Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Dalam perjalanan sejarahnya, Islam pernah mengalami zaman keemasan, diantaranya
ditandai dengan tiga kerajaan besar, yakni kerajaan Usmani di Turki, kerajaan Safawi di
Persia dan kerajaan Mughal di India. Islam pada zaman tiga kerajaan ini merupakan islam
periode pertengahan, fase tiga kerajaan ini berlangsung selama 625 tahun ( 1299-1924).
Ketiga kerajaan ini berdiri sekitar tahun 1500-1800 M, yang dimulai sejak zaman berdiri
dan kemajuannya (1500-1700 M) serta zaman kemunduran (700-1800 M) (Nasution,
1996: 14). 1
Setelah Dinasti Abbassiyah di Bagdad runtuh akibat serangan tentara Mongol,
kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekuasaannya
tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling
memerangi. Beberapa peninggalan budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur
akibat serangan bangsa Mongol yang terus berekpansi terhadap kekuasaan Islam.
Keadaan politik ummat islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajan besar tersebut. Akan tetapi, kemajuan
tiga kerajaan itu tidak bertahan lama karena adanya kerusakan internal dan serangan dari
luar akhirnya, satu demi satu berjatuhan digantikan kekuatan lain : Kerajaan Usmani
digantikan oleh republic Turki (1924), Safawi di Persia digantikan oleh Dinasti Qajar
(1925), dan Kerajaan Mughal digantikan oleh penjajah Inggris (1875- 1947). Akhirnya,
usaha ketiga kerajaan besar ini untuk memajukan ummat islam “ tidak berhasil “ dan
ummat islam mengalami fase kemunduran kedua. Akhirnya, India mulai tahun 1857
dijajah oleh Inggris sampai tahun 1947, dan Mesir dikuasai oleh Napolian dari Prancis
tahun 1798.2
Makalah ini akan membahas lebih detail mengenai tiga kerajaan besar tersebut, yakni
kerajaan turki usmani, kerajaan syafawi dan kerajaan Mughal di India. Yang mana
didalamnya mengupas secara tentang tentang sejarah berdirinya, masa kemajuan, masa
kemunduran dan kehancuran tiga kerajaan besar tersebut sekaligus.

1
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam( Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm 270
2
Hamka, Sejarah Umat Islam, Jilid III, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981, cetakan keempat).

1|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah dan peradaban Islam pada masa kerajaan turki usmani?
2. Bagaimana sejarah dan peradaban Islam pada masa kerajaan syafawi?
3. Bagaimana sejarah dan peradaban Islam pada masa kerajaan Mughal india?

C. TUJUAN PENULISAN
1. untuk memenuhi tugas terstruktur pada mata kuliah sejarah peradaban Islam
2. untuk mengetahui sejarah dan peradaban Islam pada masa kerajaan turki usmani
3. untuk mengetahui sejarah dan peradaban Islam pada masa kerajaan syafawi
4. untuk mengetahui sejarah dan peradaban Islam pada masa kerajaan Mughal India.

BAB II

2|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
PEMBAHASAN

A. DAULAH TURKI USMANI


1. Sejarah berdirinya turki usmani
Kerajaan Turki Usmani didirikan oleh suku bangsa pengembara yang berasal dari
wilayah Asia Tengah, yang termasuk suku Kayi. Nama Usmaniyah itu diambil dari
dan dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu
Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia
Tengah (Hamka,1975:205). Awal mula berdirinya Dinasti ini banyak tertulis dalam
legenda dan sejarah sebelum tahun 1300. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus.
Yang mendiami daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad.
Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada
abad ke-9/10 ketika menetap di Asia Tengah (Bosworth,1990:163).
Ketika bangsa Mongol menyerang dunia Islam, pemimpin mereka Sulaiman
Syah, mengajak anggota sukunya untuk menghindari serbuan bangsa Mongol tersebut
dengan lari ke arah Barat. Mereka akhirnya terbagi menjadi dua kelompok yang
pertama ingin pulang ke negeri asalnya, yang kedua meneruskan perantauannya ke
wilayah Asia Kecil.kelompok kedua itu berjumlah sekitar 400 keluarga dan Di pimpin
oleh Ortoghul,anak sulaiman.3 Disana mereka mencari perlindungan di antara
saudara-saudaranya yaitu orang-orang Turki Saljuk, di dataran tinggi Asia kecil.
Dibawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II dari
Turki saljuk yang sedang berperang melawan Byzantium. Karena bantuan mereka
inilah, Byzantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin mengahadiahkan
sebidang tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium.Sejak itu mereka
terus membina wilayah barunya memilih kota Syukud sebagai ibukota.4
Ertoghrul meninggal dunia pada tahun 1289. Kepemimpinan dilanjutkan oleh
puteranya, Usman. Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan
Usmani.Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M. Pada tahun 1300 M, bangsa
Mongol kembali menyerang Kerajaan Seljuk, dan dalam pertempuran tersebut Sultan
Alaudin terbunuh. Setelah wafatnya Sultan Alaudin tersebut, Usman

3
Dr. Syafiq A. Mughni, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, hlm.51-53
4
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam dirasah Islamiyah II, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm.
129

3|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
memproklamasikan kemerdekaannya dan berkuasa penuh atas daerah yang
didudukinya. Penguasa pertamanya adalah Usman yang sering disebut Usman I.
Setelah Usman I mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usman (raja besar
keluarga Usman) tahun 1300 M setapak demi setapak wilayah kerajaan diperluasnya..
pada tahun 1317 M, ia menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan
kota Broessa kemudian pada tahun 1326 M, broessa dijadikan sebagai ibu kota
kerajaan. Diceritakan bahwa setelah ia mengumukan diri sebagai paradisyah, Usman
pun mengirim surat kepada raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa sekarang dia
adalah raja yang besar dan dia menawarkan agar raja-raja kecil itu memilih salah satu
diantara tiga perkara, yakni ; Islam, membayar Jizyah dan perang. Setelah menerima
surat itu, separuh ada yang masuk Islam, ada juga yang mau membayar Jizyah.
Mereka yang tidak mau menerima tawaran Usman merasa terganggu sehingga mereka
meminta bantuan kepada bangsa Tartar, akan tetapi Usman tidak merasa takut
menghadapinya. Usman menyiapkan tentaranya dalam mengahdapi bangsa Tartar,
sehingga mereka dapat ditaklukkan.5
Pada masa pemerintahan Orkhan (1326-1359 M), kerajaan Turki Usmani ini
dapat menaklukkan Azmir (1327 M), Thawasyanli (1330 M), Uskandar (1338 M),
Ankara (1354 M) dan Gallipoli (1356 M). Daerah ini adalah bagian benua eropa yang
pertama kali diduduki kerajaan Usmani. Ketika Murad I, pengganti Orkhan berkuasa
(1359-1389 M). Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan
perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian
dijadikan ibukota kerajaan yang baru, Macedonia, Sopia, Salonia dan seluruh wilayah
utara Yunani. Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan
semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul
mundur Turki Usmani.Pasukan ini di pimpin oleh Sijisman,raja Hongaria.Namun
Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu KRISTEN
Eropa tersebut.

Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari
pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan
pasukan Turki mengalami kekalahan. Bayazid I dan putranya ditawan kemudian
meninggal pada tahun 1403 M (Ali, 1991:183). Kekalahan tersebut membawa dampak
yang buruk bagi Kerajaan Usmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia
5
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam dirasah Islamiyah II, Jakarta: Rajawali Pers, 2013, hlm.
130

4|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
kecil yang melepaskan diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat
diatasi oleh Sultan Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu
meletakkan dasardasar keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri. Usaha beliau
kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).
Turki Usmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-
1484M) atau Muhammad Al-Fatih. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan
Konstantinopel pada tahun 1453 M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium
Romawi Timur.6
Pada masa Sultan Salim I (1512-1520 M), ekspansi dialihkan ke Timur. Persia,
Syiria dan Dinasti Mamalik di Mesir berhasil ditaklukkannya. Ekspansi tersebut
dilanjutkan oleh putranya Sultan Sulaiman Al Qanuni (1520-1526 M).Ia tidak
mengarahkan ekspansinya kesalah satu arah timur atau barat,tetapi seluruh wilayah
yang berada di Turki Usmani merupakan objek yang menggoda hatinya.Beliau berhasil
menduduki Irak, Belgrado, Pulau rodes, Tunis, Bupades,dan Yaman Masa beliau
merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Usmani, karena dibawah
pemerintahannya berhasil menyatukan wilayah yang meliputi Afrika Utara, Mesir,
Hijaz, Irak, Armenia, Asia Kecil, Krimea, Balkan, Yunani, Bulgaria, Bosnia, Hongaria,
Rumania sampai batas sungai Danube dengan tiga lautan, yaitu laut Merah, laut Tengah
dan laut Hitam (Ambari, 1993:211).
Setelah Sultan Sulaiman meninggal dunia,terjadilah perebutan kekuasaan putera-
puteranyyang menyebabkan kerajaan Turki Usmani Mundur. Akan Tetapi, meskipun
terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk beberapa masa masih di pandang
sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer.
Demikianlah perkembangan dalam kerajaan Turki Usmani yang selalu berganti
penguasa dalam mempertahankan kerajaannya. Diantara mereka (para penguasa)
memimpin dengan tegasnya atas tinggalan dari nenek moyang agar jangan sampai jatuh
ke tangan negeri / penguasa lain selain Turki Usmani. Hal ini terbukti dengan adanya
para pemimpin yang saling melengkapi dalam memimpin perjuangannya menuju
kejayaan dengan meraih semua yang membawa kemajuan dalam kehidupan
masyarakat.

2. Sultan Turki Usmani

6
Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban islam Dirasah Islamiyah II, Hlm.130-135

5|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Raja-raja turki usmani bergelar sultan dan sebagian merangkap sebagai khalifah.
Jabatan rangkap tersebut (khalifah) dimulai sejak masa sultan salim I, karena dialah
yang mengambil alih derajat tersebut dari al mutawakil ‘ala Allah, salah seorang
keturunan bani abbas yang menyelamatkan diri dari serangan mongol terhadap
bagdad pada tahun 1235 M (Mughni, 1997:59). Dalam tempo waktu 625 tahun (1299-
1924), telah berkuasa sebanyak 38 sultan, mereka itu adalah :
1. Usman 1 1299-1326
2. Orkhan ( Putera Usman 1 ) 1326-1326
3. Murad 1 ( putera Orkhan ) 1359-1389
4. Bayazrid 1 Yildirim ( putera murad 1 ) 1389-1402
5. Muhamad 1 (putera Bayazid 1) 1403-1421
6. Muhamad (putera Muhamad ) 1421-1451
7. Muhamad 11 Fatih (putera Murad 11) 1451-1481
8. Bayazid 11 (putera Muhamad 11) 1481-1512
9. Salim 1(putera Bayazid 11) 1512-1520
10. Sulaiman 1 Qanuni (Putera Salim 1) 1520-1566
11. Salim II (putera Sulaiman I) 1566-1573
12. Murad III (Putera Salim II) 1573-1596
13. Muhammad III (Putera Murad III) 1596-1603
14. Ahmad I (Putera Muhammad III) 1603-1617
15. Mustafa I (Putera Muhammad III) 1617-1618
16. Usman II (Putera Ahmad I) 1618-1622
17. Mustafa I (yang kedua kalinya) 1622-1623
18. Murad IV (putera Ahmad I) 1623-1640
19. Ibrahim I (putera Ahmad I) 1640-1648
20. Muhammad IV (Putera Ibrahim I) 1648-1687
21. Sulaiman III (Putera Ibrahim I) 1687-1691
22. Ahmad II (Putera Ibrahim I) 1691-1695
23. Mustafa II (putera Muhammad IV) 1695-1703
24. Ahmad III (Putera Muhammad IV) 1703-1730
25. Mahmud I (Putera Musthafa II) 1730-1754
26. Usman III (Putera Musthafa II) 1754-1757
27. Musthafa III (Putera Ahmad III) 1757-1774
28. Abdul Hamid I (Putera Ahmad III) 1774-1788

6|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
29. Salim III (Putera musthafa III) 1788-1807
30. Musthafa IV (Putera Abd al-Hamid I) 1807-1808
31. Mahmud II (Putera Abd al-Hamid I) 1808-1839
32. Abdul Majid I (putera mahmud II) 1839-1861
33. Abdul Aziz (putera muhmud II) 1861-1876
34. Muhrad V (putera Abd al-majid I) 1876-1876
35. Abdul Hamid II (putra Abd al-majid I) 1876-1909
36. Muhammad V (putra Abd al-majid I) 1909-1918
37. Muhammad VI (putra Abd al-majid I) 1918-1922
38. Abdul Majid II 1922-1924

3. Kemajuan-kemajuan turki usmani


Kekuatan politik yang dimilki turki usmani, membawa kekhalifahan ini
memiliki kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain. Meskipun ada
juga yang berpendapat bahwa masa turki usmani adalah masa yang paling suram bagi
perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan.
Perkembangan turki usmani yang patut dicatat antara lain:
a. Bidang kemiliteran
Seorang tokoh yang menonjol dalam pengembangan militer kerajaan turki usmani
adalah sultan Orkhan (1336-1359). Dia berhasil mengatasi kerusuhan yang terjadi
dalam lembaga kemiliteran sekaligus mengadakan pembaharuan.
Hal terpenting dari pembaharuan organisasi militer usmani yang dilakukan orkhan
adalah pada saat system perekrutan anggota tentara turki,dimana bangsa-bangsa
non turki juga dimasukan sebagai anggota, anak-anak Kristen yang masih kecil
diasramakan dan dibimbing dalam nuansa islami untuk dididik sebagai prajurit.
Program ini ternyata berhasil dengan terbentuknya kelompok militer tangguh dan
professional yang disebut jennissaries.7
Tentara jennisaries mampu mengubah Negara usmani menjadi mesin perang
yang tangguh dan mendukung sekali dalam menaklukan negeri-negeri non
muslim, dengan demikian dapat difahami bahwa kerajaan usmani hanya memiliki
wilayah yang sangat kecil tetapi dengan dukungan militer yang kuat, mereka
mengembangkan sayap untuk memperluas wilayah kekuasaannya, baik dibelahan

7
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm 305

7|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
timur ataupun dibarat, dan akhirnya dalam rentang waktu lebih kurang dua abad
turki usmani berubah menjadi sebuah imperium yang ditakuti lawan.
b. Bidang arsitektur bangunan
Dalam bidang arstitektur, daulah usmaniyah mempunyai madzhab tersendiri yang
mempunyai madzhab tersendiri yang disebut gaya/style usmaniyah. Gaya ini
muncul ketika usmaniyah dapat mengalahkan kerajaan Byzantium. Pertemuan
arsitektur Byzantium dan turki usmaniyah telah melahirklan suatu gaya yang baru.
Perwujudannya dalam bentuk Qubah setengah lingkaran dengan pilar-pilar yang
besar sebagaimana terlihat pada bentuk qubah masjid istiqlal di Indonesia. Sejak
itu bermunculan masjid baru dengan style usmani, yang termegah adalah masjid
aya shopia. Kemudian pada masa sultan sulaiman, didirkan masjid yang tidak
kalah megah dan bagusnya dengan masjid aya shopia, yaitu masjid sulaiman.
Selain itu dibangun juga 52 masjid yang lebih kecil, 55 buah madrasah tempat
mempelajari agama, 7 buah asrama besartempat untuk mempelajari alquran, 5
buah taqiyah tempat memberi makan fakir miskin,5 buah rumah sakit, 5 mushola,
33 buah istana, 18 buah rumah pesanggrahan dan 5 buah museum, semuanya
menggunakan arsitektur gaya usmaniyah dengan pengaruh seorang ahli bangunan
turki terkenal, yaitu sinan pasha.8
c. Bidang seni syair dan sastra
Dalam bidang seni syair daulah usmaniyah memmpunyai jasa yang sangat besar,
hampir semua sultan turki mempunyai minat yang besar dalam seni dan sastra
terutama syair. Bapak penyair muslim “Jalaludin Rumi” adalah orang iran yang
melintasi syiria, mengambil tempat tinggal di Asia kecil. Atas pengaruh jalaludin
rumi, seni bersyair berkembang di dunia islam, khrususntya turki. Salah satu
penyair terkenal di turki diantaranya terdapat sultan walid, putra jalaludin
Rummi.9
d. Bidang keagamaan
Dalam bidang ini, khususnya kreatifitas mereka dalam menulis kitab memang
tidak semarak masa kekhalifahan sebelumnya. Para ulama pada umumnya hanya
memfokuskan para syarahan dan hasyiah dalam menulis kitab-kitab merkea,
sehingga masa ini sering mendapat sebutan, azhr al syuruh wa al hawasi.
8
Prof, Dr. Hk. Musyrifah Sunanto, 2003, Sejarah Islam Klasik (Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Islam), Jakarta: Kencana Hlm. 246
9
Prof, Dr. Hk. Musyrifah Sunanto, 2003, Sejarah islam klasik (perkembangan ilmu pengetahuan
islam), Jakarta: Kencana Hlm. 244

8|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Disamping itu para penguasa sendiri cenderung bersikap pro terhadap satu
madzhab dan menekan madzhab lainnya. Pada masa ini juga tarekat berkembang
pesat, diantara tarekat tersebut adalah bektsy dan maullawi. Tarekat bektsy banyak
mendapat dukungan dari kaum militer, sedangkan maullawi banyak mendapat
dukungan dari pemerintah.10

4. Kemunduran dan kehancuran turki usmani


Setelah Sultan Sulaiman Al-Qanuni wafat (1566) M, kerajaan Turki Usmani
mulai mengalami fase kemunduranya. Akan tetapi, sebagai kerajaan yang besar dan
kuat, kemunduran itu tidak langsung terlihat. Keraajaan ini mengalami masa
kehancuran pada abad ke-19 M. Ada pun faktor yang menyebabkan kerajaan ini
hancur, yaitu:
a. Wilayah kekuasaan yang sangat luas
Administrasi pemerintahan bagi suatu negara yang sangat luas wilayahnya sangat
rumit dan kompleks, sementara administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak
beres. Dipihak lain, para penguasa sangat berambisi menguasai wilayah yang
sangat luas, sehingga mereka terlibat perang terus-menerus dengan berbagai
bangsa.
b. Heterogenitas penduduk.
Sebagai kerajaan yang besar, Turki Usmani menguasai wilayah yang amat luas,
dan wilayah yang luas itu dikuasai oleh penduduk yang sangat beragam baik dari
segi agama, ras, etnis, adat istiadat. Untuk mengatur penduduk yang beragam dan
tersebar diwilayah yang luas diperlukan suatu organisasi pemerintahan yang
teratur. Tanpa didukung oleh administrasi yang baik, kerajaan Usmani hanya
akan menanggung beban yang berat akibat heterogenisasi. Perbedaan bangsa dan
agama sering kali melatar belakangi terjadinya pemberontakan dan peperangan.
c. Kelemahan para penguasa (Sultan).
Sepeninggalan sulaiman Al-Qanuni, kerajaan Usmani diperintahkan oleh sultan-
sultan yang lemah, baik dalam kepribadian turutama dalam kapemimpinannya.
d. Budaya pungli.

10
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm 312

9|M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Pungli merupakan perbuatan yang sudah umum terjadi dalam kerajaan usmani.
Setiap jabatan yang hendak diraih oleh seseorang harus “dibayar” dengan
sogokan kepada orang yang berhak memberikan jabatan tersebut.
e. Pemberontakan tentara Jenissari.
Kemajuan kerajaan Usmani banyak ditentukan oleh kuatnya tentara Janissari.
Pemberontakan terjadi sebanyak empat kali, yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M,
1727 M, dan 1826 M.
f. Merosotnya ekonomi.
Akibat perang yang tak pernah berhenti, perekonomian Negara merosot,
pendapat berkurang, sementara belanja Negara sangat besar termasuk untuk
biaya perang.
g. Terjadinya stagnasi dalam lapangan ilmu dan teknologi
Hal ini dikarenakan kerajaan Usmani kurang berhasil dalam pengembangan ilmu
dan teknologi, dan hanya mementingkan pengembangan kekuataan militer.11

B. KERAJAAN SYAFAWI
1. Sejarah berdiri nya kerajaan syafawi
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil,
Azerbaijan, Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah yang didirikan pada waktu yang
hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Usmani (Yatim, 1997:138). Dalam
perkembangannya gerakan ini menjadi gerakan politik hingga terbentuk menjadi sebuah
negara. Para orientalis dan kebanyakan ahli lainnya menyebut kaum Safawiyah dengan
kelompok sufi (grand Sophi) (Schimmel, 1986: 84). 12
Penamaan kelompok tarekat ini dengan Safawiyah, menurut Syed Ameer Ali, berasal
dari nama pendirinya yaitu Syekh Safiuddin (Ali, 1978: 491). Bermula ketika beliau
berguru kepada seorang sufi yang bernama Syekh Tajuddin Ibrahim Zahidi (1216-1301
M) di Jilan dekat laut Kaspia. Syekh Safiuddin lalu dijadikan menantu oleh gurunya dan
menggantikan kedudukan gurunya setelah gurunya wafat. Kemudian kelompok tarekat
yang dipimpin oleh Safiuddin menjadi terkenal dengan nama Safawiyah. Terdapat
perbedaan pendapat di kalangan para ahli, apakah Syekh Safiuddin seorang sunni atau
syi’ah. Ada yang berpendapat ia seorang sunni yang bermazhab Syafi’i (Bosworth,
11
Dr.Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamyah II, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Prasada,2008), hlm.167
12
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.271.

10 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
1995:801; Lapidus, 1995:289) dan pendapat lain menyatakan ia adalah keturunan Musa
al-Kazhm, imam ketujuh Syi’ah dua belas. Dengan demikian ia termasuk keturunan
Rasulullah dari jalur Fatimah al-Zahra (Nasution. 1985:289).
Kedua pendapat tersebut dapat digabungkan apabila dilihat dari pembagian
periodisasi kerajaan ini kedua dua periode, yaitu:
a. Periode pertama, gerakan Safawiyah dengan dua corak keagamaan, yaitu
1. Corak Sunni; yang terjadi pada masa pimpinan Safiuddin (1301-1334 M, dan
putranya Shadaruddin Musa (1334-1399 M).
2. Corak Syi'ah: yaitu pada masa cucu Safiuddin yang bernama Khawajah Ali
(1399-1427 M) dan Ibrahim (1427-1447 M).
b. Periode kedua, gerakan Safawiyah berubah bentuk menjadi gerakan politik, yaitu
pada masa pimpinan Junaidi bin Ibrahim (1447-1460 M) yang ingin membentuk
pemerintahan sendiri, (Dewan Redaksi 1994: 194).

Jadi, pada masa awalnya Safawiyah ini merupakan sebuah gerakan tasawuf yang
berbentuk tarekat lokal yang bertujuan memerangi orang-orang yang ingkar dan golongan
yang mereka anggap sebagai ahli-ahli bid'ah. Perkembangan selanjutnya berubah menjadi
gerakan keagamaan yang lebih besar pengaruhnya, tidak hanya di Ardabil saja, tetapi
sudah meliputi wilayah Persia, Syria dan Anatolia. Di daerah-daerah tersebut ditempatkan
seorang wakil yang memimpin murid-muridnya yang disebut dengan “khalifith” (Yatim,
1997: 139). Lama kelamaan gerakan tersebut berubah menjadi gerakan politik.13
Sebelum terlibat dalam dunia politik, gerakan Safawiyah yang murni bercorak
keagamaan dalam berjalan dengan lancar dan tidak ada halangan yang dihadapi. Namun
setelah memasuki panggung politik, timbul konflik kepentingan dengan penguasa Persia
pada saat itu, yakni kerajaan Kara Koyunlu yang beraliran syi’ah. Konflik teriadi
menimbulkan peperangan yang menyebabkan kekalahan Junaid sehingga ia terpaksa
harus meninggalkan daerah Ardabil dan mengasingkan diri di tempat lain. Dalam
pengasingan ia meminta suaka politik kepada raja Al-Koyunlu yang bermazhab sunni
yang juga masih di bawah kekuasaan imperium Usmani. Selama dalam pengasingan ini
Junaid berada di istana Uzun Hasan yang pada saat itu menguasai sebagian besar Persia
(Nasution [Ed.l], 1992: 1018).
Junaid berhasil menjalin hubungan baik dengan Uzun Hasan, bahkan ia berhasil
menyunting salah seorang saudaranya. Hal ini semakin memberi peluang baginya untuk
13
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.272.

11 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
menghimpun dan menyusun kekuatan aliansi dengan raja Uzun Hasan. Pada tahun 1459
Junaid mencoba merebut kembali Ardabil, namun gagal. Setahun kemudian ia mencoba
lagi merebut Sircassia, namun pasukan yang dipimpinnya dihadang oleh tentara Sirwan
dan ia pun terbunuh dalam pertempuran tersebut (Yatim, 1997: 140).14
Perkawinan Junaid dengan seorang perempuan Uzun Hasan melahirkan seorang
putera bernama Haidar. Ketika junaid gugur Haidar masih dalam asuhan Uzun Hasan.
Oleh karena itu, kepemimpinan Safawi baru diserahkan kepada Haidar secara resmi pada
tahun 1470 M. Hubungan Haidar semakin erat dengan Uzun Hasan apalagi setelah ia
mengawini salah seorang putri Uzun Hasan. Dari perkawinan tersebut lahir Ismail yang
kemudian hari menjadi pendiri dan raja pertama kerajaan Safawi (Mansur, 1990:633-
634).
Perkembangan selanjutnya, gerakan militer Safawi dianggap sebagai rival politik oleh
Al-Koyunlu dalam meluaskan kekuasaannya. Oleh karena itu, ketika pasukan Safawi
rnenyerang Sircassia dan Sirwan, Al-Konyulu menginginkan bantuan militer kepada
Sirwan sehingga pasukan Safawi yang dipimpin langsung oleh Haidar kalah, haidar pun
terbunuh. Kemudian semua anak dan istri Haidar ditawan termasuk lsmail selama 4 ½
tahun (1489-1493 M).
Setahun setelah dibebaskan dari tawanan, Ismail diangkat menjadi pemimpin Safawi,
karena kakaknya, Ali, dibunuh oleh penguasa. Selama lima tahun Ismail dan pasukannya
bermarkas di Ghilan, mempersiapkan kekuatan dan mengadakan hubungan dengan para
pengikutnya di Azerbaijan, Suniah dan Anatolia. Pasukannya diberi atribut serba merah
berumbai 12, yang terkenal dengan pasukan Qizilbash (baret merah). Atribut berumbai 12
itu melambangkan syi'ah Itsna ‘Asyariyah (Dewan Redaksi, 1994:196).
Pada tahun 1501 M, di bawah pimpinan Ismail, pasukan Qizilbasli menyerang dan
mengalahkan Al Koyunlu di Sharur, dekat Nakhchivan. Pasukan ini terus melakukan
penetrasi dan menaklukkan Tabriz, ibukota Al-Koyunlu di kota Tabriz, ini ia
memproklamirkan dirinya sebagai raja pertama dinasti Safawi. Ia disebut juga Ismail I
(Yatim, 1997:141), Ia menetapkan syi’ah sebagai doktrin resmi kerajaan. Dengan
diproklamirkannya Safawi oleh Ismail I tanah Persia bebas dari tekanan dan pengaruh
Turki Usmani, dan kekuatan asing lainnya.

2. Masa Kemajuan

Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban


14

Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.273.

12 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Ismail I berkuasa selama 23 tahun, sepuluh tahun pertama ia dapat meluaskan
wilayah kekuasaannya ke berbagai daerah. Pada tahun 1503 M. Ia berhasil
menghancurkan sisa-sisa kekuatan Al-Koyunlu di Hamadan. Tahun 1504 M Ia
menguasai propinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan dan Yazd. Tahun 1505-1507 M. Ia
menguasai Diyar Bakr, Tahun 1508 M., menguasai Bagdad dan daerah Barat Daya
Persia. Tahun 1509 M., menguasai Sirwan. Tahun 1510 M., mengalahkan Syaibak
Khan, keturunan Jenghis Khan, dan menguasai Khurasan, Heart dan Merv. Dalam
tempo sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya meliputi seluruh Persia dan bagian
Timur Bulan Sabit Subur (Fertile Crescent). Yaitu wilayah di Asia membentang dari
laut Tengah melalui daerah antara sungai Tigris dan sungai Eufrat hingga Teluk
Persia (Dewan redaksi. 1994: 196; Yatim, 1997:141).15
Setelah Ismail I wafat tahun 1524. la digantikan oleh putranya Tahap I yang
berkuasa tahun 1524-1576 M., kemudian dilanjutkan oleh Ismail II (576-1577 M).
Pada masa pemerinntahan ketiga raja tersebut kerajaan mengalami kemunduran. Hal
ini disebabkan seringnya terjadi dan sering teradi peperangan melawan kerajaan
Usmani yang mempunyai kekuatan jauh lebih besar. Kondisi yang lemah ini dapat
teratasi dengan naiknya Abbas I sebagai raja tahun 1588-1628 M. (Mansur, 1990:
646-653: Hamka, 1978: 62-67).
Masa kekuasaan Abbas I merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Secara
politis ia mampu mengatasi berbagai kemelut di dalam negeri yang mengganggu
stabilitas negara dan berhasil merebut kembali wilayah-wilayah yang pernah direbut
oleh kerajaan-kerajaan lain pada masa raja-raja sebelumnya.
Pada masa Abbas I kemajuan yang dicapai tidak hanya pada bidang militer
dan politik saja, tetapi juga di bidang lain seperti berikut:16
a. Bidang Ekonomi
Keberhasilan Abbas I mengendalikan stabilitas politik Keberhasilan sangat
membantu dan memacu perkembangan perekonomian negara. Pada masa
tersebut pembangunan industri sangat maju, terutama industri kerajinan rakyat,
produksi yang menghasilkan karpet, anthal, permadani, sutera, beludru, damas,
kain satin, kain taff, bahkan mendirikan pabrik yang memproduksi barang-

15
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.275.
16
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.277.

13 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
barang mewah. Kesemuanya ini diperdagangkan secara internasional sampai ke
Eropa, seperti Inggris, Perancis dan Belanda. Lebih-lebih dengan adanya
pelabuhan Hurmuz Bandar Abbas terbuka sebagai jalur perdagangan
internasional (Lapidus, 1995: 290-291).
b. Bidang Agama
Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai
suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan
sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-i-Ilahi. Perbedaan kasta di
India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada
daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh
penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk
oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. Sebelumnya, muslim India adalah
penganut Sunni fanatik. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi’ah
untuk mengembangkan pengaruhnya. Pada masa ini juga dibentuk sejumlah
badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum, tariqat
Sufi, persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka
terdiri dari warga Sunni dan Syi’i.17
c. Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada masa kerajaan Safawi rasionalisme dan filsafat serta kesusastraan mulai
hidup kembali, meskipun tidak seperti pada masa raja-raja Abbasiyah petama
(Ali, 1978: di 400- 401). Ada beberapa ilmuwan yang selalu hadir majlis istana,
seperti Baharuddin al syairazi, seorang generali ilmu pengetahuan; Shadaruddin
al-Syairazi, seorang filosof; dan Muhammad Baqir bin Muhammad Damad,
seorang filosof, ahli sejarah, teolog dan pernah mengadakan observasi
mengenai kehidupan lebah (Yatim, 1997;41 1). Dalam hal ini kerajaan Safawi
dapat dikatakan lebih berhasil dibandingkan dengan kerajaan besar lainnya
yakni Usmani di Turki dan Mughal di India pada masa tersebut.
d. Bidang pembangunan fisik dan seni
Kerajaan Safawi telag berhasil membangun Isfahan sebagai ibukota kerajaan
menjadi kota yang lstahan indah. Di kota ini didirikan seperti didirikan
bangunan-bangunan besar serta indah, seperti masjid-masjid, sekolah-sekolah,
rumah sakit, jembatan raksasa diatas Zenda Rud dan istana Chlil Sutun. Kota

17
Dr .Mubarok Jaih, M.Ag., Sejarah Peradaban Islam(Sebuah Ringkasan), (Bandung: Pustaka
Bani Quraisy,2004), H. 209-219.

14 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Isfahan juga diperindah dengan taman-taman wisata yang ditata rapi. Ketika
Abbas I wafat, di Isfahan terdapat 162 masjid, 48 akademi, 182 penginapan dan
273 pemandian (Lapidus, 1995.294).
Kemajuan dalam bidang seni terlihat pada gaya arsitektur bangunan-
bangunannya, seperti pada masjid Syah yang dibangun pada tahun 1611 M, dan
masjid Syaikh Lutfullah yang dibangun pada tahun 1603 M. Unsur seni lainnya
juga terlihat dalam bentuk kerajinan tangan, keramik, karpet, permadani,
pakaian dan tenunan, mode, tembikar dan benda seni lainnya. Seni lukis mulai
dirintis sejak zaman Raja Ismail I membawa seorang pelukis timur, yang
bernama Bizhad, ke Tabriz Pada tahun 1522 M., (Yatim. Bizhad, 1997: 145).
Kemajuan dalam bidang militer menjadikan kerajaan ini sebagai salah satu
dari tiga kerajaan besar Islam yang disegani oleh lawan-lawannya. Walaupun
tidak setaraf dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik, yang jelas hal ini
telah memberikan kontribusi yang besar dalam mengisi peradaban Islam melalui
kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.

3. Masa Kemunduran dan Kehancuran


Sepeninggal Raja Abbas I yang memerintah selama 40 tahun (1588-1628 M)
kerajaan Abbasiyah mulai mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan raja-raja
yang memerintah sepeninggal Abbas I lemah dan kurang mampu menjalankan
pemerintahan dengan baik yang akhirnya membawa kehancurannya. Kebesaran
kerajaan Safawi yang gemilang akhirnya harus mengalami siklus perjalanan
sejarah sejak dari berdirinya. Kemajuan yang diraihnya sampai kemunduran dan
kehancurannya sekaligus.18 Sebagai catatan, raja-raja yang memerintah setelah
Abbas I yaitu: Safi Mirza (1628- 1642 M). Syah Abbas II (1642-1667 M), Syah
Sulaiman (1667-1694 M) Syah Sultan Husain (1694-722 M), Syah II 722-1732
M) dan Syah Abbas III (1733-1736 M) (Mansur, 1990: 675-694).
Ada beberapa faktor penting yang membawa kerajaan Safawi kepada
kemunduran dan kehancurannya, antara lain sebagai berikut:
a. Seringnya terjadi konflik interm dalam bentuk perebutan kekuasaan di di
kalangan keluarga istana sendiri.

18
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.279.

15 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
b. Dekadensi moral yang melanda sebagian para pembesar kerajaan Safawi.
Misalnya Abbas II sangat menggemari meminum-minuman keras; begitu juga
Syah Sulaiman, di samping pecandu narkotik juga menggemari kehidupan
malam bersama harem-haremnya selama tujuh tahun tanpa seklaipun
menyempatkan diri menangani urusan pemerintahan. Demikian juga Sultan
Husain tidak jauh berbeda dengan mereka berdua.
c. Pasukan ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki
semangat perang yang tinggi seperti Qizilbash. Hal ini disebabkan karena
pasukan ini tidak dipersiapkan secara terlatih dan tidak melalui suatu proses
pendidikan rohani seperti halnya pasukan Qizilbash. Konflik berkepanjangan
dengan kerajaan Usmani yang menganggap kerajaan Safawi yang beraliran
syiah itu sebagai ancaman langsung terhadap wilayah kekuasaannya. Konflik
antara dua kerajaan tersebut telah berlangsung lama, walaupun pernah terhenti
ketika tercapai perdamaian pada masa Abbas I, namun tak lama kemudian Syah
Abbas meneruskan konflik tersebut. Setelah itu tidak ada lagi perdamaian
antara kedua kerajaan besar tersebut (Yatim, 1997: 158-159).

C. DINASTI MUGHAL
1. Asal Usul Dinasti Mughol
Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur yang lahir
pada tanggal 24 Februari 1483 M. Ayahnya bemama Umar Syek Mirza keturunan
kelima Timur Lenk, seorang Amir Fargana. Sedangkan ibunya adalah seorang Putri
keturunan langsung Jakutai putra Jengis Khan (Hamka, 1961:98). Pada tahun 1494
M., ayahnya wafat dan usianya ketika itu baru 12 tahun. Babur kemudian diangkat
menjadi penguasa Farghana menggantikan ayahnya yang telah wafat. Meskipun
masih relatif muda, Babur telah dipersiapkan untuk menjadi pemimpin yang tangguh.
Ambisi dan cita-citanya untuk menjadi penguasa Delhi tampaknya diilhami oleh
kebesaran kakeknya yaitu Timur Lenk.19
Dalam mewujudkan ambisinya, Babur menyerang Samarkhand tiga kali dan
tiga kali pula gagal. Bahkan penyerangan yang ketiga menyebabkan ia terusir dari
Farghana namun kegagalan itu tidak membuatnya putus asa. Akhirnya atas bantuan

19
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.281.

16 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
raja Syafawi, Ismail I, ia berhasil menaklukan Samarkhand pada tahun 1494,
kemudian menduduki Kabul tahun 1504 (Yatim, 1997:147).
Setelah mengalahkan Kabul, Babur meneruskan ekpansinya ke India. Saat itu
Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis sehingga stabilitas pemerintah menjadi
kacau. Alam Khan, Paman Ibrahim Lodi, bersama daulat Khan mengirim utusan ke
Kabul untuk meminta bantuan Babur menjatuhkan Ibrahim di Delhi. Kesempatan
emas itu tidak akan disia-siakan oleh Babur. Maka pada tahun 1525, Babur menguasai
Punjab dengan ibu Kota Lahore, setelah itu ia memimpin tentaranya menuju Delhi.
Maka terjadilah pertempuran dahsyat di Panipat, Ibrahim beserta ribuan tentaranya
terbunuh dalam dalam pertempuran itu, Babur segera menegakan pemerintahannya di
Delhi. Dengan demikian, Berdirilah kerajaan Mughal di India (Yatim, 1997:147).
2. Perkembangan dan Kemajuan
Kemenangan yang dicapai oleh Babur merupakan ancaman bagi para Raja
Hindu di anak benua India. Oleh karena itu, Babur di mana kepemimpinannya lebih
banyak melakukan konsolidasi ke dalam untuk meperkuat pasukannya dalam
menghadapi berbagai kemungkinan serangan dari mereka dan di samping itu juga
berusaha memperluas wilayah kekuasaannya.20
Babur dapat menguasai India bagian utara, setelah serangan susah payah
melakukan pertempuran yang tak henti-hentinya sebanyak tiga kali pertempuran
melawan pasukan raja Hindu dengan sekutunya. Dia meninggalkan sebuah kerajaan
yang meliputi Badakhshan, Afganistan, Punjab, Delhi, Utara Bahihar dan wilayah-
wilayah yang membentang keselatan hingga garis pertahanan yang ditandai dengan
benteng benteng Biyana, ranthambor, Gwalior dan Manderi (Mahmudunnaser
1995.351)
Babur tidak hidup lama untuk menikmati hasil-hasil kemenangannya. Dia
meninggal dunia pada tanggal 26 Desember (Mahmandunnaser: 1994, 351). Babur
digantikan oleh anaknya yang bernama Hummayun. Meskipun Babur telah tiada,
bukan berarti perasaan dendam para raja di India berhenti.
Ancaman masih terus datang, misalnya dari Bahadur Syah. Penguasa Gujarat,
ke daerah-daerah yang dikuasai Kerajaan Mughal. Namun setahun kemudian,
Bahadur Syah dapat merebut kembali Gujarat dan membawa dengan meminta
bantuan orang-orang Portugis (Mahmudunnaser, 1994:352).

20
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.282.

17 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Pada tahun 1539 pasukan Hummayun disergap oleh pasukan Syer Khan dan
dikalahkan di Chausa. Hummayun melarikan diri ke Agra. Setelah mengalahkan
Humayyun, Syer Khan memakai syer Syah, sehingga namanya menjadi Syer Syah.
Selanjutnya menurut catatan catatan Bosworth (1980.236) pengganti-pengganti Syer
Syah adalah raja-raja yang lemah hingga memberi kesempatan kepada Hummayun
untuk kembali menduduki tahta kerajaan Mughal yang pernah lepas dari
genggamannya, khususnya di wilayah Delhi dan Agra pada tahun 962H/1555M.
Pendapat lain mengatakan sebelum tahun 1555 M, Hummayun pernah
berusaha untuk merebut kembali kekuasaannya, sehingga terjadu pertempuran dengan
Sher Syah di Kanauj. Dalam pertempuran kali ini, Hummayun juga menderita
kekalahan. Ia terpaksa melarikan diri ke Kandahar dan selanjutnya ke Persia. Di
Persia ia menyusun kembali pasukannya. Melalui bantuan yang diberikan oleh raja
Syafawi, ia melakukan serangan terhadap Sher Syah setelah 15 tahun berkelana
meninggalkan Delhi. Setahun setelah merebit Delhi, ia meninggal karena jatuh dari
tangga istananya pada bulan Januari 1556 M.
Pengganti Hummayun adalah putranya bemama Akbar (1556-1605 yang tahun
M). Pada saat naik tahta, usianya baru 14 tahun. Karena ia masih muda, maka urusan
pemerintahan diserahkan kepada Bairam Khan, seorang Syi’i. Bairam Khan adalah
seorang perwira yang berpengalaman dan teman dekat ayahnya (holt, 1970: 22). Pada
masa Akbar inilah kerajaan Mughal mengalami masa keemasannya.21
Seperti kakeknya, ia melalui karir militernya sejak masih anak-anak. Karena
dilahirkan sewaktu ayahnya menjadi pelarian, dia tidak menerima pendidikan formal.
Bahkan mungkin, dia tidak bisa membaca dan menulis, tetapi dia mempunyai ingatan
dan mempunyai yang luar biasa kuatnya keinginan besar untuk menuntut ilmu.
Di awal masa pemerintahannya Akbar menghadapi sisa-sisa keturunan Sher
Syah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan ini dapat dikalahkan oleh
pasukan Bairam yang dikenal dengan perang Panipat II,(K.Ali 1996: 354).
Keberhasilan Akbar pada perang Panipat II tidak terlepas dari peran besar
yang dimainkan Bairam Khan. Akan tetapi, setelah Akbar dewasa, ia berusaha untuk
menyingkirkan Bairam Khan yang sudah mempunyai pengaruh yang sangat kuat dan
terlampau memaksakan paham syi'ah. Bairam malahan memberontak, tetapi dapat
dikalahkan oleh Akbar tahun 1561 M. Akbar kemudian mengirim Bairam Khan ke

21
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm. 284

18 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Makkah, namun di tengah perjalanan dibunuh oleh seorang Afghan yang ayahnya
dihukum mati atas perintahnya.22
Setelah persoalan dalam negeri dapat diatasi, Akbar mulai mengadakan
ekspansi wilayah. Mula-mula ke Chundarm Ghon, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat,
Kashmir, Orissa, Deccan, Bengal, Galilgarh, Nurhala, wilayah yang sangat luas itu
diperintah dalam suatau pemerintahan militeristik. Dalam sistem pemerintahan
militeristik, sultan adalah penguasa diktator. Pemerintah daerah dipegang oleh
seorang Sipah solar (kepala komandan). Sedangkan sub-distrik dipegang oleh Faudjar
(komandan). Jabatan jabatan sipil diberi jenjang kepangkatan yang bercorak
kemiliteran dan para pejabat sipil wajib mengikuti latihan kemiliteran.
Akbar juga menerapkan politik Sulakhul (Toleransi Universal) Dengan politik
ini, semua rakyat India dipandang sama. Di dalam masalah agama, mempunyai
pandangan liberal dan ingin mempersatukan semua agama dalam satu agama yang
diberi nama Din Ilahi (Nasution, 1985:85). Sebagaimana namanya Akbar yang berarti
agung atau besar, Akbar telah membuktikan usahanya yang luar biasa besarnya.
Selain memakmurkan rakyat dengan menghilangkan segala bentuk pajak, dia juga
meluaskan perekonomian dalam segala cabangnya, dan memperbesar perdagangan
dengan luar negeri (Ahmad, 1979: 130-131).23
Akbar meninggal dunia setelah berkuasa ± 49 tahun. Sepeninggal Akbar,
kedudukan digantikan oleh puteranya yang bernama Salim dengan gelar sultan
Nuruddin Muhammad Jihangir Padayah Ghazi. Pada masa pemerintahannya, Jihangir
menghapus ideologi agama Din Illahi, dan berpegang teguh dengan madzhab Ahlu
sunnah wal Jama'ah. Dalam menjalankan roda pemerintahan, Jihangir banyak
dipengaruhi oleh permaisurinya Nur Mahal yang sangat cantik dan cerdik, serta suka
mencampuri urusan pemerintahan dari belakang layar (Hamka, 1961:110).
Pada tahun 1627 M, Jhangir meninggal dunia setelah menderita sakit.
Kemudian ia digantikan oleh putranya Khuram yang bergelar Syah Jehan (1628-1688
M) yang berkedudukan di Agra. Pada masanya, Portugis di Hugli Senggala
menyalahgunakan kepercayaan yang kepada mereka dengan menarik pajak yang
besar dari pedagang setempat. Selain itu, mereka juga dicurigai menyebarkan agama
Kristen kepada penduduk. Syah Jehan mengeluarkan perintah untuk mengusir
22
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm 285
23
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm 286

19 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
mereka, dan pada 1632 M. Hugli dikepung dan akhirnya direbut (Mahmudunnaser,
1996: 306-367).
Sah Jehan adalah salah satu sultan Mughal yang mempunyai perhatian besar
terhadap kesenian dan kesusastraan. Romantika Syah Jehan dengan permaisurinya
Taz-i-Mahal cukup terkenal. Sehingga sewaktu Permaisurinya meninggal pada tahun
1531 M, maka dia mendirikan bangunan yang indah untuk tempat peristirahatan yang
terakhir kali baginya. Bangunan itu menjadi dunia sampai sekarang yaitu Taj Mahal
(Ahmad, 1974; 131).
Pada bulan September 1657 M, Syah Jehan jatuh sakit. Dalam situasi duka
seperti ini, timbullah keinginan di antara puteranya untuk menggantikan
kedudukannya. Maka perebutan kakaasaan tidak dapat dihindari lagi. Aurangzab
(Alamgirh) akhirnya berhasil sebagai permenang dan menduduki tahta kerajaan pada
tanggal 8 Juni 1658 M., dengan gelar Abu al Mudzaffar MuhibudinMuhammad
Aurangzeb Alamgirh Padsyah Ghozi.24
Aurangzeb adalah raja Mughal yang besar di samping Akbar. Sistem
keamanan yang diterapkan oleh Aurangzeb sangat berpengaruh terhadap kemajuan
Mughal, baik di bidang intelektual atau material. Terhadap orang-orang Hindu dia
juga memberikan kebebasan membentuk satu bagian integral dari struktur
administrasi dan kemiliteran Mughal.
Kerajaan Mughal sejak didirikan sampai pemerintahannya Aurangzeb
dipimpin oleh raja-raja yang besar dan kuat, dan mencapai puncak kejayaannya pada
masa Akbar. Setelah itu kerajaan Mughal mengalami kemunduran sampai akhirnya
hancur pada tahun 1858 M. Di antara kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa
Mughal adalah:25
1) Bidang Politik
Sekalipun dalam pemerintahan kerajaan Mughal banyak diwarnai perebutan
kekuasaan, namun secara keseluruhan dari pemerintahannya masih dapat
terkendali, terutama pada masa Akbar. Hal itu disebabkan, para penguasa Mughal
menerapkan sistem militeristik dalam rangka mempertahankan wilayahnya.
2) Bidang Ekonomi

24
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm 287
25
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm.288

20 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Di bidang ekonomi, sektor pertanian menjadi bagian terpenting selain
perdagangan, pajak dan perindustrian. Dalam mengatur sektor pertanian,
pemerintah menerapkan sistem hubungan petani berdasarkan lahan pertanian. Deh
merupakan unit lahan pertanian terkecil. Beberapa Deh tergabung dalam pargana
(desa). Komunitas petani hasan dipimpin oleh seorang Mukaddam. Melalui
mukaddam itulah pemerintah berhubungan dengan para petani.
Untuk meningkatkan produksi, pada masa Jihangir mengizinkan Inggris
(1611) dan Belanda (1617) mendirikan pabrik pengolahan pertanian di Surat.
Hasil pertanian tersebut adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran,
rempah-rempah, tembakau, kapas, nila dan bahan celupan.
3) Bidang Seni dan Arsitektur
Pada masa sultan Akbar telah digunakan tiga macam bahasa yaitu bahasa Arab
sebagai bahasa agama, bahasa Turki sebagai sebagai bahasa bangsawan, dan
bahasa Persia sebagai bahasa istana dan kesusastraan. Akbar juga menciptakan
suatu bahasa baru yang merupakan gabungan ketiga bahasa tersebut di tambah
dengan bahasa Hindu yaitu bahasa Urdu. Karya seni lainnya yaitu karya-karya
arsitektur yang sangat indah. Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur, Sikri di
sikri, vila vila dan masjid-masjid megah. Pada masa Syah Jehan dibangun Masjid
berlapis mutiara yang diberi nama masjid Moti di Agra, Taj Mahal, masjid raya
Delhi, dan istana indah di Lahore.26

3. Kemunduran dan Kehancuran


Pada awal abad 18, kerajaan Mughal mulai memasuki masa kemundurannya. Para
pelanjut Aurangzeb tidak sanggup mempertahankan kebesara yang telah dibina oleh
para penguasa sebelumnya. Bahkan sultan terakhir, akhirnya diusir dari istana setelah
perlawanannya dipatahkan oleh Inggris.
Ada beberapa faktor terkait yang menyebabkan dinasti Mughal mengalami
kemunduran pada masa satu setengah abad terakhir. Faktor-faktor tersebut
diklasifikasikan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal
a. Perebutan kekuasaan antara para penguasa Mughal.

26
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm 290

21 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
b. Semua pewaris tahta pasca Aurangzab adalah orang-orang yang lemah dalam
bidang kepemimpinan.
c. Kemosrotan moral dan gaya hidup mewah di kalangan elite politik yang
mengakibatkan pemborosan dalam menggunakan uang negara.
d. Wilayah kerajaan yang begitu luas memberi peluang terjadinya disintegrasi.
Daerah-daerah yang jauh dari kota Delhibanyak yang melepaskan diri.
e. Kondisi politik dan ekonomi yang lemah membawa stagnasi pembinaan
kekuatan militer sehingga operasi militer Inggris di wilayah-wilayah pantai
India tidak dapat dipantau oleh pasukan kerajaan Mughal.

2) Faktor Eksternal
a. Serangan dari Persia dan Afghanistan
b. Gerakan relivalis Hindu tumbuh pesat dan menampilkan diri sebagai anti Islam.
c. Pukulan hebat dari Inggris terhadap kerajaan Mughal yang sedang
“sempoyongan” mengakibatkan kerajaan ini jatuh ambruk untuk selamanya.
Bahkan Bahadur Syah, sultan terakhir, diusir dari istana pada tahun 1858.

Dengan demikian berakhirlah kekuasaan dinasti Mughal di India, selanjutnya


India berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris.27

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kerajaan Turki Usmani
Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus. Yang mendiami daerah Mongol dan
daerah utara negeri Cina kurang lebih tiga abad. Kemudian mereka pindah ke
Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka masuk Islam pada abad ke-9/10 ketika menetap di
Asia Tengah Nama Usmaniyah itu diambil dari dan dibangsakan kepada nenek
moyang mereka yang pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu

27
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban
Islam(Yogyakarta: Deepublish,2012), hlm 291

22 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Sulaimansyah Ibn Kia Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Kekuatan politik
yang dimilki turki usmani, membawa kekhalifahan ini memiliki kemajuan-kemajuan
dalam bidang-bidang kehidupan seperti bidang kemiliteran, bidang seni dan syair,
bidang arsitektur, bidang agama dan lain-lain. Adapun factor kemunduran kerajaan
turki usman antara lain: Wilayah kekuasaan yang sangat luas, Heterogenitas
penduduk, Kelemahan para penguasa (Sultan), Budaya pungli, Pemberontakan tentara
Jenissari, Merosotnya ekonomi.
2. Kerajaan Syafawi
Kerajaan Safawi berasal dari sebuah gerakan tarekat yang berdiri di Ardabil,
Azerbaijan, Tarekat ini diberi nama Tarekat Safawiyah yang didirikan pada waktu
yang hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Usmani. Nama syafawiyah
diambil dari nama pendirinya, safi al din dan namanya terus dipertahankan sampai
tarekat ini menjadi gerakan politik. Kemajuan kerajaan syafawi antara lain dalam
bidang eknomi, bidang ilmu pengetahuan dan bidang pembangunan fisik dan seni.
Adapun factor kemunduran kerajaan ini antara lain: Seringnya terjadi konflik interm
dalam bentuk perebutan kekuasaan di kalangan keluarga istana sendiri, dekadensi
moral yang melanda sebagian para pembesar kerajaan Safawi dan karna pasukan
ghulam (budak-budak) yang dibentuk oleh Abbas I tidak memiliki semangat perang
yang tinggi.
3. Keraaan Mughal di India
Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur yang lahir
pada tanggal 24 Februari 1483 M. Ayahnya bemama Umar Syek Mirza keturunan
kelima Timur Lenk, seorang Amir Fargana. Sedangkan ibunya adalah seorang Putri
keturunan langsung Jakutai putra Jengis Khan. Di antara kemajuan-kemajuan yang
dicapai pada masa Mughal adalah: Bidang Politik, bidang ekonomi, bidang seni dan
arsitektur dan bidang agama. Adapun salah satuy faktor-faktor kemunduran kerajaan
ini antara lain: Perebutan kekuasaan antara para penguasa Mughal, Semua pewaris
tahta pasca Aurangzab adalah orang-orang yang lemah dalam bidang kepemimpinan,
dan Serangan dari Persia dan Afghanistan.

B. SARAN
Penulis berharap ,karya ilmiah ini dapat memotivasi para pembaca agar lebih
menanamkan keimanan kepada Allah swt serta dapat mengambil pelajaran dari

23 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
pembahasan makalah ini. Seyogya nya, Penulis pun berharap agar para pembaca
khususnya mahasiswa/i jurusan Perbankan Syariah IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Hamka, 1981, Sejarah Umat Islam, Jilid III, Jakarta: Bulan Bintang

Mubarok, Jaih, 2004, Sejarah Peradaban Islam (Sebuah Ringkasan), Bandung: Pustaka

Bani Quraisy,

Subarman, Munir, 2012, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan

Peradaban Islam, Yogyakarta: Deepublish

24 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R
Sunanto, Musyrifah , 2003, Sejarah islam klasik (perkembangan ilmu pengetahuan islam),

Jakarta: Kencana

Mughni, Syafiq A. 1997, Sejarah Kebudayaan Islam di Turki, Cetakan 1, Jakarta:Logos,

Yatim, Badri, 2013, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Yatim, Badri, 2008, Sejarah Peradaban Islam dirasah Islamiyah II, Jakarta: Rajawali Pers,

25 | M A S A T I G A K E R A J A A N B E S A R

Anda mungkin juga menyukai