Anda di halaman 1dari 12

PEMIKIRAN DAN PEMBARUAN ISLAM

TOKOH TURKI MUDA


Disusun oleh :

Kelompok 10

Finte Tiara ( 200501012)

Mahasiswa Fakultas Adab Dan Humaniora Prodi Sejarah Peradaban Islam

Dosen pengajar : Prof. Dr. H. Misri A. Muchsin, M.Ag.

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH-DARUSSALAM

TAHUN AJARAN 2021-2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan


rahmat dan karunianya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini
bertujuan untuk menyelasikan tugas mata kuliah “Sejarah Pemikiran Dan
Pembaharuan Islam” yang berjudul “Pemikiran Dan Pembeharuan Islam Tokoh
Turki Muda” penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah “Sejarah Pemikiran Dan Pembaharuan Islam”. Kami berharap dapat
menambah wawasan dan pengetehuan khususnya dalam bidang “Sejarah” ini.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. H. Misri A. Muchsin,
M.Ag. selaku dosen mata kuliah ini. Kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam penulisan makalah ini, dan kami juga sangat mengharapkan
kritik serta saran dari para pembaca untuk bahan pertimbangan perbaikan
makalah.

Banda Aceh, 09 November 2022


Penulis

Finte Tiara

2
DAFTAR ISI .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Sejarah Turki Muda ....................................................................................1
B. Biografi Tokoh Turki Muda........................................................................2
BAB II
A. Ahmad Reza ( 1859 – 1931 ).......................................................................3
B. Mehmed Murad (1853-1912).......................................................................3
C. Pangeran Sabahuddin ( 1877-1948).............................................................4
BAB III
A. Kesimpulan..................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Sejarah Turki Muda

Kelompok Turki Muda dikenal sebagai kelompok pembaharu pertama yang


merencanakan industrialisasi. GerakanTurki Muda adalah gerakan reformasi
polotik pada awal abad ke- 20 yang ingin menggantikan sistem monarki absolut di
kelultananUtsmaniyah dengan sistem monarki konstitusional. Kemunculan
gerakan Turki Muda pada dasarnya sebagai refleksi atas pergerakan pembaharuan
yang terjadi sebelumnya dan melatarbelakangi terjadinya revolusi yang
menyebabkan kehancuran bagi Dinasti itu sendiri 1.

Pada 1889 di Prancis terbentuk lah gerakan Turki Muda (jeunesturcs) yang
pada mulanya mempertahankan kerjasama dengan dinasti Usmani namun
menginginkan suatu rezim parlementer dan konstitusional yang membatasi
2
kekuasaan Sultan. Mereka berkeinginan untuk meniru/mengikuti segala
perkembangan yang terjadi pada eropa dengan segala pemikirannya yang mereka
anggap modern dan maju untuk diaplikasikan ke dalam tatanan lama yang berlaku
pada masyarakat Turki.Gerakan Turki Muda terbagi dalam dua faksi besar, yaitu
Liberalis dan Unionis. Mereka sama-sama berada di pihak oposisi terhadap rezim
Sultan Abdul Hamid II dan menginginkan restorasi Konstitusi 1876. Gerakan
Turki Muda berdiri dengan pelopornya, antara lain, Ahmad Riza (1859-1931),
Muhammad Murad (1853-1912), dan Pangeran Sahabuddin (1877-1948), dan
Mustafa Kemal Pasha. Tujuan dari Turki Muda antara lain: menyelamatkan Turki

1 Abdul Hamid, 2010, Pemikiran Modern dalam Islam, Bandung: Pustaka Setia
2Abdul Hamid, 2010, Pemikiran Modern dalam Islam, Bandung: Pustaka Setia

4
dari keruntuhan. Membentuk dan mengembangkan semangat nasionalisme Turki.
Mengadakan perbaikan sosial, ekonomi dan budaya.

B. Biografitokoh – Tokoh Gerakan Nasionalisme Muda Turki


1. Reza ( 1859 – 1931 )
Ahmad Reza adalah anak seorang mantan anggota parlemen
pertama Turqi, bernama injiliz Ali. Sejak muda ia bercita cita igin
mengentaskan rakyat dari kemiskinan ia berkunjung ke desa desa dan
melihat langsung penderitaan kaum petani. 3 Dia berniat untuk melanjut
kan pendidikan nya ke jenjang yang lebih tinggi dengan tujuan suatu saat
nanti ia bisa membantu para petani petani tersebut. Dia melanjutkan studi
nya di bidang pertanian ke Paris, selesai pendidikan di sana ia berkerja di
kementrian pertanian.
2. Mehmed Murad (1853-1912)
Mehmedmurad lahir di tarhu, degistan wilayah kaukasus. Ia lari ke
istambul pada tahun 1873 setelah gagalnya pemberontakan syehsamil di
daerah itu. Kemudian ia belajar ke rusia dan disanalah ia mngenal
pemikiran-pemikiran barat melalui buku-buku seperti socialcontract karya
rosseau. Namun demikian ajaran islam masih mempunyai pengaruh dalam
pemikirannya. Mehmed Murad merupakan orang yang telah memberikan
kontribusi besar kepada Turki Muda. Dia menempuh studi di Rusia dan
mulai mengenal ide-ide Barat (Harb, 2013: 387). Seperti Ahmed Riza,
Mehmed Murad juga melarikan diri ke Eropa untuk menjauh dari
pemerintahan Sultan Abdul Hamid II. Di Eropa, dia terkenal sebagai
seorang wartawan dan menerbitkan sebuah surat kabar Mizan.
3. Pangeran Sabahuddin ( 1877-1948)

3 Tamara Gissela, Suryo Ediyono, Juni 2017. Jurnal “ PEMIKIRAN GERAKAN


TURKI MUDA DALAM UPAYA MENJATUHKAN SULTAN ABDUL
HAMID II (1876-1909 M). Surakarta

5
Pangeran Sabahuddin berasal dari keluarga istana. Dari pihak ayah
ia adalah cucu dari sultan mahmud II. Sedangkan dari pihak ibu ia adalah
keponakan dari sultan hamid. Ibunya bersaudara dengan sultan.
Sabahuddin ikut lari ke erofa dengan ibu bapaknya menjauhkan diri dari
kekuasaan Abdul Hamid.

BAB II

PEMBAHASAN

IDE PEMIKIRAN DAN PEMBARUAN

A. Ahmad Reza ( 1859 –1931 )


Ahmed Riza berpendapat bahwa jalan yang harus ditempuh untuk
menyelamatkan Turki Utsmani dari keruntuhan ialah pendidikan dan ilmu
4
pengetahuan positif, bukan teologi atau metafisika. Menurut
pemikirannya, untuk menghasilkan program pendidikan yang baik harus
berhajat pada pemerintahan konstitusional. Pemerintahan konstitusional
tidaklah bertentangan dengan Islam, karena dalam Islam terdapat ajaran
musyawarah di mana musyawarah adalah dasar pemerintahan
konstitusional.
Menurut Ahmed Riza pendidikan akan terlaksana dengan baik
apabila didukung oleh pemerintahan konstitusional. Selama pemerintahan
masih bersifat absolut maka akan sulit memberikan kebebasan
berfikir.sehingga akibatnya ilmu pengetahuan tidak dapt berkembang.
Itulah sebabnya ahmadriza dalam memorandnum yang di terbitkan di
London thn 1894 menghimbau sultan Abdul Hamid agar mengubah sikap
politiknya agar menghidupkan kembali pemerintahan konstitusional
supaya revolusi dapat dihindari. Ia menyatakan bahwa rakyat tidak

4 Tamara Gissela, Suryo Ediyono, Juni 2017. Jurnal “ PEMIKIRAN GERAKAN


TURKI MUDA DALAM UPAYA MENJATUHKAN SULTAN ABDUL
HAMID II (1876-1909 M). Surakarta

6
menginginkan administrasi yang mengorbankan hak-hak mereka dam
merusak eksistensi mereka dengan tindakan yang sewenang-wenang.

B. Memed Murad
Ide pembaharu yang di bawa Mehmedmurad terletak pada dua
masalah pokok. Pertama, pembatasan kekuasaan absolute sultan dengan
cara menetapkan prinsip musyawarah. Kedua, pemulihan kembali rasa
saling percaya antara wilayah dengan pemerintahan pusat. Masalah
pertama mencerminkan tuntutan konstitusional, sedangkan ide kedua
menampakkan ide islamisasi.Menurut Mehmedmurad Islam bukanlah
penyebab mundurnya kerajaan Usmani, dan bukan pula rakyatnya.
Islam tidak menghalangi kemajuan. Kemunduran kerajaanUsmani
ialah dikarenakan sultan yang memerintah secara absolute. Oleh karenaitu
kekuasaan sultan harus dibatasi. Sebagaimana pemimpin lainnya, ia
berpendapat bahwa musyawarah dalam Islam sama dengan konstitusional
di barat. Karena sultan tidak setuju dengan konstitusi maka ia
mengusulkan supaya didirikan suatu badan pengawas yang bertugas
menjaga supaya undang-undang tidak di langgar oleh pemerintah.
Disamping itu perlu pula diadakan dewan syariat agung yang anggotanya
tersusun dari wakil-wakil Negara Islam di Afrika dan Asia. Ketuanya
adalah syekh al IslamkerajaanUsmani. Dewan syariat agung bertugas
menjaga supaya System musyawarah tidak dilanggar oleh sultan.
Mehmedmurad juga membawa faham pan Islam. Hal ini terlihat
dari pendapatnya bahwa sebab kelemahan kerajaan Usmaniadalah karena
renggangnya hubungan Istambul dengan daerah-daerah. Oleh karena itu ia
mengusulkan supaya mempererat kembali hubungan dan menumbuhkan
rasa saling percaya antara pemerintahan pusat di Istambul dengan
pemerintahan daerah, terutama dengan daerah yang ada di bawah
kekuasaan turki.

C. Pangeran Sabahuddin ( 1877- 1948 )

7
Bergabungnya Pangeran Sabahuddin ke dalam gerakan Turki
Mudamemberikan fase baru bagi aktivitas gerakan tersebut dengan adanya
bantuan finansial darinya. Pangeran Sabahuddin berpendapat bahwa jalan
yang harus ditempuh untuk melakukan revolusi sosial tersebut adalah
pendidikan. Secara individual, rakyat akan mengalami perubahan ke arah
maju, kalau pendidikannya memadai. Dan mereka yang berpendidikan ini
akan menghargai hak-hak individual. Juga dilatih untuk dapat hidup
mandiri dan berusaha merubah hidupnya sendiri.
Sabahuddin meninjau problem yang dialami kerajaan Usmani dari
sudut sosiologi. Ia juga berpendapat bahwa permasalahan yang dialami
kerajaan Usmani dapat di pecahkan dengan terlebih dahulu mengadakan
perubahan sosial, dan bukan penggantian sultan. Menurut Sabahuddin,
masyarakat Turki seperti masyarakat timur lainnya adalah bercorak
kolektif, dan masyarakat semacam ini tidak mudah berubah menuju
kemajuan. Dalam masyarakat kolektif orang tidak percaya kepada diri
sendiri. Dan oleh karena itu tidak dapat berdiri sendiri, melainkan
senantiasa bergantung pada kelompoknya. Baik kelompok itu bentuk
keluarga atau suku-suku bangsa, pemerintah dan sebagainya. Masyarakat
yang dapat maju ialah masyarakat yang anggotanya tidak banyak
tergantung kepada orang lain. Tetapi berusaha sendiri dan berdiri sendiri
untuk merubah keadaan.

8
BAB III

PENUTUTUP

A. KESIMPULAN
Setelah dibubarkannya parlemen dan dihancurkannya gerakan
Usmani Muda, maka Sultan Abdul Hamid memerintah dengan kekuasaan
yang lebih absolut. Kebebasan berbicara dan menulis tidak ada. Dalam
suasana yang demikian timbullah gerakan oposisi terhadap pemerintah
yang obsolut Sultan Abdul Hamid sebagaimana halnya di zaman yang lalu
dengan Sultan Abdul Aziz. Gerakan oposisi dikalangan perguruan tinggi,
mengambil bentuk perkumpulan rahasia, dikalangan cendekiawan dan
pemimpin-pemimpinnya lari ke luar negeri dan disana melanjutkan oposisi
mereka dan gerakan di kalangan militer menjelma dalam bentuk komite-
komite rahasia. Oposisi berbagai kelompok inilah yang kemudian dikenal
dengan nama Turki Muda.
Pembaharuan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pembaharu Turki
Muda, juga telah merembes dalam dunia industrialisasi. Ia merupakan
permbaharu pertama dalam dunia tersebut dengan disahkannya undang-
undang tentang industri, Law forEncouragement of Industry, pada tahun
1909 yang kemudian diperbaharui pada tahun 1915. Disamping itu,
pendidikan bagi kaum wanita telah dibuka lebar-lebar (mulai dari tingkat

9
dasar sampai pada tingkat tinggi). Dan pada tahun 1917 undang-undang
keluarga, Family Law juga telah disahkan oleh pemerintah
Gerakan Turki Muda berdiri dengan pelopornya, antara lain,
Ahmad Riza (1859-1931), Muhammad Murad (1853-1912), dan Pangeran
Sahabuddin (1877-1948), dan Mustafa Kemal Pasha. Tujuan dari Turki
Muda adalah menyelamatkan Turki dari keruntuhan, Membentuk dan
mengembangkan semangat nasionalisme Turki, Mengadakan perbaikan
sosial, ekonomi dan budaya.
Perlu diingat bahwa sejak pertama para pendukung gerakan Turki
Muda ini telah terbagi dalam dua kelompok. Pertama, kelompok liberal
yang menginginkan desentralisasi dan pemberian beberapa hak khusus
bagi kelompok minoritas. Kedua adalah kelompok nasionalis, yang
menginginkan dominan bangsa Turki dan kekuasaan yang terpusat.
Kelompok kedua inilah yang menggunakan CPU (Comiteeon Union and
Progress) sebagai alat secara terbuka untuk memperoleh kekuasaan.

10
Daftar Pustaka

Abdul Hamid, 2010, Pemikiran Modern dalam Islam, Bandung: Pustaka Setia

Hamka, 2005, Sejarah Umat Islam, Singapura: Pustaka Nasional

Eka Martini, 2011, Pemikiran Modern dalam Islam, Palembang: IAIN Raden
Fatah

Harun Nasution 2003, Pembahauan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan


Gerakan, Jakarta: Bulan dan Bintang.

Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran Dan Gerakan Pembaharuan dalam


Dunia Islam. Cet. II; Jakarta: PT Raja Grafindo, 1998.

Tamara Gissela, Suryo Ediyono, Juni 2017. Jurnal “ PEMIKIRAN GERAKAN


TURKI MUDA DALAM UPAYA MENJATUHKAN SULTAN ABDUL
HAMID II (1876-1909 M). Surakarta

https://www.republika.co.id/berita/q6no2g366/keruntuhan-ottoman-dan-
berdirinya-negara-sekuler-2

https://www-britannica-com.translate.goog/topic/Young-Turks-Turkish-
nationalist-movement

11
12

Anda mungkin juga menyukai