Anda di halaman 1dari 8

KRONLOGI TERBENTUKNYA DINASTI TURKI UTSMANI

2 KHLIFAH PERTAMA

DISUSUN OLEH :

Kelompok 1
Amantubillah (2120402013)
Fahri (2120402016)

Dosen Pengampu :
Padila M.Hum

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2023
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman pertengahan yang diawali dengan runtuhnya Abbasiyah di
Baghdad, akibat serangan tentara Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan
pada tahun 1258 hingga akhirnya kekuatan politik Islam mengalami
kemunduran yang sangat drastis. Namun tidak harus menunggu waktu yang
cukup lama, kemudian keadaan politik Islam berangsur membaik dan pulih
bersamaan dengan munculnya tiga kerajaan besar, yaitu : kerajaan Turki
Utsmani (1288-1924) kerajaan Safawi (1501-1736), dan kerajaan Moghul di
India (1526-1857). Dari tiga kerajaan diatas, kerajaan Turki Utsmani adalah
kerajaan yang bertahan paling lama.
Turki Utsmani telah menunjukkan kehebatannya dalam menghadapi
serangan musuh, serangan-serangan perluasan yang dilakukannya langsung
masuk kewilayah penting termasuk penaklukan Konstatinopel, selain dari itu,
Turki Utsmani dianggap sebagai dinasti yang mampu menghimpun kembali
umat Islam sebagai kekuatan yang solid. Perjalanan panjang sejarah dinasti
Utsmani yang dipimpin oleh beberapa pemimpin sehingga menghasilkan corak
kepemimpinan yang berbeda-beda, termasuk perbedaan dalam pengambilan
kebijakan-kebijakannya yang terjadi pada waktu itu, baik dalam bidang sosial,
politik, pendidikan dan lain sebagainya.

PEMBAHASAN
A. Sejarah Berdirinya Dinasti Turki Utsmani
Turki Utsmani atau Negara Turki disebut juga negara di dua benua dengan
luas wilayah 814.578 kilometer persegi, 97% (790.200 Km persegi ) wilayah
nya terletak di benua Asia dan sisanya sekitar 3% (24.378 Km Persegi ) terletak
di benua Eropa. Posisi geografi yang strategis itu menjadikan Turki jembatan
antara Timur dan Barat. Bangsa turki diperkirakan berasal dari Asia Tengah.
Secara historis, bangsa Turki mewarisi peradaban Romawi di
Anatolia,peradaban Islam, Arab, dan Persia sebagai warisan dari Imperium
Utsmani dan pengaruh negara-negara Barat Moderm. Hingga saat ini bangunan-
bangunan bersejarah Byzantium masih banyak ditemukan di Instanbul dan kota
lainnya di Turki. Yang paling terkenal adalah Aya Sofya suatu Gereja di masa
Byzantium yang berubah fungsinya menjadi masjid pada masa Khalifah
Utsmani dan sejak pemerintahan Mustafa Kemal hingga saat ini.

2
Dinasti Turki Utsmani didirikan oleh kabilah Qayigh Oghus, salah satu anak
suku Turki yang mendiami sebelah barat gurun Gobi atau daerah Mongol serta
daerah utara negeri Cina, yang dipimpin oleh Suleiman Syah. Ketika ekspansi
tentara Mongol, ia mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan
bangsa Mongol yang menyerang dunia Isla.Suleiman Syah dan anggota
sukunya lari ke arah Barat dan meminta perlindungan kepada Jalaluddin,
pemimpin terakhir dinasti Khawarizm di Transoxiana (1219-1220 M).
Jalaluddin menyuruh Suleiman Syah agar pergi ke arah Barat (Asia Kecil) dan
mereka menetap di sana. Setelah reda serangan Mongol terhadap mereka,
Suleiman Syah menyeberangi Sungai Efrat (dekat Allepo). Namun, ia
tenggelam dan memiliki empat putra yang bernama, Shunkur, Gundogdur, al-
Thugril, dan Dundar. Dua putranya yang pertama kembali ke tanah air mereka.
Sementara dua yang terakhir bermukim didaerah Asia Kecil. 1

Bersama 400 kepala keluarga, al-Thugril atau disebut juga dengan Erthugrul
bin Suleiman Syah mengabdikan dirinya kepada Sultan Alauddin II dari dinasti
Saljuk Rum yang pusat pemerintahannya di Kuniya, Anatolia, Asia Kecil. Pada
saat itu, Sultan Alauddin II sedang menghadapi bahaya peperangan dari bangsa
Romawi yang mempunyai kekuasaan di Romawi Timur (Byzantium). Dengan
bantuan dari bangsa Turki pimpinan Erthogrol, Sultan Alauddin II dapat meraih
kemenangan. Atas jasa baik tersebut, Sultan menghadiahkan sebidang tanah
yang berbatasan dengan Byzantium bernama Sugyat. Sejak itu Erthogrol terus
membangun wilayah barunya dan berusaha memperluas wilayahnya dengan
merebut wilayah Byzantium.

Pada 1288 Erthugrul meninggal dunia, dan meninggalkan putra yang


bernama Utsman, yang diperkirakan lahir pada 1258 M. Utsman inilah yang
ditunjuk oleh Erthugrul untuk meneruskan kepemimpinannya dan disetujui
serta didukung oleh Sultan Saljuk pada saat itu. Nama Utsman inilah yang
kemudian diambil sebagai nama untuk kerajaan Turki Utsmani dan dianggap
sebagai pendiri Dinasti Utsmani.

Sebagaimana ayahnya, Utsman juga banyak berjasa kepada Sultan


Alauddin II. Kemenangan- kemenangan dalam setiap peperangan diraih oleh
Utsman. Berkat keberhasilan inilah benteng-benteng Byzantium yang
berdekatan dengan Broessa dapat ditaklukan. Keberhasilan Utsman ini
membuat Sultan Alauddin II semakin simpati dan banyak memberi hak
istimewa pada Utsman. Bahkan Utsman diangkat menjadi gubernur dengan
gelar Bey.2

1 Suyuthi Pulungan, Sejarah Peradaban Islam. ( Jakarta :Amzah , 2018 ), hlm. 255-256.
2Diambil dari wikipedia arti kata Bey adalah gelar untuk kepala suku.

3
Penyerangan bangsa Mongol pada 1300 ke wilayah kekuasaan Saljuk Rum
mengakibatkan terbunuhnya Sultan Saljuk tanpa meninggalkan putra sebagai
pewaris kesultanan. Akibat kekosongan pemerintahan inilah, Utsman
memerdekakan wilayahnya dan bertahan terhadap serangan bangsa Mongol.
Utsman memproklamirkan kemerdekaan wilayahnya dengan nama Kesultanan
Utsmani.3

B. Daftar Nama Sultan Turki Utsmani


1. Periode pertama, Sultan-sultannya ialah :
a. Utsman I (1299-1326 M).
b. Orkhan (1326-1359 M).
c. Murad I (1359-1389 M).
d. Bayazid I Yilidirim (1389-1402 M).
2. Periode kedua, sultan-sultannya ialah;
a. Muhmmad I (1403-1421 M).
b. Murad II (1421-1451 M).
c. Muhammad II Fatih (1451-1481 M).
d. Bayazid II (1481-1512 M).
e. Salim I ( 1512-1520 M).
f. Suleiman I Qanuni ( 1520-1566 M).
3. Periode Ketiga, Sultan-sultannya ialah;
a. Salim I (1566-1573 M).
b. Murad III (1573-1596 M).
c. Muhammad III (1596-1603 M).
d. Ahmad I (1603-1617 M).
e. Mustafa I (1617-1618 M).
f. Utsman II (1618-1622 M).
g. Mustafa I yang kedua kalinya (1622-1623 M).
h. Murad IV (1623-1640 M).
i. Ibrahim I (1640-1648 M).
j. Muhammad IV (1648-1687 M).
k. Suleiman III (1687-1691 M).
l. Ahmad II (1691-1695 M).
m. Mustafa II (1695-1703 M).
4. Periode Keempat, Sultan-sultannya ialah;
a. Ahmad III (1703-1730 M).
b. Mahmud I (1730-1754 M).
c. Utsman III (1754-1757 M).
d. Mustafa III (1757-1774 M).
e. Abdul Hamid I (1774-1788 M).
f. Salim III (1789-1807 M).

3Suyuthi Pulungan, Sejarah Pendidikan Islam, hlm. 146.

4
g. Mustafa IV (1807-1808 M).
h. Mahmud II (1808-1839 M).
5. Periode Kelima, Sultan-sultannya ialah;
a. Abdul Majid I (1831-1861 M).
b. Abdul Aziz (1861-1876 M).
c. Murad V (1876 M).
d. Abdul Hamid II (1876-1909 M).
e. Muhammad V (1909-1918 M).
f. Muhammad IV (1918-1922 M).
g. Abdul Majid II (1922-1924 M).

C. Sultan Utsman I (1299-1236 M).


Pada saat ayah ustsman meninggal pada tahun 687 H, Utsman
mengantikan posisinya. Di awal kepemimpinannya hal yang paling utama
dia lakukan adalah memperluas wilayah kekuasaan dinastinya, semua itu
tak terlepas dari persetujuan alaudin, amir karaman. Pada tahun 699 H,
Pasukan mongol menyerbu keamiran Karaman. Lantas hal itu membuat
alaudin dengan cepat melarikan diri ke wilayah Byzantium, akan tetapi ia
meninggal dunia pada tahun itu juga. Setelah kematiannya, Ghiyatsudin
putranya yang mengantikan posisi mendiang sang ayah. Akan tetapi ia
meranggangkan nyawa di tangan monggol. Maka itulah kesempatan ustman
untuk bisa menjadi penguasa tunggal atas wilayah-wilayah kekuasaan itu
sangat besar. Maka Ia mendirikan Negara ustmani yang dialamatkan kepada
nya.
Wilayah kerajaan Utsmani semakin lama semakin meluas setelah
berhasil menaklukkan beberapa wilayah, seperti Azmir (1327 M),
Tharasyanli (1330 M)m Iskandar (1338 M), Ankara (1354 M), dan Gallipoli
(1356).
Pada masa Dinasti Utsmani, sistem pemerintahan telah tertata
dengan baik. Kekuatan militernya pun dapat diandalkan. Perubahan
mendasar yang dilakukan oleh Orhan Ghazi (penguasa Utsmani 1323M-
1362 M) adalah menata kekuatan militer agar menjadi mesin yang handal
saat berperang. Pada masa ini, muncul kelompok-kelompok elite militer
yang disebut Janissary atau Inkisyariyah yang merupakan kekuatan
penghancur dan penakluk negeri-negeri non muslim.
Utsman pun mengajak para amir Romawi Byzantium yang berada
di Asia Kecil untuk masuk Islam. Jika menolak maka mereka diharuskan
membayar upeti (jizyah). Dan, jika mereka menolak membayar jizyah,
konsekuensinya mereka akan diperangi. Para amir Romawi Byzantium itu
pun khawatir kehilangan kerajaan mereka, sehingga mereka mereka
meminta bantuan Mongol untuk melawan Negara Utsmani. Hanya saja

5
Utsman telah mempersiapkan sekelompok pasukan di bawah komando
Orkhan putra keduanya. Ia lantas memberangkatkan sang putra untuk
memerangi Mongol. Orkhan pun dapat mengobrak-abrik kekuatan Mongol.
Sekembalinya pulang, ia menaklukkan Kota Bursa pada tahun 717 H seraya
menjamin keamanan penduduknya. Karena diperlakukan Orkhan dengan
baik, mereka memberinya tiga puluh ribu keping uang emas. Sementara
penguasa kota itu, Evronos, langsung memeluk Islam. Jadilah ia salah satu
jenderal yang paling menonjol.4
Kemudian Utsman wafat pada tahun 726 H. Sebelumnya ia telah
mewasiatkan tampuk kekuasaan bagi Orkhan putranya. Utsman pun
dimakamkan di Kota Bursa. Selanjutnya kota tersebut dijadikan makam
keluarga Dinasti Utsmani. 5
D. Sultan Al Ghazi Orkhan (726-761 H /1326-1359 M).

Orkhan adalah putra kedua, Utsman berwasiat agar takhta diserahkan


kepadanya jika sang ayah sudah tiada. Pasalnya, karakter Orkhan bercita-cita
tinggi dan pemberani. Sedangkan Alauddin putra sulung Utsman tidak
diserahinya takhta karena la cenderung untuk beruzlah (menyendiri dalam
ibadah) dan hidup warak. Itulah alasan Utsman tidak mewariskan takhtanya
kepada si putra sulung. Alauddin pun tidak mempermasalahkan wasiat sang
ayah. Namun, Orkhan tetap menghormati kakaknya itu dan menyerahkan
urusan dalam negeri kepadanya. Dalam menjalankan roda pemerintahannya.
Orkhan lebih berkonsentrasi pada ekspansi wilayah kekuasaan dan urusan-
urusan luar negeri. Selain itu, Orkhan memindahkan ibu kota negara ke Kota
Bursa.

Orkhan pemimpin Turki Usmani yang pertama kali mengorganisasi


kekuatan militer dengan baik serta taktik dan strategi tempur yang teratur. Pada
periode ini tentara Islam pertama kali masuk ke Eropa.

Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara.


Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji tiap bulannya.
Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat mendapatkan
harta rampasan perang (Mal al-Ghanimah). Ketiga, tentara Jenissary atau
Inkisyariyah (tentara yang direkrut pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan
adalah anak-anak Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin yang kuat).
Pasukan inilah yang dapat mengubah negara Turki Usmani menjadi mesin
perang yang paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam
penaklukan negeri-negeri non muslim.
Orkhan juga membenahi angkatan laut karena ia mempunyai peranan yang
besar dalam perjalanan ekspansi Turki Usmani. Pada abad ke-16, angkatan laut

4 Taufik Muhammad dkk, Ensiklopedi Sejarah Islam, (Uassasah Iqra : Jakarta)


5 Abusyuja, Sejarah Singkat Turki Utsmani dan Prestasinya, 2021

6
Turki Usmani mencapai puncak kejayaan, karena dengan cepat dapat
menguasai wilayah yang amat luas baik di Asia, Afrika, maupun Eropa.

Faktor utama yang mendorong kemajuan di lapangan kemiliteran ini adalah


tabiat bangsa Turki itu sendiri yang bersifat militer, berdisiplin, dan patuh
terhadap peraturan. Yang mana tabiat ini merupakan tabiat yang mereka warisi
dari nenek moyangnya di Asia Tengah.6

KESIMPULAN

Berdiri selama 636 tahun bukan waktu yang singkat untuk sebuah
dinasti bisa mempertahankan dinasti yang berawal dari wilayah kecil dan
menjadikan sebuah dinasti yang hampir separuh wilayahnya di menutupi
daratan bumi .
di atas telah di papar kan bagaimana proses sistem berkembang nya
dinasti turki Utsmani untuk bisa memperluas wilayah dan memperkuat kan
sistem militer pada saat itu. Jadi bisa kita analogi kan bahwasanya di balik
baik nya proges yang terjadi ketika mula-mula dinasti ini berkembang ada
sosok figur yang sangat cakap dalam menjalankan tugas memimpin, meskipun
hanya melanjutkan masa kepemimpinan ayah nya namun Sultan Al Ghazali
Utsman 1 bisa menunjukkan taringnya dalam mengembangkan dinasti yang
pernah di pegang ayahnya. Beliau memfokuskan untuk memperluas wilayah
kekuasaannya dan menata kekuatan militer nya agar menjadi dinasti yang
mempunyai pasukan yang tak terkalahkan di Medan perang.
Selain menjelaskan kepemimpinan Utsman penulis juga memaparkan
tentang Khalifa kedua dari dinasti turki utsmani yaitu Sultan Al Ghazali
orkhan yang mana putra dari Sultan Al Ghazali Utsman itu sendiri yang
meneruskan masa jabatan ayahnya setelah Sultan Al Ghazali Utsman
meninggal dunia.
Dimasa orkhan dia juga lebih memperkuat sistem pertahanan dan
membuat reformasi membentuk tiga pasukan utama tentara, demi menjaga
kekuasaan wilayah dinasti turki Utsmani.

6 Jejak Pendidikan, Kejayaan Peradaban Turki Utsmani, 2021

7
DAFTAR PUSTAKA

Abusyuja, Sejarah Singkat Turki Utsmani dan Prestasinya, 2021

Jejak Pendidikan, Kejayaan Peradaban Turki Utsmani, 2021

Pulungan Suyuthi, Sejarah Peradaban Islam. ( Jakarta :Amzah , 2018 ).


Suyuthi Pulungan, Sejarah Pendidikan Islam.

Taufik Muhammad dkk, Ensiklopedi Sejarah Islam, (Uassasah Iqra : Jakarta).

Anda mungkin juga menyukai