Anda di halaman 1dari 20

DAULAH TURKI USMANI

Dosen Pengampu Imran Zulfitri, M.H.

Disusun Oleh :

Rihhadatull Aisyi : 220102113


Faza Nadiyah : 220102058
Mohd. Anfasya Ziandry : 220102133

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kami kesehatan dan kemampuan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “DIKSI” ini dengan baik. Shalawat serta salam selalu kita
curah limpahkan kepada baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW tentunya
kepada para sahabatnya, keluarga, tabi’i dan tabi’at nya, hingga kepada kita
selaku umatnya di akhir zaman ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan konstribusi dalam
penyusunan makalah ini. Tentunya, tidak akan maksimal jika tidak mendapat
dukungan dari berbagai pihak.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Fiqh Kawasan dengan dosen pengampu Imran Zulfitri, M.H..
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga penulis. Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap
semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Banda Aceh, 24 Maret 2023

Kelompok 5
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada zaman pertengahan yang diawali dengan runtuhnya Abbasiyah di


Baghdad, akibat serangan tentara Mongol yang di pimpin oleh Hulagu Khan
pada tahun 1258 hingga akhirnya kekuatan politik islam mengalami
kemunduran yang sangat drastis. Namun tidak harus menunggu waktu yang
cukup lama, kemudian keadaan politik islam secara keseluruhan berangsur
membaik dan pulih bersamaan dengan munculnya tiga kerajaan besar yaitu:
Kerajaan Turki Utsmani di Turki (1300-1922), Kerajaan Safawi di Persia
(1501-1732), dan Kerajaan Moghul di India (1526-1857). Dari tiga kerajaan
yang telah disebutkan paling lama berdirinya adalah Kerajaan Turki Utsmani.

Turki Usmani telah menunjukan kehebatannya dalam menghadapi


serangan musuh, serangan-serangan perluasan yang dilakukannya langsung
masuk kewilayah penting termasuk penaklukan konstantinopel, selain dari
itu, Turki Usmani dianggap sebagai dinasti yang mampu menghimpun
kembali umat islam setelah mengelami kemunduran ilmu pengetahuan dan
politik. Munculnya kerajaan Turki Usmani, kembali menjadikan umat islam
sebagai kekuatan yang solid. Perjalanan panjang sejarah dinasti Turki Usmani
yang dipimpin oleh beberapa pemimpin sehingga menghasilkan corak
kepemimpinannya yang berbeda-beda, termasuk perbedaan dalam
pengambilan kebijakan-kebijakannya yang terjadi pada waktu itu. Baik dalam
bidang sosial, politik, pendidikan dan lain sebagainya.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah berdirinya Daulah Turki Utsmaniyah?

2. Apa saja faktor-faktor yang mendorong kemajuan Daulah Turki


utsmaniyah?

3. Apa saja faktor-faktor yang mengakibatkan runtuhnya Daulah


Turki Utsmaniyah?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya Daulah Turki Utsmaniyah.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong kemajuan Daulah


Turki utsmaniyah.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mengakibatkan runtuhnya


Daulah Turki Utsmaniyah.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah berdirinya Daulah Turki Utsmaniyah

Dinasti turki berasal dari suku Qayigh Aghuz yang di pimpin oleh
Sulaeman Syah. Upaya menghindari serangan Mongol yang sedang berusaha
menguasai dunia Islam. Sulaeman Syah dan sukunya meminta perlindungan
kepada Jalaludin (Dinasti KhawarizmiSyah) di Transoxiana. Jalaludin
meminta agar Sulaeman dan anggota sukunya tinggal di Asia kecil. Masih
dalam menghindari serangan Mongol. Kemudian mereka pindah ke Syam.

Dalam jangka waktu kira kira tiga abad, mereka pindah ke Turkistan
kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad kesembilan atau
kesepuluh, ketika mereka menetap di Asia Tengah. Dibawah tekanan
serangan serangan Mongol pada abad ke 13 M, mereka melarikan diri
kedaerah barat dan mencari tempat pengungsian ditengah saudara-saudara
mereka, orang-orang Turki Seljuk, didaratan tinggi Asia Kecil. Dibawah
pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alauddin II,
Sultan Seljuk yang kebetulan sedang berperang melawan Bizantium. Berkat
bantuan mereka, Sultan Alaudin mendapat kemenangan atas jasa baik itu,
Allaudin menghadiahkan sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan
dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan
memilih kota Syukud sebagai ibukota.

Sejarawan mencatat bahwa Turki Utsmani berdiri tahun (1281 M) terletak


di daerah Asia kecil. Pendirinya adalah Utsman bin Ethogral. Wilayah
kekuasaannya meliputi: Asia kecil dan daerah Trace (1354 M), kemudian
menguasai selat Dardanlese (1361 M),Casablanca (1389 M) selanjutnya
kerajaan Turki menaklukan kerajaan-kerajaan Romawi(1453 M). Kata
Utsman di ambil dari nama kakek mereka yang pertama dan pendiri kerajaan
ini, yaitu Utsman bin Erthogrul bin Sulaeman syah dari suku Qayigh.
Pasukan Erthogul memperoleh gelar “Muqaddimah Sultan”, sedangkan
Erthogul sendiri digelari “Sultan OKI”(Kening Sultan).

Setelah Erthogul wafat pada tahun 1289 M, kepemimpinan dilanjutkan


oleh putranya Usman pada tahun 1300 M. Mongol menyerang dinasti Saljuk
dan Sultan Allaudin II mati terbunuh. Sepeninggal Sultan Allaudin II, Saljuk
terpecah menjadi dinasti-dinasti kecil, dalam keadaan demikian, Utsman
menyatakan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang
dikuasainya. Maka sejak itulah kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri, dan
penguasa pertamanya adalah Usman, yang disebut juga dengan Usman I.
Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padiansyah Ali Usman (Raja Besar
keluarga Usman), tahun 699 H (1300 M), setapak demi setapak wilayah
kerajaan dapat diperluasnya. Ia melakukan ekspansi ke daerah perbatasan
Bizantium dan menaklukan kota Brosseca tahun 1317 M. Kemudian pada
tahun 1326 M kota Brosseca dijadikan ibu kota kerajaan.

Dan sejak itulah Turki Usmani menjadi sebuah dinasti Islam di Turki
dengan mewarisi wilayah kekuasaan yang pernah ditaklukkan oleh dinasti
Turki Saljuq dan penguasa pertamanya adalah Usman bin Erthogrul atau
dikenal dengan Usman I. Raja-raja Turki Usmani memiliki gelar sultan
sekaligus khalifah dan mereka mendapatkan kekuasaan secara turun-temurun.
Dari sekian lamanya Turki Usmani berkuasa, yang diperkirakan kurang dari
625 tahun lamanya, ada empat puluh sultan yang bekuasa sebagai berikut:

1. Usman I 1281 M 21. Ibrahim 1640 M


2. Orkhan 1324 M 22. Muhammad IV 1648 M
3. Murad I 1360 23. Sulaiman II 1678 M
4. Bayazid I 1389 M 24. Ahmad II 1691 M
5. Muhammad I 1413 M 25. Musthafa II 1695 M
6. Murad II 1421 M 26. Ahmad III 1703 M
7. Muhammad II 1444 M 27. Mahmud I 1730 M
8. Murad II (menjabat 29. Musthafa III 1757 M
yang kedua kalinya) 1446 M 28. Usman III 1754 M
9. Muhammad II (menjabat 31. Salim III 1789 M
ketiga kalinya) 1451 M 30. Abdul Hamid I 1774 M
10. Bayazid II 1481 M 32. Musthafa IV 1807 M
11.Salim I 1512 M 33. Mahmud II 1808 M
12. Sulaiman I 1520 M 34. Abdul Majid I 1839 M
13. Salim II 1566 M 35. Abdul Azis 1861 M
14. Murad III 1574 M 36. Murad V 1876 M
15. Muhammad III 1594 M 37. Abdul Hamid II 1876 M
16.Ahmad I 1603 M 38. Muhammad Rasyid 1909 M
17.Musthafa I 1617 M 39. Muhammad VI Wahid al-Din
1918 M
18.Usman II 1618 M 40. Abdul Majid II 1922 M
19. Musthafa I (menjabat kedua kalinya) 1622 M
20. Murad IV 1623 M
Perluasan islam pada masa kerajaan usman semakin meluas, dari
semenanjung Balkan (Negeri-negeri Eropa Timur), kemudian kerajaan
Usmaniyah melebarkan sayapnya kesebelah timur, sehingga dalam waktu
singkat, seluruh Persia dan irak yang dikuasai kerajaan Safawiyah yang
beraliran syi’ah dapat direbut.

Selanjutnya menguasai Syam dan Mesir sehingga, pada tahun 1516 M/


923 H. Kerajaan Usman memegang kendali dunia islam,dengan pusat
pemerintahannya di Istanbul. Pada periode ini, terlihat terbentuknya
pemerintahan Formal Utsmaniyah, yang bentuk intuisi tersebut tidak berubah
selama empat abad. Kemudian pemerintah utsmaniyah mengembangkan
suatu sistem yang dikenal dengan sebutan yang bernama Millet (berasaldari
Bahasa Arab yang berarti Millah), yang mana kelompok agama dan suku
minoritasdapat mengurus masalah mereka sendiri tanpa intervensi dan kontrol
yang banyak dari pemerintah pusat.

Setelah usman meninggal, selanjutnya digantikan oleh Orkhan (726


H/1326 M. Pada masa pemerintahannya, kerajaan Turki Usmani dapat
menaklukan Azmir (Smirna) tahun 1327 M, Thawasyanli (1330 M),
Uskandar (1338 M), Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M), daerah ini
adalah adalah bagian Benua Eropa yang pertama kali diduduki Kerajaan
Usmani.

Faktor penting yang mendukung atas keberhasilan dalam melakukan


ekspansi adalah keberanian, keterampilan, ketangguhan dan kekuatan
militernya yang sanggup bertempurkapan dan dimanapun berada. Kemajuan
ekspansi pada masa awal Turki Usmani sempat menimbulkan kecemasan
bangsa-bangsa Eropa sehingga mereka belakangan mengerahkan kembali
pasukan salib. Pada tahun 1396 kekuatan Eropa yang dipimpin oleh pasukan
Usmani dalam peperangan di Nicopolis dan kota Vinecia yang diduduki oleh
pasukan Usmani. Pada tahun 1444 M Uskup gereja bersamaan dengan
persekutuan militer yang digerakkan oleh raja polandia, Hungaria, Naples,
Transylvania, Serbia,Vinecia, dan Genoa melancarkan serangan pasukan salib
yang kesekian kalinya. Serangan mereka dapat dipatahkan di dalam
peperangan di Varna. Kekalahan demi kekalahan Eropa ini menyebabkan
tidak tersisanya kekuatan Eropa sehingga mereka tidak mampu menahan
serangan pasukan muslim terhadap konstantinopel ditahun 1453 M. Dengan
keberhasilan penaklukan Konstantinopel ini, seluruh ambisi umat Islam untuk
menundukkan imperium Romawi tercapailah sudah.

Setelah Orkhan meninggal kemudian digantikan oleh Murad I, yang


berkuasa pada tahun (761 H/ 1359 M-789 H/1389 M), selain memantapkan
keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan ke daerah Benua Eropa. Ia
dapat menaklukan Adrianopel kemudian dijadikannya ibukota kerajaan yang
baru, Macedonia, Sopia, Salonia, dan seluruh utara bagian yunani. Merasa
cemas terhadap kemajuan ekspansi kerajaan ini ke Eropa, Paus mengobarkan
semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk
memukul mundur Turki Usmani. Pasukan ini dipimpin oleh sijisman, raja
Hongaria. Namun sultan Bayazid I (1389-1403 M), pengganti Murod I, dapat
menghancurkan pasukan sekutu Kristen Eropa tersebut. Peristiwa ini
merupakan catatan sejarah yang amat gemilang bagi umat Islam.

Ekspansi kerajaan Usmani sempat terhenti beberapa lama, ketika ekspansi


diarahkan ke Konstantinopel. Tentara Mongol yang di pimpin oleh Timur
Lenk, melakukanserangan ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi di Ankara
tahun 1402 M. tentara Turki Usmani mengalami kekalahan. Bayazid bersama
putranya, Musa tertawan dan wafat dalam tawanan tahun 1403 M. Setelah
Timur Lenk meninggal dunia tahun 1405 M dan kesultanan mongol terpecah-
pecah, Turki Usmani melepaskan diri dari kekuasaan Mongol, selanjutnya
mengadakan perbaikan-perbaikan dan meletakan dasar-dasar keamanan
dalam negeri. Usaha ini diteruskan oleh Murad II (1421-1451 M) sehingga
Turki Usmani mencapai puncak kemajuannya pada Masa Muhammad II atau
biasa disebut Muhamad al-fatih (1451 M). gelar ini disandangnya setelah
berhasil menaklukan benteng Konstantinopel dan diganti namanya menjadi
Istambul yang asal katanya Islambul (artinya Tahta Islam). Yang pada saat ini
sebagai benteng pertahanan terkuat kerajaan Bizantium.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Demokrasi Pancasila

Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi berdasarkan paham


kekeluargaan dan gotongroyong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat.
Dasar demokrasi pancasila adalah kedaulatan rakyat seperti yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Pelaksanaannya diatur dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945,
yang berbunyi kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat. Makna demokrasi pancasila pada dasarnya
adalah perluasan keikut sertaan rakyat dalam berbagai kehidupan bermasyarakat
dan kehidupan bernegara yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Hal ini berarti, keinginan-keinginan rakyat tersebut dapat
disalurkan,baik melalui lembaga-lembaga Negara maupun melalui organisasi
politik, organisasi massa, dan media politik lainnya. Demokrasi pancasila tidak
hanya meliputi demokrasi di bidang pemerintahan atau politik, tetapi juga telah
berkembang menjadi demokrasi dalam arti yang luas. Demokrasi dalam arti luas
meliputi berbagai sistem dalam masyarakat, seperti sistem politik, ekonomi, sosial
dan sebagainya.
Pengertian Demokrasi Pancasila Menurut Para Ahli. Agar lebih memahami
mengenai sistem demokrasi ini, maka kita dapat merujuk pada pendapat para ahli
berikut:
1. Drs. C.S.T. Kansil, SH.
Menurut Drs. C.S.T. Kansil, SH., pengertian demokrasi Pancasila adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, yang merupakan sila keempat dari dasar
Negara Pancasila seperti yang tercantum dalam alinea ke 4 Pembukaan
UUD 1945.

2. Prof. R.M. Sukamto Notonagoro


Menurut Prof. R.M. Sukamto Notonagoro, pengertian demokrasi Pancasila
adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan yang berKetuhanan YME, yang
berkemanusiaan yang adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia,
dan yang berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Prof. Dardji Darmo Diharjo


Menurut Prof. Dardji Darmo Diharjo, pengertian demokrasi Pancasila
adalah paham demokrasi yang bersumber dari kepribadian dan falsafah
hidup bangsa Indonesia, yang perwujudannya seperti dalam ketentuan-
ketentuan Pembukaan UUD 1945.

4. Garis Besar Haluan Negara (GBHN)


Berdasarkan GBHN tahun 1978 dan tahun 1983, demokrasi Pancasila
adalah tujuan dari pembangunan politik di Indonesia dimana dalam
pelaksanaannya diperlukan pemantapan kehidupan konstitusional
kehidupan demokrasi dan tegaknya hukum.
B. Ciri-Ciri Demokrasi Pancasila

Pada dasarnya sistem demokrasi ini memiliki kesamaan dengan demokrasi


universal, namun terdapat perbedaan di dalamnya. Adapun ciri-ciri demokrasi
Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi.

2. Dilakukan kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara


berkesinambungan.

3. Menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak


masyarakat minoritas.

4. Proses demokrasi dapat menjadi ajang kompetisi berbagai ide dan cara
menyelesaikan masalah. Ide-ide yang paling baik bagi Indonesia akan
diterima, dan bukan berdasarkan suara terbanyak.

C. Prisip-Prinsip Demokrasi Pancasila

Sistem demokrasi ini sesuai dengan budaya dan karakter bangsa Indoensia.
Adapun beberapa prinsip sistem demokrasi ini adalah sebagai berikut:
1. Memastikan adanya perlindungan HAM.
2. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah.
3. Adanya badan peradilan independen yang bebas dari intervensi pemerintah atau
kekuasaan lainnya.
4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik sebagai media untuk
menyalurkan aspirasi
rakyat.
5. Rakyat merupakan pemegang kedaulatan dan dilaksanakan berdasarkan UUD
1945.
6. Berperan sebagai pelaksana dalam PEMILU.
7. Adanya keseimbangan antara kewajiban dan hak.
8. Kebebasan individu harus bertanggungjawab secara moral kepada Tuhan Yang
Maha Esa, diri sendiri, masyarakat, dan negara.
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.
10. Penyelenggaraan pemerintah berdasarkan hukum, sistem konstitusi, dimana
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

D. Asas-Asas Demokrasi Pancasila

Ada dua asas yang terkandung di dalam sistem demokrasi Pancasila. Adapun
asas-asas tersebut adalah sebagai berikut:
1. Asas Kerakyatan
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memiliki kesadaran
dasar rasa cinta dan padu dengan rakyat, sehingga dapat mewujudkan
cita-citanya yang satu.

2. Asas Musyawarah
Maksud dari asas ini adalah agar bangsa Indonesia memperhatikan
aspirasi dan kehendak seluruh rakyat melalui permusyawaratan untuk
mencapai kesepakatan bersama.Dalam hal ini, musyawarah menjadi
media untuk mempersatukan pendapat dengan memberikan pengorbanan
dan kasih sayang untuk kebahagiaan rakyat Indonesia.

E. Norma-Norma Dalam Demokrasi Pancasila

Dalam demokrasi Pancasila ada beberapa norma-norma penting yang harus


diperhatikan, yaitu:
1. Keterbukaan yang berarti adanya saling keterbukaan antara penguasa
negara dengan warga negara, antar golongan dan antar warga negara.
2. Keadilan dalam menyelengarakan keadilan perlu diperhitungkan adanya
kesamaan dan perbedaan antar manusia. Prinsip keadilan ini membatasi
kekuasaan manusia terhadap manusia, mencegah tindakan sewenang-
wenang dan menciptakan ketertiban dan perdamaian.
3. Kebenaran, kebenaran adalah kesamaan antara gagasan dan peernyataan
dalam kata dan perbuatan, antara kepribadian dan pengakuannya. Norma
keadilan akan lebih berarti bagi manusia apabila dibarengi dengan norma
kebenaran.
F. Fungsi Demokrasi Pancasila

Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:


1. Menjamin adanya keikut sertaan rakyat dalam kehidupan bernegara.
Contohnya: Ikut menyukseskan pemilu, ikut menyukseskan pembangunan,
ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan, dan lain-lain.
2. Menjamin tetap tegaknya Negara Republik Indonesia.
3. Menjamin tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
mempergunakan sistem konstitusional.
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila.
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara
lembaga negara.
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab.
Contohnya: Presiden adalah Mandataris MPR dan Presiden bertanggung
jawab kepada MPR.

G. Cara-Cara Pengamalan Demokrasi Pancasila

1. Bidang Politik

Menghargai kebebasan berpendapat, berorganisasi baik organisasi


kemasyarakatan atau agama, sosial dan politik. - Melaksanakan hak pilih
dan hak dipilih dalam pemilu. - Menghormati kebebasan berpolitik antar
sesama warga.

2. Bidang Agama

Kerukunan hidup umat beragama. - Menghormati kebebasan ibadah


beragama. - Kebebasan dalam mengamalkan ibadah kepada Tuhan Yang
Maha Esa.

3. Bidang Ekonomi
Mewujudkan perekonomian rakyat berdasarkan asas kekeluargaan dalam
bentuk koperasi. - Mewujudkan kerja sama antara pengusa kecil dan
penguasa besar sebagai mitra usaha. - Melaksanakan kerja sama yang baik
antara pengusaha bank dan pinjaman awal.

4. Bidang Keamanan

Melaksanakan piket siskamling. - Mendamaikan tetangga yang bertikai. -


Mengadakan musyawarah untuk menghindari pencurian dan
penyalahgunaan narkoba.

5. Bidang Sosial Budaya

Memberikan pertolongan kepada masyarakat yang mendapat musibah.


Bencana alam, dan sebagainya.Menumbuhkan rasa solidaritas, kesetia
kawan dan kepedulian sosial bersama pemerintah dalam memberantas
kemiskinan. Melaksanakan hidup gotong royong musyawarah dalam
berbagai kegiatan yang tumbuh dimasyarakat misalnya perkawinan,
khitanan. Membuat rumah, memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan
RI.
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan

Demokrasi pancasila adalah paham demokrasi berdasarkan paham


kekeluargaan dan gotongroyong yang ditujukan kepada kesejahteraan
rakyat.Dasar demokrasi pancasila adalah kedaulatan rakyat seperti yang tercantum
dalam pembukaan UUD 1945.Pelaksanaannya diatur dalam pasal 1 ayat 2 UUD
1945, yang berbunyi kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat. Pengertian demokrasi juga banyak di
kemukakan oleh beberapa para ahli.

Adapun ciri-ciri demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut:


Penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan konstitusi. Dilakukan
kegiatan Pemilihan Umum (PEMILU) secara berkesinambungan. Menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) dan melindungi hak masyarakat minoritas.

Adapun beberapa prinsip sistem demokrasi ini adalah sebagai berikut:


Memastikan adanya perlindungan HAM. Keputusan diambil berdasarkan
musyawarah. Adanya badan peradilan independen yang bebas dari intervensi
pemerintah atau kekuasaan lainnya. Adanya partai politik dan organisasi sosial
politik sebagai media untuk menyalurkan aspirasi rakyat.

Ada dua asas yang terkandung di dalam sistem demokrasi Pancasila yaitu
asas kerakyatan dan musyawarah.

Dalam demokrasi pancasila ada beberapa norma-norma penting yang harus


diperhatikan yaitu keterbukaan,keadilan dan kebenaran.

Cara pengamalan demokrasi pancasila dapat diberbagai bidang yaitu bidang


politik,bidang ekonomi,bidang agama,dan bidang sosial.

B. Saran

Pada penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari masih banyak


terdapat kekurangan-kekurangan yang terdapat di dalamnya, baik berupa Bahasa
maupun cara penyusunannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
guna menciptakan penyusunan makalah yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia


Pustaka Utama.
Efendi, Jonaedi. 2016. Kamus istilah hukum populer. Jakarta : Prenadamedia
Group.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan.
Malang: Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.
Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara
Ilmu.
Sugiarto, T.R. dkk. 2021. Ensiklopedi Pancasila: Arti Pancasila dan Demokrasi
Pancasila.Yogyakarta: Hikam Pustaka

Anda mungkin juga menyukai