Anda di halaman 1dari 25

Setelah berkahirnya era ‘Abbasiyah, keadaan politik

umat Islam mengalami kemajuan kembali oleh tiga kerajaan


besar:

1. Kerajaan safawi Persia / Iran

2. Kerajaan Usmani Turki

3. Kerajaan Mughal India

Dari ketiganya, Turki Usmani, adalah yang terbesar dan


terlama.
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah
Oghuz yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri
Cina yang dipimpin oleh Sulaiman.

Sulaiman mengajak anggota


sukunya untuk menghindari serbuan
bangsa mongol yang menyerang dunia
Islam yang berada di bawah kekuasaan
Dinasti Khawarizm (1219-1220).

Sulaiman dan anggota sukunya lari ke arah Barat dan


meminta perlindungan kepada Jalaluddin, pemimpin terakhir
Dinasti Khawarizm di Transoxiana. Jalaluddin menyuruh
Sulaiman agar pergi kearah Barat (Asia Kecil).
Dari perjalanan ke Asia Kecil dalam rangka
menghindari serangan mongol tersebut. Rombongan Sulaiman
mendapat kecelakaan. Mereka hanyut di sungai Eufrat yang tiba-
tiba pasang karena banjir besar pada tahun 1228.

Akhirnya mereka yang


selamat terbagi menjadi 2
kelompok, yang pertama ingin
pulang ke negeri asalnya dan
yang kedua ingin meneruskan
perjalanannya ke Asia kecil.

Kelompok kedua ini berjumlah 400 kepala keluarga


yang dipimpin oleh Ertugril (Erthogrol) yang merupakan anak dari
sulaiman. Mereka mengabdikan dirinya kepada Sultan Alauddin II
penguasa Seljuk yang pusat pemerintahannya di Kuniya, Anatolia,
Asia Kecil
Di sana mereka di bawah pimpinan Sultan Alauddin di
Kunia. Saat Mongol menyerang sultan Alauddin di Anggara (kini
Angkara), al-Thugril membantu mengusir Mongol, sehingga
berkat jasanya itu, Alauddin memberikan daerah Iski Shahr dan
sekitarnya.

Al-Thugril, mendirikan ibukota bernama Sungut, di sana


lahir anak pertama bernama Usman pad 1258 M. Al-Thugril
meninggal pada 1288 M. dan ia mendeklarasikan dirinya sebagai
Sultan.
Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang
kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk
terpecah pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Lalu Usman
menyatakan kemerdekaan dan berkuasa penuh atas daerah
yang didudukinya. Sejak itulah kerajaan Usmani dinyatakan
berdiri. Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah AI
Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 699 H (1300M)
Dalam sekian lama kekuasaannya sekitar 165 tahun
berkuasa, tidak kurang dari 38 sultan, yang sejarah kekuasaan
mereka bisa di bagi menjadi lima periode.

Periode pertama
Periode I (1299-1402) : pertumbuhan dan
perkembangan kekuasaan yang disusul dengan perluasan wilayah
hingga menyeberang ke daratan Eropa.

Sultan-sultannya adalah sebagai berikut:


• Usman I 1299-1326
• Orkhan (putera Usman I) 1326-1359
• Murad (putera Orkhan) 1359-1389
• Bayazid I Yildirim (Putera Murad) 1389-1402
Periode Kedua
Periode ini ditandai dengan restorasi kerajaan dan
cepatnya pertumbuhan sampai ekspansi wilayah yang terbesar.

Sultan-sultannya adalah:
• Muhammad I (Putera Bayazid I) 1 403-1421
• Murad II (Putera Muhammad I) 1421-1451
• Muhammad II Fatih (Putera Murad II) 1451-1481
• Bayazid II (Putera Muhammad II) 1481-1512
• Salim I (Putera Bayazid II) 1512-1520
• Sulaiman I Qanuni (Putera Salim I) 1520-1566
Periode Ketiga
Periode ini ditandai dengan kemampuan Usmani untuk
mempertahankan wilayahnya, sampai lepasnya Hungaria. Namun
kemunduran segera terjadi. Sultan sultan yang berkuasa pada
periode ini, yaitu :
• Salim II (Putera Sulaiman I) 1566-1573
• Murad III (Putera Salim II) 1573-1596
• Muhammad III (Putera Murad III) 1596-1603
• Ahmad I (Putera Muhammad III) 1603-1617
• Mustafa I (Putera Ahmad I) 1617-1618
• Usman II (Putera Ahmad I) 1618-1622
• Mustafa I (Yang kedua kalinya) 1622-1623
• Murad IV (Putera Ahmad I) 1623-1640
• Ibrahim I (Putera Ahmad I) 1640-1648
• Muhammad IV (Putera Ibrahim I) 1648-1687
• Sulaiman III (Putera Ibrahim I) 1687-1691
• Ahmad II (Putera Ibrahim I) 1691-1695
• Mustafa II (Putera Muhammad IV) 1695-1703
Periode Keempat
Periode ini ditandai dengan secara berangsur-angsur
surutnya kekuatan kerajaan dan pecahnya wilayah di tangan para
penguasa wilayah.

Sultan-sultannya adalah sebagai berikut:


• Ahmad III (Putera Muhammad IV) 1703-1730
• Mahmud I (Putera Mustafa II) 1730-1754
• Usman III (Putera Mustafa II) 1754-1757
• Mustafa III (Putera Ahmad III) 1757-1774
• Abdul Hamid (Putera Ahmad III) 1774-1788
• Salim III (Putera Mustafa III) 1789-1807
• Mustafa IV (Putera Abd. Al-Hamid I) 1807-1808
• Mahmud II (Putera Abd. Al-Hamid II) 1808-1839
Periode Kelima
Periode ini ditandai dengan kebangkitan kultural dan
administratif dari negara di bawah pengaruh ide-ide barat (terjadi
modernisasi).

Sultan-sultanya adalah:
• Abdul Majid I (Putera Mahmuud II) 1839-1861
• Abdul Aziz (Putera Mahmud II) 1861-1876
• Murad V (Putera Abd. Majid I) 1876-1876
• Abdul Hamid II (Putera Abd. Majid I) 1876-1909
• Muhammad V (Putera Abd. Majid I) 1909-1918
• Muhammad IV (Putera Abd. Majid I) 1918-1922
• Abdul Majid II 1922-1924

Sampai kemudian jatuh pada 1924. Berdirilan Republik Islam Turki


1. Ke Eropa
Dengan modal wilayah sempit di Anatolia Tengah ditambah
dengan bekas wilayah Saljuk Rum, Turki Usmani mengembangkan
sayapnya ke Eropa. Mula-mula mereka menaklukkan Asia kecil dahulu
kemudian menyeberang ke daratan Eropa.
Wilayah eropa yang dapat di kuasai turki usmani antara lain :

• Bursa, yang masih di daratan Asia yang terletak di tepi laut


Marmara ditundukkan oleh usmani ketika kekuasaannya
masih dini, pada tahun 1324 M.
• Murad I, sebagai pengganti Orkhan dapat menaklukkan
Adrianopel yang diganti namanya dengan Edisne pada tahun
1361. Kota itu dijadikan ibu kota Usmani setelah dipindahkan
dari Bursa.
• Murad I menaklukkan Macedonia antara tahun 1371 sampai
1387.
• Bayazid, Ia berhasil menundukkan wilayah Turkeman di
Anatolia Barat dan sisa-sisa wilayah Anatolia lainnya.
• Murad II, ia dapat menaklukkan Salonika tahun 1430.
2. Penaklukkan Konstantinopel
Penaklukan konstantinopel sangat penting, hal ini
dikarenakan penaklukan kota konstantinopel selain atas dasar
hadits nabi, penaklukan ini juga bermotif politik dan agamis, karena
di sanalah tempat yang strategis untuk penyebaran islam
selanjutnya.
2. Penaklukkan Konstantinopel
Usaha pertama dibuat di zaman Sultan Yildirim Bayazid
saat dia mengepung bandar itu tahun 796 H/1393 M. Peluang yang
ada telah digunakan oleh Sultan Bayazid untuk memaksa Kaisar
Bizantium menyerahkan Konstantinople secara aman kepada umat
Islam. Akan tetapi, usahanya menemui kegagalan karena datangnya
bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan
Timur Lenk.
2. Penaklukkan Konstantinopel
Usaha berikutnya dilakukan oleh Sultan Murad II (824-
863 H/1421-1451 M) untuk meneruskan usaha menaklukkan
Kostantinopel. Beberapa usaha berhasil dibuat untuk mengepung
kota itu tetapi dalam masa yang sama terjadi pengkhianatan di
pihak umat Islam. Kaisar Bizantium menabur benih fitnah dan
mengucar-kacirkan barisan tentara Islam. Usaha Sultan Murad II
tidak berhasil sampai pada zaman anak beliau, Sultan
Muhammad Al-Fatih
2. Penaklukkan Konstantinopel
Pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M,
Usaha Penyerangan dilakukan oleh Sultan Al-Fatih. Di hadapan
tentaranya yang berjumlah 250.000 ribu pasukan, Sultan Al-Fatih
lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad,
kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan
Allah SWT. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala
tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan
doa kepada Allah Subhana Wa Ta’ala
2. Penaklukkan Konstantinopel
Namun dalam penyerangan yang di lakukan oleh sultan al fatih,
tentu tidak akan mudah, hal ini terlihat dari
• Kota Konstatinopel dengan benteng >10 m
• Di sisi luar benteng pun dilindungi oleh parit 7 m.
• Dari sebelah barat pasukan artileri harus
membobol benteng dua lapis,
• Dari arah selatan Laut Marmara pasukan laut
Turki harus berhadapan dengan pelaut Genoa
pimpinan Giustiniani
• Dari arah timur armada laut harus masuk ke selat
sempit Golden Horn yang sudah dilindungi
dengan rantai besar hingga kapal perang ukuran
kecil pun tak bisa lewat.
2. Penaklukkan Konstantinopel

Video Penaklukan Konstantinopel (00:01:45)


1. Bidang Kemiliteran

Orkhan pemimpin Turki Usmani


yang pertama kali mengorganisasi
kekuatan militer dengan baik serta taktik
dan strategi tempur yang teratur. Pada
periode ini tentara Islam pertama kali
masuk ke Eropa.

Orkhan berhasil mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama


tentara, yaitu :
• Pertama, tentara Sipahi (tentara reguler) yang mendapatkan gaji
tiap bulannya.
• Kedua, tentara Hazeb (tentara ireguler) yang di gaji pada saat
mendapatkan harta rampasan perang (Mal al-Ghanimah).
• Ketiga, tentara Jenissary atau Inkisyariyah (tentara yang direkrut
pada saat berumur 12 tahun, kebanyakan adalah anak-anak
Kristen yang dibimbing Islam dengan disiplin yang kuat).
2. Bidang Perekonomian
Tercatat beberapa kota yang maju dalam bidang industri pada
waktu itu di antaranya : Anatoli selain sebagai pusat produksi
bahan tekstil dan kawasan pertanian yang subur, juga menjadi
pusat perdagangan dunia pada saat itu

3. Bidang Ilmu Pengetahuan


Mereka banyak berkiprah
dalam pengembangan seni arsitektur
Islam berupa bangunan-bangunan
masjid yang indah. Masjid-masjid
tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi
yang indah. Selain itu, pada masa sultan
Sulaiman I di kota-kota besar dan kota-
kota lainnya banyak di bangun masjid,
sekolah, rumah sakit, gedung, makam,
jembatan, saluran air, villa, dan
pemandian umum.
4. Bidang Budaya
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang
sangat luas, sehingga kebudayaannya merupakan perpaduan
macam-macam kebudayaan. Diantaranya adalah kebudayaan
Persia, Bizantium, dan Arab.
• Dari kebudayaan Persia, mereka banyak mengambil ajaran-
ajaran tentang etika dan tata krama dalam istana raja-raja.
• Dari Bizantium, organisasi pemerintahan dan kemiliteran
banyak diserap.
• Sedangkan dari Arab, mereka banyak menyerap ajaran-ajaran
tentang prinsip-prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan,
keilmuan, dan bahasa/huruf.
Faktor-faktor keruntuhan Kerajaan Turki Usmanin dapat
dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu: secara internal dan
eksternal
Faktor Internal, yaitu :

• Luasnya wilayah kekuasaan dan buruknya sistem pemerintahan


yang ditangani oleh orang-orang berikutnya yang tidak cakap,
hilangnya keadilan, merajalelalanya korupsi dan meningkatnya
kriminalitas, merupakan faktor yang sangat berpengaruh
terhadap keruntuhan kerajaan Usmani.

• Kehidupan yang istimewa dan bermegahan. Sangat disayangkan


pula bila kehidupan istana jauh dari nilai-nilai keislaman, justru
sikap bermegah-megahan dan istimewa serta memboroskan
uang terjadi pula di kerajaan turki Usmani.

• Merosotnya perekonomian Negara akibat pemborosan harta


dan peperangan Turki mengalami kekalahan terus menerus.
Faktor eksternal, yaitu :
• Timbulnya gerakan nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk
pada kerajaan Turki berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti
tersebut, Maka walaupun kerajaan Usmani memperlakukan
mereka sebaik mungkin, namun dalam benak mereka tetap saja
bila Usmani adalah penjajah yang datang menyerbu dan
menguasai wilayah mereka.

• Terjadinya kemajuan tekhnologi Barat, khususnya dalam bidang


persenjataan. Dimana sistem kemiliteran bangsa barat selangkah
lebih maju dibandingkan dengan kerajaan Turki Usmani.

• Pengaruh kehidupan barat yang masuk ke istana. Penyimpangan


orientasi mereka ini membuat terlena dengan keluasan wilayah
sehingga membuat mereka meninggalkan perkembangan
pendidikan mereka.

Anda mungkin juga menyukai