoleh kembali prestise dan kehormatan dirinya.

b.      .“kebangkitan kembali” menunjukkan bahwa keadaaan tersebut telah terjadi sebelumnya. Jejak
hidup nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dan para

c.       pengikutnya memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran orang-orang yang menaruh perhatian
pada jalan hidup Islam saat ini.

d.      Kebangkitan kembali sebagai suatu konsep, mengandung paham tentang suatu tantangan, bahkan
suatu ancaman terhadap pengikut pandangan-pandangan lain ( Muzaffar, Chandra : 1988 )

B.     Sejarah Pembaharuan Islam di Turki

1.      Sekilas Tentang Sejarah Turki

Negara Turki lahir dari reruntuhan kesultanan Usmaniyah pasca perang dunia I yang terletak
di Asia kecil (Anatolia) yang didirikan oleh Mustofa Kemal Attaturk. Turki merupakan negara sekuler
pertama di dunia Islam. Negara yang berdekatan dengan benua eropa ini memproklamirkan diri
sebagai negara republik pada tahun 1923.6

Menurut data tahun 1992 Negara Turki berpenduduk 58.436.000.7 98 % diantaranya


merupakan muslim yang mayoritas bermazhab sunni. Penduduk Turki banyak yang secara sadar
tidak menjalankan syariát Islam sebagai akibat kebijakan sekularisasi yang diterapkan.

Gerakan tanzimat9 yang dikumandangkan oleh Turki Muda meupakan awal pembaruan
Turki di bidang militer, ekonomi, sosial, keagamaan. Gerakan tanzimat didasari oleh pemikiran barat
dan meninggalkan pola dasar syariát Islam. Penyingkiran Islam oleh pemerintah Turki salah satunya
tercermin dari penghapusan kalimat “agama Negara Turki adalah Islam” yang semula terdapat pada
pasal 2 konstitusi negara. Pemerintah Turki juga membentuk komite untuk mengkaji pembaruan
Islam.

Tujuan komite  tersebut lebih bersifat politis yaitu memisahkan seluruh lembaga sosial,
pendidikan dari yurisdiksi para pemimpin agama beserta sekutu-sekutu politik mereka, serta
meletakkannya ke dalam yurisdiksi direktorat urusan agama.

Rezim yang berkuasa menjadi lebih sekuler ketika Islam “dinasionalisasi” pada bulan Januari
1932; al-Qurán dibaca dalam bahasa Turki, Setahun kemudian muncul kebijakan tentang azan yang
berbahsa Turki. Walaupun begitu Islam tetap digalang demi tujuan-tujuan kewarganegaraan, seperti
seruan agar masjid-masjid terus menyebarkan propaganda untuk mendukung perekonomian
nasional.

Penerjemahan al-Qurán dalam bahasa Turki yang dilakukan oleh Pemerintahan Mustofa
Kemal Attaturk dilakukan tanpa menyertakan teks aslinya (bahasa Arabnya). Walaupun begitu teks
Arabnya masih tetap dipakai dalam shalat. Dalam perkembangannya ada kecenderungan orang-
orang Turki kembali pada teks Arab dalam membaca al-Qurán. Sedangkan penerjemahan al-Qurán
ke dalam bahasa setempat dilakukan untuk lebih memahami teks al-Qurán.

2.      Pembaharuan Islam Di Turki

Kekalahan militer Turki Usmani di Lepanto ( 1571M), dan kegagalan dalam menaklukan Wina
(1683M) merupakan tanda pergeseran kekuatan. Militer Kristen Eropa lebih kuat dibandingkan
dengan Militer Turki Usmani. Solusi yang ditempuhnya adalah   harus mengadopsi kemajuan-
kemajuan yang telah dicapai Eropa. Adopsi kemajuan tersebut melahirkan gerakan pembaharun di
Turki.

Turki adalah bekas jantung tempat salah satu kekhalifahan terbesar Islam, yakni Turki
Usmani. Oleh karena itu keterikatan  bangsa Turki dengan Islam berlangsung  sangat kuat sebab
mereka bangsa terkemuka di dunia Islam selama beratus-ratus tahun lamanya. Ini merupakan suatu
indikasi tentang betapa pentingnya Islam dalam kehidupan nasional rakyat Turki. Secara politis
setiap orang yang bertempat tingal di Turki, tetapi secara kebudayaan orang Turki adalah hanya
orang Islam.

Langkah-langkah pembaharuan yang dilakukan adalah, pertama  mengirim para pelajar ke


luar negeri, kedua pengiriman duta besar ke Eropa, ketiga mendatangkan guru dari
Eropa,mendirikan selokah teknik militer, Pembentukkan badan penerjemah,menulis beberapa buku
matematiaka, geografi, kedokteran, sejarah dan agama, pendirian penerbitan dan percetakan.

Bangsa Turki adalah orang-orang dan bermartabat dengan suatu persepsi mengenai mereka
sendiri sebagai masyarakat terhormat dan unggul. Dengan demikian Turki sebuah identitas
kebangsaan yang membanggakan warganya. Contoh paling ekspresif mengenai hal ini ditinjukkan
oleh Ziya Gokalp ( 1876-1924) dalam salah satu pernyataannya “ I am Turk, my religion and may race
are noble” dan ungkapan yang lebih fanatik dan angkuh dikatakan Mustafa Kemal menyatakan “
Saya adalah Turki, merongrong saya sama dengan menghancurkan Turki”.

Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan aliran
nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang disebabkan syariah
yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus dijadikan guru, tokohnya
Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama, Syariat Islam tidak menjadi penghalang kemajuan. Turki
mundur karena tidak menjalankan syariat Islam, sehingga Syariat Islam harus dijalankan di Turki,
tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran nasionalis berpendapat kemunduran Turki disebabkan karena
Umat Islam  yang enggan mengakomodir perubahan-perubahan, tokhnya Zia Gokalp.

Begitu juga dalam Pembaharuan Pendidikan Islam dengan memperhatikan berbagai macam
sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa sebelumnya, dan
dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami oleh Bangsa Eropa, maka
pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran pembaharuan pendidikan Islam. Ketiga pola tersebut
adalah :

a.        Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di Barat.

Mereka berpandangan, pada dasarnya kekuatan dan kesejahteraan yang dialami Barat adalah
hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai. Golongan ini
berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh Barat sekarang ini merupakan pengembangan dari ilmu
pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia Islam.

Maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan itu harus
dikuasai kembali. Cara pengembalian itu tidak lain adalah melalui pendidikan, karena pola
pendidikan Barat dipandang sukses dan efektif, maka harus meniru pola Barat yang sukses itu.
Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat, mulai timbul di Turki Utsmani akhir abad ke 11 H / 17
M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur pada masa itu.

Pada dasarnya, mereka (golongan ini) berpandangan bahwa pola pendidikan Islam harus meniru
pola Barat dan yang dikembangkan oleh Barat, sehingga pendidikan Islam bisa setara dengan
pendidikan mereka. Mereka berpandangan bahwa usaha pembaharuan pendidikan Islam adalah
dengan jalan mendirikan lembaga pendidikan / sekolah dengan pola pendidikan Barat, baik sistem
maupun isi pendidikannya. Jadi intinya, Islam harus meniru Barat agar bisa maju.

b.      Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.

Mereka berpendapat bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber dari kemajuan
dan perkembangan peradaban Ilmu Pengetahuan modern. Dalam hal ini Islam telah
membuktikannya. Sebab-sebab kelemahan umat Islam meurut mereka adalah karena tidak lagi
melaksanakan ajaran Agama Islam sebagaimana mestinya. Ajaran Islam yang sudah tidak murni lagi
digunakan untuk sumber kemajuan dan kekuatan. Pola ini dilakukan oleh Muhammad bin Abdul
Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad Abduh.

c.       Usaha yang berorientasi kepada Nasionalisme.

Golongan ini melihat di Barat rasa Nasionalisme ini timbul bersamaan dengan berkembangnya
pola kehidupan modern sehingga mengalami kemajuan yang menimbulkan kekuatan politik yang
berdiri sendiri. Keadaan ini pada umumnya mendorong Bangsa timur dan bangsa terjajah lainnya
untuk mengembangkan nasionalisme mereka masing-masing. Yang mendorong berkembangnya
nasionalisme adalah karena kenyataannya mereka terdiri dari berbagai bangsa dengan latar
belakang dan sejarah perkembangan kebudayaan yang berbeda satu sama lain.

Golongan ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi dan
kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan semata mengambil
unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur dari budaya warisan
bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya menimbulkan timbulnya usaha
merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri dikalangan pemeluk Islam. Sebagai
akibat dari pembaharuan dan kebangkitan kembali pendidikan ini terdapat kecendrungan dualisme
sistem pendidikan kebanyakan negara tersebut, yaitu sistem pendidikan modern dan sistem
pendidikan tradisional.

C.    Tokoh Pembaharuan Turki dan Pemikirannya

Diantara beberapa tokoh pembaharuan di Turki adalah Sultan Salim III, Sultan Mahmud II,
Tanzimat, Kelompok Usmani Muda, Turki muda, dan Mustafa Kemal. Sebelum Sultan Mahmud II
gerakan pembaharuan sudah dimulai akan tetapi belum banyak perubahan yang terjadi, seperti
pada tahun 1644-1702 Husen Koprulu dan Damad Ibrahim (1719-1730 M) keduanya menjadi Wajir
Agung mengadakan pembaharuan akan tetapi mendapat tantangan dari Feyzullah sebagai syaikh al-
Islam yang menyebabkan konflik internal dan berhasil wajir tersebut.

1.       Sultan Salim III

Pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Salim III ( 1789-1807) dengan melakukan langkah-
langkah pembaharuan sebagi berikut: restrukturisasi pemerintahan yang efektif dan efisien,
rekriutmen pegawai secara profesional, pendirian sekolah dan balai latihan, menghilangkan hak
istimewa  militer jeniseri yang mewajibkan mereka harus melalui seleksi profesionalisme.

Pembaharuan yang dilakukan Sultan Salim III ini mendapat tantangan dari militer Jeniseri
yang mendapat sokongan fatwa bahwa gerakan pembaharuan Sultan Salim III bertentangan dengan
agama dan tradisi sehingga dapat dikalahkan.

2.      Sultan Mahmud II

Kegagalan Sultan Sanlim III tidak menyulutkan penggantinya  Sultan Mahmud II untuk
mengadalan pembaharuan. Pada tahun 1826 Sultan Mahmud II membentuk korp tentara baru di
luar Jeniseri dan menggunakan instruktur dari Mesir  tidak berasal dari Eropa agar tidak direspon
negatif oleh ulama dan segera membubarkan 
Jeniseri serta melarang Tarekat Bektasy, mengadakan penghapusan wajir agung diganti
dengan perdana menteri, wajir agung pada saat itu dipegang oleh syaikh al-Islam, pembaharuan
sistem hukum yang memberlakukan hukum sekuler di samping hukum syari’ah, peradilan syariah
diserahkan kepada syaikh al-Islam sedangkan peradilan sekuler diserahkan kepada Majlich-I Ahkam-I
Adliye, dan pembaharuan di bidang pendidikan dengan membentuk sekolah umum ( Mekteb-I
Ma’arif) dan sekolah sastra ( mekteb-i ‘Ulum-u Edebiye).

3.      Tanzimat

Sepeninggal Sultan Mahmud II, gerakan pembaharuan dilakukan oleh Abdul Majid (1839-
1861) dengan perdana menteri Rasyid Pasya. Periode ini disebut masa Tanzimat  yang mengandung
arti peraturan dan perundang-undangan baru. Tokoh-tokoh Tanzimat antara lain: Rasyid Pasya,
Mehmed Sadik Rifat Pasya, dan Muhammad Ali Pasya dan Fuad Pasya.

Diantara beberapa peraturan perundang-undangan yang dihasilkan pada masa tanzimat


antara lain:

a)      Piagam Hatt-I Sherif Gulhane tahun 1839 sebagai dasar pembaharuan di bidang administrasi,
perpajakan, hukum, pendidikan, kau minoritas dan militer yang menyebabkan perang di Crimea
akibat penolakan kaum ulama akibat dari  reduksi  peran ulama.

b)      Piagam Hatt-I Humayun ( 1856 M) yang mengakomodir hak-hak minoritas. Piagam ini mendapat
reaksi keras dari ulama dan kelompok penduduk yang berpendidikan Barat yang tergabung dalam
Usmani Muda.

Harun Nasution lebih rinci dalam menjelaskan kandungan dalam piagam  Hatt-I Sherif Gulhan
sebagai berikut: kemakmuran suatu negara bergantung kepada kemakmuran rakyat yang diperoleh
dengan cara menghilangkan pemerintahan absolut selama ini, menghilangan kesewenang-
wenangan, peraturan mengenai kewajiban dan lamanya dinas militer, hukuman mati dengan diracun
tidak dibolehkan lagi,hak milik terhadap harta dijamin dan tiap orang mempunyai kebebasan
terhadap harta yang dimilikinya, semua pegawai kerajaan menerima gaji sesuai dengan beban
tugasnya untuk mengurangi korupsi, mengajak rakyat memberikan pendapat tentang soal-soal
negara dan administrasi, mendirikan Bank  Usmani dan mengganti  peredaran uang dengan memakai
sistem desimal, dan pendidikan umum dilepaskan dari kekuasaan kaum ulama untuk diserahkan
kepada kementerian Pendidikan yang dibentuk pada tahun 1847.

Sedangkan piagam Hatt-I Humayun yang mengakomodir hak-hak minoritas seperti


penghapusan perbedaan agama, bahasa dan bangsa, rakyat non muslim diperbolehkan masuk dinas
militer,  dan penghapusan perbedaan pajak yang bagi rakyat non muslim, penghapusan hukum
bunuh terhadap orang yang murtad dari Islam  dan pemasukan anggota-anggota bukan Islam ke
dalam dewan hukum. Setelah piagam Hatt-I Humayun ini, maka diadakan penyempurnaan hukum
pidana, hukum dagang dan hukum maritim dengan menggunakan hukum Prancis, didirikan
Mahkamah Agung, serta dalam bidang pendidikan didirikan Sekolah Galatasaray tahun 1868 yang
siswanya Islam dan non   dapat duduk berdampingan. Padahal sebelumnya masing-masing  golongan
agama mempunyai sekolah tersendiri.

Kedua piagam yang dihasilkan kelompok Tanzimat ini mendapat kritikan keras terutama dari
kalangan Intelegensia Turki Usmani. Piagam ini mengandung sekularasisasi dalam berbagai institusi
kemasyarkatan seperti lembaga hukum baru yang dipengaruhi sistem hukum Barat, menimbulkan
pro-Barat yang mengakibatkan campur tangan negara-negara Barat dalam soal inter   kerajaan
Usmani yang pada akhirnya  jatuhnya perekonomian negara ini, serta menyebabkan semakin
absolutnya kekuasaan sultan dan menteri-menterinya karena tidak adanya oposisi dari Yeniseri
sebagai yang sudah dibubarkan pada masa Sultan Mahmud II. Pasukan Yeniseri ini ditakuti bukan
hanya karena memiliki senjata akan tetapi karena memiliki dukungan kuat dan erat dari Tarekat
Bektasyi yang mempunyai pengikut yang besar di kalangan masyarakat.

4.      Usmani Muda

Kematian Perdana Menteri Ali Pasya ( 1871 M)  menandai berakhirnya Tanzimat, gerakan
pembaharuan diganti oleh kelompok Usmani Muda yang berhasil menurunkan secara paksa Sultan
Abdul Aziz pada tahun 1876 melalui fatwa Syaikh al-Islam dan diganti oleh Murad V yang mendapat
dukungan Usmani Muda. Akan tetapi karena Murad V dianggap tidak berhasil memimpin Turki
Usmani dan dianggap sakit mental oleh Syaikh al-Islam di kemudian hari, maka diganti oleh S sultan
Abdul Hamid ( 31 Agustus 1876) dan perdana menterinya Mihdat Pasya salah seorang tokoh Usmani
Muda.

Usmani Muda dalam pembaharuannya terbagi kepada 2 partai ditinjau dari segi liberalisnya.
Usmani Muda pertama liberal yang menghendaki sistem pemerintahan otonomi bagi daerah-daerah
( desentralisasi), kedua Usmani muda yang tergabung dalam partai Ittihadi ve Terekki, pemenang
pemilu 1908 yang ingin mempertahankan sistem pemerintahan sentralistik. Dan pada tahun 1912 M,
partai tersebut juga tampil sebagai pemenang  yang melibatkan diri Turki Usmani dalam perang
Balkan bersama Jerman dengan harapan menjadi media untuk merebut kembali daerah-daerah yang
sudah memerdekakan diri sebelumnya dalam sistem pemerintahan federasi. Diantara negara yang
sudah memerdekakan diri dari Turki Usmani Bulggaria,Austria, Yunani, Bosnia dan Herzegivina.

Pada perang Dunia I. Turki Usmani bersekutu dengan Jerman sebagai keputusan yang
dilakukan Syaik al-Islam pada tanggal 23 Nopember 1914 dengan mengumumkan perang suci agar
mendapat dukungan umat Islam secara luas. Akan tetapi yang terjadi malah umat Islam menjadi
terkotak-kotak, seperti bangsa Tartar bersatu dengan Rusia, Al Jazair dan senegal bergabung dengan
Prancis, Umat Islam India dan Arab Saudi bergabung dengan Inggris. Dampak selanjutnya Arab Saudi
menyatakan merdeka dari Turki, begitu juga Syiria dan Transyordan bangkit melawan Turki, serta
terjadi pembelotan yang dilakukan tentara yang berasal dari suku Arab.

Usmani Muda merupakan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1865 dengan tujuan
untuk mengubah pemerintahan absolut menjadi pemerintahan yang konstitusional. Tokoh Usmani
muda antara lain Mihdat Pasya, Ziya Pasya, dan Nanik Kemal. Diantara isi ide-ide pembaharunnya
sebagai berikut:

1.      a). Ekonomi dan politik yang tidak beres dapat diatasi dengan merubah  sistem pemerintahan
absolut menjadi pemerintahan konstitusional yang memisahkan kekuasaan eksekutif, legislatif dan
yudikatif. Rakyat sebagai warga negara mempunyai hak politik . Pemerintahan demokrasi tidak
bertentangan dengan ajaran Islam, karena dalam Islam dikenal sistem bai’ah yang pada hakikatnya
merupakan kedaulatan rakyat. Khalifah sebagai eksekutif  tidak boleh mengambil sikap atau
tindakan yang berlawanan dengan maslahat umum ( al-maslahah al-‘ammah),  dan tidak melanggar
syari’ah, kaum ulama sebagai pembuat hukum, dan pemerintah yang melaksanakan hukum.
Sehingga sistem pemerintahan konstitusional tidak merupakan bid’ah dalam Islam. Hal ini
merupakan ide baru pada saat itu yang memegang sistem otokrasi.

2.      b).Tumbuh ide tanah air Usmani bukan tanah air Turki dengan melihat perlu adanya persatuan umat
Islam di bawah pimpinan Turki Usmani yang mirif  Pan-Islamisme.

5.      Turki Muda

Setelah dibubarkannya parlemen dan dihancurkannya gerakan Usmani Muda, maka Sultan
Abdul Hamid memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut. Kebebasan berbicara dan menulis
tidak ada. Dalam suasana yang demikian timbullah gerakan oposisi terhadap pemerintah yang
obsolut Sultan Abdul Hamid sebagaimana halnya di zaman yang lalu dengan Sultan Abdul Aziz.
Gerakan oposisi dikalangan perguruan tinggi, mengambil bentuk perkumpulan rahasia, dikalangan
cendekiawan dan pemimpin-pemimpinnya lari ke luar negeri dan disana melanjutkan oposisi mereka
dan gerakan di kalangan militer menjelma dalam bentuk komite-komite rahasia. Oposisi berbagai
kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan nama Turki Muda.Tokoh-tokoh Turki Muda, antara
lain adalah Ahmad Riza (1859-1930), Mehmed Murad (1853-1912) dan Pangeran Sahabuddin (1887-
1948).

a.       Ahmad Riza
Ahmad Riza adalah anak seorang bekas anggota parlemen bernama Injilis Ali. Dalam
pendidikannya ia sekolah di pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha mengubah nasib
petani yang malang dan studinya ini diteruskan di Perancis sekembalinya ia dari perancis ia bekerja
di kementerian pertanian, tapi ternyata hubungan pemerintah dengan petani yang miskin sedikit
sekali, karena kementerian itu lebih disibukkan dengan birokrasi. Kemudia ia pindah ke kementerian
pendidikan namun disini juga disibukkan dengan birokrasi tapi kurang disibukkan dengan
pendidikan.

Pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Riza antara lain adalah ingin mengubah
pemerintahan yang absolut kepada pemerintahan konstitusional. Karena menurutnya akan
menyeleamatkan Kerajaan Usmani dari keruntuhan adalah melalui pendidikan dan ilmu
pengetahuan positif dan bukan dengan teologi atau metafisika. Adanya dan terlaksananya program
pendidikan yang baik akan berhajat pada pemerintahan yang konstitusional.

b.      Mehmed Murad (1853-1912)

Mehmed Murad berasal dari Kaukasus dan lari ke Istanbul pada tahun 1873 yakni setelah
gagalnya pemberontakan Syekh Syamil di daerah itu. Ia belajar di Rusia dan disanalahia berjumpa
dengan ide-ide barat, namun pemikiran Islam berpengaruh pada dirinya, Ia berpendapat bahwa
bukanlah Islam yang menjadi penyebab mundurnya Kerajaan Usmani, dan bukanlah pula rakyatnya,
namun sebab kemunduran ituterletak pada Sultan yang memerintah secara absolut. Oleh karena itu,
menurutnya kekuasaan Sultan harus dibatasi. Dalam hal ini dia berpendapat bahwa musyawarah
dalam Islam sama dengan konstitusional di dunia Barat. Ia mengusulkan didirikan satu Badan
Pengawas yangtugasnya mengawasi jalannya undang-undang agar tidak dilanggar oleh pemerintah.
Disamping itu diadakan pula Dewan syariat agung yang anggotanya tersusun dari wakil-wakil negara
islam di Afrika dan Asia dan ketuanya Syekh Al-Islam Kerajaan Usmani.

c.       Pangeran Sahabuddin (1887-1948)

Pangeran Sahabuddin adalah keponakan Sultan Hamid dari pihak ibunya, sedang dari pihak
bapaknya adalah cucu dari Sultan Mahmud II, oleh karena itu ia keturunan raja. Namun ibu dan
bapaknya lari ke Eropa menjauhkan diri dari kekuasaan Abdul Hamid, maka dengan demikian
kehidupan Sahabuddin lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran Barat.

Menurutnya yang pokok adalah perubahan sosial, bukan penggantian Sultan. Masyarakat Turki
sebagaimana masyarakat Timur lainnya mempunyai corak kolektif, dan masyarakat kolektif tidak
mudah berubah dalam menuju kemajuan. Dalam masyarakat kolektif orang tidak percaya diri
sendiri, oleh karena itu ia tergantung pada kelompok atau suku sedangkan masyarakat yang dapat
maju menurutnya adalah masyarakat yang tidak banyak bergantung kepada orang lain tetapi
sanggup berdiri sendiri dan berusaha sendiri untuk mengubah keadaannya

6.      Mustafa Kemal Ataturk

Mustafa Kemal lahir pada 1881 di suatu daerah di Salonika. Sering dikenal dengan nama
Mustafa Kemal Pasya. Dan dikenal juga dengan Mustafa Kemal Attaturk (Bapak Bangsa Turki). Beliau
juga mendapat julukan Ghazi, artinya sang pembela keyakinan. Julukan ini diberikan ketika beliau
dengan gemilang membawa Turki kepada kemenangan dalam perang kemerdekaan melawan
Yunani, Mustafa Kemal dielu-elukan dan dipanggil dengan gelar kehormatan Ghazi. Ayahnya
bernama Ali Riza, seorang juru tulis rendahan di salah satu kantor pemerintahan di kota itu. Beliau
sempat mencoba lari dari kemalangan hidupnya dengan cara menegak racun. Sedangkan Ibunya
bernama Zubayde, seorang wanita sholihah. Ali Riza meninggal saat Mustafa Kemal berusia tujuh
tahun sehingga ia kemudian diasuh oleh ibunya.

Sejak kecil, Mustafa Kemal memiliki bakat untuk selalu memberontak terhadap segala
keadaan yang tidak berkenan di hatinya. Ia secara brutal menentang peraturan apapun. Bahkan,
tanpa malu-malu ia sering memaki-maki gurunya saat bersekolah. Sehingga suatu hari pernah
ditampar salah satu gurunya karena sang guru sudah kehilangan kesabaran menghadapi perilaku
Mustafa Kemal. Dan akibatnya, Mustafa Kemal kecil lari dan tidak mau masuk sekolah lagi.

Mustafa kecil juga terkenal arogan dalam bergaul. Ia tidak mau sembarangan dalam memilih
kawan. Akhirnya, ibunya mengirim dia ke sekolah militer, sehingga riwayat pendidikan Mustafa
Kemal dimulai tahun 1893 ketika ia memasuki sekolah Rushdiye (Sekolah Menengah Militer Turki).
Tahun 1895 ia masuk ke akademi militer di Kota Monastir dan pada tanggal 13 maret 1899 ia masuk
ke sekolah ilmu militer di Istambul. Tahun 1902 ia ditunjuk sebagai salah satu staf pengajar dan pada
bulan Januari 1905 ia lulus dengan pangkat Kapten. Perjuangan Mustafa Kemal mewujudkan
pembaharuan untuk kemajuan Turki penuh liku, dan mencapai klimaksnya ketika ia menjadi
Presiden Republik Turki. Bangsa Eropa mengakui Republik Turki yang ditandai oleh Perjanjian
Lausanne pada tahun 1923. Mustafa Kemal meninggal dunia tahun 1938.

Setelah perang dunia I, Mustafa kemal diangkat menjadi panglima militer di Turki Selatan
untuk merebut Izmir dari tentara sekutu dan berhasil memukul mundur tentara sekutu dan
menyelamatkan Turki dari penjajahan  Barat. Pada saat itu Sultan  di Istanbul berada di bawah
kekuasaan sekutu yang harus menyesuaikan diri dengan mereka, Kemudian ia mendirikan
pemerintahan tandingan di Anatolia dengan mengatakan kemerdekaan negara dalam keadaan
bahaya, rakyat Turki harus berusaha sendiri membebaskan tanah air dari kekuatan asing, sultan
tidak menjalankan pemerintahan dan segera mengadakan kongres.
Kemudian ia  mendeklarasikan diri sebagai berikut:

a)      Kemerdekaan tanah air dalam keadaan bahaya

b)      Sultan tidak dapat menjalankan pemerintahan karena berada di bawah kekuasaan sekutu.

c)      Rakyat Turki harus berusaha sendiri untuk membebaskan tanah air dari kekuasaan asing.

d)     Gerakan pembela tanah air harus dikoordinir oleh panitia nasional.

e)      Untuk merealisasikan hal-hal tersebut, perlu diadakan kongres.

Dengan pernyataan tersebut Mustafa kemal  dipecat dari jabatan panglima oleh
Sultan.  Kemudian ia berkiprah di dunia politik menjadi ketua perwakiolan rakyat yang
menganamanatkan Turki harus merdeka dari kungkungan asing, dan pada tahun 1920 terpilih
menjadi ketua Majlis Nasional Agung ( MNA) di Ankara.

Mustafa Kemal memproklamirkan Republik Turki pada 29 Oktober 1923 dengan membentuk
negara  modern didasarkan kepada kekecewaan yang amat mendalam terhadap sistem kekhalifahan
sebelumnya yang dianggap gila dan dibangun atas sendi-sendi keagamaan yang rapuh.Peraturan dan
pengadilan agama kuno segera digantikan dengan hukum perdata yang modern dan ilmiah, begitu
juga sokolah agama harus diserahkan kepada pemerintah sekuler.

Arnold Toynbee dalam  Mainkid and Mother Earth ( terjemah Sejarah Umat Manusia ),
menyebutkan  Ataturk memimpin rakyat Turki bukan hanya untuk  memenangkan perang demi
mempertahankan kelangsungan hidup mereka, tetapi juga untuk melakukan westernisasi yang
revolusioner guna melanjutkan apa  yang telah dirintis oleh Mahmud II. Lebih Jauh Arnold
membandingkan Ataturk seperti Lenin di Rusia sebagai intelezensia yang menumbangkan rezim yang
membentuk kelas ini di negaranya, terutama dalam menggunakan kekerasan untuk menuntaskan
pekerjaan penting ini.

Salah satu bukti penghapusan kekhalifahan ,menghapus kementerian syariah dan waqaf dan
menyatukan sistem pendidikan di bawah kementerian pendidikan lahirnya Undang-undang yang
disetuhui Dewan Nasional Agung Turki pada tanggal 3 Maret 1924.

Tujuan akhir Mustafa Kemal dengan reformasi berupa westernisasi adalah membawa Turki
berbaris bersama dengan peradaban Barat, bahkan berusaha mencuri satu langkah mendahului
perdaban Barat. Mustafa  Kemal dikenal sebagai Bapak Rakyat Turki dengan julukan Ataturk, dan ia
juga mendapat julukan Ghazi. Rangkaian kebijakan pembaharuan Mustafa Kemal berperinci kepada:,
nasionalisme, sekularisme, westernisme :

Pertama,unsur Nasionalisme. Ide Nasionalisme dalam pemikiran Mustafa Kemal ialah


nasionalisme Turki yang terbatas daerah geografisnya dan bukan ide nasionalisme yang luas, yakni
diilhami oleh Ziya Gokalp (1875-1924) yang menyerukan reformasi Islam untuk menjadikan Islam
sebagai ekspresi dari etos Turki. Dalam pemahaman Mustafa Kemal, Islam yang berkembang di Turki
adalah Islam yang telah disatukan dengan budaya Turki, sehingga ia berkeyakinan bahwa Islam
dapat diselaraskan dengan dunia modern. Namun turut campurnya Islam dalam segala aspek
kehidupan pada bangsa dan agama akan menghambat Turki untuk maju.

Atas dasar itu, Mustafa Kemal berpendapat bahwa agama harus dipisahkan dari negara.
Islam tidak perlu menghalangi Turki mengadopsi peradaban barat sepenuhnya, termasuk merubah
bentuk negara. Pada permulaan di dirikannya Republik Turki, Mustafa Kemal berpendapat bahwa
pemerintah nasional harus didasarkan pada prinsip pokok populisme (kerakyatan). Ini berarti,
kedaulatan dan semua kekuatan administrasi harus langsung diberikan kepada rakyat. Konsekuensi
logis dari prinsip tersebut adalah dihapusnya sistem kekhalifahan.

Kedua Sekulerisme, sekulerisasi yang dijalankan oleh Mustafa Kemal tidak serta merta
menghilangkan agama dari rakyat Turki, namun hanya melakukan pembatasan kekuasaan golongan
ulama dalam soal negara dan politik. Oleh karena itu, pembentukan partai yang berdasarkan agama
dilarang, institusi-institusi negara, sosial, ekonomi, hukum, politik, dan pendidikan harus dibebaskan
dari kekuasaan syari’ah. Menurut Mustafa Kemal, sekulerisme bukan saja memisahkan masalah
bernegara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) dari pengaruh agama melainkan juga membatasi
peranan agama dalam kehidupan orang Turki sebagai suatu bangsa, karena menurut beliau bahwa
indikasi ketinggian suatu peradaban terletak pada keseluruhannya, bukan secara parsial. Peradaban
Barat dapat mengalahkan peradaban-peradaban lain bukan hanya karena kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologinya, tetapi karena keseluruhan unsurnya. Dan sekulerisasilah yang
menimbulkan peradaban yang tinggi itu. Sehingga, Mustafa Kemal berpendapat jika rakyat Turki
ingin mempunyai peradaban tinggi harus melakukan sekulerisasi.

Ketiga, Westernisme, dalam hal ini Mustafa Kemal berpendapat bahwa Turki harus
berorientasi ke Barat. Ia melihat bahwa dengan meniru barat Negara Turki akan maju. Ungkapan
yang digunakan oleh Mustafa Kemal, “Kita (bangsa Turki) harus bergerak bersama zaman.” Oleh
karena itu, satu-satunya jalan untuk memajukan rakyat Turki adalah dengan melakukan reformasi
berupa modernisasi yakni suatu upaya untuk mengubah wajah Turki secara total dengan
menerapkan nilai-nilai modern yang progresif dan meninggalkan segala hal yang dipandang kaku,
kolot, tradisional dan berbau Utsmaniyah. Kemal berkeyakinan hanya dengan jalan itu rakyat Turki
akan makmur dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain.

Secara bertahap namun pasti, Mustafa Kemal melakukan pembaharuan/ reformasi.


Kebijakan-kebijakan Mustafa Kemal diantaranya:

a)      Undang-undang tentang unifikasi dan sekulerisasi  pendidikan tanggal 3 maret 1924

b)      Undang-Undang tentang kopiah tanggal 25 November 1925


c)      Undang-undang tentang pemberhentian petugas jamaah dan makam, penghapusan lembaga
pemakaman tanggal 30 November 1925.

d)     Perturan sipil tentang perkawinan tanggal 17 Februari 1926.

e)      Undang-undang penggunaan huruf latin untuk bajad Turki dan penghapusan tulisan Arab tanggal 1
November 1928.

f)       Undang-undang tentang larangan penggunaan pakaian asli tanggal 13 Desember 1934.

Gerakan modernisasi dan westernisasi di Turki yang dilakukan Mustafa Kemal menurut
Komarudin Hidayat pada dasarnya bukanlah anti Islam, akan tetapi mengadakan rasionalisasi agama
agar agama menjadi kekuatan penopang bagi kemajuan Turki. Pembaharuan yang dilakukan Kemal
adalah:

a)      Pemisahan antara pemerintahan dengan agama yang diterima Majelis Nasional Agung tahun 1920.

b)      Kedaulatan Turki tidak berada di tangan sultan tetapi di tangan rakyat.

c)      Jabatan khalifah dipertahankan, tetapi hanya memiliki kewenangan spiritual.

d)     Khalifah Wahid al-Din dipecat dari jabatan karena bersekutu dengan Inggris dan digantikan oleh
Abdul Majid.

e)      Merubah bentuk negara dari khilafah menjadi republik dan Islam menjadi agama negara.

f)       Karena khalifah mengadakan pembangkangan dan melahirkan dualisme kepemimpinan, 3 Maret


1924 khalifah dihapus.

g)      Turki mendeklarasikan sebagai negara sekuler dengan menghapus Islam sebagai agama negara
tahun 1937.

Sungguhpun demikian, kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh Mustafa Kemal yang bisa
dikatakan sangat radikal tersebut telah mengundang sejumlah reaksi. Reaksi yang paling keras
ditunjukkan oleh kalangan Islam konservatif. Gerakan sekulerisasi Turki oleh Mustafa Kemal berakhir
seiring dengan meninggalnya beliau. Proses sekulerisasi sempat dilanjutkan oleh Ismet Inonu,
seorang Presiden pengganti Mustafa Kemal. Sungguhpun demikian, rakyat Turki tetaplah rakyat
Turki, yang tidak bisa menggoyahkan akar Islam yang sudah terpatri dalam hati mereka. Memang
secara politis, Negara Turki mempunyai pandangan bahwa mereka adalah bagian yang tak
terpisahkan dari peradaban barat, tapi secara kultural, mereka tetap mempertahankan jati diri
mereka yang tak bisa terlepas dari Islam.

Walaupun Turki dinyatakan sebagai negara sekuler, Islam tetap berakar kuat di hati
masyarakat Turki. Ini terbukti para petani yang hidup di pedesaan yang merupakan tiga perempat
dari seluruh penduduk Turki tetap merupakan orang-orang muslim yang shaleh. Pengaruh Islam juga
masih terlihat pada kaum buruh dan pedagang-pedagang kecil. Hal ini membuktikan bahwa
sekulerisasi tidak tumbuh subur di masyarakat Turki yang punya akar keIslaman yang kuat.

D.    Faktor-Faktor Pendorong Pembaharuan Islam

1.      Kepercayaan terhadap Barat secara keseluruhan yang dialami oleh generasi baru muslim.

2.      Gagalnya system social yang bertumpu pada kapitalisme dan sosialisme

3.      Gaya hidup elit sekuler di negara-negara Islam

4.      Hasrat untuk memperoleh kekuasaan diantara segmen kelas menengah yang semakin berkembang
yang tidak dapat diakomodasi secara politik.

5.      pencarian keamanan psikologis diantara kaum pendatang baru di daerah perkotaan.

6.      Lingkungan kota

7.      Ketahanan ekonomi negara-negara Islam tertentu akibat melonjaknya harga minyak.

8.      Rasa percaya diri akan masa depan akibat kemenangan Mesir atas Israel tahun 1973, Revolusi Iran
1979, dan fajar kemunculan kembali peradaban Islam abad ke 15 Hijriah  (Mazaffar, Chandra ;1988 )

BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi dalam siklus kehidupan
dengan tujuan memperbaiki segala persoalan sosial keagamaan yang sangat dibutuhkan masyarakat
pada saat itu sebagai akumulasi dari sebab akibat yang terjadi di masyarakat, sehingga melahirkan
tokoh-tokoh pembaharuan yang mengadakan perubahan terhadap keadaan yang sedang
berlangsung walaupun harus berlawanan dengan faham dan pemikiran yang ada.

Karakteristik pembaharuan Islam yang terjadi di Mesir dan Turki ada  keragaman yang menjadi 
acuan serta latar belakang tokohnya. Pembaharuan di Mesir lebih banyak berangkat dan digerakan
pembaharuan pemikiran akademis baik itu dari lulusan Al-Azhar sebagai tempat khazanah ilmu atau
perguruan tinggi lainnya. Begitu pula latar belakang kehidupan dan pengalaman seorang tokoh
pembaharu akan mewarnai gerakan pembaharuan yang dilakukannya, seperti adanya perbedaan
gerakan pembaharuan  Jamaludin al-Afghani dengan Muhammad Abduh.  Sedangkan pembaharuan
di Turki lebih terpokus kepada tokoh kepemimpinan atau kelompok yang  menyokong kekuasaan
pada saat itu dengan melihat Barat sebagai acuannya.

Di Mesir tokoh pembaharuan berhadapan dengan keadaan pola pendidikan, politik dan sosial
keagamaan masyarakat yang sedang mengalami penjajahan dari bangsa Barat, sementara di Turki
melihat Barat sebagai negara yang telah mengalahkan mereka di kancah perpolitikan dunia dengan
cara mengimbangi atau lebih banyak belajar kepada Barat dalam segala halnya. Sehingga segala
sesuatu yang akan menghalangi tujuan tersebut akan dilawan  dengan cara revolusioner seperti yang
dilakukan Mustafa  Kemal yang menghapuskan kekhilafahan Turki Usmani menjadi Republik Turki.

B.     Saran

Mohon maaf, apabila sekiranya ada kesalahan dalam kata – kata maupun uraiannya yang kurang
berkenan di dalam makalah ini. Maka dari itu kami para penyusun  meminta dan menerima kritik
dan sarannya dari teman – teman semua.

DAFTAR PUSTAKA

 http://makalahtarbiyah7s.blogspot.com/2014/11/17/makalah-pembaharuan-islam-di-turki-
tanzimat-usmani-muda--dan-turki-muda.html

 http://jorjoran.wordpress.com/2011/02/28/pembaharuan-islam-di-mesir-dan-turki makalah/

www.badilag.net%2Fdata%2FARTIKEL%2FPembaruan%2520Hukum%2520Keluarga%2520Di
%2520Turki.pdf.

 http://asrinalaily.wordpress.com/2010/06/16/pembaharuan-pemikiran-islam-di-turki/

Unknown di 19.36
Berbagi
2 komentar:

1.

Unknown19 Februari 2017 21.18

PENDAFTARAN BELA NEGARA


KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU

Untuk Wali Wali Allah dimana saja kalian berada


Sekarang keluarlah, Hunuslah Pedang dan Asahlah Tajam-Tajam

Api Jihad Fisabilillah Akhir Zaman telah kami kobarkan


Panji-Panji Perang Nabimu sudah kami kibarkan
Arasy KeagunganMu sudah bergetar Hebat Ya Allah,

Wahai Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang


hamba memohon kepadaMu keluarkan para Muqarrabin bersama kami

Allahumma a’izzal islam wal muslim wa adzillas syirka wal musyrikin wa dammir a’da
aka a’da addin wa iradaka suui ‘alaihim yaa Robbal ‘alamin.

Wahai ALLAH muliakanlah islam dan Kaum Muslimin, hinakan dan rendahkanlah
kesyirikan dan pelaku kemusyrikan dan hancurkanlah musuh-mu dan musuh agama-
mu dengan keburukan wahai RABB
semesta alam.

Allahumma ‘adzdzibil kafarotalladzina yashudduna ‘ansabilika, wa yukadzdzibuna


min rusulika wa yuqotiluna min awliyaika.

Wahai ALLAH berilah adzab…. wahai ALLAH berilah adzab…. wahai ALLAH berilah
adzab…. orang-oramg kafir yang telah menghalang-halangi kami dari jalan-Mu, yang
telah mendustakan-Mu dan telah membunuh Para Wali-Mu, Para Kekasih-Mu

Allahumma farriq jam’ahum wa syattit syamlahum wa zilzal aqdamahum wa


bilkhusus min yahuud wa syarikatihim innaka ‘ala kulli syaiin qodir.

Wahai ALLAH pecah belahlah, hancur leburkanlah kelompok mereka, porak


porandakanlah mereka dan goncangkanlah kedudukan mereka, goncangkanlah hati
hati mereka terlebih khusus dari orang-orang yahudi dan sekutu-sekutu mereka.
sesungguhnya ENGKAU Maha Berkuasa.

Allahumma shuril islam wal ikhwana wal mujahidina fii kulli makan yaa rabbal
‘alamin.

Wahai ALLAH tolonglah Islam dan saudara kami dan Para Mujahid dimana saja
mereka berada wahai RABB Semesta Alam.
Aamiin Yaa Robbal ‘Alamin

Wahai Wali-wali Allah Kemarilah, Datanglah dan Berkujunglah dan bergabunglah


bersama kami kami Ahlul Baitmu

Al Qur`an adalah manhaj (petunjuk jalan) bagi para Da`i yang menempuh jalan dien
ini sampai hari kiamat, Kami akan bawa anda untuk mengikuti jejak langkah
penghulu para rasul Muhammad SAW dan pemimpin semua umat manusia.

Hai kaumku ikutilah aku, aku akan menunjukan kepadamu jalan yang benar (QS. Al-
Mu'min :38)

Wahai para Ikwan Akhir Zaman, Khilafah Islam sedang membutuhkan


para Mujahid Tangguh untuk persiapan tempur menjelang Tegaknya Khilafah yang
dijanjikan.

Mari Bertempur dan Berjihad dalam Naungan Pemerintah Khilafah Islam,


berpalinglah dari Nasionalisme (kemusyrikan)

Masukan Kode yang sesuai dengan Bakat Karunia Allah yang Antum miliki.

301. Pasukan Bendera Hitam


Batalion Pembunuh Thogut / Tokoh-tokoh Politik Musuh Islam

302. Pasukan Bendera Hitam Batalion Serbu


- ahli segala macam pertempuran
- ahli Membunuh secara cepat
- ahli Bela diri jarak dekat
- Ahli Perang Geriliya Kota dan Pegunungan

303. Pasukan Bendera Hitam Batalion Misi Pasukan Rahasia


- Ahli Pelakukan pengintaian Jarak Dekat / Jauh
- Ahli Pembuat BOM / Racun
- Ahli Sandera
- Ahli Sabotase

304. Pasukan Bendera Hitam


Batalion Elit Garda Tentara Khilafah Islam

305. Pasukan Bendera Hitam Batalion Pasukan Rahasia Cyber Death


- ahli linux kernel, bahasa C, Javascript
- Ahli Gelombang Mikro / Spektrum
- Ahli enkripsi cryptographi
- Ahli Satelit / Nuklir
- Ahli Pembuat infra merah / Radar
- Ahli Membuat Virus Death
- Ahli infiltrasi Sistem Pakar

Semua Negara adalah Negara Dajjal, sebab itu


Bunuhlah Tentara , Polisi dan semua pendukung negara dajjal dimana saja berada

Disebarluaskan
MARKAS BESAR ANGKATAN PERANG
PASUKAN KOMANDO BENDERA HITAM
KHILAFAH ISLAM AD DAULATUL ISLAMIYAH MELAYU

Syuaib Bin Shaleh


singahitam@hmamail.com

Balas
2.

Unknown19 Februari 2017 21.18

IMAM MAHDI MENYERU UNTUK PARA IKHWAN


BENTUKLAH PASUKAN MILITER PADA SETIAP ZONA
ISLAM
SAMBUTLAH UNDANGAN PASUKAN KOMANDO BENDERA HITAM
Negara Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu

Untuk para Rijalus Shaleh dimana saja kalian berada,


bukankah waktu subuh sudah dekat? keluarlah dan hunuslah
senjata kalian.

Dengan memohon Ijin Mu Ya Allah Engkaulah Pemilik Asmaul


Husna, Ya Dzulzalalil Matien kami memohon dengan namaMu
yang Agung
Pemilik Tentara langit dan Bumi perkenankanlah kami
menggunakan seluruh Anasir Alam untuk kami gunakan sebagai
Tentara Islam untuk Menghancurkan seluruh Kekuatan
kekufuran, kemusyrikan dan kemunafiqan yang sudah merajalela
di muka bumi ini hingga Dien Islam saja yang berdaulat , tegak
perkasa dan hanya engkau saja Ya Allah yang berhak disembah !

Firman Allah: at-Taubah 38, 39


Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu jika dikatakan
orang kepadamu: “Berperanglah kamu pada jalan Allah”, lalu
kamu berlambat-lambat (duduk) ditanah? Adakah kamu suka
dengan kehidupan didunia ini daripada akhirat? Maka tak adalah
kesukaan hidup di dunia, diperbandingkan dengan akhirat,
melainkan sedikit sekali. Jika kamu tiada mahu berperang, nescaya Allah
menyiksamu dengan azab yang pedih dan Dia akan menukar
kamu dengan kaum yang lain, sedang kamu tiada melarat kepada
Allah sedikit pun. Allah Maha kuasa atas tiap-tiap sesuatu.

Berjihad itu adalah satu perintah Allah yang Maha Tinggi,


sedangkan mengabaikan Jihad itu adalah satu pengingkaran dan
kedurhakaan yang besar terhadap Allah!

Firman Allah: al-Anfal 39


Dan perangilah mereka sehingga tidak ada fitnah lagi, dan jadilah
agama untuk Allah.

Peraturan dan undang-undang ciptaan manusia itu adalah


kekufuran, dan setiap kekufuran itu disifatkan Allah sebagai
penindasan, kezaliman, ancaman, kejahatan dan kerusakan
kepada manusia di bumi.

Ketahuilah !, Semua Negara Didunia ini adalah Negara Boneka


Dajjal

Allah Memerintahkan Kami untuk menghancurkan dan


memerangi Pemerintahan dan kedaulatan Sekular-Nasionalis-
Demokratik-Kapitalis yang mengabdikan manusia kepada
sesama manusia karena itu adalah FITNAH

Firman Allah: al-Hajj 39, 40


Telah diizinkan (berperang) kepada orang-orang yang diperangi,
disebabkan mereka dizalimi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
untuk menolong mereka itu. Iaitu
orang-orang yang diusir dari negerinya, tanpa kebenaran,
melainkan karena mengatakan: Tuhan kami ialah Allah

Firman Allah: an-Nisa 75


Mengapakah kamu tidak berperang di jalan Allah untuk
(membantu) orang-orang tertindas. yang terdiri daripada lelaki,
perempuan-perempuan dan kanak-kanak .

Dan penindasan itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan


(al-Baqarah 217)

Firman Allah: at-Taubah 36, 73


Perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagai mana mereka
memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahawa Allah bersama
orang-orang yang taqwa. Wahai Nabi! Berperanglah terhadap
orang-orang kafir dan munafik dan bersikap keraslah terhadap
mereka.

Firman Allah: at-Taubah 29,


Perangilah orang-orang yang tidak beriman, mereka tiada
mengharamkan apa yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya dan
tiada pula beragama dengan agama yang benar, (iaitu) diantara
ahli-ahli kitab, kecuali jika mereka membayar jizyah dengan
tangannya sendiri sedang mereka orang yang tunduk..

Bentuklah secara rahasia Pasukan Jihad Perang setiap Regu


minimal dengan 3 Anggota maksimal 12 anggota per desa /
kampung.

Bersiaplah menjadi Tentara Islam akhir Zaman sebelum anda


dibantai oleh Zionis,Salibis,Munafiq dan Musyrikin
Siapkan Pimpinan intelijen Pasukan Komando Panji Hitam
secara matang terencana, lakukan analisis lingkungan terpadu.

Apabila sudah terbentuk kemudian Daftarkan Regu Mujahid


ke Markas Besar Angkatan Perang Pasukan Komando Bendera
Hitam
Negara Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu

Mari Bertempur dan Berjihad dalam Naungan Pemerintah


Khilafah Islam, berpalinglah dari Nasionalisme (kemusyrikan)

email : seleksidim@yandex.com

Dipublikasikan
Markas Besar Angkatan Perang
Khilafah Islam Ad Daulatul Islamiyah Melayu
Balas


Beranda

Lihat versi web


Mengenai Saya
Unknown

Menu– Home– About Us– Contact Us

          

IBNURUS BLOG
Belajar Blog, Ilmu dan Pengalaman
Navigation– Home– Promotion– Downloads »–– Images–– Games–– Software
»––– Office– Emails– System »–– Windows–– Mac– Privacy– Site Map

PEMBAHARUAN PADA MASA KERAJAAN TURKI


USMANI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 1037 M Turki dapat menguasai kekhalifahan Abassiyah. Akan tetapi, akhirnya
lumpuh oleh bangsa Mongol, kecuali bangsa Turki yang dipimpin oleh Ertughril, yang
selanjutnya menjelma menjadi Turki Usmani. Puncak kemegahannya dari tahun 1520-1566
M, dibawah pemerintahan Sulaiman I. Namun, akhirnya juga lumpuh pada abad ke-19.
Tetapi, berkat ketekunan para pembaharu dan para tokoh-tokoh, negara itu dapat bangkit
kembali dengan mengadakan beberapa frase pembaharuan pada masa Sultan Mahmud II,
Tanzimat, Usman Muda, dan Turki Muda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah asal mula Kerajaan Dinasti Usmani?
2. Apa saja perkembangan yang dilakukan pada masa Kerajaan Turki Usmani?
3. Apa saja pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan pada masa Kerajaan Turki
Usmani?
4. Apakah yang menyebabkan Kerajaan Turki Usmani Mengalami Kemunduran?
1.3 Tujuan
1. Mangetahui asal mula Kerajaan Dinasti Usmani.
2. Mengetahui perkembangan islam pada masa Kerajaan Turki Usmani.
3. Mengetahui pembaharuan yang dilakukan Kerajaan Turki Usmani.
4. Mengetahui Penyebab kemunduran Kerajaan Turki Usmani
Baca Juga
HUBUNGAN EPISTEMOLOGI DENGAN ILMU LOGIKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Asal Mula Kerajaan Turki Usmani
Kerajaan Turki Usmani muncul di pentas sejarah Islam pada periode pertengahan. Masa
kemajuan Dinasti ini dihitung dari mulai digerakkannya ekspansi ke wilayah baru yang belum
ditundukkan oleh pendahulu mereka. keberhasilan mereka dalam memperluas wilayah
kekuasaan serta terjadinya peristiwa-peristiwa penting merupakan suatu indikasi yang dapat
dijadikan ukuran untuk menentukan kemajuan tersebut. Pendiri kerajaan Turki adalah
bangsa Turki dari kabilah Qayigh Oghus, anak suku Turk yang mendiami sebelah barat
gurun Gobi, atau daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh
Sulaiman. Dia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa mongol yang
menyerang dunia Islam yang berada di bawah kekuasaan Dinasti Khawarizm pada tahun
1219-1220 M. Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah Barat dan meminta perlindungan
kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir Dinasti Khawarizm di Transoxiana. Jalaluddin
menyuruh Sulaiman agar pergi ke arah Barat (Asia Kecil). Kemudian mereka menetap di
sana dan pindah ke Syam dalam rangka menghindari serangan mongol. Dalam usahanya
pindah ke Syam itu, pemimpin orang-orang Turki mendapat kecelakaan. Mereka hanyut di
sungai Efrat yang tiba-tiba pasang karena banjir besar pada tahun 1228 M. [1]
Akhirnya mereka terbagi menjadi 2 kelompok, yang pertama ingin pulang ke negeri asalnya
dan yang kedua meneruskan perjalanannya ke Asia kecil. Kelompok kedua ini berjumlah
400 kepala keluarga yang dipimpin oleh Ertugril (Erthogrol) ibn Sulaiman. Mereka
mengabdkan dirinya dirinya kepada Sultan Alauddin II dari Dinasti Saljuk Rum yang pusat
pemerintahannya di Kuniya, Anatolia Asia Kecil. Pada saat itu, Sultan Alauddin II sedang
menghadapi bahaya peperangan dari bangsa Romawi yang mempunyai kekuasaan di
Romawi Timur (Byzantium). Dengan bantuan dari bangsa Turki pimpinan Erthogrol, Sultan
Alauddin II dapat mencapai kemenangan. Atas jasa baik tersebut Sultan menghadiahkan
sebidang tanah yang perbatasan dengan Bizantium. [2]
Pada tahun 1288 M, Erthogrol meninggal dunia dan meninggalkan putranya yang bernama
Usman, yang diperkirakan lahir pada 1258 M. usman inilah yang ditunjuk oleh Erthogrol
untuk meneruskan kepemimpinannya dan disetujui serta didukung oleh Sultan Saljuk pada
saat itu. Nama Usman inilah yang nanti diambil sebagai nama untuk Kerajaan Turki Usmani.
Usman ini pula yang dianggap sebagai pendiri Dinasti Usmani. Sebagaimana ayahnya,
Usman banyak berjasa kepada Sultan Alauddin II. Kemenangan-kemenangan dalam setiap
pertempuran dan peperangan diraih oleh Usman.
2.2 Perkembangan Kerajaan Turki Usmani
Dengan jatuhnya jazirah Arab, maka imperium Turki Usmani mempunyai wilayah yang luas
sekali, terbentang dari Budapest di pinggir sungai Thauna, sampai ke Aswan dekat hulu
sungai Nil, dan dari sungai efrat serta pedalaman Iran, sampai Bab el-Mandeb di selatan
jazirah Arab. [3] Selama masa kesultanan Turki Usmani (1299-1942 M), sekitar 625 tahun
berkuasa tidak kurang dari 38 Sultan.
Dalam hal ini, Syafiq A. Mughni membagi sejarah kekuasaan Turki Usmani menjadi lima
periode, [4] yaitu:
1. Periode pertama (1299-1402 M), yang dimulai dari berdirinya kerajaan, ekspansi pertama
sampai kehancuran sementara oleh serangan timur yaitu dari pemerintahan Usman I
sampai pemerintahan Bayazid.
2. Periode kedua (1402-1566 M), ditandai dengan restorasi kerajaan dan cepatnya
pertumbuhan sampai ekspansinya yang terbesar. Dari masa Muhammad I sampai Sulaiman
I.
3. Periode ketiga (1566-1699 M), periode ini ditandai dengan kemampuan Usmani untuk
mempertahankan wilayahnya. Sampai lepasnya Honggaria. Namun kemunduran segera
terjadi dari masa pemerintahan Salim II sampai Mustafa II.
4. Periode keempat (1699-1838 M), periode ini ditandai degan berangsur-angsur surutnya
kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah yang di tangan para penguasa wilayah, dari masa
pemerintahan Ahmad III sampai Mahmud II.
5. Periode kelima (1839-1922 M) periode ini ditandai dengan kebangkitan cultural dan
administrates dari negara di bawah pengaruh ide-ide barat, dari masa pemerintahan Sultan
A. Majid I sampai A Majid II.
Persinggungan Islam dengan Turki melalui sejarah panjang, terhitung sejak abad pertama
hijriyah hingga suku Turki menjadi penganut dan pembela Islam. Pengaruh Turki dalam
dunia Islam semakin terasa pada masa Pemerintahan al-Musta’sim (640-656 H./1242-1258
M). [5]
a. Perluasan Wilayah
Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluarga
Usman), pada tahun 1300 M. dia memulai memperluas wilayahnya. [6] Hal ini berlangsung
paling tidak sampai dengan masa Pemerintahan Sulaiman I. untuk mendukung hal itu,
Orkhan membentuk pasukan tangguh yang dikenal dengan Inkisyariyyah. Pasukan
Inkisyariyah adalah tentara utama Dinasti Usmani yang terdiri dari bangsa Georgia dan
Armenia yang baru masuk Islam. [7] Ternyata, dengan pasukan tersebut seolah-olah Dinasti
Usmani memiliki mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang besar
sekali bagi penaklukan negeri-negeri non Muslim.
Ada lima faktor yang menyebabkan kesuksesan Dinasti Usmani dalam perluasan wilayah
Islam. Yaitu:
• Kemampuan orang-orang Turki dalam strategi perang terkombinasi dengan cita-cita
memperoleh ghanimah (harta rampasan perang).
• Sifat dan karakter orang Turki yang selalu ingin maju dan tidak pernah diam serta gaya
hidupnya yang sederhana, sehingga memudahkan untuk tujuan penyerangan.
• Semangat jihad dan ingin mengembangkan Islam
• Letak Istambul yang sangat strategis sebagai ibukota kerajaan juga sangat menunjang
kesuksesan perluasan wilayah ke Eropa dan Asia. Istambul terletak antara dua benua dan
dua selat (selat Bosphaoras dan selat Dardanala), dan pernah menjadi pusat kebudayaan
dunia, baik kebudayaan Macedonia, kebudayaan Yunani maupun kebudayaan Romawi
Timur.
• Kondisi kerajaan-kerajaan di sekitarnya yang kacau memudahkan Dinasti Usmani
mengalahkannya. [8]
b. Kemajuan Pada Masa Dinasti Usmani
1) Sosial Politik dan Administrasi negara
Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Usmani berlangsung dengan cepat, hal ini
diikuti pula oleh kemajuan dalam bidang politik, terutama dalam hal mempertahankan
eksistensinya sebagai negara besar. Selain itu, tradisi yang berlalu saat itu telah membentuk
stratifikasi yang membedakan secara menyolok antara kelompok penguasa (small group of
rulers) dan rakyat biasa (large mass).
Penguasa yang begitu kuat itu bahkan memiliki keistimewaan, diantara keistimewaan itu
adalah:
• Pengakuan dari bawahan untuk loyal pada Sultan dan negara.
• Penerimaan dan pengamalan, serta sistem berfikir dalam bertindak dalam agama yang
dianut merupakan kerangka yang integral
• Pengetahuan dan amalan tentang sistem adat yang rumit.
Yang terpenting adalah bahwa para pejabat dalam hal apapun tetap sebagai budak Sultan.
Tugas utama seluruh warga negara, baik pejabat maupun rakyat biasa adalah mengabdi
untuk keunggulan Islam, melaksanakan hukum serta mempertahankan keutuhan imperium.
[9]
2) Bidang Militer
Kerajaan Turki Usmani telah mampu menciptakan pasukan militer yang mampu mengubah
Negara Turki menjadi Mesin perang yang paling tangguh dan memberikan dorongan yang
amat besar dalam penaklukan negeri-negeri non Muslim. Bangsa-bangsa non Turki
dimasukkan sebagai anggota, bahkan anak-anak Kristen di asramakan dan dibimbing dalam
suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Ketika terjadi kekisruan ditubuh militer, maka Orkhan
mengadakan perombakan dan pembaharuan, yang dimulai dari pemimpin personil militer.
Program ini ternyata berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut
dengan pasukan Janissari atau Inkisyariyah. Pasukan inilah yang dapat mengubah Negara
Usmani menjadi mesin perang yang paling kuat dan memberikan dorongan kuat dalam
penaklukan negeri Non Muslim. [10]
3) Bidang Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan
Dalam bidang pendidikan, Dinasti Usmani mengantarkan pada pengorganisasian sebuah
sistem pendidikan madrasah yang tersebar luas. Madrasah Usmani pertama didirikan di
Izmir pada tahun 1331 M, ketika itu sejumlah ulama di datangkan dari Iran dan Mesir untuk
mengembangkan pengajaran Muslim dibeberapa toritorial baru. Tapi hal ini tidak begitu
berkembang, karena Turki Usmani lebih memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang
kemiliteran, sehingga dalam khazanah Intelektual Islam kita tidak menjumpai ilmuan
terkemuka dari Turki Usmani.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, memang kerajaan Turki Usmani tidak menghasilkan karya-
karya dan penelitian-penelitian ilmiah seperti di masa Daulah Abbasiyah. Kajian-kajian ilmu
keagamaan, seperti fiqh, ilmu kalam, tafsir dan hadis boleh dikatakan tidak mengalami
perkembangan yang berarti. Ulama hanya suka menulis buku dalam bentuk syarah
(penjelasan), dan hasyiyah (catatan pinggir) terhadap karya-karya klasik yang telah ada.
Namun dalam bidang seni arsitektur, Turki Usmani banyak meninggalkan karya-karya agung
berupa bangunan yang indah, seperti Mesjid Jami’ Muhammad al-Fatih, mesjid agung
Sulaiman dan Mesjid Abu Ayyub al-Anshary dan mesjid yang dulu asalnya dari gereja Aya
Sophia. Mesjid tersebut dihiasi dengan kaligrafi oleh Musa Azam. [11]
4) Bidang Ekonomi dan Keuangan Negara
Karena Turki mengusai beberapa kota pelabuhan utama, maka Turki menjadi
penyelenggara perdagangan, pemungut pajak (cukai) pelabuhan yang menjadi sumber
keuangan yang besar bagi Turki. Keberhasilan Turki Usmani dalam memperluas kekuasaan
dan penataan politik yang rapi, berimplikasi pada kemajuan social ekonomi Negara, tercatat
beberapa kota industri yang ada pada waktu itu, antara lain:
a. Mesir yang memperoleh produksi kain sutra dan katun.
b. Anatoli memproduksi bahan tekstil dan wilayah pertanian yang subur.
Kota Anatoli merupakan kota perdagangan yang penting di rute Timur dalam perindustrian
dalam hasil industri dan pertanian di Istambul, polandia dan Rusia. Para pedagang dari
dalam maupun dari luar negeri berdatangan sehingga wilayah Turki menjadi pusat
perdagangan dunia pada saat itu. [12]
Selain dari sumber perdagangan, Turki Usmani memiliki sumber keuangan Negara yang
sangat besar, yaitu dari harta rampasan perang, dari upeti tanda penaklukkan Negara-
negara yang ditundukkan serta dari orang-orang zhimmi.
2.3 Kemunduran Turki Usmani
Pada akhir kekuasaan Sulaiman al-Qanuni I kerajaan Turki Usmani berada ditengah-tengah
dua kekuatan monarki Austria di Eropa dan kerajaan Syafawi di Asia. Melemahnya kerajaan
Usmani setelah wafatnya Sulaiman I dan digantikan oleh Salim II. Pada awal abad ke-19
para Sultan tidak mampu mengontol daerah-daerah kekuasaannya. Dan melemahnya militer
Turki Usmani berakibat munculnya pemberontakan. Beberapa daerah berangsur-angsur
mulai memaisahkan diri dan mendirikan pemerintah otonom. Di Mesir, kelemahan kerajaan
Turki Usmani membuat Mamalik bangkit kembali. Di bawah kepemimpinan Ali Bey, pada
tahun 1770 M., Mamalik kembali berkuasa di Mesir, sampai datangnya Napoleon Bonaparte
dari Prancis tahun 1798 M. [13] Demikian pula pemberontakan terjadi di Libanon dan Syiria,
sehingga kerajaan Turki Usmani mengalami kemunduruan, bukan saja daerah yang tidak
beragama Islam, tetapi juga di daerah yang berpenduduk muslim.
Banyak faktor yang menyebabkan kerajaan Usmani ini mengalami kemunduran, di
antaranya adalah:
• Wilayah kekuasaan yang sangat luas yang tidak dibarengi dengan Administrasi dan
potensi yang kuat.
• Kelemahan para penguasa, baik dalam kepribadian maupun dalam kepemimpinan yang
berakibat pemerintahan menjadi kacau.
• Pemberontakan tentara Jenissari.
• Heterogenitas penduduk. Wilayah yang luas yang didiami penduduk yang beragam, baik
dari segi agama, suku, ras, etnis dan adat istiadat acap kali melatar belakangi terjadinya
pemberontakan.
• Merosotnya ekonomi. Akibat perang yang berkepanjangan sehingga perekonomian negara
merosot.
2.4 PEMBAHARUAN MASA KERAJAAN TURKI USMANI
1. Pada Masa Sultan Mahmud II (1785-1839 M)
Lahir pada tahun 1785 M, dan mempunyai didikan tradisional, antara lain pengetahuan
agama, pengetahuan pemerintahan, sejarah dan sastra Arab, Turki dan Persia. Ia diangkat
menjadi Sultan di tahun 1807 M dan meninggal di tahun 1839 M. Setelah kekuasaannya
sebagai pusat pemerintahan Kerajaan Usmani bertambah kuat, Sultan Mahmud II melihat
bahwa telah tiba masanya untuk memulai usaha-usaha pembaharuan yang telah lama ada
dalam pemikirannya. [14]
Perubahan penting yang diadakan oleh Sultan Mahmud II dan yang kemudian mempunyai
pengaruh besar pada perkembangan pembaharuan di Kerajaan Usmani ialah perubahan
dalam bidang pendidikan. Di Madrasah hanya diajarkan agama, sedangkan pengetahuan
umum tidak diajarkan. Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan Madrasah tradisional tidak
sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. Oleh karena itu, ia mengadakan perubahan
dalam kurikulum Madrasah dengan menambah pengetahuan umum di dalamnya, seperti
halnya di Dunia Islam lain pada waktu itu memang sulit.
Madrasah tradisional tetap berjalan, tetapi disampingnya Sultan mendirikan dua sekolah
pengetahuan umum yang bernama Mekteb-i Ma’arif (Sekolah Pengetahuan Umum) dan
Mekteb-i Ulum-u Edebiye (Sekolah Sastra). Siswa untuk kedua sekolah itu dipilih dari
lulusan Madrasah yang bermutu tinggi. Selain itu, Sultan Mahmud II juga mendirikan
Sekolah Militer, Sekolah Teknik, Sekolah Kedokteran dan Sekolah Pembedahan. [15]
2. Pada Masa Tanzimat
Istilah Tanzimat berasal dari bahasa Arab dari kata Tanzim yang berarti pengaturan,
penyusunan dan memperbaiki. Dalam pembaharuan yang diadakan pada masa ini
merupakan sebagai lanjutan dari usaha yang dijalankan oleh Sultan Mahmud II yang banyak
mengadakan pembaharuan peraturan dan perundang-undangan. Secara terminologi
adalah, suatu usaha pembaharuan yang mengatur dan menyusun serta memperbaiki
struktur organisasi pemerintahan, sosial, ekonomi dan kebudayaan, antara tahun 1839-1871
M.
Tokoh-tokoh penting Tanzimat antara lain:
1) Mustafa Rasyid Pasya (1880-1858 M).
Pemuka utama dari pembaharuan di zaman Tanzimat ialah Mustafa Rasyid Pasya, ia lahir di
Istanbul pada tahun 1800 M. berpendidikan Madrasah, kemudian menjadi pegawai
pemerintah. Usaha pembaharuannya yang terpenting ialah sentralisasi pemerintahan dan
modernisasi angkatan bersenjata pada tahun 1839 M.
2) Mustafa Sami Pasya (wafat 1855 M).
Mustafa Sami Pasya mempunyai banyak pengalaman di luar negeri antara lain di Roma,
Wina, Berlin, Brussel, London, Paris dan negara lainnya sebagai pegawai dan duta. Menurut
pendapat Mustafa Sami Pasya, kemajuan bangsa Eropa terletak pada keunggulan mereka
dalam lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebab lain dilihatnya karena toleransi
beragama dan kemampuan orang Eropa melepaskan diri dari ikatan-ikatan agama, di
samping itu pula pendidikan universal bagi pria dan wanita sehingga umumnya orang Eropa
pandai membaca dan menulis.
3) Mehmed Sadik Rif’at Pasya (1087-1856 M).
Mehmed Sadik Rif’at Pasya yang lahir pada tahun 1807 M, dan wafat tahun 1856 M.
Pendidikannya selesai di madrasah, ia melanjutkan pelajaran ke sekolah sastra, yang
khusus diadakan untuk calon-calon pegawai istana. Pokok pemikiran dan pembaharuannya
ialah Sultan dan pembesar-pembesar negara harus tunduk pada undang-undang dan
peraturan-peraturan lainnya. Negara harus tunduk pada hukum, kodifikasi hukum,
administrasi, pengaturan hak dan kewajiban rakyat, reorganisasi, angkatan bersenjata,
pendidikan dan keterampilan serta dibangunnya Bank Islam Usmani pada tahun 1840 M.
4) Ali Pasya (1815-1871 M).
Beliau lahir pada tahun 1815 M di Istanbul, dan wafat tahun 1871, anak dari seorang
pelayan toko. Dalam usia 14 tahun ia sudah diangkat menjadi pegawai. Tahun 1840
diangkat menjadi Duta Besar London dan sebelum menjadi Duta Besar ia sering kali
menjadi staf Perwakilan Kerajaan Usmani di berbagai negara Eropa dan di tahun 1852 M, ia
menggantikan kedudukan Rasyid Pasya sebagai Perdana Menteri. Usaha pembaharuannya
antara lain : tentang pengakuan semua aliran spiritual pada masa itu, jaminan
melaksanakan ibadahnya masing-masing, larangan memfitnah karena agama, suku dan
bahasa, jaminan kesempatan belajar, sistem peradilan dan lain-lainnya. Pembaharuan yang
dilaksanakan oleh tokoh-tokoh di zaman Tanzimat tidak seluruhnya mendapat dukungan,
bahkan mendapat kritikan baik dari dalam atau di luar Kerajaan Usmani. Karena, gerakan-
gerakan tanzimat untuk mewujudkan pembaharuan didasari oleh pemikiran liberalisme Barat
dan meninggalkan pola dasar syariat agama, hal ini salah satu sebab yang utama gerakan
tanzimat mengalami kegagalan dalam usaha pembaharuannya.
3. Pada Masa Usmani Muda
Kegagalan Tanzimat dalam mengganti pemerintahan konstitusi yang absolut merupakan
cambuk untuk usaha-usaha selanjutnya. Untuk mengubah kekuasaan yang absolut, maka
timbullah gerakan dari kaum cendikiawan melanjutkan usaha-usaha Tanzimat. Gerakan ini
dikenal dengan Young Ottoman-Yeni Usmanilar (Gerakan Usmani Muda) yang didirikan
pada tahun 1865 M. [16] Usmani Muda pada asalnya merupakan perkumpulan yang
didirikan di tahun 1865 M, dengan tujuan untuk mengubah pemerintahan absolut kerajaan
Usmani menjadi pemerintahan konstitusional. [17]
Beberapa tokoh dari gerakan itu membawa angin baru tentang demokrasi dan konstitusional
pemerintahan yang menjunjung tinggi kekuasaan rakyat bukan kekuasaan absolut. Diantara
tokoh-tokohnya adalah:
a. Zia Pasya.
Lahir pada tahun 1825 M di Istanbul, dan meninggal dunia pada tahun 1880 M. Ia anak
seorang pegawai Kantor Beacukai di Istanbul. Pendidikannya setelah selesai sekolah di
Sulaemaniye yang didirikan Sultan Mahmud II. dalam usia muda dia diangkat menjadi
pegawai pemerintah, kemudian atas usaha Mustafa Rasyid Pasya pada tahun 1854 M, ia
diterima menjadi salah seorang sekretaris Sultan. Disinilah ia dapat mengetahui tentang
sistem dan cara Sultan memerintah dengan otoriter. [18] Beberapa pemikirannya akhirnya
menjurus kepada usaha pembaharuan. Usaha-usaha pembaharuannya antara lain, kerajaan
Usmani menurut pendapatnya harus dengan sistem pemerintahan konstitusional, tidak
dengan kekuasaan absolut.
b. Namik Kemal.
Beliau termasuk pemikir terkemuka dari Usmani Muda, lahir pada tahun 1840 M di Tekirdag,
dan berasal dari keluarga ningrat. Namik Kemal banyak dipengaruhi oleh pemikiran Ibrahim
Sinasih (1826-1871 M) yang berpendidikan barat dan banyak mempunyai pandangan
modernisme. Namik mempunyai jiwa Islami yang tinggi, walaupun ia dipengaruhi pemikiran
Barat namun masih menjunjung tinggi moral Islam dalam ide-ide pembaharuannya. Namik
Kemal berpendapat bahwa sistem pemerintahan konstitusional tidaklah merupakan bid’ah
dalam Islam. Di antara ide-ide lain yang dibawa Namik terdapat cinta tanah air Turki, tetapi
seluruh daerah kerajaan Usmani. Konsep tanah airnya tidak sempit. Sebagai orang yang
dijiwai ajaran Islam, ia melihat perlunya diadakan persatuan seluruh umat Islam di bawah
pimpinan Kerajaan Usmani, sebagai negara Islam yang terbesar dan terkuat di waktu itu.
c. Midhat Pasya.
Nama lengkapnya Hafidh Ahmad Syafik Midhat Pasya, lahir pada tahun 1822 M di Istanbul.
Pendidikan agamanya diperoleh dari ayahnya sendiri. Dalam usia sepuluh tahun ia telah
hafal Al-Quran, oleh karena itu ia digelari Al-Hafidh. Pendidikannya yang tertinggi adalah
pada Universitas Al-Fatih. Dia termasuk tokoh Usmani Muda yang mempunyai peranan
cukup penting dalam ide pembaharuan. Beberapa langkah pembaharuan itu, seperti
memperkecil kekuasaan kaum eksekutif dan memberikan kekuasaan lebih besar kepada
kelompok legislatif. Golongan ini juga berusaha menggolkan sistem konstitusi yang sudah
ditegakkan dengan memakai istilah terma-terma yang islami, seperti musyawarah untuk
perwakilan rakyat, bai’ah untuk kedaulatan rakyat dan syariah untuk konstitusi. Dengan
usaha ini, sistem pemerintahan Barat lambat laun dapat diterima kelompok ulama dan
Syaikh Al-Islami yang sebenarnya banyak menentang ide pembaharuan pada masa
sebelumnya. [19]
4. Pada Masa Turki Muda
Setelah dibubarkannya parlemen dan dihancurkannya gerakan Usmani Muda, maka Sultan
Abdul Hamid memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut. Kebebasan berbicara dan
menulis tidak ada. Dalam suasana yang demikian, timbullah gerakan oposisi terhadap
pemerintah yang obsolut Sultan Abdul Hamid, sebagaimana halnya di zaman yang lalu
dengan Sultan Abdul Aziz. Gerakan oposisi dikalangan perguruan tinggi, mengambil bentuk
perkumpulan rahasia, di kalangan cendekiawan dan pemimpin-pemimpinnya lari ke luar
negeri dan disana melanjutkan oposisi mereka dan gerakan di kalangan militer menjelma
dalam bentuk komite-komite rahasia. Oposisi berbagai kelompok inilah yang kemudian
dikenal dengan nama Turki Muda.
Tokoh Turki Muda, antara lain adalah Ahmad Riza, Mehmed Murad, dan Pangeran
Sahabuddin.
a. Ahmad Riza (1859-1930 M).
Ia adalah anak seorang bekas anggota parlemen bernama Injilis Ali. Dalam pendidikannya
ia sekolah di pertanian untuk kelak dapat bekerja dan berusaha mengubah nasib petani
yang malang dan studinya diteruskan di Perancis. sekembalinya dari perancis, ia bekerja di
Kementerian Pertanian, tapi ternyata hubungan pemerintah dengan petani yang miskin
sedikit sekali, karena kementerian itu lebih disibukkan dengan birokrasi. Kemudian ia pindah
ke Kementerian Pendidikan namun disini juga disibukkan dengan birokrasi tapi kurang
disibukkan dengan pendidikan. Pembaharuannya adalah ingin mengubah pemerintahan
yang absolut kepada pemerintahan konstitusional. Karena menurutnya akan
menyelamatkan Kerajaan Usmani dari keruntuhan adalah melalui pendidikan dan ilmu
pengetahuan positif dan bukan dengan teologi atau metafisika.
b. Mehmed Murad (1853-1912 M).
Ia berasal dari Kaukasus dan lari ke Istanbul pada tahun 1873 M, yakni setelah gagalnya
pemberontakan Syekh Syamil di daerah itu. Ia belajar di Rusia dan di sanalah ia berjumpa
dengan ide-ide Barat, namun pemikiran Islam berpengaruh pada dirinya. Ia berpendapat
bahwa bukanlah Islam yang menjadi penyebab mundurnya Kerajaan Usmani dan bukan
pula rakyatnya, namun sebab kemunduran itu terletak pada Sultan yang memerintah secara
absolut. Oleh karena itu, menurutnya kekuasaan Sultan harus dibatasi. Ia mengusulkan
didirikan satu Badan Pengawas yang tugasnya mengawasi jalannya undang-undang agar
tidak dilanggar oleh pemerintah. Di samping itu diadakan pula Dewan syariat agung yang
anggotanya tersusun dari wakil-wakil negara Islam di Afrika dan Asia dan ketuanya Syekh
Al-Islam Kerajaan Usmani.
c. Pangeran Sahabuddin (1887-1948).
Pangeran Sahabuddin adalah keponakan Sultan Hamid dari pihak ibunya, sedang dari pihak
bapaknya adalah cucu dari Sultan Mahmud II, oleh karena itu ia keturunan raja. Namun ibu
dan bapaknya lari ke Eropa menjauhkan diri dari kekuasaan Abdul Hamid. Maka dengan
demikian kehidupan Sahabuddin lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran Barat.
Menurutnya yang pokok adalah perubahan sosial, bukan penggantian Sultan. Masyarakat
Turki sebagaimana masyarakat Timur lainnya mempunyai corak kolektif, dan masyarakat
kolektif tidak mudah berubah dalam menuju kemajuan. Dalam masyarakat kolektif orang
tidak percaya diri sendiri, oleh karena itu ia tergantung pada kelompok atau suku sedangkan
masyarakat yang dapat maju menurutnya adalah masyarakat yang tidak banyak bergantung
kepada orang lain tetapi sanggup berdiri sendiri dan berusaha sendiri untuk mengubah
keadaannya. [20]

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1. Usman inilah yang ditunjuk oleh Erthogrol untuk meneruskan kepemimpinannya dan
disetujui serta didukung oleh Sultan Saljuk pada saat itu. Nama Usman inilah yang nanti
diambil sebagai nama untuk Kerajaan Turki Usmani. Usman ini pula yang dianggap sebagai
pendiri Dinasti Usmani.
2. Kemajuan yang dilakukan dinasti Usmani ialah melakukan perluasan wilayah. Sedangkan
kemajuan yang telah dicapai adalah dalam bidang sosial politik, administrasi, ilmu
pengetahuan, kebudayaan, ekonomi dan keuangan negara.
3. Faktor yang mempengaruhi kemunduran dinasty Usmani diantaranya karena Kelemahan
para penguasa, baik dalam kepribadian maupun dalam kepemimpinan yang berakibat
pemerintahan menjadi kacau, Pemberontakan tentara Jenissari, Heterogenitas penduduk.
4. Pembaharuan-pembaharuan yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II merupakan landasan
atau dasar bagi pemikiran dan usaha pembaharuan selanjutnya, antara lain : pembaharuan
Tanzimat, pembaharuan di Kerajaan Usmani abad ke-19 dan Turki abad ke-20.
5. Tanzimat yang dimaksudkan adalah suatu usaha pembaharuan yang mengatur dan
menyusun serta memperbaiki struktur organisasi pemerintahan tetapi Tanzimat ini belum
berhasil seperti yang diharapkan oleh tokoh-tokoh penting Tanzimat, yaitu Mustafa Rasyid
Pasya, Mustafa Sami, Mehmed Sadek, Rif’at Pasya dan Ali Pasya.
6. Kemudian dilanjutkan dengan pembaharuan Usmani Muda, dimana usaha-usaha
pembaharuannya adalah untuk mengubah pemerintahan dengan sistem konstitusional tidak
dengan kekuasaan absolut setelah dibubarkannya parlemen dan dihancurkannya Usmani
muda dilanjutkan dengan pembaharuan Turki Muda.
7.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bahy, Muhammad.1986. Pemikiran Islam Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas.
Asmuni, Yusran. 1998. Studi Pemikiran Dan Gerakan Pembaharuan Dalam Dunia Islam.
Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada.
Nasution, Harun. 1991. Pembaharuan Dalam Islam Sejarah Pemikiran Dan Gerakan.
Jakarta: Pt. Bulan Bintang.
Siti Maryam dkk. 2002, (ed.) Sejarah Pearadaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern,
Yogyakarta: LESFI.
Yatim, Badri, 2002, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: RajaGrafindo Persada, cet. XIII.
Blog Belajar on March 29, 2019
Share

0 komentar:

Post a Comment



Home

View web version


 Popular
 Tags
 Blog Archives
 

Copyright © 2021 IBNURUS BLOG | Powered by Blogger


Design by SMThemes | Blogger Theme by Blogger widgets - Premium Blogger Templates | Blogger Templates

Anda mungkin juga menyukai