Anda di halaman 1dari 9

Dinasti Turki Utsmani (1281-1924)

May 7
Posted by alqabas_6179
Pendahuluan Penyerbuan pasukan Mongol di bawah
pimpinan Hulagu Khan yang telah menghancurkan kota Baghdad di Iraq merupakan akhir dari
Daulah Bani Abbasiyah. Kehancuran Baghdad merupakan akhir kekuatan politik Islam yang
selama ini telah memegang peranan penting dalam mewujudkan kebudayaan dan peradaban
dunia. Bahkan khazanah ilmu pengetahuan pun ikut lenyap dan dihanguskan dan sejak itu pun
dunia Islam mengalami kemunduran secara drastis. Selanjutnya, politik umat Islam mulai
mengalami kemajuan kembali setelah berdiri dan berkembangnya tiga kerajaan besar yaitu:
Pertama: Utsmani di Turki sebagai benteng kekuatan Islam dalam menghadapi ekspansi Eropa
ke Timur, maka dengan itu Turki Utsmani menjadi hal sangat penting dalam kajian Sejarah
Islam walaupun dalam buku-buku sejarah tidak mendapat porsi yang banyak sebagaimana
Dinasti Umaiyah dan Abbasiyah. Kedua: Mughal di India dan dengan kehadiran Kerajaan
Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya nyaris tenggelam. Ketiga Safawi di
Persia sebagai penganut Syiah yang dijadikan sebagai madzhab negara. Kerajaan Safawi
dianggap sebagai peletak dasar pertama terbentuknya negara Iran sekarang ini. Dari ketiga
dinasti di atas Dinasti Utsmani adalah yang pertama berdiri sekaligus yang terbesar dan paling
lama bertahan dibanding dua dinasti lainnya. Perjalanan panjang dan berliku selama 643 tahun
kerajaan Turki Utsmani telah menampilkan 39 orang Sultan dengan model kepemimpinan yang
berbeda-beda. Tetapi seperti Dinasti lainnya, hukum sejarah juga berlaku, bahwa masa
pertumbuhan yang diiringi dengan masa perkembangan dan masa gemilang biasanya berakhir
dengan masa kemunduran atau bahkan kehancuran. Makalah ini akan membahas sejarah
berkembangnya dinasti Turki Utsmani serta kemajuan-kemajuan yang dicapai baik dalam bidang
sosial, politik dan lain-lain.
A. Asal-Usul Dinasti Turki Utsmani Bangsa Turki
Utsmani pada awalnya adalah suku nomaden yang selama berabad-abad selalu mencari lahan
perburuan baru di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Turki. Pada awal tahun masehi, ia
dinamakan Bizantium di bawah kekuasaan Romawi yang berkuasa di kawasan ini selama lebih
dari empat abad . Setelah Barbar merebut dari tangan Romawi ibukota kerajaan dipindahkan ke
Konstantinopel (Ankara sekarang). Awal berdirinya Dinasti Utsmaniyah banyak tertulis dalam
legenda dan sejarah sebelum tahun 1300 dengan mengorbankan kekaisaran Bizantium, dan
didirikan di atas reruntuhan kerjaan Saljuk. Dinasti ini berasal dari suku Qoyigh Oghus yang
menempati daerah Mongol dan daerah utara negeri Cina kurang lebih 3 abad. Lalu mereka
pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq. Mereka memeluk Islam pada abad ke-9 atau ke-10 ketika
menetap di Asia Tengah. Di bawah pimpinan Ertoghrul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan
Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium. Karena bantuan mereka inilah,
Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin memberi imbalan tanah di Asia Kecil
yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka terus membina wilayah barunya dan
memilih kota Syukud sebagai ibukota . Ertoghrul meninggal Dunia tahun 1289. Kepemimpinan
dilanjutkan oleh puteranya, Utsman. Nama kerajaan Utsmaniyah itu diambil dari dan
dibangsakan kepada nenek moyang mereka yang pertama yaitu Sultan Utsmani Ibnu Erthoghol
yang diperkirakan lahir tahun 1258 . Keika bangsa Mongol menyerang Kerajaan Seljuk, yang
mengakibatkan meninggalnya Sultan Alaudin. Setelah meninggalnya Sultan Alaudin, Utsman
memproklamarkan dirinya sebagai Sultan di wilayah yang didudukinya. Utsman bin Erthoghol
sering disebut Utsman I. Utsman Ibnu Erthoghol memerintah dari tahun 1290-1326 M Utsman I
memilih Bursa sebagai pusat dan ibukota kerajaan yang sebelumnya berpusat di Qurah Hisyar
atau Iskisyihar. Untuk memperluas wilayah dan kekuasaan Utsman mengirim surat kepada raja-
raja kecil di Asia Tengah yang belum ditaklukkan bahwa sekarang dia raja yang besar dan
memberi penawaran agar raja-raja kecil itu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni;
Islam, membayar Jizyah dan diperangi. Setelah menerima surat itu, sebagian ada yang masuk
Islam ada juga yang mau membayar Jizyah dan ada juga yang memilih menentang dan bersekutu
dengan Bangsa Tartar, akan tetapi Utsman tidak merasa gentar dan takut menghadapinya.
Utsman dan anaknya Orkhan memimpin tentaranya dalam menghadapi bangsa Tartar, setelah
mereka dapat ditaklukkan banyak dari penduduknya yang memeluk agama Islam. Utsman
mempertahankan kekuasaannya dengan gagah perkasa sehingga kekuasaannya tetap tegak dan
kokoh bahkan kemudian dilanjutkan oleh puteranya dan saudara-saudaranya dengan
kepemimpinan yang gagah berani dan perkasa dalam meneruskan perjuangan sang ayah dan
demi kokohnya kekuasaan nenek moyang yang telah mewariskan darah kepahlawan itu kepada
mereka. B. Masa Perkembangan Turki Utsmani Setelah Utsman mengumumkan dirinya sebagai
Padisyah al Utsman (raja besar keluarga Utsman), sedikit demi sedikit daerah kerajaan dapat
diperluasnya. Ia dan puteranya memimpin penyerangan ke daerah perbatasan Bizantium hingga
ke selat Bosporus dan menaklukkan kota Bursa tahun 1317 M, kemudian pada tahun 1326 M
dijadikan sebagai pusat kerajaan. Perpindahan ini memberikan pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan awal politik kesultanan. Utsman I disukai sebagai pemimpin yang kuat bahkan
lama setelah beliau meninggal dunia, sebagai buktinya terdapat istilah di Bahasa Turki Semoga
dia sebaik Utsman. Reputasi beliau menjadi lebih harum juga disebabkan oleh adanya cerita
lama dari abad pertengahan Turki yang dikenal dengan nama Mimpi Utsman, sebuah mitos yang
mana Utsman diinspirasikan untuk menaklukkan berbagai wilayah yang menjadi wilayah
kekuasaan Kesultanan Utsmaniyah. Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan
perluasan daerah ke benua Eropa. Ia dapat menaklukkan Adnanopel yang kemudian dijadikan
ibukota kerajaan yang baru. Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus
mengobarkan semangat perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul
mundur Turki Utsmani. Sultan Bayazid tidak gentar menghadapi pasukan sekutu di bawah
anjuran Paus itu dan bahkan menghancurkan pasukan Salib. Pertempuran itu terjadi pada tahun
1369 itu . Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari pasukan
Timur Lenk ke Asia kecil seorang raja keturunan bangsa Mongol yang telah memeluk agama
Islam yang berpusat di Samarkand. Ia bermaksud menaklukkan negeri-negeri barat seperti yang
dilakukan oleh nenek moyangnya. Akhirnya perang yang menentukan terjadi di Ankara. Bayazid
bersama anaknya, Musa dan Erthogol dikalahkan oleh Timur Lank. Bayazid mati dalam tawanan
Timur tahun 1402 . Kekalahan ini membawa dampak yang sangat buruk bagi Dinasti Utsmani
yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan diri. Tetapi Setelah
Muhammad I naik tahta dan memimpin wilayah Utsmani dapat disatukan kembali. Integrasi ini
tampaknya mengejukan dunia Barat karena mereka sama sekali tidak menduga Utsmani akan
bangkit secepat itu setelah berantakan akibat serangan Timur Lank. Usaha beliau dalam
meletakkan keamanan dan perbaikan diteruskan oleh puteranya Sultan Murad II (1421-1451).
Turki Utsmani mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau
Muhammad Al-Fatah. Ia lebih terkenal dengan Al-Fatih, sang penakluk atau pembuka, karena
pada masanya Konstantinopel sebagai ibukota kekaisaran Bizantium berabad-abad lamanya.
dapat ditundukkan hal ini terjadi pada tahun 1453 M. Dan berhasil membunuh Kaisar Byzantium
dalam perang itu. Kemenangan ini merupakan kemenangan terbesar bagi Utsamaniyah,lalu ia
memberikan nama Istanbul (Kota kesejahteraan) dan menjadikannya sebagai ibukota .
Penaklukan Konstantinopel tahun 1453 mengukuhkan status Kesultanan Utsmaniyah sebagai
kekuatan besar di Eropa Tenggara dan Mediterania Timur. Pada masa ini Kesultanan
Utsmaniyah memasuki periode penaklukkan dan perluasan wilayah sampai ke Eropa dan Afrika
Utara; dalam bidang kelautan, angkatan laut Utsmaniyah mengukuhkan kesultanan sebagai
kekuatan dagang yang besar dan kuat. Perekonomian kesultanan juga mengalami kemajuan
berkat kontrol wilayah jalur perdagangan antara Eropa dan Asia. Bahkan mereka dikenal sebagai
bangsa yang penuh semangat, memiliki kekuatan yang besar dan menghuni tempat yang strategis
. Setelah Bayazid II mengundurkan diri karena lebih cendurung berdamai dengan musuh dan
terlalu mementingkan kehidupan tasawuf dan juga tidak disukai oleh masyarakat maka ia pun
digantikan oleh putranya Sultan Salim I yang mempunyai kecakapan dalam memerintah dan
seorang ahli strategi perang. Lalu Sultan Salim I menggerakkan pasukannya ke Timur sehingga
berhasil menaklukkan Persia, Syiria. Pada tahun 923 H Khalifah Abbasiah di Kairo menyerahkan
khilfah kepadanya, sehingga Sultan Utsmaniyah Salim I menjadi khalifah kaum muslimin sejak
saat itu. Pemuka-pemuka Mekah datang ke Kairo dan mengumumkan ketundukan Hijaz kepada
Khalifah Utsmaniyah . Walaupun Sultan Salim memerintah hanya sebentar tetapi beliau sangat
berjasa membentangkan daerah kekuasaannya hingga mencapai Afrika Utara. C. Masa Kejayaan
Turki Utsmani Pada awalnya kerajaan Turki Utsmani hanya memiliki wilayah yang sangat kecil,
namun dengan adanya dukungan militer, Kerajaan yang besar bisa bertahan dalam kurun waktu
yang lama. Masa pemerintahan Sulaiman (Al-Qanuni) bin Salim puncak perluasan dan
kebesarannya. Dia menguasai Beograd, kepulauan Rodhesia, semenanjung Krym dan Ibukotanya
Valachie, menerobos Eropa, hingga sampai Wina ibukota Austria. Dia melakukan pengepungan
dua kali, menaklukkan Hungaria, membunuh orang-orang Portugis di pesisir India, dan
mengalahkannya pada tahun 934 H . Bahkan beliau menaklukkan menaklukkan Mesir, Afrika
Utara hingga ke Al-Jazair, di Asia hingga ke Persia yang meliputi Lautian Hindia, Laut Arab,
Laut Merah, Laut Tengah, Laut Hitam. Dan pada masa Sulaiman (Al-Qanuni) bin Salim puncak
keemasan dan kejayaan kerajaan Turki Utsmani. Ia digelari Al-Qanuni karena jasanya dalam
mengkaji dan menyusun kembali sistem undang-undang kesultanan Turki Utsmani dan
perlaksanaannya secara teratur dan tanpa kompromi menurut keadaan masyarakat Islam Turki
Utsmani yang saat itu mempunyai latar belakang dan sosial-budaya yang berbeda . Pergaulan
antara bangsa menimbulkan pelbagai konflik kecil dan ini bisa mengganggu keselamatan umat
Islam walaupun satu agama. Hal ini menyebabkan Sulaiman I menyusun dan mengkaji budaya
masyarakat Islam Turki Utsmani yang berasal dari Eropa, Persia, Afrika dan Asia Tengah untuk
disesuaikan dengan undang-undang Syariah Islamiyah. Sulaiman bukan hanya Sultan yang
paling terkenal dari kalangan Sultan-Sultan Turki Utsmani, akan tetapi pada awal abad ke 16 ia
adalah kepala negara yang paling terkenal di seontara dunia. Ia seorang Sultan yang shaleh, ia
mewajibkan rakyat muslim harus shalat lima kali dan berpuasa di bulan ramadhan, jika ada yang
melanggar tidak hanya dikenai denda namun juga sanksi badan. Sulaiman juga berhasil
menerjemahkan Al-Quran ke dalam bahasa Turki, pada saat Eropa terjadi pertentangan antara
Katolik kepada Khalifah Sulaiman, mereka diberi kebebasan dalam memilih agama dan
diberikan tempat di Turki Utsmani. Beliau juga seorang tokoh negarawan Islam yang terulung di
zamannya, dikagumi dan disegani kawan dan lawan, belajar ilmu kesusasteraan, sains, sejarah,
agama dan taktik ketentaraan di Istana Topkap, Istanbul. Di Barat, ia dikenal dengan nama
Suleiman The Magnificent (Sulaiman yang Agung). Pada setiap kota utama yang ditaklukannya,
Sulaiman menghiasinya dengan mesjid, jembatan dan berbagai fasilitas umum lainnya. D. Masa
kemunduran Turki Utsmani Pada akhir kekuasaan Sulaiman I kerajaan Utsmani berada diantara
dua kekuatan yaitu Monarki Austria di Eropa dan Kerajaan Shafawi di Asia. Sepeninggalan
Suleiman tahun 1566, beberapa daerah kekuasaan kesultanan mulai melepaskan diri termasuk
juga kebangkitan kerajaan-kerajaan Eropa di Barat dan dengan ditemukannya jalur alternatif
Eropa ke Asia melemahkan perekonomian Kesultanan Utsmaniyah. Melemahnya kerajaan
Utsmani pada periode awal sebagaian besar disebabkan oleh persoalan internal atau domestik.
Disamping Efektifitas militer, struktur birokrasi dan sistem pemerintah serta warisan berabad-
abad juga menjadi penyebab kelemahan pemerintahan Sultan. Di tengah kemundurannya, Turki
Utsmani masih sempat melebarkan sayap kekuasaannya. Upaya yang dilakukan semasa
pemerintahan Murad III (1574-1595) berhasil membuat daerah Kaukasus dan Azerbaijan direbut.
Dengan kedua daerah penaklukan baru ini, Turki Utsmani mencapai luas bentangan geografis
yang terbesar sepanjang sejarahnya. Walau bagaimanapun, kemunduran Turki sudah tak bisa
dibendung lagi. Keberhasilan merebut Kaukasus dan Azerbaijan hanya berumur pendek. Kedua
daerah kekuasaan baru tersebut kembali lepas tahun 1603. Walaupun begitu, kesultanan ini tetap
menjadi kekuatan ekspansi yang besar sampai kejadian Pertempuran Wina tahun 1683 yang
menandakan berakhirnya usaha ekspansi Kesultanan Utsmaniyah ke Eropa . Setelah perang ini
Turki harus rela kehilangan sebagian besar daerah Balkan dan Laut Hitam akibat perang
berkepanjangan. Selama abad delapan belas tanda-tanda kemunduran daulah utsmaniyah
semakin nampak jelas kelihatan, mulai dari politik, masa transisi penaklukan dan perdamaian
yang dimanfaatkan oleh kekuatan asing terutama oleh Austria dan Rusia. Kelemahan Militer
Turki semakin nyata kelihatan ketika terjadi konflik dengan Rusia yang telah dimulai sejak 1768
M. Sistem administrasi Utsmani stagnan selama beberapa periode, yang menyebabkan hilangnya
pengaruh otoritas pemerintahan pusat. Pada abad kesembilan belas telah muncul banyak gerakan
pembaharuan yang kurang lebih merupakan aplikasi tanzimat . Tanzimat berasal dari bahasa
Arab yang mengadung arti mengatur, menyusun dan memperbaiki, dan di zaman itu memang
banyak diadakan peraturan undang-undang baru . Salah satu pemukanya adalah Mustafa Sami
yang menurut pendapatnya kemajuan Eropa dihasilkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, atau toleransi beragama dan kemampuan orang Eropa melepaskan diri dari ikatan-
ikatan agama. Sikap otoriter yang dipakai Sultan dan Menteri-menterinya dalam melaksanakan
tanzimat mendapat kritik keras. Kehancuran imperium Utsmani merupakan transisi yang lebih
kompleks dari masyarakat Islam-imperial abad delapan belas menjadi negara-negara nasional
modern. Rezim Utsmani menguasai wilayah yang sangat luas, meliputi Balkan, Turki, Timur
Tengah Arab, Mesir, dan Afrika Utara . Puncak kemunduran Turki Utsmani terjadi pada 1850-
1922. Demikian lemahnya Turki hingga digambarkan sebagai Orang sakit dari Eropa. Turki
terlibat Perang Dunia I, untuk bergabung bersama Jerman-sebuah pilihan yang salah dan keliru
yang mengakibatkan pada kekalahan dan keterpurukan yang lebih dalam. Di dalam negeri,
kekalahan tersebut membangkitkan gerakan nasionalis Turki yang telah muak dengan
kemerosotan moral yang dialami oleh pemimpin mereka. Dipelopori oleh Turki muda yang
tampil setelah undang-undang Utsmaniyah yang tadinya berlandaskan syuro menjadi model
kekuasaan mutlak. Kemudian Musthofa Kamal menggabungkan diri ke dalam organisasi ini dan
menuntut kembali pengembalian undang-undang. Di bawah tekanan organisasi ini Sultan Abdul
Hamid mengembalikan Undang-undang ini. Organisasi ini kemudian menduduki ibukota dan
mengasingkan Sultan. Namun ketika kekuasaan sudah mereka rebut para pembesar organisasi
mulai bersikap diktator sampai akhirnya Mustafa Kamal At-Turk mendirikan Nasionalis Turki
dan menggantikan model kekahlifahan dengan Republik Sekuler pada tahun 1923 M. Sejak
kekuasaannya Turki telah jauh secara total dari Islam. Dia menghapus Khilafah mendorong ke
arah sekuralisme (paham memisahkan agama dari dunia), meminimalisir penggunaan bahasa
Arab di Turki bahkan ia mengganti adzan dengan bahasa Turki. Musthofa Kamal terus
disibukkan dengan jabatan presidennya hingga dia meninggal pada tahun 1938. Dia tidak
meninggalkan bagi Turki selain kemiskinan dan keterasingan. E. Kemajuan-Kemajuan yang
dicapai pada Turki Utsmani Rentang sejarah antara tahun 923-1342 H dari sejarah Islam
merupakan masa Utsmaniyah. Hal ini karena kekuasaan Utsmaniyah merupakan periode
terpanjang dari halaman sejarah Islam. Selama 6 abad pemerintah Utsmaniyah telah memainkan
peran yang sangat penting karena sebagai satu-satunya yang menjaga dan melindungi kaum
muslimin. Merupakan pusat Khilafah Islamiyah, karena merupakan pemerintah Islam terkuat .
Kemajuan dan perkembangan wilayah kerajaan Utsmani yang luas berlangsung dengan cepat
dan diikuti oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang kehidupan lain yang penting,
diantaranya : 1. Bidang Kemiliteran dan Pemerintahan Untuk pertama kalinya Kerajaan Utsmani
mulai mengorganisasi taktik, strategi tempur dan kekuatan militer dengan baik dan teratur. Sejak
kepemimpinan Ertoghul sampai Orkhan adalah masa pembentukan kekuatan militer. Perang
dengan Bizantium merupakan awal didirikannya pusat pendidikan dan pelatihan militer,
sehingga terbentuklah kesatuan militer yang disebut dengan Jenissari atau Inkisyariah. Selain itu
kerajaan Utsmani membuat struktur pemerintahan dengan kekuasaan tertinggi di tangan Sultan
yang dibantu oleh Perdana Menteri yang membawahi Gubernur. Gubernur mengepalai daerah
tingakat I. Di bawahnya terdapat beberapa bupati. Untuk mengatur urusan pemerintahan negara,
di masa Sultan Sulaiman I dibuatlah UU yang diberi nama Multaqa Al-Abhur , yang menjadi
pegangan hukum bagi kerajaan Utsmani sampai datangnya reformasi pada abad ke-19. Karena
jasanya ini, di ujung namanya ditambah gelar al-Qanuni . 2. Bidang Ilmu Pengetahuan dan
Budaya Kebudayaan Turki Utsmani merupakan hasil perpaduan berbagai kebudayaan seperti
kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia mereka banyak mengambil
ajaran-ajaran beretika dan bertata krama dalam istana raja-raja. Organisasi birokrasi dan
kemiliteran banyak diserap dari Bizantium. Dan prinsip-prinsip ekonomi, sosial dan
kemasyarakatan, keilmuan dan huruf diambil dari bangsa Arab. Sedangkan di bidang Ilmu
Pengetahuan di Turki Utsmani tidak begitu menonjol karena mereka lebih fokus pada
pengembangan kekuatan militer, sehingga dalam khasanah Intelektual Islam tidak ada Ilmuan
yang terkemuka dari Turki Utsmani. Namun demikian mereka banyak berkiprah dalam
pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah-indah,
seperti Masjid Jami Sultan Muhammad Fatih, Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub
Al-Ansyari, seluruh masjid ini dihiasi dengan kaligrafi yang indah-indah. Salah satu masjid yang
indah kaligrafinya adalah mesjid Aya Sopia yang kaligrafinya menutupi gambar-gambar kristiani
sebelumnya. 3. Bidang Keagamaan Agama dalam tradisi masyarakat Turki mempunyai peranan
besar dalam lapangan sosial dan politik. Para Mufti menjadi pejabat tertinggi dalam urusan
agama yang mempunyai wewenang dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan
yang terjadi dalam masyarakat. Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan
sendiri sangat terikat dengan syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku. Ajaran-
ajaran tarekat mengalami perkembangan dan kemajuan di Turki Utsmani. Pada masa Turki
Utsmani ada dua tarekat yang dikenal yaitu: tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Tarekat
Bektasyi mempunyai pengaruh di kalangan tentara. Sedangkan Tarekat Maulawi mendapat
dukungan dari para penguasa. Adapun kajian-kajian ilmu keagamaan, seperti tafsir, hadits, fiqh,
ilmu kalam boleh dikatakan tidak mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih
cenderung fanatik pada satu madzhab dan menyalahkan madzhab lainnya. Sehingga ijtihad tidak
berkembang. Para ulama ketika itu lebih senang menulis buku dalam bentuk syarah dan catatan-
catatan pada karya-karya terdahulu. 4. Bidang intelektual Kemajuan bidang intelektual Turki
Utsmani tampaknya tidak lebih menonjol dibandingkan bidang politik dan kemiliteran. Aspek-
aspek intelektual yang dicapai adalah: a) Terdapat dua surat kabar yang muncul pada masa itu
yaitu: 1. Berita harian Takvini Veka dan 2. Jurnal Tasviri Efkyar b) Pendidikan, terjadi
transformasi pendidikan dengan mendirikan sekolah-sekolah dasar, menengah, dan perguruan
tinggi, fakultas kedokteran, fakultas hokum dan mengirinkan pelajar yang berprestasi ke Prancis.
c) Sejarawan Istana, Arifi karyanya sha-name-I-Al-I Osman, cerita tentang keluarga raja-raja
Utsmani Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kerajaan Turki Utsmani tersebut tidak terlepas
daripada kelebihan-kelebihan yang mereka miliki, antara lain: 1. Mereka adalah bangsa yang
penuh semangat, berjiwa besar dan giat. Diliputi semangat perang salib 2. Mereka memiliki
kekuatan militer yang besar. Kekuasaan mereka meliputi tiga benua: Eropa, Asia dan Afrika. 3.
Bangsa Utsmaniyah menghuni tempat yang sangat strategis, yaitu Constantinopel yang sangat
penting pada peta dunia. ibukota istanbul ditinjau dari keadaan tanahnya sangat strategis. Tidak
ada bandingannya. Ia berada pada titik-temua antara asia dan Eropa . 4. Semangat Jihad dan
ingin mengembangkan Islam 5. Suka Menolong muslim lainnya. Mereka telah mendatangi Eropa
timur untuk meringankan tekanan kaum nasrani terhadap andalusia. Mereka juga mengusir
Portugis di negeri-negeri muslim. Mereka juga menggagalkan usaha Portugis menguasai tanah
haram. Disamping itu keberanian, ketangguhan dan kepandaian taktik yang dilakukan olah para
penguasa Turki Utsmani sangatlah baik, serta terjalinnya hubungan yang baik dengan rakyat
kecil, sehingga hal ini pun juga mendukung dalam memajukan dan mempertahankan kerajaan
Turki Utsmani. E. Sebab-sebab kemunduran Turki Utsmani Kemunduran Turki Utsmani terjadi
setelah wafatnya Sulaiman Al-Qonuni. Hal ini disebabkan karena banyaknya kekacauan yang
terjadi setelah Sultan Sulaiman meninggal diantaranya perebutan kekuasaan antara putera beliau
sendiri. Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah dan mempunyai sifat dan
kepribadian yang buruk. Juga karena melemahnya semangat perjuangan prajurit Utsmani yang
mengakibatkan kekalahan dalam mengahadapi beberapa peperangan. Ekonomi semakin
memburuk dan sistem pemerintahan tidak berjalan semestinya. Selain faktor di atas, ada juga
faktor-faktor yang menyebabkan kerajaan Utsmani mengalami kemunduran dan akhirnya
mengalami kehancuran ada dua faktor yaitu internal dan eksternal ,: A) Internal: 1. Luasnya
Wilayah Kekuasaan Perluasan wilayah yang begitu cepat yang terjadi pada daerah kerajaan
Utsmani, menyebabkan pemerintahan merasa kewalahan dalam melakukan administrasi
pemerintahan, terutama pasca pemerintahan Sultan Sulaiman. Sehingga administrasi
pemerintahan kerajaan Utsmani menjadi semberawut. Penguasa Turki Utsmani lebih
mengutamakan ekspansi, dengan mengabaikan penataan sistem pemerintahan. Hal ini
menyebabkan wilayah-wilayah yang jauh dari pusat mudah diserang dan direbut oleh musuh
sehingga sebagian berusaha melepaskan diri. 2. Ledakan jumlah penduduk Perubahan mendasar
terjadi pada jumlah penduduk kerajaan. Penduduk Turki pada abad keenam belas bertambah dua
kali lipat dari sebelumnya. Problem kependudukan waktu itu lebih banyak disebabkan oleh
tingkat pertambahan penduduk yang sedemikian tinggi dan ditambah dengan menurunnya angka
kematian akibat masa damai dan aman yang diciptakannya kerajaan serta menurunnya frekuensi
penaklukan. . 3. Heterogenitas Penduduk Sebagai kerajaan besar, yang merupakan hasil ekspansi
dari berbagai kerajaan-kerajaan kecil, maka di kerajaan Turki terjadi heterogenitas penduduk.
Dari banyaknya dan ragam penduduk, maka jelaslah administrasi yang dibutuhkan juga harus
memadai dan bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka. Tetapi kerajaan Utsmani pasca Sulaiman
tidak cakap dalam administrasi pemerintahan di tambah lagi dengan pemimpin-pemimpin yang
berkuasa sangat lemah dan mempunyai perangai yang buruk. 4. Kelemahan para Penguasa dan
sistem demokrasi Sepeninggalan Sulaiman, terjadilah pergantian penguasa. Penguasa-penguasa
tersebut memiliki kepribadian dan kepemimpinan yang tidak cakap dalam hal pemerintahan dan
tidak paham militer akibatnya pemerintahan menjadi kacau dan susah teratasi. 5. Budaya Pungli
Budaya pungli telah meraja-lela sehingga mengakibatkan dekadensi moral terutama di kalangan
para pejabat yang sedang memperebutkan kekuasaan (jabatan). 6. Pemberontakan Tentara
Jenissari Pemberontakan Jenissari terjadi sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1525 M, 1632 M,
1727 M dan 1826 M. Pihak Jenissari tidak lagi menerapkan prinsip seleksi dan prestasi,
keberadaannya didominasi oleh keturunan dan golongan tertentu yang mengakibatkan adanya
ketidak setujuan dan pemberontakan-pemberontakan. 7. Merosotnya Ekonomi Akibat
peperangan yang terjadi secara terus menerus maka biaya pun semakin membengkak, sementara
belanja negara pun sangat besar, sehingga perekonomian kerajaan Turki pun merosot,
disampoing dampak pertumbuhan perdagangan dan ekonomi internasional 8. Rendahnya kualitas
keislaman Tidak adanya kesadaran Islam yang benar pada mereka, serta tdk adanya pemahaman
bahwa Islam merupakan sistem hidup yang sempurna. Mayoritas mereka hanya mengenal Islam
sebatas ibadah. 9. Mengabaikan bahasa arab Diabaikannya bahasa arab yang merupakan bahasa
al-Quran dan al-Hadits yang mulia, di mana keduanya merupakan sumber asasi bagi syariat
Islam. 10. Gonta-ganti pejabat Gampang mengganti pejabat wilayah, khususnya pada masa akhir
kekuasaannya, karena khawatir wilayah itu akan memerdekakan diri. Hal ini menyebabkan
kurangnya pemahaman pejabat baru terhadap wilayah yang dipimpinnya. B. Faktor-faktor
Eksternal 1. Timbulnya gerakan nasionalisme. Bangsa-bangsa yang tunduk pada kerajaan Turki
selama berkuasa, mulai menyadari kelemahan dinasti tersebut. Kekuasaan Turki atas mereka
bermula dari penaklukan dan penyerbuan. Meskipun Turki telah berbuat sebaik mungkin kepada
pihak yang dikuasai, mereka beranggapan bahwa Turki melemah, mereka bangkit untuk
melepaskan diri dari cengkraman kerajaan tersebut. 2. Terjadinya kemajuan teknologi di Barat,
khususnya dalam bidang persenjataan. Sementara itu, di Turki terjadi stagnasi ilmu pengetahuan
sehingga ketika terjadi kontak senjata antara kekuasaan Turki dengan kekuatan Eropa, Turki
selalu menderita kekalahan karena masih menggunakan senjata tradisional sedangkan Eropa
telah menggunakan senjata modern. 3. Konspirasi Yahudi menjatuhkan Khilafah Menurut
Syaikul Islam Musthafa Sabri Mustapa Kamal memiliki hubungan yang kuat dengan kelompok
Yahudi, bahkan ia salah seorang dari mereka, sebagaimana dikuatkan oleh anggota lembaga
ittihadiyah dan Simpulan Kamaliyah mereka semua mengikuti upacara ritual freemosanry . 1.
Nama kerajaan Utsmani diambil dari nama Sultan pertama bernama Utsman. Beliau dengan
gigihnya meneruskan cita-cita ayahnya sehingga dapat menguasai suatu wilayah yang cukup luas
dan dapat dijadikan sebuah kerajaan yang kuat. Bangsa Turki Utsmani berasal dari suku Qoyigh,
salah satu kabilah Turki yang amat terkenal. Pada abad ke-13 mereka mendapat serangan dari
bangsa Mongol. Akhirnya mereka mencari perlindungan dari saudaranya, yaitu Turki Seljuk.
Dibawah pemerintahan Ortoghul, mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin yang sedang
melawan Bizantium. Karena bantuan mereka, Sultan Alaudin dapat mengalahkan Bizantium.
Kemudian Sultan Alaudin memberi imbalan tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan
Bizantium. Setelah Sultan Alaudin wafat (1300 M), orang-orang Turki segera memproklamirkan
kerajaan Turki Utsmani dengan Utsman I sebagai sultannya. 2. Perluasan wilayah kerajaan Turki
terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan, disamping itu raja-raja yang berkuasa sangat
mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia
Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerajaan Turki Utsmani. Salah satu sumbangan terbesar
kerajaan Turki Utsmani dalam penyebaran Islam adalah penaklukkan kota benteng
Constantinopel (Bizantium) ibukota Romawi Timur (1453 M), penaklukkan kota itu terjadi pada
masa Sultan Muhammad II (1451-1481 M) yang terkenal dengan gelar Al-Fatih. Dalam
perkembangan selanjutnya kerajaan Turki Utsmani mengalami kemajuan yang sangat pesat.
Kemajuan-kemajuan tersebut meliputi bidang kemiliteran, pemerintahan, kebudayaan dan
agama. Selanjutnya Turki Utsmani mengalami puncak keemasan adalah pada masa pemerintahan
Sulaiman I (1520-1566 M) yang Dari perkembangan yang sangatterkenal dengan sebutan
Sulaiman Agung. baik itu maka Turki Utsmani mengalami kemajuankemajuan yang mendukung
sekali dalam pemerintahannya diantaranya: Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan. Turki
mempunyai militer yang sangat kuat dan siap bertempur kapan dan dimana saja. Di bidang
urusan pemerintahan dibuat undang-undang yang berguna untuk mengatur urusan pemerintahan
di Turki Dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Turki kaya akanUtsmani. kebudayaan,
karya telah terjadi akulturasi budaya antara Arab, Persia dan Bizantium. Akan tetapi dalam
bidang ilmu pengetahuan Turki Utsmani tidak begitu menonjol karena terlalu berfokus pada
bidang kemiliteran. Dalam Bidang Keagamaan. Peranan agama di Turki Utsmani sangatlah
besar terutama dalam tradisi masyarakat. Mufti/Ulama menjadi pejabat tinggi dalam urusan
agama dan berwenang memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang dihadapi
masyarakat. 3. Kemunduran Turki Utsmani terjadi oleh dua hal yaitu faktor Internal dan
eksternal. Tanda-tanda kemunduran kerajan Turki Utsmani terjadi setelah masa pemerintahan
Sulaiman (1520-1566 M) berakhir, yaitu terjadi pertikaian diantara anak Sulaiman untuk
memperebutkan kekuasaan. Turki Utsmani mengalami kekacauan, satu persatu daerah
kekuasaannya melepaskan diri, karena tidak ada pengganti Periodisasi Turki Utsmani dibagi ke
lima pemimpin yang kuat dan cakap. priode yaitu: 1. Periode I(1299-1402): pertumbuhan dan
perkembangan kekuasaan yang disusul dengan perluasan wilayah hingga menyeberang ke
daratan Eropa. Kekuatan Timur Lenk kemudian dapat membendung langkah maju Turki
Utsmani, di mana mereka dapat merebut wilayah Timur kerajaan pada 1402. 2. Periode ke II
(1403-1566). Masa transisi; anak-anak Bayazid berebut kekuasaan, sampai akhirnya dikuasai
penuh oleh Muhammad. Muhammad al-Fatih menaklukan Konstantinopel pada 1453, sementara
Salim menaklukan Mesir pada 1517 3. Periode ke III (1566-1703). Hanya bertahan dan tidak
terjadi perluasan wilayah; bahkan ada wilayahnyayang sudah jatuh (seperti Hongaria) ke pihak
musuh. 4. Periode ke IV (1703-1839) masa kemunduran. 5. Periode ke V (1839-1924) terjadi
modernisasi sampai Daftar kemudian jatuh pada 1924. Berdirilan Republik Islam Turki
Pustaka Abul Hasan Ali Nadwi, Islam dan Dunia, Angkasa Bandung, 2008. Ahmad Al-Usairy,
Sejarah Islam, Akbar Media, Jakarta, 2009. Ajid Tohir, Studi Kawasan Dunia Islam,
Rajagrafindo persada, 2009. Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam, 2003. T. Fuad Wahab dkk,
Pendalaman Materi Kompetensi Profesional, Fak. Tarbiyah, Bandung, 2010 Harun Nasution,
Pembaharuan dalam Islam, Bulan Bintang Jakarta, 1992.
http://hitsuke.blogspot.com/2009/05/kerajaan-turki-usmani.html http://www. Wikipidea.com. 28
Desember 2010. http://id.wikipedia.org/wiki/Suleiman_I 29 Desember 2010. Ira. M Lapidus,
Sejarah Sosial Ummat Islam,RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2000. Philip K. Hitti. History of the
Arabs, Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2010 Syafiq A. Mugni, Sejarah DINASTI
UTSMANIYAH Kebudayaan Islam di Turki, Logos Wacana Ilmu, 1997.
PERKEMBANGAN, KEJAYAAN DAN KEMUNDURANNYA Makalah Diajukan Sebagai
Bahan Diskusi Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam Pada Konsentrasi Studi Bahasa Arab Oleh:
Zulli Umri Siregar Nim 2.210.8.017 Dosen Pembimbing Dr.H. Sulasman, M.Hum PROGRAM
PASCA SARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2010 KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah, segala puji milik Allah yang maha Rohman
dan Rohim makalah ini selesai disusun dengan harapan mengenal Sejarah Peradaban Islam
khususnya Turki Utsmani yang selama ini sering kita dengar namun hanya sepintas. Kita
mengenal sejarah dari catatan-catatan para ahli sejarah yang mereka tuangkan dalam tulisan, kita
tidak bisa menghakimi benar atau salah karena memang kita tidak sejaman dengan itu, bahkan
ketika kitapun sejaman sering kali kita menemukan kejanggalan ataupun semacam dengan itu,
oleh karena itu kita hanya mengumpulkan teori-teori dari apa yang kita baca tersebut. Dan teori-
teori yang ada dalam makalah ini sungguh sangat terbatas mengingat sedikitnya buku sejarah
yang dibaca oleh penulis, tapi semoga dengan kritik dan saran menjadikan makalah kecil ini
menjadi sebuah ide besar untuk lebih mendalami Turki Utsmani, akhirnya hanya kepada Allah
kita beribadah dan memohon pertolongan. DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Isi ii
Penyusun Zulli Umri Siregar Pendahuluan 1 Asal Usul Dinasti Turki Utsmani 2 Masa
perkembagan Turki Utsmani 3 Masa Kejayaan Turki Utsmani 6 Masa Kemunduran Turki
Utsmani 7 Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada Turki Utsmani 10 1. Bidang militer 10 2.
Bidang Ilmu pengetahuan dan Budaya 11 3. Bidang agama 11 4. Sebab-sebab kemunduran Turki
Utsmani 13 Simpulan 16 Daftar Pustaka 19 (zul_aagun)

Anda mungkin juga menyukai