Anda di halaman 1dari 22

Sumber data ,subjek penelitian,isu terkait

untuk memenuhi tugas mata kuliah


Metodologi penelitian kualitatif
Dosen Pengampu:.

Disusun Oleh:

Kelompok 2

-Leni alya ( 11901220 )


-M.Rafi ( 11901237)
-Niswatin ( 11901224 )
-Resi yanti ( 11901312)
- Aditya islami (11901355)
- Nanda Maulidiya( 11901070)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
PONTIANAK
2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai runjukan dan pedoman. Karena hal itu,

menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Sebuah penelititanpun juga harus mempunyai

rujukan yang jelas dan dapat dijadikan pegangan. Dengan adanya pegangan/referensi tersebut dapat

memudahkan seseorang dalam penelitian.

Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,

mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, di mana usaha-usaha itu dilakukan

dengan menggunakan metode ilmiah.  Sehubungan dengan penjelasan tersebut, kegiatan penelitan

adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan, serta menguji ilmu

pengetahuan  berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara sistematis melalui

proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi.

Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-induktif di dalam

memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini, orang dapat melakukan kegiatan informal dalam

kegiatan sehari-hari. Metode penelitian terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian kuantitatif dan

kualitatif. Metode kuantitatif mempunyai ciri khas angka, atau perhitungan.

Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam

penelitian kualitatif,  adalah instrumen kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori

dan wawasan yang luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti

menjadi lebih jelas.

Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu berangkat dari

masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara “masalah” dalam penelitian kuantitatif

dan “masalah” dalam penelitian kualitatif. Kalau dalam penelitian kuantitatif, maslah yang akan

dipecahkan melalui penelitian harus jelas, spesifik dan dianggap tidak berubah. Tetapi dalam

peneltian kualitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang. Oleh karena itu,
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang atau berganti

setelah peneliti berada di lapangan.

Penelitian kualitatif lebih menekankan pada makna dan terikat nilai. Penelitian kualitatif

digunakan jika masalah belum jelas, untuk mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami

interaksi sosial, untuk mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti

sejarah perkembagan.

Lebih jelasnya penjelasan tersebut akan dijabarkan dalam makalah ini. Dengan judul

“sumber data,subjek penelitian dan isu terkait penelitian kualitatif

2.   Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas yaitu :

1. Apa itu sumber data?

2. Bagaimana subjek Penelitian?

3. 3.apa itu instrument penelitian?

3.        Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian, yaitu untuk

mendeskripsikan:

1.        Pengertian Sumber data

2.        Karakteristik Subjek Penelitian

3.        Pengertian instrument data.

4.        Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu:

1.        Sebagai referensi para pembaca dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan penelitian

kualitatif.

2.        Menambah wawasan dalam bidang penelitian, khususnya penelitian kualitatif.


3.        Dapat membedakan penelitian kualitaif dengan metode penelitian yang lainnya.

BAB II
PEMBAHASAN

SUMBER-SUMBER DATA PENELITIAN KUALITATIF


2.1  Pengertian Sumber Data
Salah satu pertimbangan dalam memilih masalah penelitian adalah ketersediaan sumber data.
Penelitian kuantitatif lebih bersifat explanation (menerangkan, menjelaskan), karena itu
bersifat to learn about the people (masyarakat objek), sedangkan penelitian kualitatif lebih
bersifat understanding (memahami) terhadap fonemena atau gejala sosial, karena bersifat to
learn about the people (masyarakat sebagai subyek). Yang dimaksud sumber data dalam
penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh.[1] Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, data diartikan sebagai kenyataan yang ada yang berfungsi sebagai bahan sumber
untuk menyusun suatu pendapat, keterangan yang benar, dan keterangan atau bahan yang
dipakai untuk penalaran dan penyelidikan.[2].
Dalam pengertian lain, data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen, baik dalam bentuk statistik atau dalam bentuk
lainnya guna keperluan penelitian. Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang
merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif ataupun
kualitatif. Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. Bila dalam
pengumpulan data menggunakan kuisioner atau wawancara maka sumber datanya adalah
responden. Bila dalam pengumpulan data menggunakan observasi maka sumber datanya
adalah benda, gerak atau proses sesuatu. Bila dalam pengumpulan data menggunakan
dokumen maka sumber datanya adalah dokumen dan catatan.
Sumber data statistik dapat diperoleh dari manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda, dan
gejala atau peristiwa yang terjadi disekitar kita. Data dapat dikumpulkan langsung oleh
peneliti dari pihak yang bersangkutan atau disebut juga sumber primer, atau data diperoleh
dari pihak lain (pihak ke dua) atau disebut juga sumber sekunder. Dibawah ini diberikan
contoh tentang sumber data.
1.      Sumber data dalam bentuk benda nyata antara lain :
a.       Barang hidup misalnya : manusia, hewan, tumbuhan;
b.      Barang mati misalnya: rumah, sepeda, saluran irigasi, jembatan, pesawat.
2.      Sumber data dalam bentuk abstrak antara lain :
a.       Perasaan, kepercayaan;
b.      Kekuatan supra natural.
3.      Sumber data dalam bentuk peristiwa/gejala antara lain :
a.       Gejala alami misalnya : tanah longsor, banjir, gerhana matahari;
b.      Gejala non alami misalnya : meningkatnya kenakalan remaja, meningkatnya persatuan
dan kesatuan bangsa, budaya membaca pada anak.
Ketepatan memilih dan menentukan jenis sumber data akan menentukan kekayaan data yang
diperoleh. jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasikan
sebagai berikut :
1.      Narasumber (informan)
Dalam penelitian kuantitatif sumber data ini disebut ”responden”, yaitu orang yang
memberikan “respon” atau tanggapan terhadap apa yang diminta atau ditentukan oleh
peneliti. Sedangkan pada penelitian kualitatif posisis nara sumber sangat penting, bukan
skedar memberi respon, melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu, ia disebut
informan (orang yang memberikan informasi, sumber informasi, sumber data) atau disebut
juga subyek yang diteliti. Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil
tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.
2.      Peristiwa Atau Aktivitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau
aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau kejadian ini,
peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena
menyaksikan sendiri secara langsung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas,
peneliti dapat melakukan cross check terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek
yang diteliti.
3.      Tempat Atau Lokasi
Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga
merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi tentang kondisi dari lokasi peristiwa atau
aktivitas dilakukan bisa digali lewat sumber lokasi peristiwa atau aktivitasyang dilakukan
bisadigali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun tempat maupun
lingkungnnya.
4.      Dokumen atau Arsip
Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau
aktivitas tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base
surat-surat rekaman gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.
[3]

2.2  Sumber-sumber Data Kualitatif


Sumber data kualitatif adalah sumber data yang disuguhkan dalam bentuk dua parameter
“abstrak”, misalnya: banyak-sedikit, tinggi-rendah, tua-muda, panas-dingin, situasi aman-
tidak aman, baik-buruk. Agar data tersebut dapat dianalisis dengan metode statistik maka data
kualitatif harus ditransformasikan menjadi data yang bersifat kuantitatif. Agar usaha
mentransformasikan nilai tersebut terlepas/bebas dari subyektifitas diperlukan penguasaan
bidang ilmu yang bersangkutan. Contoh : suatu kasus pencurian sepeda motor dikatakan kecil
apabila jumlah pencurian antara 1-4 tiap hari, dikatakan besar apabila pencurian antara 5-10
tiap hari. Sumber data dalam penelitian kualitatif ada 2 (dua), yaitu sumber data primer dan
sumber data skunder.
2.2.1   Sumber Data Primer
Data primer adalah informasi yang diperoleh langsung dari pelaku yang melihat dan terlibat
langsung dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Data primer merupakan sumber data
yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer dapat
berupa opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu
benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian. Data primer disebut juga sebagai
data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data primer,
peneliti harus mengumpulkannya secara langsung.[4]
Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui, yaitu:
a.       Kerahasiaan, kerahasiaan mencakup mengenai apakah tujuan penelitian untuk
diketahui oleh responden atau tidak. Merahasiakan tujuan penelitian dilakukan bertujuan agar
para responden tidak memberikan jawaban-jawaban yang biasa dari apa yang kita harapkan;
b.      Struktur, struktur berkaitan dengan tingkat formalitas (resmi), atau pencarian data
dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur. Pencarian dilakukan secara terstruktur jika
peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner dengan
pertanyaan yang sudah dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu dilakukan
secara tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan dengan cara tidak
terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau terstruktur;
c.       Metode Koleksi, metode koleksi menunjuk pada sarana untuk mendapatkan data.
Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu.[5] Misal cara
mengumpulkan data melalui wawancara.
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan
data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaannya melalui
angket, wawancara, pengamatan, tes, dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan instrumen
pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa
alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket terbuka / tertutup),
pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.[6] Ada beberapa metode dalam
mengumpulkan/mendapatkan data primer antara lain :
1.        Metode Interview/wawancara
Interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan pertanyaan secara
lisan, untuk dijawab secara lisan pula.[7] Menurut Supardi metode wawancara adalah “proses
tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan, dimana dua orang atau lebih
bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan”.[8] Wawancara pada hakikatnya merupakan kegiatan yang dilakukan seorang
peneliti untuk memperoleh pemahaman secara holistik mengenai pandangan atau perspektif
(inner perspectives) seseorang terhadap isu, tema atau topik tertentu.
Subyek (responden) adalah orang yang paling tau tentang dirinya sendiri. Apa yang
dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur. wawancara terstruktur digunakan sebagai
teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti
tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpul data telah menyiapkan berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabanpun telah disiapkan. Sedangkan wawancara Tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.
Dari beberapa defenisi dan penjelasan diatas dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain :
a.       Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada responden atau subjek penelitian;
b.      Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan
dengan responden;
c.       Data yang dikumpulkan umumnya berupa masalah tertentu yang bersifat kompleks,
sensitif atau kontroversial, sehingga kemungkinan jika dilakukan dengan kuesioner akan
kurang memperoleh tanggapan responden.
d.      Teknik ini terutama untuk responden yang tidak dapat membaca-menulis atau sejenis
pertanyaan yang memerlukan penjelasan dari pewawancara atau memerlukan penerjemahan.
[9]
Ada beberapa langkah dalam  persiapan untuk melakukan wawancara, diantaranya :
a.       Jelaskan kerangka wawancara kepada subjek yang meliputi hal-hal berikut: isu apa
yang  akan dibahas, dan mengapa isu itu diangkat, untuk apa informasi digunakan, apa di
balik itu, bagaimana wawancara akan dilakukan, siapa yang akan melakukan wawancara,
siapa yang harus ada dalam wawancara, di mana dan berapa lama wawancara dilakukan;
b.      Ciptakan atmosfir yang baik, yang meliputi :
·         Bersikap rileks, (atau setidaknya timbulkan kesan rileks);
·         Mencoba memahami pesan lawan bicara, apapun yang disampaikan merupakan
informasi bermakna;
·         Berikan lawan bicara ruang untuk mengeluarkan pandangannya
c.       Berikan kesempatan wawancara untuk berkembang dengan cara :
·         Menanyakan pertanyaan pendek dan mudah sehingga memungkinkan subjek
mengembangkan jawaban secara mendetail;
·         Jangan menanyakan pertanyaan wawancara seperti pertanyaan penelitian, dengan kata
lain, tidak menanyakan pertanyaan teoretik atau konseptual. Cukup menanyakan hal-hal
faktual yang diketahui dan dipahami subjek.
d.      Gunakan bahasa yang wajar, dan berlaku dalam lingkungan di mana wawancara
dilakukan,  sehingga mudah dipahami.[10]
Didalam pelaksanaan metode wawancara, ada beberapa keunggulan dan juga kelemahan
metode ini, antara lain :
METODE WAWANCARA
Kelebihan Kekurangan
Peneliti dapat membantu menjelaskan
Biaya lebih besar jika responden yang akan
lebih, jika ternyata responden mengalami
diwawancara berada di beberapa daerah
kesulitan menjawab yang diakibatkan
terpisah
ketidakjelasan pertanyaan

Peneliti dapat mengontrol jawaban


responden secara lebih teliti dengan Responden mungkin meragukan
mengamati reaksi atau tingkah laku yang kerahasiaan informasi yang diberikan
diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses
wawancara.

Peneliti dapat memperoleh informasi yang


tidak dapat diungkapkan dengan cara
kuesioner ataupun observasi. Informasi
Responden bisa menghentikan wawancara
tersebut misalnya, jawaban yang sifatnya
kapanpun
pribadi dan bukan pendapat kelompok, atau
informasi alternatif (grapevine) dari suatu
kejadian penting
Penelitian memperoleh rata-rata jawaban
Membutuhkan waktu yang lama
yang relatif tinggi dari responden.

2.        Metode Observasi


Obrservasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap
dari responden (wawancara dan angket) namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi (situasi, kondisi). Teknik ini digunakan bila penelitian
ditujukan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan
dilakukan pada responden yang tidak terlalu besar.[11] Disamping wawancara, penelitian
juga melakukan metode observasi. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam
objek penelitian.[12] Menurut Supardi “Metode observasi merupakan metode pengumpul
data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala
yang diselidiki”.[13] Observasi dilakukan menurut prosedur dan aturan tertentu sehingga
dapat diulangi kembali oleh peneliti dan hasil observasi memberikan kemungkinan untuk
ditafsirkan secara ilmiah. Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikhologis. Dua diantara yang terpenting
adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.[14] Secara umum bentuk-bentuk observasi
dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a.       Observasi Partisipan, observasi partisipan adalah apabila observer (orang yang
melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan obyek yang diobservasi.
[15]
b.      Observasi Non Partisipan, merupakan suatu proses pengamatan observer tanpa ikut
dalam kehidupan orang yang diobservasi dan secara terpisah berkedudukan sebagai
pengamat.[16]
Sedangkan M. Burhan mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu:
a.       Observasi partisipasi (participant observation) adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana
peneliti terlibat dalam keseharian informan.
b.      Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan
pedoman observasi, sehingga peneliti mengembangkan pengamatannya berdasarkan
perkembangan yang terjadi di lapangan.
c.       Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh sekelompok tim peneliti
terhadap sebuah isu yang diangkat menjadi objek penelitian.[17]

Dalam sebuah penelitian, pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat
dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a.       Observasi terbuka, pada posisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di
tengah-tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden
dengan peneliti terjadi hubungan atau interaksi secara wajar;
b.      Observasi tertutup, pada kondisi ini kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya,
yaitu mengambil data dari responden, tidak diketahui responden yang bersangkutan. Model
observasi tertutup ini, pada umumnya untuk mengantisipasi agar reaksi responden dapat
berlangsung secara wajar dan tidak dibuat-buat, sehingga peneliti dapat memperoleh data
yang diinginkan;
c.       Observasi tidak langsung, pada kondisi ini peneliti dapat melakukan pengambilan data
dari responden walaupun mereka tidak hadir secara langsung di tengah-tengah responden.
Observasi tidak langsung ini semakin banyak dilakukan, sesuai dengan kemajuan teknologi
komunikasi canggih, seperti penggunaan telepon, televisi jarak jauh, dan jasa satelit
komunikasi yang dapat digunakan dalam dunia penelitian.

3.        Metode Kuesioner


Angket atau kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung
(peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan
datanya disebut angket berisi sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden[18]Responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban
atau respon sesuai dengan persepsinya. Menurut Sugiyono kuisioner adalah usaha
mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan secara tertulis, untuk
dijawab secara tertulis pula oleh responden.[19] Kuisioner merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya.
Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan daftar pertanyaan/seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden.[20] Daftar
pertanyaan (kuisioner) adalah suatu daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan untuk tujuan
khusus yang memungkinkan seorang analis system untuk mengumpulkan data dan pendapat
dari para responden yang telah dipilih. Daftar pertanyaan ini kemudianakan dikirim kepada
para responden yang akan mengisinya sesuai dengan pendapat mereka.[21] Karena angket
dijawab atau diisi oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan
responden, maka dalam menyusun angket perlu diperhatikan beberapa hal. Diantaranya :
a.       Sebelum butir-butir pertanyaan atau peryataan ada pengantar atau petunjuk pengisian;
b.      butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim
digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang.
c.       Untuk setiap pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disesuaikan kolom
untuk menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Meskipun terlihat mudah, teknik pengumpulan data melalui angket cukup sulit dilakukan jika
respondennya cukup besar dan tersebar di berbagai wilayah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan angket menurut Sugiyono antara lain :
·         Isi dan tujuan pertanyaan artinya jika isi pertanyaan ditujukan untuk mengukur maka
harus ada skala yang jelas dalam pilihan jawaban;
·         Bahasa yang digunakan harus disesuaikan dengan kemampuan responden. Tidak
mungkin menggunakan bahasa yang penuh istilah-istilah bahasa Inggris pada responden yang
tidak mengerti bahasa Inggris;
·         Tipe dan bentuk pertanyaan apakah terbuka atau terturup. Jika terbuka artinya jawaban
yang diberikan adalah bebas, sedangkan jika pernyataan tertutup maka responden hanya
diminta untuk memilih jawaban yang disediakan.[22]

2.2.2   Sumber Data Sekunder


Data skunder merupakan pendekatan penelitian yang menggunakan data-data yang telah ada,
selanjutnya dilakukan proses analisa dan interpretasi terhadap data-data tersebut sesuai
dengan tujuan penelitian.[23] data ini didapat dari sumber ke dua atau melalui perantaraan
orang. Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut :
1.      Pemahaman masalah, data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk
memahami masalah yang akan kita teliti;
2.      Penjelas masalah, data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan
menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang
tersedia;
3.      Formulasi alternatif, alternatif penyelesaian masalah yang layak sebelum kita
mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternatif lain;
4.      Solusi masalah, data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu
mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat
memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti
akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja..
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder
umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.[24] Ada beberapa kriteria
dalam mengevaluasi data sekunder, antara lain :
1.      Waktu keberlakuan, apakah data mempunyai keberlakuan waktu. Jika saat dibutuhkan
data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untuk
penelitian kita;
2.      Kesesuaian, apakah data sesuai dengan kebutuhan kita, kesesuaian berhubungan dengan
kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang sedang diteliti.;
3.      Ketepatan, apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang dapat
mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data dapat dipercaya, bagaimana data
tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut;
4.      Biaya, berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut, jika biaya jauh
lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya.[25]
Salah satu metode dalam pengumpulan data skunder adalah dukumen, Dukumen merupakan
bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Ia bisa
merupakan rekaman atau dukumen tertulis seperti arsip, database, surat-surat, rekaman,
gambar, benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa. Banyak peristiwa
yang telah lama terjadi bisa diteliti dan dipahami atas dasar dukumen atau arsip. Data dalam
penelitian kualitatif kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources,
melalui observasi dan  wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human
resources, diantaranya dokumen, foto dan bahan statistik. Menurut Sugiyono (2008; 83) studi
dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode obsevasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi
jika melibatkan/menggunakan studi dokumen ini dalam metode penelitian kualitatifnya.[26]
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian dengan judul “Kajian Morfosemantik pada Istilah-istilah Pertukangan Kayu

di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara” merupakan penelitian kualitatif. Berg

(dalam Satori dan Komariah, 2010: 23) menyatakan bahwa “Qualitative Research (QR) thus

refers to the meaning, conceps, definition, characteristics, simbols, and descriptions of

things”. Maksudnya adalah penelitian kualitatif mengacu pada suatu maksud atau arti,

konsep-konsep, definisi, karakteristik, simbol-simbol, dan deskripsi dari berbagai hal. Bogdan

dan Taylor (dalam Moleong, 2010: 4), menjelaskan metode kualitatif merupakan sebuah

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan

dari orang-orang maupun perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk

dan Miller (dalam Moleong, 2010: 4) mendefinisikan metode kualitatif sebagai suatu tradisi

dalam ilmu pengetahuan yang bergantung pada pengamatan seseorang. Pengamatan tersebut

berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian

kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang menekankan pada kualitas atau mutu

suatu penelitian yang mengacu pada teori, konsep, definisi, karakteristik, maupun simbol-

simbol. Penelitian tersebut dilakukan berdasarkan pengamatan seseorang terhadap latar

alamiah atau lingkungan sosial yang menghasilkan data deskriptif.

Data deskriptif merupakan data yang berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-

angka (Moleong, 2010: 11). Data deskriptif diperoleh dalam sebuah penelitian kualitatif yang

hasilnya dideskripsikan berdasarkan pada tujuan penelitian. Data ini biasa ditemukan dalam
struktur internal bahasa, yaitu struktur bunyi (fonologi), struktur kata (morfologi), struktur

kalimat (sintaksis), struktur wacana dan struktur semantik (Chaer, 2007: 9).

B. Subjek dan Objek Penelitian

Moleong (2010: 132) mendeskripsikan subjek penelitian sebagai informan, yang

artinya orang pada latar penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian. Sejalan dengan definisi tersebut, Moeliono (1993: 862)

mendeskripsikan subjek penelitian sebagai orang yang diamati sebagai sasaran penelitian.

Berdasarkan pengertian tersebut peneliti mendeskripsikan subjek penelitian bahasa sebagai

pelaku bahasa yang merupakan sasaran pengamatan atau informan pada suatu penelitian yang

diadakan oleh peneliti. Subjek pada penelitian ini adalah pemakai bahasa Jawa, yaitu tukang

kayu di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara.

Objek penelitian merupakan hal yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian.

Titik perhatian tersebut berupa substansi atau materi yang diteliti atau dipecahkan

permasalahannya menggunakan teori-teori yang bersangkutan (teori morfologi dan semantik).

Menurut Chaer (2007: 17), objek kajian linguistik dibagi menjadi tiga, yaitu: kajian terhadap

struktur internal bahasa, kajian terhadap pemakaian bahasa, serta kajian terhadap pengajaran

bahasa. Kajian struktur internal bahasa meliputi: kajian tentang tata bunyi bahasa (fonologi),

tata bentuk kata (dalam morfologi), tata bentuk kalimat (dalam sintaksis), dan tata bentuk

wacana (dalam wacana), kajian tentang makna (dalam semantik), kosa kata (dalam

leksikologi), dan perbandingan bentuk (dalam historis komparatif). Kajian terhadap

pemakaian bahasa mencakup kajian sosiolinguistik (pemakaian bahasa sebagai alat interaksi

sosial), psikolingistik (bahasa sebagai gejala psikologi), neurolinguistik (bahasa dalam

kaitannya dengan otak). Kajian linguistik yang banyak dilakukan adalah kajian dalam bidang

sosiolinguistik. Kajian terhadap pengajaran bahasa bertujuan mencari solusi untuk

meningkatkan hasil pengajaran bahasa, kajian ini mencakup kajian eksperimental.


Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, penelitian ini termasuk dalam kategori

kajian terhadap struktur internal bahasa. Hal ini dikarenakan cakupan dalam penelitian ini

meliputi kajian tentang tata bentuk kata (morfologi) dan arti kata (semantik), seperti yang

telah dikemukakan oleh Chaer sebelumnya. Oleh karena itu, objek dalam penelitian ini adalah

istilah-istilah pertukangan kayu di

Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara.

C. Setting Penelitian

Jepara kota ukir, semboyan ini menunjukan bahwa kota Jepara merupakan penghasil

berbagai kerajinan ukir kayu atau produk permebelan. Hal ini didukung oleh masyarakatnya

yang berprofesi sebagai tukang kayu. Daerah yang banyak memproduksi kerajinan kayu

antara lain: Desa Mulyoharjo Kecamatan Jepara, Desa Tahunan Kecamatan Tahunan, Desa

Lebak Kecamatan Pakis Aji. Desa Mulyoharjo merupakan sentra ukir kayu yang

masyarakatnya memproduksi berbagai macam bentuk patung. Desa Tahunan sebagian besar

berupa tempat finishing seperti mengamplas dan mewarnai hasil produksi (meja, kursi,

almari) serta sebagai show room berbagai macam furniture. Desa Lebak memproduksi meja,

kursi, tempat tidur, dan ornamen-ornamen seperti tempel, loster, dan nampanan.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa desa tersebut, terdapat satu desa yang

merupakan daerah produksi permebelan. Desa tersebut adalah Desa Lebak. Desa Lebak

merupakan suatu desa yang sebagian besar masyarakat berprofesi sebagai tukang kayu.

Mereka memiliki kekhasan dalam berbahasa, berupa istilahistilah pertukangan kayu. Istilah-

istilah pertukangan kayu misalnya: digarek [digarè?], jidaran [jidaran], sipatan [sipatan],

dan lain-lain. Kekhasan bahasa para tukang kayu di Desa Lebak tersebutlah yang mendasari

penentuan setting penelitian, yang dilakukan di desa tersebut. Penelitian tersebut difokuskan

pada analisis morfosemantik pada istilah-istilah pertukangan kayu.


D. Instrumen Penelitian

Pada penelitian kualitatif, peneliti memiliki kedudukan khusus, yaitu sebagai

perencana, pelaksana pengumpulan data, analis, penafsir data, serta pelapor hasil

penelitiannya (Moleong, 2010: 168). Kedudukan peneliti tersebut menjadikan peneliti sebagai

key instrument atau instrumen kunci yang mengumpulkan data berdasarkan kriteria-kriteria

yang dipahami. Kriteria tersebut berdasarkan aspek morfologi dan semantik pada istilah-

istilah pertukangan kayu di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji Kabupaten Jepara. Oleh karena

itu peneliti secara langsung berperan aktif dalam proses penelitian. Hal itu dilakukan guna

mendapatkan data-data yang sesuai dengan tujuan penelitian.

Instrumen pendukung pada penelitian ini adalah menggunakan alat perekam suara

(MP3 player), kamera digital, serta alat tulis. MP3 player digunakan untuk merekam data

lisan saat wawancara, kamera digital untuk mengambil gambar atau foto. Alat tulis digunakan

untuk mencatat, cacatan tersebut berupa catatan lapangan.

E. Metode Pemerolehan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2010: 63) menyatakan pada penelitian kualitatif, pengumpulan data

dilakukan pada natural setting dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi

berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Mengacu pada pengertian tersebut,

peneliti mengartikan teknik pengumpulan data sebagai suatu cara untuk memperoleh data

melalui beberapa langkah atau tahapan, yaitu: observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Langkah-langkah tersebut berfungsi untuk mempermudah peneliti dalam proses pemerolehan

data. Berikut adalah bagan Teknik Pengumpulan Data.


2. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu teknik dalam penelitian kualitatif yang dilakukan

setelah data lapangan terkumpul. Data terbagi menjadi dua, yaitu data lapangan (data mentah)

dan data jadi (Satori dan Komariah, 2010: 177). Sehubungan dengan hal itu, Sudaryanto

(dalam Moleong, 2010: 18) memberi batasan data sebagai bahan penelitian, yaitu bahan jadi

(lawan dari bahan mentah), yang ada karena pemilihan aneka macam tuturan (bahan mentah).

Data lapangan atau data mentah merupakan data yang diperoleh saat pengumpulan

data. Data mentah pada penelitian ini adalah berupa data lisan (berupa tuturan), data tertulis

serta foto. Data lisan dan tertulis tersebut diperoleh melalui wawancara terhadap narasumber

atau subjek penelitian. Data yang berupa foto merupakan data yang berfungsi

mendeskripsikan suatu hal, benda, maupun kejadian saat observasi maupun saat pengumpulan

data. Data lisan didokumentasikan ke dalam bentuk rekaman suara, sedangkan data tertulis

didokumentasikan ke dalam bentuk tulisan atau catatan penelitian. Data yang ke dua adalah

data jadi. Data jadi merupakan suatu data mentah (data lapangan) yang telah mengalami

proses penyeleksian data. Penyeleksian data mengacu pada permasalahan yang ingin

dipecahkan, yaitu objek penelitian.


Pengolahan data dapat dilakukan dengan cara: (a) persiapan, (b) penyeleksian.

Persiapan dilakukan dengan menyiapkan seluruh data lapangan, baik yang berupa rekaman,

catatan lapangan, maupun foto. Data yang berupa rekaman suara ditranskrip atau disalin

dalam bentuk tulisan, sedangkan data yang berupa foto dideskripsikan sesuai gambar. Setelah

semua terkumpul, peneliti memulai menyeleksi data sesuai dengan objek penelitian (kata-kata

bahasa Jawa pada istilah-istilah pertukangan kayu). Data lapangan berupa istilah-istilah

pertukangan kayu dijadikan objek kajian, peneliti menyebut data tersebut dengan istilah data

jadi. Data lapangan yang tidak termasuk dalam kategori tersebut tidak digunakan.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi (Sugiyono, 2010: 89).

Proses analisis data pada penelitian ini ditunjukan pada bagan di bawah ini.

1. Kategorisasi
Teknik Analisis
Data
2. Tabulasi

Bagan 3: Proses Analisis Data

Berdasarkan bagan di atas, proses analisis data dilakukan dengan dua tahapan, yaitu:

1) kategorisasi, 2) tabulasi. Kategorisasi meliputi kategorisasi morfologi, merupakan

pengkategorian data berdasarkan bentuk monomorfemis dan polimorfemis. Proses


selanjutnya adalah tabulasi. Tabulasi merupakan penyajian data dalam bentuk tabel. Tabulasi

tersebut berupa tabel tentang bentuk morfosemantik beserta fungsinya.

Analisis data yang melalui beberapa tahap atau proses pada penelitian ini memiliki dua

fungsi. Fungsi yang pertama adalah untuk menentukan bentuk morfosemantik istilah-istilah

pertukangan kayu. Fungsi yang ke dua adalah untuk menentukan fungsi dari bentuk

morfosemantik istilah-istilah pertukangan kayu di Desa Lebak Kecamatan Pakis Aji

Kabupaten Jepara.

G. Validitas dan Reliabilitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian

dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2010: 117). Oleh karena itu, data

dinyatakan valid apabila data yang dilaporkan oleh peneliti tidak berbeda dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Pada penelitian ini uji validitas yang digunakan

peneliti adalah triangulasi.

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data melalui sumber lain.

Teknik ini bertujuan untuk mengecek kebenaran data yang diperoleh. Triangulasi ditempuh

peneliti melalui beberapa cara, yaitu: (1) menggunakan bahan referensi, (2) member check,

(3) mengkonsultasikan data dengan para ahli bahasa (khususnya bidang morfologi dan

semantik).

Maksud dari penggunaan bahan referensi adalah peneliti menggunakan data pendukung

untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

Misalnya data hasil wawancara didukung dengan adanya rekaman wawancara. Selain itu,

bahan referensi dapat juga berupa buku-buku referensi, berfungsi untuk membantu atau

memberi wawasan pada peneliti dalam penyusunan laporan penelitian. Buku-buku referensi

ini adalah buku-buku yang berhubungan dengan pertukangan kayu, morfologi dan semantik.
Member check adalah proses pengecekan data yang dilakukan oleh peneliti kepada

subjek penelitian atau narasumber. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh data

yang diperoleh sesuai dengan yang disampaikan oleh narasumber. Pelaksanaan member

check dilakukan setelah pengumpulan data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan

berkaitan dengan permasalahan yang ingin dipecahkan. Caranya adalah peneliti

mengkonsultasikan data yang diperoleh pada narasumber. Data tersebut berupa kata atau

istilah-istilah khusus yang diperoleh serta pemberian makna kata pada istilah-istilah

pertukangan kayu

tersebut.

Triangulasi yang ketiga adalah mengkonsultasikan data dengan para ahli bahasa

(khususnya bidang morfologi dan semantik). Ahli bahasa yang dimaksud yaitu dosen

pembimbing. Peneliti tidak hanya mengkonsultasikan data-data yang diperoleh saat

penelitian, akan tetapi juga mengkonsultasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyusunan laporan penelitian.

Reliabilitas merupakan derajat kepercayaan data pada suatu penelitian. Reliabilitas

data pada penelitian ini ditempuh dengan cara ketekunan pengamatan oleh peneliti mengenai

istilah-istilah pertukangan kayu seperti dimal, ngekol, mbulugi, dan lain-lain. Hal lainnya

yang diamati oleh peneliti adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pertukangan kayu

seperti alat pertukangan, komponen, serta proses pembuatan produk permebelan. Hasil dari

pengamatan ini dapat membantu peneliti dalam mendeskripsikan data-data lisan yang telah

diperoleh. Ketekunan pengamat dilakukan peneliti dengan tujuan menguji tingkat

kepercayaan data atau reliabilitas data. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan

pengamatan dengan lebih cermat dan berkesinambungan. Peneliti mengecek kembali data-

data yang diperoleh dan dokumentasi-dokumentasi yang berhubungan dengan penelitian

sehingga datanya reliabel. Dokumentasi tersebut berupa rekaman wawancara, catatan


lapangan serta foto. Data dikatakan reliabel apabila data yang diperoleh telah menunjukan

kestabilan hasil meskipun dilakukan pengecekan secara berulang-ulang.

PENUTUP
3.1  Simpulan
Pengumpulan data merupakan salah satu tahapan penting dalam kegiatan penelitian dan
dilakukan setelah peneliti selesai membuat desain penelitian sesuai dengan masalah yang
akan diteliti. Secara teori proses pengambilan data memegang peranan penting dalam
menentukan validitas hasil penelitian. Oleh karena itu, dalam teori validitas, hasil riset tidak
akan mempunyai validitas tinggi, jika peneliti melakukan kesalahan dalam pengambilan.
Kesalahan dalam pengambilan data primer akan berakibat secara langsung dalam hasil
analisa yang tidak sesuai dengan masalah yang akan dijawab sehingga hasil studi akan
menghasilkan kesimpulan yang salah.
Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternatif lain.
Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa alternatif lain yang
mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya
informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah.
Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan
mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi
permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan
jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja. Sumber-sumber data penelitian
kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut :

3.2  Kritik & Saran


Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput
dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan
senantiasa penyusun nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap,
bahwa dibalik ketidaksempurnaan penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan
sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar Bahasa
Indonesia, Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997.
Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2011.
Nur, Sunardi, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011.
Sekaran, Uma, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006.
Supardi, Metodologi Penelitian, Mataram : Yayasan Cerdas Press, 2006.
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2005.
Burhan, M, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial
Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007.
Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 2006.
http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/ diunggal pada tanggal 26-03-2013
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/,diunggah pad
a tanggal 26-03-2013
http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-pengumpulan-data/,diunggah
pada tanggal 26-03-2013

[1] Winbie wimpie, Jenis dan Sumber-sumber Data, Diunggah pada tanggal 26-03-2013


[2] Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus besar
Bahasa Indonesia, Edisi II, Jakarta : Balai Pustaka, 1997, hal : 324
[3] Winbie wimpie, Jenis dan Sumber-sumber Data, Diunggah pada tanggal 26-03-2013
[4] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2011, hal : 117
[5] Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011,
hal : 89
[6] Uma Sekaran, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006, hal : 45
[7] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2011, hal : 112
[8] Supardi, Metodologi Penelitian, Mataram : Yayasan Cerdas Press, 2006, hal : 99
[9] Dikutip dalam sebuah situs : http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/ diunggal pada
tanggal 26-03-2013
[10] Uma Sekaran, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006, hal : 47, lihat juga
Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,2011,
hal : 91
[11] Uma Sekaran, Metodologi Penelitian. Jakarta : Salemba Empat, 2006, hal : 47-48
[12] Dikutip dalam sebuah situs : http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-
pengumpulan-data/, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[13] Supardi, Metodologi Penelitian, Mataram : Yayasan Cerdas Press, 2006, hal : 88
[14] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003, hal : 166
[15] Supardi, hal : 91
[16] Margono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta, 2005, hal : 161-162
[17] M. Burhan, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu
Sosial Lainnya. Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2007, hal : 115-117
[18] Sutopo, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press, 2006, hal : 82
[19] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003, hal : 162
[20] Sutopo, hal : 87
[21] Dikutip dari sebuah situs : http://farelbae.wordpress.com/catatan-kuliah-ku/pengertian-
pengumpulan-data/, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[22] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003, hal : 163
[23] Dikuti dari sebuah situs : http://winbiewimpie.blogspot.com/2012/11/jenis-dan-sumber-
data.html, diunggah pada tanggal 26-03-2013
[24] Sunardi Nur, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi
Aksara,2011, hal : 76
[25] http://nagabiru86.wordpress.com/makalah/
[26] Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alfabeta, 2003, hal : 88

Anda mungkin juga menyukai