KELOMPOK 12
DOSEN PEMBIMBING
DR. AHMAD SARBANUN, M.PD
KONSENTRASI SEJARAH PERADABAN DAN PEMIKIRAN ISLAM KELAS I
PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM IAI ANNUR
LAMPUNG
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………..ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………...1
B. Pokok Pikiran……………………………………………………………..1
Bab II Pembahasan
Pembaharuan Islam Di Turki……………………………………………….. 2
A. Pengertian Pembaruan Islam ……………………………………… 2
B. Sejarah pembaruan Islam di Turki…………………………………. 3
C. Tokoh Pembaharuan Turki dan Pemikirannya
1. Usmani Muda………………………………………………… 7
2. Turki Muda………………………………………………….. 15
D. Faktor-Faktor Pendorong Pembaharuan Islam……………………. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pembabakan Sejarah Peradaban Islam dibagi dalam tiga Jaman. Jaman kelahiran Islam di
masa Nabi Muhammad SAW. Zaman perluasan ajaran Islam hingga ke luar Jazirah Arab
dimasa Khulafa ar-Rasyidin dan khalifah sesudahnya, Zaman Kejayaan pada masa
Khilafah Abbasiyah dan Fatimiyah, Zaman kemunduran hingga dihapuskannya institusi
Khilafah Islamiyah di Turki pada awal abad ke-20 M.
Berbicara tentang penghapusan institusi kekhilafahan Islam, maka kita akan bertemu
dengan sebuah nama yang tidak asing lagi yaitu Mustafa Kamal Attaturk. Ketika kita
belajar mata pelajaran Sejarah, duluh, Kamal Attaturk ini dikenal sebagai orang yang
sangat berjasa dalam merubah wajah Turki dari Islam menjadi sekuler (modern).
Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan aliran
nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang
disebabkan syariah yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus
dijadikan guru, tokohnya Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama, Syariat Islam tidak
menjadi penghalang kemajuan. Turki mundur karena tidak menjalankan syariat Islam,
sehingga Syariat Islam harus dijalankan di Turki, tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran
nasionalis berpendapat kemunduran Turki disebabkan karena Umat Islam yang enggan
mengakomodir perubahan-perubahan, tokhnya Zia Gokalp.
B. POKOK PIKIRAN
1. Latar Belakang gerakan Pembaruan Islam Di Turki
2. Pengertian gerakan Pembaruan Islam
3. Sejarah perkembangan gerakan Islam Di Turki
4. Tokoh-tokoh gerakan Pembaruan Islam Di Turki
5. Gerakan pembaruan usmani muda dan turki muda
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Harun Nasution
Cenderung menganalogikan istilah “pembaharuan” dengan “modernisme”, karena istilah
terakhir ini dalam masyarakat Barat mengandung arti pikiran, aliran, gerakan, dan usaha
mengubah paham-paham, adat-istiadat, institusi lama, dan sebagainya untuk disesuaikan
dengan suasana baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Gagasan ini muncul di Barat dengan tujuan menyesuaikan ajaran-ajaran yang terdapat
dalam agama Katolik dan Protestan dengan ilmu pengetahuna modern, Karena konotasi
dan perkembangan yang seperti itu, harun Nasution keberatan menggunakan istilah
modernisasi Islam dalam pengertian di atas ( Azra, Azyumardi : 1996 )
2. Revivalisasi
Menurut paham ini, “pembaharuan adalah “membangkitkan” kembali Islam yang “murni”
sebagaimana pernah dipraktekkan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam dan
kaum Salaf ( Azra, Azyumardi : 1996 )
3. Kebangkitan Kembali ( Resugence )
Dalam kamus Oxford, resurgence didefinisikan sebagai “kegiatan yang muncul kembali”
(the act of rising again ). Pengertian ini mengandung 3 hal :
a. Suatu pandangan dari dalam, suatu cara dalam mana kaum muslimim melihat
bertambahnya dampak agama diantara para penganutnya. Islam menjadi penting kembali.
Dalam artian, memperoleh kembali prestise dan kehormatan dirinya.
b. “kebangkitan kembali” menunjukkan bahwa keadaaan tersebut telah terjadi sebelumnya.
Jejak hidup nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam dan para
c. Pengikutnya memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran orang-orang yang
2
menaruh perhatian pada jalan hidup Islam saat ini.
d. Kebangkitan kembali sebagai suatu konsep, mengandung paham tentang suatu
tantangan, bahkan suatu ancaman terhadap pengikut pandangan-pandangan lain ( Muzaffar,
Chandra : 1988 )
3
Penerjemahan al-Qurán dalam bahasa Turki yang dilakukan oleh Pemerintahan Mustofa
Kemal Attaturk dilakukan tanpa menyertakan teks aslinya (bahasa Arabnya). Walaupun
begitu teks Arabnya masih tetap dipakai dalam shalat. Dalam perkembangannya ada
kecenderungan orang-orang Turki kembali pada teks Arab dalam membaca al-Qurán.
Sedangkan penerjemahan al-Qurán ke dalam bahasa setempat dilakukan untuk lebih
memahami teks al-Qurán.
4
menghancurkan Turki”.
Pembaharuan yang terjadi di Turki terdapat tiga aliran: aliran Barat, aliran Islam dan aliran
nasonalis. Menurut tokoh yang beraliran Barat, Turki mundur karena bodoh yang
disebabkan syariah yang menguasai seluruh kehidupan bangsa Turki, solusinya Barat harus
dijadikan guru, tokohnya Tewfik Fikret. Kedua menurut Aliran Agama, Syariat Islam tidak
menjadi penghalang kemajuan. Turki mundur karena tidak menjalankan syariat Islam,
sehingga Syariat Islam harus dijalankan di Turki, tokohnya Mehmed Akif. Ketiga aliran
nasionalis berpendapat kemunduran Turki disebabkan karena Umat Islam yang enggan
mengakomodir perubahan-perubahan, tokhnya Zia Gokalp.
Begitu juga dalam Pembaharuan Pendidikan Islam dengan memperhatikan berbagai
macam sebab kelemahan dan kemunduran umat Islam sebagaimana nampak pada masa
sebelumnya, dan dengan memperhatikan sebab-sebab kemajuan dan kekuatan yang dialami
oleh Bangsa Eropa, Ketiga pola tersebut adalah : bukubuku dalam berbagai bidang ilmu Jurnal
pengetahuan ke dalam bahasa Turki1.. .maka pada garis besarnya terjadi tiga pola pemikiran
pembaharuan pendidikan Islam. Pada perkembangan selanjutnya, Sultan Mahmud II
membangun sekolah-sekolah model Barat. Pada tahun 1827 M ia mendirikan sekolah kedokteran
(Tilahane-i Amire) dan sekolah teknik (Muhendisane) dan pada tahun 1834 M dibuka sekolah
Akademi Militer. Pada tahun 1838 M sekolah kedokteran dan sekolah pembedahan digabungkan
menjadi satu dengan nama Dar-al Ulum Hikemiye ve Mekteb-i Tibbiye-i Sahane2. Ketiga pola
pemikiran tersebut adalah :
a. Pola pembaharuan pendidikan Islam yang berorientasi pada pendidikan modern di
Barat.
Mereka berpandangan, pada dasarnya kekuatan dan kesejahteraan yang dialami Barat
adalah hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang mereka capai.
Golongan ini berpendapat bahwa apa yang dicapai oleh Barat sekarang ini merupakan
pengembangan dari ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang pernah berkembang di dunia
Islam.
Maka untuk mengembalikan kekuatan dan kejayaan umat Islam, sumber kekuatan itu harus
1. Harun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 13
2. Zuhairini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm. 131-132
5
dikuasai kembali. Cara pengembalian itu tidak lain adalah melalui pendidikan, karena pola
pendidikan Barat dipandang sukses dan efektif, maka harus meniru pola Barat yang sukses
itu. Pembaharuan pendidikan dengan pola Barat, mulai timbul di Turki Utsmani akhir abad
ke 11 H / 17 M setelah mengalami kalah perang dengan berbagai negara Eropa Timur pada
masa itu.
Pada dasarnya, mereka (golongan ini) berpandangan bahwa pola pendidikan Islam harus
meniru pola Barat dan yang dikembangkan oleh Barat, sehingga pendidikan Islam bisa
setara dengan pendidikan mereka. Mereka berpandangan bahwa usaha pembaharuan
pendidikan Islam adalah dengan jalan mendirikan lembaga pendidikan / sekolah dengan
pola pendidikan Barat, baik sistem maupun isi pendidikannya3. Jadi intinya, Islam harus
meniru Barat agar bisa maju.
b. Golongan yang berorientasi pada sumber Islam yang murni.
Mereka berpendapat bahwa sesungguhnya Islam itu sendiri merupakan sumber dari
kemajuan dan perkembangan peradaban Ilmu Pengetahuan modern. Dalam hal ini Islam
telah membuktikannya. Sebab-sebab kelemahan umat Islam meurut mereka adalah karena
tidak lagi melaksanakan ajaran Agama Islam sebagaimana mestinya. Ajaran Islam yang
sudah tidak murni lagi digunakan untuk sumber kemajuan dan kekuatan. Pola ini dilakukan
oleh Muhammad bin Abdul Wahab, Jamaluddin Al-Afghani, dan Muhammad Abduh.
c. Usaha yang berorientasi kepada Nasionalisme.
Golongan ini melihat di Barat rasa Nasionalisme ini timbul bersamaan dengan
berkembangnya pola kehidupan modern sehingga mengalami kemajuan yang menimbulkan
kekuatan politik yang berdiri sendiri. Keadaan ini pada umumnya mendorong Bangsa timur
dan bangsa terjajah lainnya untuk mengembangkan nasionalisme mereka masing-masing.
Yang mendorong berkembangnya nasionalisme adalah karena kenyataannya mereka terdiri
dari berbagai bangsa dengan latar belakang dan sejarah perkembangan kebudayaan yang
berbeda satu sama lain.
Golongan ini berusaha memperbaiki kehidupan umat Islam dengan memperhatikan situasi
dan kondisi objektif umat Islam yang bersangkutan. Dalam usaha mereka bukan semata
3. Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1982), hlm. 37-38
6
mengambil unsur-unsur budaya Barat yang sudah maju, tetapi juga mengambil unsur dari
budaya warisan bangsa yang bersangkutan. Ide kebangsaan inilah yang akhirnya
menimbulkan timbulnya usaha merebut kemerdekaan dan mendirikan pemerintahan sendiri
dikalangan pemeluk Islam. Sebagai akibat dari pembaharuan dan kebangkitan kembali
pendidikan ini terdapat kecendrungan dualisme sistem pendidikan kebanyakan negara
tersebut, yaitu sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional.
Diantara beberapa tokoh pembaharuan di Turki adalah Sultan Salim III, Sultan
Mahmud II, Tanzimat, Kelompok Usmani Muda, Turki muda, dan Mustafa Kemal.
Sebelum Sultan Mahmud II gerakan pembaharuan sudah dimulai akan tetapi belum banyak
perubahan yang terjadi, seperti pada tahun 1644-1702 Husen Koprulu dan Damad Ibrahim
(1719-1730 M) keduanya menjadi Wajir Agung mengadakan pembaharuan akan tetapi
mendapat tantangan dari Feyzullah sebagai syaikh al-Islam yang menyebabkan konflik
internal dan berhasil wajir tersebut. Dikarenakan keterbatasan penulisan makalah, penulis
hanya membahas tentang Usmani Muda dan Turki muda.
1. Usmani Muda
Kematian Perdana Menteri Ali Pasya ( 1871 M) menandai berakhirnya Tanzimat,
gerakan pembaharuan diganti oleh kelompok Usmani Muda yang berhasil menurunkan
secara paksa Sultan Abdul Aziz pada tahun 1876 melalui fatwa Syaikh al-Islam dan diganti
oleh Murad V yang mendapat dukungan Usmani Muda. Akan tetapi karena Murad V
dianggap tidak berhasil memimpin Turki Usmani dan dianggap sakit mental oleh Syaikh
al-Islam di kemudian hari, maka diganti oleh S sultan Abdul Hamid ( 31 Agustus 1876)
dan perdana menterinya Mihdat Pasya salah seorang tokoh Usmani Muda.
Usmani Muda dalam pembaharuannya terbagi kepada 2 partai ditinjau dari segi
liberalisnya. Usmani Muda pertama liberal yang menghendaki sistem pemerintahan
otonomi bagi daerah-daerah ( desentralisasi), kedua Usmani muda yang tergabung dalam
partai Ittihadi ve Terekki, pemenang pemilu 1908 yang ingin mempertahankan sistem
7
pemerintahan sentralistik. Dan pada tahun 1912 M, partai tersebut juga tampil sebagai
pemenang yang melibatkan diri Turki Usmani dalam perang Balkan bersama Jerman
dengan harapan menjadi media untuk merebut kembali daerah-daerah yang sudah
memerdekakan diri sebelumnya dalam sistem pemerintahan federasi. Diantara negara yang
sudah memerdekakan diri dari Turki Usmani Bulggaria,Austria, Yunani, Bosnia dan
Herzegivina.
Pada perang Dunia I. Turki Usmani bersekutu dengan Jerman sebagai keputusan yang
dilakukan Syaik al-Islam pada tanggal 23 Nopember 1914 dengan mengumumkan perang
suci agar mendapat dukungan umat Islam secara luas. Akan tetapi yang terjadi malah umat
Islam menjadi terkotak-kotak, seperti bangsa Tartar bersatu dengan Rusia, Al Jazair dan
senegal bergabung dengan Prancis, Umat Islam India dan Arab Saudi bergabung dengan
Inggris.
Dampak selanjutnya Arab Saudi menyatakan merdeka dari Turki, begitu juga Syiria dan
Transyordan bangkit melawan Turki, serta terjadi pembelotan yang dilakukan tentara yang
berasal dari suku Arab.
Usmani Muda merupakan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1865 dengan tujuan
untuk mengubah pemerintahan absolut menjadi pemerintahan yang konstitusional. Tokoh
Usmani muda antara lain Sinasi (1824-1871), Ziya Pasya (1825-1880), Namik Kemal
(1840-1888), dan Midhat Pasya (1822-1883). Diantara isi ide-ide pembaharunnya sebagai
berikut:
a). Ekonomi dan politik yang tidak beres dapat diatasi dengan merubah sistem
pemerintahan absolut menjadi pemerintahan konstitusional yang memisahkan kekuasaan
eksekutif, legislatif dan yudikatif. Rakyat sebagai warga negara mempunyai hak politik .
Pemerintahan demokrasi tidak bertentangan dengan ajaran Islam, karena dalam Islam
dikenal sistem bai’ah yang pada hakikatnya merupakan kedaulatan rakyat. Khalifah
sebagai eksekutif tidak boleh mengambil sikap atau tindakan yang berlawanan dengan
maslahat umum ( al-maslahah al-‘ammah), dan tidak melanggar syari’ah, kaum ulama
sebagai pembuat hukum, dan pemerintah yang melaksanakan hukum. Sehingga sistem
pemerintahan konstitusional tidak merupakan bid’ah dalam Islam. Hal ini merupakan ide
8
baru pada saat itu yang memegang sistem otokrasi.
b).Tumbuh ide tanah air Usmani bukan tanah air Turki dengan melihat perlu
adanya persatuan umat Islam di bawah pimpinan Turki Usmani yang mirif Pan-Islamisme.
9
dari dewan pendidikan oleh Fuad tahun 1863. Mesikipun demikian Siansi tiodak
menghentikan harapan-harapanya untuk memulai lagi karir pemerintahanya. Denagn
memodifikasi pendekatan politik dari surat kabarnya Siansi memperoleh kembali
persahabatan dengan Fuad. Tahun 1864 Siansi mulai publikasi Ceride-i Askeriye (surat
kabar angkatan bersenjata), surat resmi kedua dalam pemerintahan usmani. Siansi pernah
meminta kepada Ali untuk suatu posisi pada dewan tertinggi negara kan tetapi ditolak
sehingga dia menjadi oposisi dari para pemimpin Tanzimat. Sinasi kemuadian
meninggalakan Tasvir-i Efkar kepada Naik Kemal, seorang kolega mudanya, dan terbang
ke Perancis menghabiskan masa empat tahun berikutnya
dalam pencarian-pencarian sastra. Dia kembali ke Istambul hanya sebentar sebelum dia
meninggal karena tumor otak tahun 1871.11 Dari tulisan-tulisanya yang berbau sastra
seperti diatas sinasi banyak mengungkap hak-hak rakyat pendapat umum, kesadaran
nasional, pemerintahan konstitusional, dan sebagainya. Meskipun pada masanya Siansi
tidak berhasil banyak dalam merubah kondisi pemeintahan Usmani, akan tetapi tulisan –
tulisanya banyak memberikan inspirasi kepada penerusnya dari Usmani Muda untuk
mewujudkan cita-cita perkumpuilan ini semula.
10
serta kritik terhadap pemerintah ditampung dalam DPR kemudian dijadikan pedoman
unttuk menghasilkan kebijakan pemerintah untuk kepentingan seluruh rakyat.13 Ziya juga
berpendapat bahwa di dalam mengadakan pembaharuan tidak harus meniru barat dalam
segala-galanya. Ziya menentang pendapat yang mengatakan bahwa Islam merupakan
penghalang bagi kemajuan. Kalau diperhatikan, terdapat perbedaan yang mencolok antara
obsesi konstitualisme Ziya dengan yang diangankan oleh para pembaharu Tanzimat. Ziya
memandang bahwa konstitusi kerajaan Usmani haruslah didasarkan kepada syariat Islam.
Sedangkan pembaharu Tanzimat cenderung meniru habis-habisan
hukum barat. Oleh karena itu, meskipun Ziya tampak meminjam model lembaga
konstitusional barat, dia tidak lupa menjastifikasinya dengan pesan alquran dan hadis. 3.
Namik Kemal (1840-1888) Namik Kemal termasuk salah satu dari pemikir terkemuka
Utsmani Muda atau bias dikatakan sebagai penggerak utama kelompok ini. Ia berasal dari
keluarga golongan atas dan memperoleh pendidikan khusus di rumah. Ia mendapat
pelajaran bahasa „Arab, Persia, dan Perancis. Pada tahun 1857 dalam usia yang masih
muda, Namik sudah menjadi pegawai di kantor penerjemahan (Tercűme Odasi) dan
kemudian dipindahkan menjadi pegawai di istana Sultan.14 Namik Kemal banyak
terpengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Ibrahim Sinasi. Tahun 1864 Namik diserahi Sinasi
untuk memimpin surat kabar Tasyir-i Efkar sebelum Sinasi lari ke Paris. Tetapi kemudian
Namik juga terpaksa lari ke Eropa tahun 1867 karena tulisan-tulisannya dan tahun 1870 ia
dibolehkan kembali ke Istambul. Akibat naskah dramanya yang berjudul Watan, sekali lagi
namik harus berurusan dengan Penguasa. Tahun 1874 Namik dideportasi ke Siprus dan
kemudian meninggal disana tahun 1888 dalam usia 48 tahun.15 Diantara ide-ide Namik
Kemal adalah bahawa ide-ide yang dating dari Barat tidak begitu saja diterima, akan tetapi
dicoba untuk disesuaikan dengan ajaran-ajaran Islam. Karena jiwa Islamnya lebih baik,
Namik melancarkan kritis keras terhadap pembaharuan Tanzimat. Ia melihat bahwa dalam
pembaharuan tanzimat itu ajaran-ajaran Islam kurang diperhatikan, bahkan dianggap telah
banyak memakai institusi-institusi sosial Barat yang belum tentu sesuai dengan kebutuhan
masyarakat Timur.16 Namik Kemal melihat bahwa mundurnya kerajaan Utsmani
disebabkan oleh ketidakberesan pada sektor ekonomi dan politik. Ia mengajukan solusi,
bahwa langkah pertama yang harus ditempuh untuk mengatasi persoalan tersebut adalah
11
dengan merubah sistem pemerintahan yang berlaku dikerajaan Utsmanai yang absolute
dengan sistem pemerintahan konstitusional. Ada dua bauh piagam hasil pemabaharuan
tanzimat dianggap belum mencerminkan konstitusi yang memuat pemisahan tiga
kekuasaan menjadi kekuasaan legislative, eksekutif,dan yudikatif.17 Tentang politik,
Namik Kemal memandang rakyat rakyat sebagai warga Negara yang mempunyai hak-hak
politik yang harus dilindungi Negara. Kedaulatan berada ditangtan rakyat. Oleh karena itu,
Negara yang baik adalah Negara yang berdasar kedaulatan rakyat dan harus menggunakan
sistem perwakilan. Wakil-wakil yang dipilih itulah yang akan memegang kedaulatan
rakyatdan pemilihan itu sendiri bisa dilakukan dengan berbagai jalan.18 Pemerintahan
demokrasi menurut Namik Kemal tidak bertentangan dengan Islam, karena dalam Islam
terdapat prinsip kemaslahatan umum (al-maslahat al ‘ammah) merupakan dasar demokrasi.
Sistem demokrasi ini, menurutnya telah dipraktekkan oleh empat Khalifah besar. Namik
menilai sistem bai‟ah dalam pemerintahan khalifah sebagai wujud kedaulatan rakyat.
Untuk menunjang kelancaran di dalam mengurus Negara, khalifah tidak boleh melanggar
syariat, karena syariat sebenarnya merupakan konstitusi yang harus dipatuhi oleh Negara.
Sistem demokrasi dalam pemerintahan Islam harus diperkuat dengan dasar musyawarah.19
Atas dasar argumen-argumen di atas, Namik Kemal berpendapat bahwa sistem
pemerintahan konstitusional bukan merupakan bid’ah dalam Islam. Pemerintahan Utsmani
masa lampau sebetulnya sudah mempraktekkan sistem tersebut. Hanya saja karena sifat
otokratis Sultanlahyang menyebabkan sistem tersebut tidak berjalan dengan baik.20 Di
antara konstitusi- konstitusi yang ada di Eropa, Namik ebih condong kepada model
konstitusi Perancis. Oleh karena itu ia menganjurkan untuk segera dibentuk tiga majlis
dalam pemerintahan konstitusional Kerajaan Utsmani, yaituMajlis Negara (Sura-yi
Deylet), Majlis Nasional (Sura-yi Ummet), dan Senat (Meclis-I Ayan). Institusi pertama
bertugas merancang undang-undang. Institusi kedua membuat undang-undang atas dasar
rancangan yang diajukan oleh Majlis Negara . sedangkan senat bertugas menjadi perantara
antara kekuasaan legislative dan kekuasaan eksekutif dengan berpedoman kepada
undangundang dasar dan prinsip kebebasan rakyat
Ide Namik Kemal yang lain adalah ide cinta tanah air. Yang dimaksud disini adalah
seluruh daerah Kerajaan Utsmani. Untuk memperkuat persatuan diantara seluruh umat
12
Islam dibawah kerajaan Utsmani perlu dibentuk pan-Islam yang bertujuan untuk
bersamasama mempelajari dan menyesuaikan peradaban modern dengan ajaran-ajaran
Islam yang kemudian disiarkan keseluruh Asia dan Afrika.22 Dengan demikian tampak
bahwa Namik Kemal tidak cenderung kepada nasionalisme Turki, tetapi ia lebih
menganjurkan terjaganya integritas wilayah kerajaan Utsmani. Kalau dibandingkan dengan
pemikir-pemikir Utsmani muda lainnya, maka Namik Kemal membawa ide-ide yang lebih
lengkap mengenai ketatalaksanaan pemerintahan. Oleh karena itu dalam menyusun
Undang-undang dasar 1876 kerajaan Utsmani berpedoman pada ide-ide yang dibawa oleh
Nmaik Kemal tersebut.
13
menegaskan bahwa kemajuan Kerajaan Utsmani tidak kan tercapai kecuali jika mau belajar
dari demokrasi bangsa-bangsa Eropa dan meilih sesuatu yang bermanfaat dari peradaban
barat serta membentuk suatu konstitusi.25 Untuk berakomodasi dengan tradisi setempat,
Midhat menganjurkan agar digunakan term-term Islam, seperti musyawarah, untuk
perwakilan rakyat, Syari’at untuk konstitusi, dan bai’ah untuk kedaulatan rakyat.26 Ide
Midhat seperti itu mendapat tantangan dari Sultan maupun Ulama. Tantangan dari Sultan
lahir karena kedaulatan rakyat akan mengurangi kekuasaannya dan sebaliknya akan
memperbesar kekuasaan badan legislative. Tantangan dari Ulama bersumber dari
perbedaan persepsi antar mereka dalam memahami konstitusi. Pembaharu Utsmani muda
memahaminya dari sudut pandang Islam. Oleh karena itu, tidak heran kalau yang tersusun
akhirnya bukanlah konstitusi yang bersifat demokratis, tetapi konstitusiyang berbentuk
semi-otokratis. Konstitusi semacam ini ditandatangani oleh Sultan Abdul Hamid pada
tanggal 23 Desember 1876.27 Meskipun tokoh-tokoh Utsmani muda berhasil
menggulirkan konstitusi tersebut tidak sesuai dengan keinginanmereka semula maka justru
menjadi boomerang bagi mereka. Beberapa pasal yang terdapat dalam konstitusi tesebut
masih memberikan kekuasaan yang terlalu besar bagi Sultan sehingga dapat menekan
gerakan Utsmani muda. Misalnya pasal 3 berbunyi: kedaulatan berada ditangan Sultan;
pasal 4: Sultan bersifat suci dan tidak bertanggung jawab atas perbuatannya; pasal 7: hak-
hak Sultan Antara lain mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri, mengadakan
perjanjian internasional, mengumumkan perang, mengadakan damai dengan Negara-negara
lain, dan membubarkan parlemen; selanjutnya menurut pasal 54: rencana undang-undang
baru dapat menjadi undang-undang kalau sudah disetujui oleh Sultan; dan pasal 113:
Sultan mempunyai kekuasaan mengumumkan keadaan darurat jika dipandang perlu dan
berhak menangkap serta mengasingkan orang-orang yang dianggap berbahaya bagi
Negara.28 Pasal 113 merupakan pukulan yang sangat berat bagi Utsmani muda. Dengan
pasal itulah Sultan Abdul Hamid II dapat menagkap Midhat Pasya dan mengusirnya ke luar
negeri. Sementara itu pembentukan sistem cabinet yang tidak lagi bertanggung jawab
kepada sultan, tetapi kepada parlemen seperti yang diinginkan Utsmani muda tidak
berhasil. Jadi, meskipun Utsmani muda berhasil mengadakan undang-undang dasar bagi
kerajaan Utsmani, akan tetapi tidak berhasil membatasi kekuasaan absolute Sultan. Pada
14
tahun 1877 terjadi perang antara kerajaan Utsmani dengan Rusia. Kejadian ini membuka
kesempatan Sultan Abdul Hamid II untuk mengumumkan Negara dalam keadaan bahaya
(darurat). Dengan dalih Negara dalam keadaan darurat ini, Sutan membubarkan parlemen.
Pada tanggal 14 Februari Sultan juga membekukan konstitusidan mengasingkan orang-
orang yang dianggap berbahaya, termasuk Midhat Pasya. Sejak itulah sampai meningganya
tahun 1883, midhat Pasya tidak lagi terdengar kiprah politiknya. Setelah pembubaran
parlemen ruang gerak kelompok Utsmani Muda dalam berpolitik praktis tertutup. Tokoh-
tokohnya kemudian bergerak di bawah tanah dan berusaha menggulingkan Sultan Abdul
Hamid. Usaha mereka untuk menggulingkan Sultan ini mengalami kegagalan, bahkan
seorang tokohnya Ali Suavi ditangkap dan dihukum bunuh. Kegagalan Utsmani Muda
dalam menancapkan sistem konstitusional dalam pemerintahan Kerajaan Utsmani
membuat mereka bukan hanya dianggap gagal dalam usaha pembaharuan, akan tetapi lebih
dari itu membuat mereka hilang dari arena pembaharuan di Kerajaan Utsmani pada abad
ke-19. Kegagalan Utsmani Muda ini segera disusul dengan munculnya kelompok baru
yang kemudian menamakan diri Turki Muda (Young Turk). Adapun sebab-sebab
kegagalan Utsmani Muda ini antara lain:
1. Konstitusi yang diundangkan bukanlah merupakan desakan rakyat, melainkan desakan
kaum intelektual Utsmani Muda. Sehingga ketika parlemen dibubarkan dan tokohtokoh
Utsmani Muda ditangkapi rakyat tidak bisa bergerak sama sekali.
2. Ide-ide mereka tentang konstitusi masih sulit dipahami oleh rakyat yang tingkat
pendidikannya rata-rata masih rendah . oleh karena itu dukungan rakyat terhadap
perjuangan merka praktis tidak ada.
3. Masih besarnya kekuasaan Sultan sehingga sulit untuk diganggu gugat kekuasaan.
Karena ide-ide mereka dianggap membahayakan kedudukan Sultan maka sangat sulit ide-
ide tersebut terlaksana.
4. Kaburnya ide konstitusi yang doperjuangkan Utsmani Muda dengan mengangkat term-
term Islam untuk mengganti nam term-term Barat ternayata tidak membuat mulusnya ide-
ide tersebut dipahami akan tetapi malah membuat semakin sulit dipahami.
Pada akhirnya, keinginan Utsmani Muda untuk memberlakukan sistem konstitusional di
Kerajaan Utsmani dan meruntuhkan dominasi Sultan yang absolute baru terwujud
15
kemudian atas usaha Mustafa Kamal. Mustafa Kamal berhasil menggulingkan dominasi
Sultan dan berhasil mendirikan Negara Turki Modern yang konstitusional.
2. Turki Muda
Setelah dibubarkannya parlemen dan dihancurkannya gerakan Usmani Muda,
maka Sultan Abdul Hamid memerintah dengan kekuasaan yang lebih absolut.
Kebebasan berbicara dan menulis tidak ada. Dalam suasana yang demikian timbullah
gerakan oposisi terhadap pemerintah yang obsolut Sultan Abdul Hamid sebagaimana
halnya di zaman yang lalu dengan Sultan Abdul Aziz. Gerakan oposisi dikalangan
perguruan tinggi, mengambil bentuk perkumpulan rahasia, dikalangan cendekiawan
dan pemimpin-pemimpinnya lari ke luar negeri dan disana melanjutkan oposisi mereka
dan gerakan di kalangan militer menjelma dalam bentuk komite-komite rahasia.
Oposisi berbagai kelompok inilah yang kemudian dikenal dengan nama Turki
Muda.Tokoh-tokoh Turki Muda, antara lain adalah Ahmad Riza (1859-1930), Mehmed
Murad (1853-1912) dan Pangeran Sahabuddin (1887-1948).
a. Ahmad Riza
Ahmad Riza adalah anak seorang bekas anggota parlemen bernama Injilis
Ali. Dalam pendidikannya ia sekolah di pertanian untuk kelak dapat bekerja dan
berusaha mengubah nasib petani yang malang dan studinya ini diteruskan di
Perancis sekembalinya ia dari perancis ia bekerja di kementerian pertanian, tapi
ternyata hubungan pemerintah dengan petani yang miskin sedikit sekali, karena
kementerian itu lebih disibukkan dengan birokrasi. Kemudia ia pindah ke
kementerian pendidikan namun disini juga disibukkan dengan birokrasi tapi kurang
disibukkan dengan pendidikan.
Pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad Riza antara lain adalah ingin
mengubah pemerintahan yang absolut kepada pemerintahan konstitusional. Karena
menurutnya akan menyeleamatkan Kerajaan Usmani dari keruntuhan adalah
melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan positif dan bukan dengan teologi atau
metafisika. Adanya dan terlaksananya program pendidikan yang baik akan berhajat
16
pada pemerintahan yang konstitusional.
Ia pindah ke Kementrian Pendidikan, karenadengan pendidikanlah, begitu
pendapatnya, mata rakyat dapat dibuka dan dengan demikian perubahan nasib
mereka dapat diwujudkan. Juga pengalaman di Kementrian ini sama. Orang sibuk
dengan soal-soal birokrasi dan bukan soal pendidikan4. Dalam masyarakat Usmani
tradisional, sekolah-sekolah Islam( madrasah ) memiliki monopoli yang kental di
dalam bidang pendidikan. Lulusannya menjadi pejabat tinggi negara, tidak hanya
pada departemen ilmiyye, tetapi juga pada departemen seyfiyye dan kalemiyye5.
4
Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam ( Jakarta : Bulan Bintang, 1992 ), h. 118-119.
5
Abdullahi Ahmed An-Na’im, Islam dan Negara Sekuler ( Bandung : Mizan, 2007 ), h. 335.
17
banyak dipengaruhi oleh pemikiran Barat.
Menurutnya yang pokok adalah perubahan sosial, bukan penggantian Sultan.
Masyarakat Turki sebagaimana masyarakat Timur lainnya mempunyai corak
kolektif, dan masyarakat kolektif tidak mudah berubah dalam menuju kemajuan.
Dalam masyarakat kolektif orang tidak percaya diri sendiri, oleh karena itu ia
tergantung pada kelompok atau suku sedangkan masyarakat yang dapat maju
menurutnya adalah masyarakat yang tidak banyak bergantung kepada orang lain
tetapi sanggup berdiri sendiri dan berusaha sendiri untuk mengubah keadaannya
Walaupun Turki dinyatakan sebagai negara sekuler, Islam tetap berakar kuat
di hati masyarakat Turki. Ini terbukti para petani yang hidup di pedesaan yang
merupakan tiga perempat dari seluruh penduduk Turki tetap merupakan orang-
orang muslim yang shaleh. Pengaruh Islam juga masih terlihat pada kaum buruh
dan pedagang-pedagang kecil. Hal ini membuktikan bahwa sekulerisasi tidak
tumbuh subur di masyarakat Turki yang punya akar keIslaman yang kuat.
D. Faktor-Faktor Pendorong Pembaharuan Islam
1. Kepercayaan terhadap Barat secara keseluruhan yang dialami oleh generasi
baru muslim.
2. Gagalnya system social yang bertumpu pada kapitalisme dan sosialisme
3. Gaya hidup elit sekuler di negara-negara Islam
4. Hasrat untuk memperoleh kekuasaan diantara segmen kelas menengah yang
semakinberkembang yang tidak dapat diakomodasi secara politik.
5. Pencarian keamanan psikologis diantara kaum pendatang baru di daerah
perkotaan.
6. Lingkungan kota
7. Ketahanan ekonomi negara-negara Islam tertentu akibat melonjaknya harga
minyak.
8. Rasa percaya diri akan masa depan akibat kemenangan Mesir atas Israel tahun
1973, Revolusi Iran 1979, dan fajar kemunculan kembali peradaban Islam abad
ke 15 Hijriah (Mazaffar, Chandra ;1988 )
Dalam soal pendidikan, ditekankan bahwa pendidikan di Pakistan harus berdasarkan
18
dan bertujuan untuk merealisasikan citacita pendidika republik Pakistan. Untuk itu,
sistem pendidikan yang dikembangkan harus dijiwai oleh semangat Islam yang
menekankan pada ukhuwah Islamiyah, keadilan sosial dan toleransi. Atas dasar itu,
maka kebijaksanaan pendidikan di Pakistan menetapkan bahwa pendidikan agama
diwajibkan untuk semua pelajar muslim di semua tingkat sistem pendidikan,
menciptakan sistem pendidikan nasional yang terpadu yang menjembatani dua
sistem/aliran yang telah lama berjalan, yaitu aliran tradisional/keagamaan dan aliran
modern/ilmiah, dan juga diadakannya pemisahan pendidikan untuk putra dan putri6.
6
Tadjab, Perbandingan Pendidikan, Surabaya: Karya Abadi utama, 1999, hal. 131
19
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
7
Harun Nasution. Pembaharuan dalam Islam. Jakarta: Bulan Bintang, cet. IX, 1992, h. 105 2
8
Niyazi Berkes. The Development of Secularism in Turkey. Montreal: Mc Gill University press, 1964, h, 205
20
dan anggota keluarga penguasa Mesir, nahkan dua pangeran yang nantinya
bertahta sebagia sultan, yakni Murad V (1976) dan Abdul Hamid II (1976-
1909), termasuk diantara mereka yang terlibat dalam diskusi Usmani Muda.
Penggerak utama perkumpulan ini adalah Namik Kemal (1840- 1888) 9.
Sebelum muncul Usmani Muda di turki sudah muncul para toloh pembaharu
pada masa tanzimat yang juga bertujuan sama, yakni inin menerapkan
konstitusional di Turki. Tetapi setelah diantara pemuka Tanzimat tersebut,
yaitu perdana Menteri Ali Pasya, berkolusi dengan Sultan Azis (1861-1876),
dalam arti tidak menentang kekeuasaan absolute
Usmani Muda merupakan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1865
dengan tujuan untuk mengubah pemerintahan absolut menjadi pemerintahan
yang konstitusional. Tokoh Usmani muda antara lain Mihdat Pasya, Ziya Pasya,
dan Nanik Kemal. Diantara isi ide-ide pembaharunnya ekonomi, politik,
tumbuh ide tanah air usmani bukan tanah air turki. Gerkan Usmani Muda ini
tumbuh dan berkembang melalui pertemuan-pertemuan yang diadakan di Paris
dan London sejak 1867-187110.
DI paris mereka sempat mendirikan sebuah organisasi yang diberi nama
Jeunes Turcs atas jasa Mustafa Fazil, cucu Muhammad Ali dan saudara
Khedewi Ismail dari Mesir. Karena tekanan pemerintahan Perancis dan
kerajaan Usmani mereka lari ke London. Di London ini mereka mendirikan
markas besarnya dan menerbitkan surat kabar. Karena terjadi persaingan antar
kelompok individu Mustaf Fazil tak lagi mau membantu mengucurkan
dananya 11.
Pada tahap awal para pemikir Usmani muda memanfaatkan media
massa dan literatur-literatur untuk menyalurkan ide-ide mereka. Ini terlihat
dengan apa yang dilakukan oleh Ibrahim Sinasi, tokoh senior kelompok ini,
yang kemudian diteruskan oleh tokoh-tokoh penerusnya seperti Namik Kemal.
9
Ibid., h, 204-205.
10
Harun Nasution. Loc. Cit 5 The New Encyclopaedia britanica. Vol. 13.
11
The New Encyclopaedia britanica. Vol. 13. London-Chicago: William Benton Publisher, 1973 h. 788
21
Pada tahap selanjutnya mereka kemudian ikut memasuki lembaga-lembaga
pemerintahan.
22
oleh perkumpulan persatuan dan kemajuan muncul kedepan dengan terang-terangan
menuntut dihidupkannya kembali konstitusi 1876. pada saat yang sama di siapkan
juga seribu tentara untuk menyerbu istambul dan menggulingkan kekuasaan sultan
Abdul Hamid . Menyadari kondisi yang amat rawan tersebut, maka sultan Abdul
Hamid tidak mempunyai altrnatif lain selain menghidupkan kembali konstitusi
1876 untuk mnyelamatkan kedudukan sebagai sultan. Seteelah kembali ke
konstitusi 1876 maka diadakan pemilihan umum dan dibentuk perlemen baru yang
di ketuai oleh Ahmed Riza dari perkumpulan persatuan dan kemajuan. Didalam
perlemen tersebut terdapat dua fraksi. Pertama, fraksi liberal yang menginginkan
desentralisasi. Dan pemerintahan otonomi bagi daerah-daerah. Dengan demikian
mereka bermaksud mempertahankan keutuhan kesatuan kerajaan usmani. Kedua,
fraksi yang mengniginkan bertahannya sentralisasi dalam pemerintahan dengan
unsur Turki sebagai pemegang kekuasaan pusat. Fraksi ini di pengaruhi oleh ide-ide
nasionalisme. Seiring dengan pemberontakan tahun 1908, beberapa wilayah usmani
di erofa melepaskan diri. Austria dapat menggabingkan bosnia dan Herzegovina,
Bulgaria, pulau kreta, Balkan dan Italia. Di daerah pusat ternyata masih banyak
juga rakyat yang setia kepada sultan. Golongan tarekat dan ulama mengkritik Turki
muda sebagai pembaharu yang di pengaruhi pemikiran-pemikiran barat dan tidak
mengindahkan syariat. Mereka membentuk suatu organisasi yang diberi nama
persatuan islam yang dipimpin oleh Mahdeti Murad Bey. Yang bertujuan membela
syariat yang menurut mereka sudah mulai 6 di abaikan dan tidak di indahkan
golongan Turki muda. Di daerah-daerah bukan Turki mulai muncul juga peraaan
nasionalisme. Kedudukan Turki muda memang tidak kuat dan ini dimanfaatkan
oleh sultan Abdul Hamid untuk mengembalikan kekuasaannya. Tetapi Enver Pasya
dan Battalion III masuk istambul dan merampas kekuasaan. Sultan Abdul Hamid
dijatuhkan pada tahun 1909 dan digantikan oleh daudaranya sultan Mehmed V.
pada tahun 1912 diadakan pemilihan umum dan kali ini perkumpulan persatuan dan
kemajuan memperoleh kemenangan besar. Parlemen mereka mnguasai dan kantor
pusat organisasi yang selama ini di salonika di pindahkan ke istambul. Setahun
kemudian golongan militer dari perkumpulan persatuan dan kemajuan
23
menggantikan golongan politisi dalam menguasai pemerintahan. Kekuasaan
terletak ditangan tiga serangkai enver pasya, talat pasya dan kemal pasya.
Pemerintaha tiga serangkai merupakan pemerintahan yang ketat dan tidak bisa
menerima kritik. Partai-partai oposisi mereka bubarkan dan para pemimpinnya lari
keluar negeri. Sungguhpun pemerintaha Turki muda sejak terbentuk sampai saat
membubarkan diri tidak berjalan mulus karena banyak tantangan dan kekacauan
yang di hadapi, namun mereka telah perubahan-perubahan di berbagai bidang.
Harun nasution mengungkapkan perubahan-perubahan tersebut antara lain sebagai
berikut:
1. Bidang administrasi
2. Bidang ekonomi
3. Bidang pendidikan
4. Bidang peradilan
5. Bidang publikasi
24
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembaharuan dalam Islam merupakan suatu keharusan yang terjadi dalam siklus kehidupan
dengan tujuan memperbaiki segala persoalan sosial keagamaan yang sangat dibutuhkan
masyarakat pada saat itu sebagai akumulasi dari sebab akibat yang terjadi di masyarakat,
sehingga melahirkan tokoh-tokoh pembaharuan yang mengadakan perubahan terhadap
keadaan yang sedang berlangsung walaupun harus berlawanan dengan faham dan
pemikiran yang ada.
Karakteristik pembaharuan Islam yang terjadi di Mesir dan Turki ada keragaman yang
menjadi acuan serta latar belakang tokohnya. Pembaharuan di Mesir lebih banyak
berangkat dan digerakan pembaharuan pemikiran akademis baik itu dari lulusan Al-Azhar
sebagai tempat khazanah ilmu atau perguruan tinggi lainnya. Begitu pula latar belakang
kehidupan dan pengalaman seorang tokoh pembaharu akan mewarnai gerakan
pembaharuan yang dilakukannya, seperti adanya perbedaan gerakan
pembaharuan Jamaludin al-Afghani dengan Muhammad Abduh. Sedangkan pembaharuan
di Turki lebih terpokus kepada tokoh kepemimpinan atau kelompok yang menyokong
kekuasaan pada saat itu dengan melihat Barat sebagai acuannya.
Di Mesir tokoh pembaharuan berhadapan dengan keadaan pola pendidikan, politik dan
sosial keagamaan masyarakat yang sedang mengalami penjajahan dari bangsa Barat,
sementara di Turki melihat Barat sebagai negara yang telah mengalahkan mereka di kancah
perpolitikan dunia dengan cara mengimbangi atau lebih banyak belajar kepada Barat dalam
segala halnya. Sehingga segala sesuatu yang akan menghalangi tujuan tersebut akan
dilawan dengan cara revolusioner seperti yang dilakukan Mustafa Kemal yang
menghapuskan kekhilafahan Turki Usmani menjadi Republik Turki.
gerakan Turki muda adalah gerkan oposisi menentang kekuasaan absolute sultan Abdul
Hamid . Turki muda berusaha menghidupkan kembali konstitusi 1876. mereka berhasil
memaksa sultan Abdul Hamid untuk memberlakukan kembali konstitusi 1876 dan
25
kemudian menggantikannya dengan sultan Mehmed. 7 Turki muda dalam perjalanannya
pernah mencapai tampuk kekuasaan dengan dikuasainya perlemen oleh perkumpulan
persatuan dan kemajuan. Namun karena banyaknnya tantangan dan suasana yang tidak
menguntungkan, Turki muda hancur setelah perang dunia I. sungguh pun demikian,
perkembangan Turki usmani berikutnya, seperti di bidang administrasi, ekonomi,
pendidikan, peradilan publikasi dan sebagainya.
B. Saran
Mohon maaf, apabila sekiranya ada kesalahan dalam kata – kata maupun uraiannya yang
kurang berkenan di dalam makalah ini. Maka dari itu kami para penyusun meminta dan
menerima kritik dan sarannya dari teman – teman semua.
26
DAFTAR PUSTAKA
27