Anda di halaman 1dari 4

A.

Karakteristik Akhlaq dalam Islam

Yang dimaksud karakteristik akhlak islam adalah ciri-ciri khusus yang ada dalam akhlak
islam. ciri-ciri khusus ini yang membedakan dengan akhlak wadli’iyah atau akhlak yang
diciptakan oleh manusia, atau hasil consensus manusia dalam menentukan baik dan buruknya
perbuatan, yang disebut moral.

 Akhlak nabi Muhammad saw adalah akhlak islam, karena ia bersumber pada al-Qur’an yang
datang dari Allah swt. Al-qur’an sendiri diyakini memiliki kebenaran mutlak, tidak ada
keraguan sedikitpun di dalamnya, berlaku sepanjang masa dan untuk semua manusia. Oleh
karena itu akhlak islam memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

Kebaikanya bersifat mutlak (al-khairiyah al-muthlaqah) yaitu kebaikan yang terkandung


dalam akhlak islam merupakan kebaikan murni, baik untuk individu maupun untuk
masyarakat luas, kapanpun dan dimanapun.

Kebaikanya bersifat menyeluruh (al-shalahiyah al-‘ammah). Yaitu kebaikan yang


terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk seluruh umat manusia di segala zaman
dan di semua tempat.

Tetap, langeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di dalamnya bersifat tetap,
tidak berubah oleh perubahan waktu, tempat dan perubahan kehidupan manusia.

Kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzamul mustajab), yaitu kebaikan yang terkandung di


dalamnya merupakan hukum yang harus dilaksanakan, sehingga ada sanksi hukum tertentu
bagi orang-orang yang tidak melaksanakan.

Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhithah), yaitu allah yang memiliki sifat


maha mengetahui seluruh isi alam semesta, dan apa yang dilahirkan dan disembunyikan oleh
manusia, maka perbuatan manusia selalu diawasi dan dimintai pertanggungjawaban atas apa
yang dilakukan. Tidak ada sekecil dzarrah-pun yang lepas dari pengawasan Allah SWT.

B. Proses Terbentuknya Akhlaq dalam Islam


1.          Reinforcement
Reinforcement merupakan penguatan yang diberikan terhadap perilaku manusia.
Reinforcement dibedakan menjadi 2, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negative.
Ketika dalam berperilaku manusia mendapatkan reinforcement positif, maka ia akan
merasakan kenikmatan, kenyamanan dalam perilakunya. Sehingga  perilaku tersebut akan
selalu diulang – ulang, dan akan menjadi sebuah akhlak. Misalkan, anak yang hidup di
keluarga yang sangat sayang kepada anaknya, anak tersebut ketika habis makan, piringnya
dicucikan pembantu, makan diambilkan, orang tua membiarkan anaknya berperilaku seperti
itu bahkan semakin disayang. Hal ini merupakan reinforcement positif, yang membuat ia
merasakan kenyamanan dan kenikmatan, sehingga ia akan sering melakukan perilaku
tersebut, ia menjadi terkondisikan untuk dimanja, sehingga ia akan memiliki kepribadian
anak yang manja. Tetapi saat ia berperilaku manja dengan tidak mencuci piring setelah
makan, dan orang tuanya memarahi dia bahkan memukul. Ia akan menjadi jera dan tidak
akan mengulangi perbuatannya tersebut, hal inilah yang disebut reinforcement negative.      

Dalam Islam, reinforcement positif ini bisa berbentuk penghargaan atau pujian,
pahala, masuk surge yang membuat orang akan ketagihan untuk berperilaku baik, sehingga
membentuk kepribadian yang baik. Sebaliknya, hinaan, hukuman atau dosa,masuk neraka,
merupakan reinforcement negative, yang membuat orang tidak akan mengulangi perilaku
buruknya, sehingga tidak terbentuk akhlak negative.

2.        Peran hereditas, fitrah manusia dan lingkungan dalam terbentuknya akhlak

o   Pengaruh hereditas
Rasulullah saw. menjelaskan bahwa faktor hereditas memiliki pengaruh pada
perbedaan individu. Menurut Rasulullah, Allah Ta'ala telah menciptakan Adam as.dari
segumpal tanah yang berasal dari semua unsur tanah yang ada di permukaan bumi. Abu
Hurairah berkata, "Ada seorang laki-laki dari Bani Fazarah datang kepada Nabi saw. seraya
berkata, ' Istriku telah melahirkan seorang anak berkulit hitam.' Nabi saw. bersabda, Apakah
kamu memiliki unta ? ' Lelaki itu menjawab, 'Ya.' Rasulullah bertanya Apa warnanya?'
Lelaki itu menjawab, 'Merah.' Rasulullah bertanya lagi, Apakah kehitam-hitaman?' Lelaki
itu berkata, 'Sebenarnya memang kehitam-hitaman.' Lelaki itu kembali berkata, 'Lantas dari
mana datangnya waran hitam pada unta itu?' Rasulullah bersabda, 'Mungkin karena faktor
keturunan.

Rasulullah saw. Juga telah mengisyaratkan adanya pengaruh genetis pada perilaku
seseorang. Rasulullah bersabda, "Memilihlah untuk nuthfah kalian! Dan nikahilah para
wanita yang sepadan, dan nikahkan juga (mereka) dengan lelaki yang sepadan !” Riwayat
hadis di atas mengarahkan seseorang agar memilih pasangan hidupnya dari asal (keturunan)
yang baik, agar dari pernikahannya itu ia bias melahirkan keturunan yang baik pula, dengan
kepribadian yang baik.

o   Fitrah manusia
Hakikat manusia adalah terdiri dari materi dan ruh, sehingga manusia memiliki sifat
hewan dan malakat. Karena materi memiliki sifat keduniawian yang cenderung ke hawa
nafsu, sedangkan ruh atau jiwa merupakan sifat akhirat, dimana cenderung menuju pada
kebenaran ( suara kebenaran ). Sehingga secara fitrah manusia memiliki sifat yang menuju
pada kebenaran dan menuju pada keburukan. “ Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus
kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada peubahan pada firah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui “.( Ar Rum 30 ). Sehingga ketika manusia dalam
memutuskan sebuah perilaku, ia akan dipengaruhi oleh firah tersebut. Ketika perilaku
cenderung ke suara kebenaran, maka ia akan memiliki akhlak yang baik, dan sebaliknya.

o   Pengaruh lingkungan
Kepribadian anak sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial dan budaya
setempat, tradisi, nilai-nilai, perilaku kedua orang tuanya, cara orang tua mendidik dan
memperlakukannya, berbagai macam media, juga dipengaruhi oleh beragam peristiwa yang
dialami dalam kehidupannya. Anak akan mempelajari bahasa yang dipergunakan sebagai alat
komunikasi kedua orang tuanya, mempelajari agama yang diyakini kedua orang tuanya, dan
mempelajari akhlak, kecenderungn, serta pemikiran kedua orang tuanya.
Rasulullah saw. telah mengisyaratkan peran penting keluarga dalam pertumbuhan
kepribadian anak. Beliau bersabda, " Tidak ada yang lahir melainkan terlahir dalam keadaan
fitrah. Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya seorang Yahudi, Nashrani, atau Majusi.
Sebagaimana binatang yang melahirkan seekor annk dengan sempurna, apakah kalian rasa
ada cacat pada anak binatang itu ? " Abu Musi meriwayatkan bahwa Rasulullah saw.
bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan teman yang salih dan teman yang buruki tu ibarat
penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa jadi akan memberimu
minyak, atau kamu akan membeli minyak, atau kamu akan mendapat aroma wangi darinya.
Sementara pandai besi, bias jadi ia akan membakar busanamu atau kamu akan menjumpai
aroma tidak sedap darinya.”  Rasulullah saw. Juga bersabda," Seseorang berpijak pada
agama temannya. Maka, lihatlah siapa yang menjadi temannya ! "

Anda mungkin juga menyukai