1. Bersumber dari wahyu al-Qur’an dan al-Sunnah. Akhlak
Islam bersumber dari wahyu al-Qur’an dan al-Sunnah yang memiliki kebenaran mutlak dan berlaku sepanjang masa, dimana saja dan kapan saja. Hal ini berbeda dengan moral dan etika yang bersumber dari adat istiadat suatu masyarakat yang bersifat relatif dan boleh jadi berbeda standartnya antara satu masyarakat dengan masyarakat lainnya. 2. Berhubungan erat dengan aspek Aqidah dan Syari’ah. Akhlak dalam Islam tidak berdiri berdiri, tetapi berhubungan erat dengan aspek aqidah (keimanan) dan syari’ah (hukum-hukum Islam yang bersifat praktis, baik dalam bidang ibadah, mu’amalah, jinayah maupun lainnya).
FEB UNISNU JEPARA
Lanjutan..
3. Bersifat Universal. Akhlak dalam Islam, bersih dan bebas dari
tendensi (kecenderungan) rasialisme. Apa yang berlaku bagi umat Islam berlaku pula bagi non muslim. Misalnya Mencuri hukumnya haram, baik terhadap harta orang muslim maupun harta non muslim. 4. Bersifat Komprehensif (menyeluruh). Akhlak dalam Islam mencakup akhlak terhadap diri sendiri; hubungan dengan Allah SWT; dengan sesama manusia dan alam lingkungan. Hal ini berbeda dengan moral dan etika yang hanya menekankan hubungan baik dengan sesama manusia dan lingkungannya.
FEB UNISNU JEPARA
Lanjutan.. 5. Bersifat Tawazun (keseimbangan). Islam menghendaki agar umatnya tidak melampaui batas dalam segala hal. Keseimbangan merupakan sifat dasar ajaran Islam, baik keseimbangan antara jasmani dan rohani; keseimbangan antara hubungan dengan Allah (hablun min Allah) dan hubungan sesama manusia (hablun min al-nas); maupun keseimbangan antara urusan dunia dengan akhirat. 6. Sesuai dengan Fitrah. Islam datang dengan membawa ajaran yang sesuai dengan fitrah manusia, karena agama Islam datang dari Allah, sedangkan manusia dengan segala macam fitrahnya juga diciptakan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sangat mustahil jika ajaran-ajaran agama Islam bertentangan dengan fitrah manusia.
FEB UNISNU JEPARA
Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Akhlak • Insting (Naluri) Setiap corak, tindakan dan perbuatan manusia dimotivasi oleh kehendak yang dimotori oleh Insting seseorang (dalam bahasa Arab gharizah). Insting merupakan rutinitas atau kebiasaan yang dibawa manusia sejak lahir. • Adat atau Kebiasaan Adat atau Kebiasaan adalah setiap tindakan dan perbuatan seseorang yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. • Wirotsah (keturunan) Berpindahnya sifat-sifat tertentu dari pokok (orang tua) kepada cabang (anak keturunan). Sifat-sifat asasi anak merupakan pantulan sifat-sifat asasi orang tuanya. Sehingga terkadang seorang anak mewarisi sebagian besar dari salah satu sifat orang tuanya. FEB UNISNU JEPARA Pembentukan Akhlak
• Pembentukan akhlak ini dilakukan berdasarkan asumsi
bahwa akhlak adalah hasil usaha pendidikan, latihan, usaha keras dan pembinaan (muktasabah), bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi rohaniah yang ada dalam diri manusia termasuk di dalamnya akal, nafsu amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata hati, hati nurani, dan intuisi dibina secara optimal dengan cara dan pendekatan yang tepat.
FEB UNISNU JEPARA
Lanjutan..
• Akan tetapi, menurut sebagian ahli bahwa akhlak tidak
perlu dibentuk karena akhlak adalah insting (garizah) yang dibawa manusia sejak lahir. Bagi golongan ini cendrung kepada perbaikan atau fitrah yang ada dalam diri manusia dan dapat juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu cendrung pada kebenaran. Dengan pandangan seperti ini maka akhlak akan tumbuh dengan sendirinya, walaupun tanpa bentuk atau diusahakan (ghair muktasabah). Kelompok ini lebih lanjut menduga bahwa akhlak adalah gambaran batin ini tidak akan sanggup mengubah perbuatan batin. FEB UNISNU JEPARA Proses terbentuknya akhlak 1. Reinforcement Merupakan penguatan yang diberikan terhadap perilaku manusia. Reinforcement dibedakan menjadi 2, yaitu reinforcement positif dan reinforcement negatif. Ketika dalam berperilaku manusia mendapatkan reinforcement positif, maka ia akan merasakan kenikmatan, kenyamanan dalam perilakunya. Sehingga perilaku tersebut akan selalu diulang – ulang, dan akan menjadi sebuah akhlak.
Dalam Islam, reinforcement positif ini bisa berbentuk penghargaan
atau pujian, pahala, yang membuat orang akan ketagihan untuk berperilaku baik, sehingga membentuk kepribadian yang baik. Sebaliknya, hinaan, hukuman atau dosa, merupakan reinforcement negatif, yang membuat orang tidak akan mengulangi perilaku buruknya, sehingga tidak terbentuk akhlak negatif. FEB UNISNU JEPARA 2. Fitrah manusia dan lingkungan dalam terbentuknya akhlak • Fitrah manusia dalam terbentuknya akhlak Hakikat manusia adalah terdiri dari materi dan ruh, sehingga manusia memiliki sifat hewan dan malakat. Karena materi memiliki sifat keduniawian yang cenderung ke hawa nafsu, sedangkan ruh atau jiwa merupakan sifat akhirat, dimana cenderung menuju pada kebenaran (suara kebenaran). Secara fitrah manusia memiliki sifat yang menuju pada kebenaran dan menuju pada keburukan. Sehingga, ketika manusia dalam memutuskan sebuah perilaku, ia akan dipengaruhi oleh firah tersebut. Ketika perilaku cenderung ke suara kebenaran, maka ia akan memiliki akhlak yang baik, dan sebaliknya.
FEB UNISNU JEPARA
• Pengaruh lingkungan dalam terbentuknya akhlak Kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial dan budaya setempat, tradisi, nilai-nilai, perilaku kedua orang tuanya, cara orang tua mendidik dan memperlakukannya, berbagai macam media, juga dipengaruhi oleh beragam peristiwa yang dialami dalam kehidupannya. Seseorang akan mempelajari bahasa yang dipergunakan sebagai alat komunikasi orang di sekitar lingkungannya, mempelajari agama yang diyakininya, dan mempelajari akhlak.