Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

ISLAM DAN PENDIDIKAN AKHLAK


Oleh : Damiri, S.Pd.I

Pengertian Akhlak dan Pendidikan Jadi pada hakikatnya khulq atau


Akhlak budi pekerti atau akhlak adalah suatu
Berdasarkan etimologi, dalam kondisi atau sifat yang telah meresap
Kamus Al Munjid,Al Maktabah Al dalam jiwa dan menjadi keperibadian,
Katulikiyahkata akhlak berasal dari hingga dari situ timbullah berbagai
bahasa arab,yaitu bentuk jamak dari macam perbuatan yang secara spontan
katakhulq, yang berarti budi pekerti, dan mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa
perangai, tingkah laku, atau memerlukan pemikiran. Apabila dari
tabiat. Sedangkan Ahmad Amin kondisi tersebut timbul tingkah laku
mengatakan, bahwa akhlak adalah yang baik dan terpuji menurut
kebiasaan kehendak. Ini berarti bahwa pandangan syariat dan akal pikiran,
kehendak itu bila dibiasakan dalam ujud maka ia dikatakan telah memiliki akhlak
tingkah laku, maka kebiasaan itu akan atau budi pekerti mulia. Namun
disebut akhlak. Contohnya; bila sebaliknya apabila yang lahir adalah
kehendak itu dibiasakan memberi, maka kelakuan yang buruk yang bertentangan
kebiasaan itu disebut akhlak dermawan. dengaan syariat Islam dan norma-norma
Di dalam Ensiklopedi Pendidikan yang ada dalam masyarakat, maka
dikatakan, bahwa akhlak ialah budi disebutlah ia telah melakukan
pekerti, watak, kesusilaan (kesadaran perbuatan tercela dan tidak berakhlak.
etik dan moral), yaitu kelakuan baik Dalam kaitan pengertian akhlak
yang merupakan akibat dari sikap jiwa ini, Ulil Amri Syafri mengutip pendapat
yang benar terhadap khaliknya, dan Nashiruddin Abdullah, yang
terhadap sesama manusia. menyatakan bahwa, secara garis besar
Senada dengan ungkapan dikenal dua jenis akhlak; yaitu akhlaq al
diatas, Imam Ghazali mengungkapkan karimah (akhlak terpuji), akhlak yang
dalam kitab Al ihya ulumuddin baik dan benar menurut syariat Islam,
pengertian akhlak sebagai berikut ; al dan akhlaq al mazmumah (akhlak
khuluq ialah sifat-sifat yang tertanam tercela), akhlak yang tidak baik dan
dalam jiwa, yang menimbulkan macam- tidak benar menurut syariat
macam perbuatan dengan gampang Islam.Akhlak yang baik dilahirkan oleh
dan mudah, tanpa memerlukan sifat-sifat yang baik pula, demikian
pertimbangann dan pemikiran. sebaliknya akhlak yang buruk terlahir
dari sifat yang buruk. Sedangkan yang

18
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

dimaksud dengan akhlaq al untuk berbuat yang terbaik bagi diriya


mazmumahadalah perbuatan atau dan juga bagi masyarakatnya.
perkataan yang mungkar, serta sikap Dengan demikian pembentukan
dan perbuatan yang tidak sesuai dengan akhlak dapat diartikan sebagai usaha
syariat Allah, baik itu perintah maupun sungguh-sungguh dalam rangka
larangan Nya, dan tidak sesuai dengan membentuk pribadi, dengan
akal dan fitrah yang sehat. menggunakan sarana pendidikan dan
Pendidikan akhlak adalah pembinaan yang terprogram baik serta
usaha-usaha yang dilakukan oleh dilaksanakan dengan sungguh-sungguh
seseorang untuk menanamkan nilai- dan konsisten. Pembentuksn akhlak ini
nilai, ataupun ataupun norma-norma dilakukan berdasarkan asumsi bahwa
tentang budi pekerti, sehingga manusia akhlak adalah hasil usaha pembinaan,
dapat memahami dan mengerti, serta bukan terjadi dengan sendirinya. Potensi
mengamalkan norma-norma tentang rohaniah yang ada pada diri manusia,
budi pekerti itu sendiri. termasuk didalamnya akal, nafsu
Baik buruknya akhlak ataupun amarah, nafsu syahwat, fitrah, kata
budi pekerti seseorang adalah satu hati, hati nurani dan intuisi dibina
penilaian yang diberikan oleh secara optimal dengan cara dan
masyarakat terhadap perbuatan yang pendekatan yang tepat.
dilakukan oleh manusia. Parameter Dalam ajaran Islam masalah
ukuran baik buruknya perbuatan akhlak bukanlah hanya sekedar untuk
manusia itu diukur berdasarkan norma- mewujudkan ketenteraman ditengah-
norma agama, ataupun norma-norma tengah masyarakat, tetapi juga
adat istiadat dari masyarakat itu sendiri. berhubungan dengan kualitas keimanan
Islam menentukan, bahwa untuk seorang muslim. Karena akhlak
mengukur baik buruknya suatu seseorang pasti mempengaruhi tingkah
perbuatan manusia adalah berdasarkan laku. Orang yang tidak memiliki akhlak,
syariat agama yang bersumber dari maka perbuatan dan tingkah lakunya
wahyu Allah SWT, yaitu al quran dan akan jauh dari sikap terpuji. Maraknya
hadist Rasulullah SAW. Melaksanakan perbuatan maksiat yang oleh
pendidikan akhlak, adalah bertujuan masyarakat dinilai sebagai sebuah
untuk mewujudkan ketenteraman, perbuatan yang lazim, adalah sebuah
keteraturan dan kedamaian ditengah- bukti telah terjadinya krisis akhlak
tengah masyarakat. Dengan akhlak yang ditengah-tengah masyarakat.
tertanam didalam diri seseorang, maka Berdasarkan fakta-fakta diataslah, maka
orang tersebut tentu akan berusaha pendidikan akhlak dalam Islam sangat
diutamakan. Sehingga Islam sangat

19
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

mendorong pelaksanaan pendidikan dirinya.Nafi`atur Rohmaniyah


akhlak dalam kehidupan sehari-hari. menyebutkan bahwa ruang lingkup
akhlak meliputi :
Ruang Lingkup Akhlak  Akhlak terhadap Allah, yaitu ;
Akhlak sebagai suatu tatanan  Bertaqwa dan mengabdi hanya
nilai, adalah merupakan sebuah pranata kepada Allah,dan tidak
sosial yang berdasarkan pada ajaran mempersekutukannya.
syariat Islam.Sedangkan akhlak sebagai  Tunduk dan patuh pada perintah
sebuah tingkah laku atau tabiat Allah swt.
manusia, adalah merupakan  Tawakkal dan hanya berserah diri
perwujudan sikap hidup manusia yang kepada Allah swt.
menjelma menjadi sebuah perbuatan  Bersyukur kepada Allah swt.
atau tindakan. Untuk menentukan  Penuh harap hanya kepada Allah
perbuatan dan tindakan manusia itu swt.
baik atau buruk, Islam menggunakan  Ikhlas menerima kepuusan Allah
parameter syariat agama Islam yang swt.
berdasarkan wahyu Allah swt.  Tadlarru` dan khusuk dalam
Sedangkan masyarakat umum lainnya beribadah.
ada yang menggunakan norma-norma  Husnud-dhan,yaitu berbaik sangka
adat istiadat ataupun tatanan nilai kepada Allah swt.
masyarakat yang dirumuskan  Taubat dan istighfar.
berdasarkan norma etika dan moral.  Akhlak terhadap makhluk,yaitu ;
Dalam Islam,tatanan nilai yang  Akhlak kepada manusia
menentukan suatu perbuatan itu baik  Akhlak terhadap orang tua.
atau buruk dirumuskan dalam konsep  Akhlak terhadap diri sendiri.
akhlakul karimah, yang merupakan  Akhlak terhadap keluarga dan karib
suatu konsep yang mengatur hubungan kerabat.
antara manusia dengan manusia,  Akhlak terhadap tetangga.
manusia dengan sang Maha Pencipta  Akhlak terhadap masyarakat
yaitu Allah swt., dan manusia dengan  Akhlak kepada bukan manusia atau
alam sekitarnya. Secara lebih khusus lingkungan hidup.
juga mengatur hubungan manusia
dengan dirinya sendiri. Macam- Macam Pendidikan Akhlak
Ruang lingkup akhlak adalah Dalam Islam
seluruh aspek kehidupan seseorang 1. Berbakti kepada ibu dan bapak
sebagai individu, yang bersinggungan Ibu adalah orang yang paling
dengan sesuatu yang ada diluar diluar banyak menanggung kesengsaraan dan

20
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

kesusahan untuk kepentingan anaknya. bapaknya. Bapak bekerja di rumah, di


Sebagaimana firman Allah dalam surah ladang, di pabrik, di kantor dan di
al-Ahqaf yang berbunyi : tempat-tempat lain adalah untuk biaya
       
anak dan isterinya. Oleh sebab itu
manusia harus berbakti kepada ibu
          bapaknya, dan mentaati suruhannya,
sebagai pembalas budi terhadap jasa-
        
jasa keduanya. Pada hakekatnya
        walaupun bagaimana besarnya balas
budi yang diberikan kepada ibu
          bapaknya tidak akan dapat
mengimbangi jasa-jasa keduanya.
    
Berbuat baik kepada ibu bapak
tidak hanya semasa hidupnya saja,
Artinya:
tetapi sesudah keduanya meninggalpun
“ Kami perintahkan kepada manusia
kita harus berbuat baik. Cara berbuat
supaya berbuat baik kepada dua orang
baik kepada ibu bapak yang sudah
ibu bapaknya, ibunya mengandungnya
meninggal, telah diatur dalam Islam.
dengan susah payah, dan
Hadist yang diriwayatkan oleh Abu
melahirkannya dengan susah payah
Daudyang artinya:
(pula). mengandungnya sampai
“Telah datang seorang laki-laki
menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
(kepada Rasulullah) lalu ia bertanya:
sehingga apabila dia Telah dewasa dan
Ya Rasulullah, masih adakah kebaikan
umurnya sampai empat puluh tahun ia
yang dapat saya kerjakan untuk ibu
berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah Aku
bapak sesudah keduanya meninggal ?”
untuk mensyukuri nikmat Engkau yang
“Ada jawab Rasulullah : Yaitu
Telah Engkau berikan kepadaku dan
menyembahyangkan (jenazah) meminta
kepada ibu bapakku dan supaya Aku
ampun kepada Tuhan,
dapat berbuat amal yang saleh yang
menyempurnakan janjinya, memuliakan
Engkau ridhai; berilah kebaikan
sahabatnya dan selalu bersilaturrahmi
kepadaku dengan (memberi kebaikan)
dengan keluarga yang ada hubungan
kepada anak cucuku. Sesungguhnya
dengan keduanya.” (H.R. Abu Daud).
Aku bertaubat kepada Engkau dan
Adapun cara-cara menghormati
Sesungguhnya Aku termasuk orang-
ibu bapak menurut KH. Abdullah Salim
orang yang berserah diri". (QS. Al-Ahqaf
yaitu:
46 : 15)
a. Berbicara dengan kata-kata yang baik
Kemudian orang kedua yang
b. Lindungi dan doakan
besar jasanya terhadap anak adalah

21
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

c. Hormat dengan sikap terima kasih kata-kata yang paling halus ketika
d. Menghubungkan silaturrahmi berbicara dengannya serta
e. Menunaikan washiyat kecuali yang melakukan sesuatu yang
ma’shiyat memudahkan gurunya.
f. Durhaka pada orang tua adalah dosa e. Murid harus yakin dan percaya
besa bahwa gurunya adalah ahli untuk
g. Membantu ibu dan bapak ditimba ilmu dan pengetahuannya.
Supaya proses pendidikan
2. Sopan terhadap guru berhasil dengan baik karena itu harus
Guru adalah menjadi pengganti adanya tanggung jawab bersama antara
dari orang tua untuk mendidik dan murid dan guru. Untuk itu Abdul Qadir
membimbing anaknya. Tidak setiap Al-Jailani juga menetapkan adab-adab
orang tua mampu mendidik dan dan kewajiban yang harus dilakukan
mengajar anaknya. Oleh sebab itu seorang guru adalah:
sudah sepantasnya murid bersikapa. Hendaknya guru menerima murid itu
sopan santun terhadap gurunya. Murid karena Allah.
hendaknya bersikap merendahkan diri,b. Guru harus senantiasa memperhatikan
tidak menunjukkan sikap angkuh, perilaku muridnya.
sombong dan acuh tak acuh terhadapc. Jika guru mengetahui kesungguhan
gurunya. muridnya, maka dia tidak boleh
Rasulullah bersabda : memberinya keringanan.
)‫وَ ِّقرُوْامَهْ وَ َتعَّلَمُوْنَ مِىًُْ (رواي ابوالحسه الماوردى‬d. Guru hendaknya membimbing muridnya
Artinya: agar memegang prinsip-prinsip kebaikan
“Muliakanlah orang yang kamu belajar dan menjauhi perbuatan keji, baik
dari padanya (gurunya).” (HR. Abu dalam perkataan maupun akhlak.
Hasan al-Mawardi).
Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani 3. Bersikap baik kepada saudara
telah menetapkan bagi murid beberapa Agama Islam memerintahkan,
adab yang harus diterapkannya dalam agar berbuat baik kepada sanak saudara
berperilaku terhadap gurunya yaitu: atau kaum kerabat, sesudah
a. Mentaatinya dan tidak menentangnya menunaikan kewajiban kepada Allah
baik secara lahir maupun batin. dan ibu bapak. Kalau kita di takdirkan
b. Harus menutupi aib gurunya. Allah SWT. ada mempunyai kelebihan
c. Selalu mengikuti gurunya dan tidak rezeki, sedekahkanlah sebagiannya
lepas darinya. kepada saudara atau karib kerabat kita.
d. Harus bersikap sopan di depan Sebagaimana firman Allah dalam surah
gurunya dan harus menggunakan an-Nisa’ : 36 yang berbunyi:

22
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

5.
Cinta kepada Allah
        
Sekurang-kurangnya ada empat
     alas an mengapa manusia perlu
berakhlak kepada Allah, yaitu:
      a. Karena Allah-lah yang menciptakan
manusia.
        b. Karena Allah-lah yang telah
memberikan perlengkapan panca
       
indera.
Artinya: c. Karena Allah-lah yang telah
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyediakan berbagai bahan dan
mempersekutukan-Nya dengan sarana yang diperlukan bagi
sesuatupun. dan berbuat baiklah kelangsungan hidup manusia.
kepada dua orang ibu-bapa, karib-d. Allah-lah yang telah memuliakan
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang manusia dengan diberikannya
miskin, tetangga yang dekat dan kemampuan menguasai daratan dan
tetangga yang jauh, dan teman sejawat, lautan.
Ibnu sabil dan hamba sahayamu.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai Metode Pendidikan Akhlak Dalam
orang-orang yang sombong dan Islam
membangga-banggakan diri.” (an-Nisa’ Ada dua bentuk upaya yang
04 : 36). dilakukan oleh kegiatan pendidikan
dalam melestarikan suatu kebudayaan
4. Berbuat baik kepada tetangga beserta nilai-nilai akhlak dan nilai-nilai
Tetangga adalah orang yang budaya dari satu generasi ke generasi
terdekat dengan kita. Agama Islam telah berikutnya. Yaitu apa yang disebut
membuat suatu ketentuan, bahwa orang dengan transformasi nilai dan
harus memuliakan tetangganya, tidak internalisasi nilai.
mengganggu dan menyusahkan mereka. Bahwa yang dimaksud dengan
Nabi Muhammad bersabda: upaya transpormasi nilai adalah, suatu
‫ (رواي‬.ُ‫هلل وَالْيَوْمِ الْاَخِرِفَلُْيكْرِمْ جَارَي‬
ِ ‫مَهْ كَانَ يُؤْ مِهُ بِا‬ upaya untuk mewariskan nilai-nilai yang
)‫لبحارى‬ dimiliki oleh generasi sebelumnya untuk
Artinya:“Barangsiapa beriman kepada menjadi milik generasi berikutnya.
Allah dan kepada hari kemudian, Sedangkan yang dimaksud dengan
hendaklah ia memuliakan internalisasi nilai adalah suatu upaya
tetangganya.” (HR. Bukhari). untuk menanamkan nilai-nilai yang
dimiliki oleh generasi sebelumnya

23
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

sehingga tertanam kedalam jiwa terutama guru agama yang memberikan


generasi berikutnya. pelajaran agama Islam di sekolah.
Untuk itu, usaha yang dilakukan Pembinaan akhlak merupakan
untuk menanamkan dan mewariskan tumpuan perhatian pertama dalam
nilai-nilai akhlak kepada generasi Islam. Hal ini dapat dilihat dari salah
berikutnya oleh semua lembaga satu misi kerasulan Nabi Muhammad
pendidikan, baik yang dilakukan oleh SAW. yang utama adalah untuk
lembaga pendidikan formal, non formal menyempurnakan akhlak yang mulia.
ataupun informal, adalah merupakan Perhatian Islam yang demikian terhadap
patokan dasar dalam mengarahkan pembinaan akhlak dapat pula dilihat
anak didik kepada perilaku atau sikap dari perhatian Islam terhadap
yang berjiwa Islami. Hal ini sesuai pembinaan jiwa yang harus didahulukan
dengan konsep yang dikemukan oleh dari pada pembinaan fisik, karena dari
Zuhairini tentang apa yang dimaksud jiwa yang baik inilah akan lahir
dengan pendidikan agama. Zuhairini perbuatan yang baik yang selanjutnya
mengatakan, bahwa pendidikan agama akan mempermudah menghasilkan
berarti usaha-usaha secara sistematis kebaikan dan kebahagiaan pada seluruh
dan pragmatis dalam membantu anak kehidupan manusia, lahir dan
didik agar supaya mereka hidup sesuai batin. Perhatian Islam dalam
dengan ajaran Islam. pembinaan akhlak selanjutnya dapat
Demikian juga hal nya dengan dianalisis pada muatan akhlak yang
pendidikan akhlak. Dia harus diberikan terdapat pada seluruh aspek ajaran
kepada anak didik secara terencana dan Islam. Ajaran Islam tentang keimanan
sistematis, sesuai dengan konsep- misalnya sangat berkaitan erat dengan
konsep yang telah ditetapkan dalam mengerjakan serangkaian amal salih
ajaran syariat Islam.Adapun yang dan perbuatan terpuji. Seperti dalam al-
berperan dalam menanamkan dan Qur’an:
mewariskan nilai-nilai akhlak Islam
     
disekolah ialah guru, sedangkan
dirumah tangga ialah orang tua atau       
wali anak, sedangkan dilingkungan
masyarakat adalah pemerintah dan       
tokoh-tokoh masyarakat yang memiliki
pengaruh pada umatnya. Disekolah, Artinya:
guru dan orang tua adalah orang yang “Sesungguhnya orang-orang yang
paling bertanggung jawab terhadap beriman itu ialah mereka yang beriman
terbina atau tidaknya akhlak anak, kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian

24
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

itu mereka tidak ragu-ragu dan dengan cara melalui sikap pergaulan,
senantiasa berjuang dengan harta dan harus ada hubungan timbal balik antara
dirinya di jalan Allah. Itulah orang- pendidik dan peserta didik ataupun
orang yang benar (imannya).” (QS. Al- murid.
Hujurat, 49: 15). Praktek pendidikan bertitik tolak
Pembinaan akhlak dalam dari pergaulan pendidikan yang bersipat
Islam juga terintegrasi dengan pelaksaan edukatif antara pendidik dan anak
rukun iman. Hasil analisis Muhammad didik.Melalui pergaulan pendidikan itu,
al-Ghazali terhadap rukun Islam yang pendidik dan anak didik saling
lima telah menunjukkan dengan jelas, berinteraksi dan saling menerima dan
bahwa dalam rukun Islam yang lima itu memberi.Pendidik dalam pergaulan
terkandung konsep pembinaan akjlak. pendidikan memegang peranan penting.
Misalnya, rukun Islam yang pertama Dialah yang mengkomunikasikan nilai
adalah mengucapkan dua kalimat luhur akhlak Islam kepada peserta didik,
syahadat. Kalimat ini mengandung baik dengan cara berdiskusi atau pun
pernyataan bahwa selama hidupnya tanya jawab. Sebaliknya peserta didik
manusia hanya tunduk kepada aturan dalam pergaulan pendidikan itu
dan tuntutan Allah. Orang yang tunduk mempunyai kesempatan yang luas
dan patuh pada aturan Allah dan rasul- untuk menyampaikan hal-hal yang
Nya sudah dapat dipastikan akan kurang jelas bagi dirinya. Dengan
menjadi orang yang baik. Begitu juga demikian wawasan mereka tentang
pada butir-butir rukun Islam yang lain, ajaran syariat agama Islam semakin luas
masing-masing mengandunga konsep dan dalam, sehingga nilai-nilai akhlakul
tentang akhlak. karimah atau akhlak yang terpuji akan
Menurut Fuad Ihsani dalam terinternalisasi secara baik, dan
buku Dasar-Dasar kependidikan bahwa tertransformasikan secara benar. Karena
untuk melaksanakan tugas-tugas pergaulan yang erat antara pendidik dan
(usaha) dalam menanamkan akhlak peserta didik akan menjadikan
kepada anak didik banyak cara yang keduanya tidak merasakan adanya
dapat dilakukan oleh setiap pendidik jurang pemisah. Bahkan seorang
melalui berbagai sikap, antara lain : peserta didik akan merasa terbantu oleh
a. Pergaulan pendidik atau gurunya.
b. Memberikan suri tauladan Dalam hal ini Ngalim Purwanto
c. Mengajak dan mengamalkan. mengatakan, bahwa pendidik atau guru
Adapun yang dimaksud dengan harus menyadari bahwa tindakan yang
pergaulan disini adalah pergaulan dilakukan mereka terhadap anak itu ada
pendidikan. Untuk menanamkan akhlak mengandung maksud, ada tujuan untuk

25
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

menolong anak yang perlu ditolong Zakiah Darajad mengomentari


untuk membentuk dirinya sendiri. tentang sikap memberikan contoh
Melalui pergaulan pendidikan dengan suri tauladan ini.Dia
anak didik sebagai peserta didik akan mengatakan, bahwa latihan keagamaan,
leluasa mengadakan dialog dengan yang menyangkut akhlak atau ibadah
gurunya. Upaya ini sangat efektif dalam sosial, atau hubungan manusia dengan
menanamkan nilai-nilai agama dan manusia sesuai dengan ajaran agama,
nilai-nilai akhlak kepada peserta didik. jauh lebih penting dari pada penjelasan
Keakraban ini sangat penting dalam dengan kata-kata.Latihan-latihan ini
proses pendidikan, dan harus diciptakan dilakukan melalui contoh yang diberikan
oleh pendidik dalam kegiatan belajar oleh guru atau orang tua.Oleh karena itu
mengajar ataupun dalam interaksi guru agama hendaknya mempunyai
pendidikan dalam kegiatan pendidikan kepribadian, yang dapat mencerminkan
non formal dan informal. ajaran agama yang diajarkannya kepada
Selanjutnya, dengan anak didiknya.Lalu sikapnya dalam
memberikan suri tauladan yang melatih kebiasaan-kebiasaan baik yang
dicontohkan oleh pendidik kepada sesuai dengan ajaran agama itu,
peserta didiknya, juga akan memberikan hendaknya menyenangkan dan tidak
dampak yang sangat besar dalam kaku.
menanamkan dan mewariskan nilai-nilai Melalui contoh-contoh
Islam kepada peserta didik tersebut. keteladanan inilah akhlak akan di
Karena, suri tauladan adalah alat transpormasikan dan di internalisasikan,
pendidikan yang sangat efektif untuk sehingga sikap akhlakul karimah itu
mengkomunikasikan nilai-nilai ajaran menjadi bagian dari diri peserta didik,
Islam. Melalui contoh yang yang kemudian ditampilkannya pula
diberikannya, pendidik menampilkan dalam pergaulan dilingkungan rumah
dirinya sebagai suri tauladan bagi tangga maupun sekolah, atau di tempat
murid-muridnya dalam bentuk tingkah bermain bersama dengan teman-
laku, gaya berbicara, cara bergaul, temannya, ataupun ditempat-tempat
tabiat yang menjadi kebiasaan, tegur peserta didik tersebut berinteraksi
sapa, amal ibadah dan lain-lain dengan orang lain dan orang banyak.
sebagainya. Akhlak yang ditampilkan Suri tauladan akan menjadi alat
pendidik dalam bentuk tingkah laku dan praga langsung bagi peserta didik. Bila
perkataan, tentu akan dapat dilihat dan guru agama dan orang tua memberikan
didengar langsung oleh peserta contoh tentang pengamalan akhlak,
didiknya. maka peserta didik akan
mempercayainya, sebagai mana yang

26
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

telah dilakukan oleh Rasulullah saw., tertuju dan tertambat kepadamu,


dalam upaya mendakwahkan dan seluruh perbuatanmu itulah yang baik
mensyiarkan ajaran agama Islam menurut pandangan mereka, sedangkan
ditengah-tengan umat manusia. apa yang kau hentikan dan engkau
Kenyataan inilah yang dijelaskan oleh tinggalkan, itulah yang salah dan buruk
Allah swt., dalam surah Al Ahzab ayat menurut mereka.”
21. Setelah dengan cara melalui
sikap memberikan suri tauladan untuk
        
menanamkan akhlak kepada anak didik
         atau peserta didik, maka cara
selanjutnya adalah dengan sikap
Artinya:
mengajak dan mengamalkan.
”Sungguh pada diri Rasulullah
Didalam Islam, akhlak yang
itu terdapat contoh teladan yang baik
diajarkan kepada peserta didik, bukan
bagi kamu sekalian, yaitu bagi orang
hanya untuk dihapal menjadi ilmu
yang mengharapkan (keridlaan) Allah
pengetahuan yang bersifat kognitif
dan (berjumpa dengan-Nya di) hari
semata, tapi juga untuk dihayati dan
kiamat, dan selalu banyak menyebut
menjadi suatu sikap kejiwaan dalam
nama Allah.” (QS. Al-Ahzab, 33: 21).
dirinya yang bersifat efektif, dan harus
Dengan demikian dapat
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
dikatakan, bahwa memberikan contoh
yang bersifat psykomotorik. Islam
melalui suri tauladan yang baik dalam
adalah agama yang menuntut para
pendidikan akhlak, akan dapat
pemeluknya untuk mengamalkan apa
memberikan pengaruh positip secara
yang diketahuinya menjadi suatu amal
langsung kepada peserta didik.Tapi
shaleh.
pendidik juga harus mempersiapkan
Tentang masalah pengamalan
dirinya dengan sengaja dan memberikan
suatu ilmu, Allah swt.menegaskan
contoh secara langsung dalam
dalam Al Quran, pada surat as shaf ayat
keseharian hidupnya.
2 dan 3 ;
Sehubungan dengan ini, Fuad
Ihsani mengutip apa yang dikemukakan         
oleh Umar bin Utbah kepada guru yang
         
akan mengajar anaknya dengan
ungkapan sebagai berikut: “ Sebelum Artinya:
engkau membina dan membentuk anak- “Wahai orang-orang yang
anakku, hendaklah engkau terlebih beriman, kenapakah kamu mengatakan
dahulu membentuk dan membina sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
dirimu sendiri. Karena anak-anakku Amat besar kebencian di sisi Allah

27
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

bahwa kamu mengatakan apa-apa yang terhadap pembentukan diri seseorang


tidak kamu kerjakan” adalah faktor dari luar, yaitu lingkungan
Berdasarkan firman Allah SWT. sosial,termasuk pendidikan dan
ini, Islam mengajarkan pada umatnya, pembinaan yang diberikan. Selanjutnya
bahwa ilmu yang dipelajari dan pada aliran konvergensi berpendapat
diajarkan, (termasuk ilmu akhlak), pembentukan akhlak dipengaruhi oleh
dituntut untuk diamalkan dalam faktor internal, yaitu pembawaan si
kehidupan sehari-hari. Karena anak, dan faktor dari luar yaitu
Allah SWT. sangat membenci orang pendidikan dan pembinaan yang dinuat
yang berkata tapi tidak berbuat. secara khusus, atau melalui interaksi
Hal ini berarti, bahwa ajaran dalam lingkungan sosial.
tentang akhlak yang dipelajari dan Aliran yang ketiga ini tampak
diajarkan, harus dapat diamalkan dalam sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini
kehidupan sehari-hari. Untuk itu dapat dipahami dari ayat berikut:
pendidik harus dapat memberikan
     
motivasi agar semua ajaran akhlak
dapat diamalkan dalam kehidupan      
pribadi peserta didik, agar nilai-nilai
luhur agama dapat terwujud dalam     
setiap perilaku manusia.
Artinya:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi “Dan Allah mengeluarkan kamu dari
Pendidikan Akhlak dalam Islam perut ibumu dalam keadaan tidak
Untuk menjelaskan faktor-faktor mengetahui sesuatupun, dan Dia
yang mempengaruhi pembentukan memberi kamu pendengaran,
akhlak pada khususnya dan pendidikan penglihatan dan hati, agar kamu
pada umumnya, ada tiga aliran yang bersyukur.” (QS. Al-Nahl, 16: 78).
amat popular. Pertama aliran natifisme. Dengan demikian faktor yang
Kedua, aliran empirisme, dan ketiga mempengaruhi pembinaan akhlak pada
aliran konvergensi. Menurut aliran anak ada dua, yaitu dari dalam
nativisme bahwa faktor yang paling merupakan potensi fisik, imtelektual dan
berpengaruh terhadap pembentukan diri hati (rohaniah) yang dibawa anak sejak
seseorang adalah faktor pembawaan lahir, dan faktor dari luar yang dalam
dari dalam yang bentuknya dapat hal ini adalah kedua orang tua dirumah,
berupa kecenderungan, bakat, akal, dll. guru di sekolah, dan tokoh-tokoh serta
Menurut aliran empirisme pemimpin dimasyarakat. Melalui kerja
bahwa faktor yang paling berpengaruh sama yang baik antara tiga lembaga

28
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

pendidikan tersebut, mala aspek kognitif itu akan memperoleh kehidupan yang
(pengetahuan), afektif (penghayatan) baik, mendapatkan rizki yang
dan psikomotorik (pengamalan) ajaran berlimpah, dsb. Selanjutnya dalam
yang diajarkan akan terbentuk pada diri hadits juga disebutkan keterangan
anak. tentang keberuntungan dari akhlak yang
mulia, antara lain:
Manfaat Pendidikan Akhlak dalam a. Memperkuat dan menyempur-
Islam nakan agama
Al-Qur’an dan hadits banyak b. Mempermudah perhitungan amal di
sekali memberi informasi tentang akhirat
manfaat akhlak yang mulia. Allah c. Menghilangkan kesulitan
berfirman: d. Selamat hidup di dunia dan akhirat
Demikian bahwa pendidikan
         
Islam itu dapat dilaksanakan di lembaga
       pendidikan formal seperti sekolah dan
madrasah, dan dapat juga dilaksanakan
      pada lembaga pendidikan non formal
seperti pengajian dimesjid ataupun
  majelis-majelis taklim lainnya, dan
dapat juga dilaksanakan di lembaga
Artinya: pendidikan informal seperti pendidikan
“Barangsiapa mengerjakan perbuatan di rumah tangga atau lingkungan tempat
yang saleh baik laki-laki maupun tinggalnya.Untuk mengajarkan akhlak
perempuan sedang ia dalam keadaan Islam, maka pendidik harus lebih dulu
beriman, maka mereka akan masuk mencerminkan seorang yang berakhlak
surge, mereka diberi rezeki di mulia dengan amalan-amalan yang
dalamnya tanpa hisab.” (QS. Al- dilakukannya.Janganlah mengajarkan
Mu’min, 40: 40). suatu ilmu tapi tidak diamalkan dalam
Selain ayat diatas, ada pula ayat kehidupan sehari-hari.Karena Allah swt.
lain yang memberi pemaparan sangat murka dan membenci kepada
mengenai akhlak mulia, misalnya pada orang yang berkata tapi tidak berbuat,
surat an-Nahl ayat 97 dan pada al-Kahfi dan kepada orang yang berilmu tapi
ayat 88. Ayat ayat tersebut dengan jelas tidak beramal.
menggambarkan keuntungan atau
manfaat dari akhlak yang mulia. Mereka

29
Jurnal Ilmiah Pedagogy | Edisi Khusus | Volume 7 Nomor 1 Maret 2017

DAFTAR PUSTAKA

Ma`luf Luis, Kamus Al Munjid, Beirut, Al Maktabah Al Katulikiyah,tt,


Amin Ahmad, Kitab Al Akhlak, Cairo, Dar Al Kutub, Al Misyriyah,tt.
Purbakawaca Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta, Gunung Agung,1976.
DR. Amri Ulil Syafri,MA., Pendidikan Karakter Berbasis Al Quran, Jakarta, PT
Rajagrafindo Persada, 2014, cet.II.
Rohmaniyah Nafi`atur, Karakteristik Dan Ruang Lingkup Akhlak, blogspot.com,
Nafi`mubarak dawam., 26 April 2013.
Djajadihardja S. Ethika, Djakarta : Soerongan, 1956, cet.I.
Adi Negoro, “Ethica, Ensiklopedi Umum Dalam Bahasa Indonesia”, Djakarta, Bulan
Bintang, 1954, cet.I.
Saipullah Ali HA, Pendidikan Pengajaran Dan Kebudayaan, Pendidikan Sebagai
Gejala Kebudayaan, Surabaya, Usaha Nasional, 1982.
Zuhairini dkk., Metodik khusus Pendidikan Agama, Surabaya, Usaha Bersama,
1983.
Arifin M., Kapita Selekta Pendidikan ( Islam Dan Umum ), Jakarta, Bumi Aksara,
1991.
Ihsani Fuad, Dasar-Dasar kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1996.
Ngalim M. Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung, Rosda Karya,
1991.
Darajad Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang, 1993. Departemen
Agama RI, Al Quran Dan Terjemahnya, Bandung, Gema Risalah Pers,

30

Anda mungkin juga menyukai