Anda di halaman 1dari 11

Karakteristik Akhlak Islam

Oleh. Mahmudatus Sa’diyah, M.E.Sy

FEB UNISNU JEPARA


Ciri khas atau karakteristik akhlak Islam

1. Bersumber dari wahyu al-Qur’an dan al-Sunnah. Akhlak


Islam bersumber dari wahyu al-Qur’an dan al-Sunnah yang
memiliki kebenaran mutlak dan berlaku sepanjang masa, dimana
saja dan kapan saja. Hal ini berbeda dengan moral dan etika
yang bersumber dari adat istiadat suatu masyarakat yang bersifat
relatif dan boleh jadi berbeda standartnya antara satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya.
2. Berhubungan erat dengan aspek Aqidah dan
Syari’ah. Akhlak dalam Islam tidak berdiri berdiri, tetapi
berhubungan erat dengan aspek aqidah (keimanan) dan syari’ah
(hukum-hukum Islam yang bersifat praktis, baik dalam bidang
ibadah, mu’amalah, jinayah maupun lainnya).

FEB UNISNU JEPARA


Lanjutan..

3. Bersifat Universal. Akhlak dalam Islam, bersih dan bebas dari


tendensi (kecenderungan) rasialisme. Apa yang berlaku bagi umat
Islam berlaku pula bagi non muslim. Misalnya Mencuri
hukumnya haram, baik terhadap harta orang muslim maupun
harta non muslim.
4. Bersifat Komprehensif (menyeluruh). Akhlak dalam Islam
mencakup akhlak terhadap diri sendiri; hubungan dengan Allah
SWT; dengan sesama manusia dan alam lingkungan. Hal ini
berbeda dengan moral dan etika yang hanya menekankan
hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungannya.

FEB UNISNU JEPARA


Lanjutan..
5. Bersifat Tawazun (keseimbangan). Islam menghendaki agar
umatnya tidak melampaui batas dalam segala hal. Keseimbangan
merupakan sifat dasar ajaran Islam, baik keseimbangan antara
jasmani dan rohani; keseimbangan antara hubungan dengan Allah
(hablun min Allah) dan hubungan sesama manusia (hablun min
al-nas); maupun keseimbangan antara urusan dunia dengan
akhirat.
6. Sesuai dengan Fitrah. Islam datang dengan membawa ajaran
yang sesuai dengan fitrah manusia, karena agama Islam datang
dari Allah, sedangkan manusia dengan segala macam fitrahnya
juga diciptakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sangat mustahil
jika ajaran-ajaran agama Islam bertentangan dengan fitrah
manusia.

FEB UNISNU JEPARA


Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan
Akhlak
• Insting (Naluri)
Setiap corak, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh
kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang (dalam bahasa
Arab gharizah). Insting merupakan rutinitas atau kebiasaan yang
dibawa manusia sejak lahir.
• Adat atau Kebiasaan
Adat atau Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang
yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama
sehingga menjadi kebiasaan.
• Wirotsah (keturunan)
Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada
cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan
sifat-sifat asasi orang tuanya. Sehingga terkadang seorang anak
mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya.
FEB UNISNU JEPARA
Pembentukan Akhlak

• Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi


bahwa akhlak adalah hasil usaha pendidikan, latihan,
usaha keras dan pembinaan (muktasabah), bukan terjadi
dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam
diri manusia termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah,
nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani, dan intuisi
dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang
tepat.

FEB UNISNU JEPARA


Lanjutan..

• Akan tetapi, menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak


perlu dibentuk karena akhlak adalah insting (garizah)
yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini
cendrung kepada perbaikan atau fitrah yang ada dalam
diri manusia dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi
yang selalu cendrung pada kebenaran. Dengan
pandangan seperti ini maka akhlak akan tumbuh dengan
sendirinya, walaupun tanpa bentuk atau diusahakan
(ghair muktasabah). Kelompok ini lebih lanjut menduga
bahwa akhlak adalah gambaran batin ini tidak akan
sanggup mengubah perbuatan batin.
FEB UNISNU JEPARA
Proses terbentuknya akhlak
1. Reinforcement
Merupakan penguatan yang diberikan terhadap perilaku manusia.
Reinforcement dibedakan menjadi 2, yaitu reinforcement positif dan
reinforcement negatif. Ketika dalam berperilaku manusia
mendapatkan reinforcement positif, maka ia akan merasakan
kenikmatan, kenyamanan dalam perilakunya. Sehingga perilaku
tersebut akan selalu diulang – ulang, dan akan menjadi sebuah akhlak.

Dalam Islam, reinforcement positif ini bisa berbentuk penghargaan


atau pujian, pahala, yang membuat orang akan ketagihan untuk
berperilaku baik, sehingga membentuk kepribadian yang baik.
Sebaliknya, hinaan, hukuman atau dosa, merupakan reinforcement
negatif, yang membuat orang tidak akan mengulangi perilaku
buruknya, sehingga tidak terbentuk akhlak negatif.
FEB UNISNU JEPARA
2. Fitrah manusia dan lingkungan dalam terbentuknya akhlak
• Fitrah manusia dalam terbentuknya akhlak
Hakikat manusia adalah terdiri dari materi dan ruh, sehingga
manusia memiliki sifat hewan dan malakat. Karena materi memiliki
sifat keduniawian yang cenderung ke hawa nafsu, sedangkan ruh
atau jiwa merupakan sifat akhirat, dimana cenderung menuju pada
kebenaran (suara kebenaran). Secara fitrah manusia memiliki sifat
yang menuju pada kebenaran dan menuju pada
keburukan. Sehingga, ketika manusia dalam memutuskan sebuah
perilaku, ia akan dipengaruhi oleh firah tersebut. Ketika perilaku
cenderung ke suara kebenaran, maka ia akan memiliki akhlak yang
baik, dan sebaliknya.

FEB UNISNU JEPARA


• Pengaruh lingkungan dalam terbentuknya akhlak
Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan sosial dan budaya setempat, tradisi, nilai-nilai,
perilaku kedua orang tuanya, cara orang tua mendidik dan
memperlakukannya, berbagai macam media, juga dipengaruhi
oleh beragam peristiwa yang dialami dalam kehidupannya.
Seseorang akan mempelajari bahasa yang dipergunakan sebagai
alat komunikasi orang di sekitar lingkungannya, mempelajari
agama yang diyakininya, dan mempelajari akhlak.

FEB UNISNU JEPARA


~Selesai~

FEB UNISNU JEPARA

Anda mungkin juga menyukai