Anda di halaman 1dari 15

AKHLAQ DAN BUDI PEKERTI DALAM ISLAM

AKHLAQ DAN BUDI PEKERTI DALAM ISLAM

A. Pengertian Akhlak dan Budi Pekerti


Akhlak berasal dari bahasa Arab “Akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari “Khuluq”.
Secara bahasa “akhlak” berarti budi pekerti, tabi’at, watak. Dalam kebahasaan akhlak sering
disinonimkan dengan moral dan etika.
Secara istilah, akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Prof. Sr. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa dilakukan.
Artinya, segala sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak.
2. Sementara itu Ibnu Maskawih mengemukakan bahwa akhlak adalah perilaku jiwa seseorang
yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan.
3. Sedangkan Al-Ghazali memberikan definisi, akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam
hati, yang menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpamemerlukan
pemikiran sebagai pertimbangan.
Dari definisi-definisi tersebut ada kesamaan dalam hal ini:
 Akhlak berpangkal pada hati, jiwa atau kehendak, kemudian
 Diwujudkan dalam perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang dibuat-buat, tetapi
sewajarnya).
Budi Pekerti pada Kamus Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti.
Budi berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran.[2]Pekerti berarti kelakuan. Secara terminologi,
kata budi ialah yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh
pemikiran, rasio yang disebut dengan nama karakter. Sedangkan pekerti ialah apa yang terlihat pada manusia,
karena didorong oleh perasaan hati, yang disebut behavior. Jadi dari kedua kata tersebut budipekerti dapat
diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku manusia.
Penerapan budi pekerti tergantung kepada pelaksanaanya. Budi pekerti dapat bersifat positif maupun negatif.
Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia. Budi pekerti didorong oleh kekuatan yang
terdapat di dalam hati yaitu rasio. Rasio mempunyai tabiat kecenderungan kepada ingin tahu dan mau menerima
yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak mau menerima yang analogis, yang tidak masuk akal.
Selain unsur rasio di dalam hati manusia juga terdapat unsur lainnya yaitu unsur rasa.
Perasaan manusia dibentuk oleh adanya suatu pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan
suasana lingkungan. Rasa mempunyai kecenderungan kepada keindahan Letak keindahan adalah
pada keharmonisan susunan sesuatu, harmonis antara
unsur jasmani dengan rohani, harmonis antara cipta, rasa dan karsa, harmonis antara individu
dengan masyarakat, harmonis susunan keluarga, harmonis hubungan
antara keluarga. Keharmonisan akan menimbulkan rasa nyaman dalam kalbu dan tentram dalam hati
Perasaan hati itu sering disebut dengan nama “hati kecil” atau dengan nama lain yaitu “suara kata
hati”, lebih umum lagi disebuut dengan nama hati nurani. Suara hati selalu mendorong untuk berbuat
baik yang bersifat keutamaan serta memperingatkan perbuatan yang buruk dan brusaha mencegah
perbuatan yang bersifat buruk dan hina. Setiap orang mempunyai suara hati, walaupun suara hati
tersebut kadang-kadang berbeda.. Hal ini disebabkan oleh perbedaan keyakinan,
perbedaan pengalaman, perbedaan lingkungan, perbedaan pendidikan dan sebagainya. Namun
mempunyai kesamaan, yaitu keinginan mencapai kebahagiaan dan keutamaan kebaikan yang
tertinggi sebagai tujuan hidup.
B. Ruang Lingkup Akhlaq
1. Akhlak Pribadi
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya seseorang itu
menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya dengan insyaf dan sadar kepada diri
sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani
dan rohani, disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu manusia
mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia mempunyai perbuatan.
2. Akhlak Berkeluarga
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban orang tua terhadap
anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik untuk memperhatikan anak-anak
secara sempurna, dengan ajaran –ajaran yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada
setiap oarang yang mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-
bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan perlakuan kasih sayang.
Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk berani berdiri sendiri, kemudian merasa
bahwa mereka mempunyai harga diri, kehormatan dan kemuliaan.
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih berhak dari
segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan hormati. Karena keduanya
memelihara,mengasuh, dan mendidik, menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau
menjadi seseorang yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat. Dan coba
ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan ibumu yang juga cinta
kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau
gembira dan membelamu bilamana perlu. Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang
kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka mencintai ayah dan ibumu
dan menolong keduanya disetiap keperluan.
3. Akhlak Bermasyarakat
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika orang tuamu
susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan dan menolak kemudhorotan,
orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu
cinta dan hormat pada tetangga.
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari pendidikan sosialkemasyarakatan,
kesusilaan/moral timbul di dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang
sesuai dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak dapat hidup
sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-kelompok, bantu-membantu, saling
membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini merupakan apa yang disebut masyarakat. Kehidupan dan
perkembangan masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota masyarakat
bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma- norma kesusilaan yang berlaku.
4. Akhlak Bernegara
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang sama
denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau hidup bersama mereka
dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang
dari mereka dan engkau timbul tenggelam bersama mereka.
5. Akhlak Beragama
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya, karena itulah ruang
lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan,
maupun secara horizontal dengan sesama makhluk Tuhan.
C. Persamaan dan Perbedaan Akhlaq dan Budi Pekerti
Pengertian akhlak tidak dapat dipisahkan dari kata Budi Pekerti, sebab keduanya
memiliki makna yang sama. Baik budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang
ideal, tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku yang mungkin
positif, maupun negatif.
Perbedaan akhlak dan budi pekerti yaitu:
1. Dasar penentuan atau standar ukuran baik dan buruk yang digunakannya. Standar baik dan
buruk akhlak berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul,
2. Standar akhlak bersifat universal dan abadi.
3. Konsekuensinya, akhlak bersifat mutlak,
Budi pekerti dan akhlak sebetulnya bisa dikatakan sinonym, hanya saja akhlak
berdasarkan hukum agama. Budi pekerti merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata Budi
dan Pekerti.
Budi yang berarti adalah sebuah tindakan yang dilakukan dengan sadar berdasarkan
rasio yang bisa disebut dengan karakter, dan sifat yang melekat pada diri manusia untuk hal
yang sifatnya positif. Sedangkan pekerti adalah tindakan yang melibatkan rasa dan bisa
terlihat oleh orang lain. Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia
dan didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio.
Sedangkan Akhlak adalah tindakan dan perbuatan manusia baik dan buruk yang
dinilai dari hukum agama. Tiga pakar di bidang akhlak yaitu Ibnu Miskawaih, Al Gazali, dan
Ahmad Amin menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang
yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu.
D. Manfaat Memiliki Akhlak dan Budi Pekerti Baik
1. Manfaat Memiliki Akhlak Baik
` Sebagaimana telah disebutkan bahwa akhlak adalah keadaan batin seseorang yang
menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah tanpa
memikirkan untung ruginya. Bagi orang yang berakhlak baik, berbuat baik adalah satu
ekpresi, bukan transaksi, oleh karena itu perbuatan baiknya mengalir begitu saja tanpa harus
mempertimbangkan untung rugi. Akhlak mengandung dimensi vertikal, horizontal dan
internal, oleh karena itu kemanfaatan hidup berakhlak dirasakan oleh masyarakat dan oleh
orang yang bersangkutan.
Diantara manfaat diatas adalah sebagai berikut:
 Dapat menikmati ketenangan hidup
 Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi
 Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan
 Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan
2. Manfaat Memiliki Budi Pekerti Baik
Manfaat budi pekerti dapat dirasakan disemua aspek kehidupan manusia. Jika sifat
yang kita tunjukkan baik maka orang lain juga akan menilai kita baik. Hal kecil dalam budi
pekerti yang baik dapat kita tunjukkan adalah dengan membuang sampah pada tempatnya,
memberi salam dan tersenyum ketika melewati orang yang kita kenal atau dengan orang yang
kita tidak kenal sekalipun. Efek dari hal-hal kecil yang kita lakukan sangat memberi dampak
positif.
Aspek-aspek kehidupan antara lain :
 Dalam keluarga
Dengan adanya budi pekerti yang baik, sifat menghargai, menghormati dan mengasihi
antara anggota keluarga akan terbentuk. Nilai kepedulian yang sangat diperlukan juga akan
terbentuk. Sehingga jika nilai budi pekerti ditanamkan didalam keluarga sejak dini, maka
generasai Indonesia masa depan akan memiliki budi pekerti yang tinggi yang sangat
berpengaruh terhadap kemajuan bangsa.
 Dalam masyarakat
Masyarakat yang berahlak adalah masyarakat yang memiliki budi pekerti yang baik.
Misalnya kepala desa yang bersikap jujur dan adil kepada masyarakat. Masyarakat akan lebih
bersatu, suka bergotong royong, membantu sesama, bersikap dan berpakaian yang sopan dan
bertanggung jawab terhadap peran masing-masing orang dalam masyarakat.
 Dalam Berbangsa dan Bernegara
Dengan adanya budi pekerti dalam pribadi setiap manusia di Bumi Pertiwi ini akan
lebih membangkitkan rasa kesatuan dan persatuan di Indonesia. Dalam hal ini khususnya kita
sebagai umat beragama sangat memerlukan budi pekerti sehingga sikap menghargai dan
menghormati dapat kita tunjukkan kepada sesame kita, dan tidak terjadi perpecahan yang
mengatasnamakan agama.
E. Dalil yang Berkaitan dengan Anjuran Berakhlak dan Berbudi Pekerti Baik
Diantara dalil Al-Quran dan Hadis yang berkaitan dengan “Anjuran Berakhlak dan
Berbudi Pekerti Baik” sebagai berikut:

‫ْف َع ْن ُه ْم َوا ْست َ ْغ ِف ْر لَ ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم فِي األ َ ْم ِر فَإِذَا‬ ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬


ُ ‫ب الَنفَضُّواْ ِم ْن َح ْولِكَ فَاع‬ ‫ّللاِ لِنتَ لَ ُه ْم َولَ ْو ُكنتَ فَ ه‬
َ ‫ظا ً َغ ِلي‬ ‫فَ ِب َما َرحْ َم ٍة ِهمنَ ه‬
ْ
١٥٩- َ‫ّللاَ ي ُِحبُّ ال ُمت ََو ِ هكلِين‬ ‫ َعزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْل َعلَى ه‬-
‫ّللاِ إِ َّن ه‬
"Maka disebabkan rahmat dan Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terbadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berbuat kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu." (Al-Imran: 159)

ٌّ ‫سنُ فَإِذَا الَّذِي بَ ْينَكَ َوبَ ْينَهُ َعدَ َاوة ٌ َكأَنَّهُ َو ِل‬
٣٤- ‫ي َح ِمي ٌم‬ َ ْ‫ِي أَح‬
َ ‫سيهِئَةُ ادْفَ ْع بِالَّتِي ه‬ َ ‫ َو َال ت َ ْست َ ِوي ْال َح‬-
َّ ‫سنَةُ َو َال ال‬
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yangantaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia." (Fushilat: 34)

‫ض ُكم َب ْعضا ً أَي ُِحبُّ أ َ َحد ُ ُك ْم أَن يَأ ْ ُك َل لَحْ َم‬


ُ ‫سوا َو َال َي ْغتَب بَّ ْع‬ َّ ‫الظ ِهن ِإثْ ٌم َو َال ت َ َج‬
ُ ‫س‬ َّ ‫ض‬ َّ َ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اجْ تَنِبُوا َك ِثيرا ً ِ همن‬
َ ‫الظ ِهن ِإ َّن بَ ْع‬
َّ ‫أ َ ِخي ِه َميْتا ً فَك َِر ْهتُ ُموهُ َواتَّقُوا‬-
َّ ‫ّللاَ إِ َّن‬
١٢- ‫ّللاَ ت ََّوابٌ َّر ِحي ٌم‬
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebahagian prasangka itu adalah dosa, danjanganlah kalian mencari-cari
kesalahan orang lain, dan janganlah sebahagian kalian menggunjing sebahagian yang lain."
(Al-Hujurat: 12)

ٌ ُ‫ّللاُ َغف‬
٧- ‫ور َّر ِحي ٌم‬ َّ ‫ِير َو‬ َّ ‫ّللاُ أَن يَجْ عَ َل بَ ْينَ ُك ْم َوبَيْنَ الَّذِينَ َعادَ ْيتُم ِ هم ْن ُهم َّم َودَّة ً َو‬
ٌ ‫ّللاُ قَد‬ َّ ‫سى‬
َ ‫ َع‬-
"Semoga Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu
musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Mahakuasa. Dan Allah MahaPengampun lagi
Maha Penyayang." (Al-Mumtahanah: 7)

- ً‫َنكيال‬ َ َ ‫ّللاُ أ َ َشدُّ بَأْسا ً َوأ‬


ِ ‫شدُّ ت‬ ‫س الَّذِينَ َكفَ ُرواْ َو ه‬ َ ْ ‫ف بَأ‬َّ ‫ّللاُ أَن يَ ُك‬
‫سى ه‬ َ ‫ض ْال ُمؤْ ِمنِينَ َع‬ ِ ‫سكَ َو َح ِ هر‬ َ ‫ف ِإالَّ نَ ْف‬ُ َّ‫ّللاِ الَ ت ُ َكل‬
‫س ِبي ِل ه‬َ ‫فَقَاتِ ْل فِي‬
ً
- ‫ش ْيءٍ ُّم ِقيتا‬ َ
َ ‫ّللاُ َعلى ُك هِل‬ ْ َّ ً
‫سيهِئَة يَ ُكن لهُ ِكف ٌل ِهم ْن َها َو َكانَ ه‬ ً
َ ‫َصيبٌ ِ هم ْن َها َو َمن يَ ْشفَ ْع َشفَا َعة‬ َّ
ِ ‫سنَة يَ ُكن لهُ ن‬ ً ً
َ ‫شفَا َعة َح‬ َ ‫ َّمن يَ ْشفَ ْع‬-٨٤
ً
٨٦- ‫ش ْيءٍ َحسِيبا‬ ُ َ
َ ‫ّللاَ َكانَ َعلى ك هِل‬ َّ َ
‫سنَ ِمن َها أ ْو ُردُّوهَا إِن ه‬ ْ َ ْ
َ ْ‫ َوإِذَا ُحيهِ ْيتُم بِت َِحيَّ ٍة ف َحيُّوا بِأح‬-٨٥-
َ
"Apabila kalian diberi penghormatan dengan suatu penghormatan, maka
balaslahpenghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah penghormatan
itu (dengan yangserupa). Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-
tiap sesuatu." (An-Nisa': 86)

Dari Abu Dzar ra., la berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah
sekah-kali kamu meremehkan kebaikan, meskipun hanya berupa keceriaan wajah
tatkala bertemu dengan saudaramu." (HR. Muslim)
F. Meneladani Ahklak Rasulullah SAW.
Seperti apa akhlak Nabi?
Sejak kecil hingga dewasa, Nabi Muhammad sudah memiliki akhlak yang baik.
Beliau tidak menyukai perbuatan orang-orang Makkah yang gemar menyembah berhala dan
sering berbuat jahat. Karena kebaikan akhlaknya, beliau mendapat julukan “Al-Amin”,
artinya “orang yang dapat dipercaya”.
Nabi Muhammad dikenal sebagai orang yang jujur dan adil. Beliau sering dimintai tolong
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di kalangan orang-orang Makkah.
Nabi Muhammad adalah orang yang memiliki akhlak paling baik. Beliau sangat jujur.
Tidak pernah sekalipun beliau berdusta atau berkhianat. Perkataan beliau pasti benar, dan
janji beliau pasti ditepati. Beliau juga sangat amanah. Karena sifat amanahnya, beliau sangat
disukai para pedagang. Barang dagangan yang dipercayakan kepada beliau, pasti
mendatangkan untung.
Nabi Muhammad sangat penyayang pada orang tua maupun yang masih muda. Beliau
tak pernah menyakiti orang lain, melalui perkataan maupun perbuatan. Bahkan kepada orang-
orang yang memusuhinya pun, beliau mau memberikan maaf dan mendoakan kebaikan.
Rasulullah menganjurkan para umatnya untuk menghormati dan menyayangi orang tua.
Nabi Muhammad juga sangat dermawan. Beliau tak pernah menumpuk harta.
Semuanya hartanya disumbangkannya untuk menegakkan agama Allah. Kedermawanan
beliau banyak dicontoh para sahabat dan orang-orang shalih terdahulu. Mereka tak segan-
segan menyumbangkan harta kekayaannya demi memperjuangkan agama Islam.
Rasulullah juga orang yang sangat tegas. Beliau benar-benar membedakan mana yang
baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram. Beliau juga tegas membedakan mana
kawan dan mana lawan. Orang-orang yang beriman adalah kawan dan saudara, sedangkan
orang-orang yang menentang dakwah beliau dianggapnya sebagai musuh.
Mengapa kita harus meneladani Nabi?
Kita harus meneladani akhlak Nabi karena hanya beliaulah yang pantas untuk kita
teladani. Beliau adalah nabi dan rasul yang terakhir. Beliaulah manusia yang paling
sempurna. Hidup beliau selalu mendapat bimbingan Allah subhanahu wa ta’ala. Sehingga
setiap perbuatan beliau tak ada yang salah atau buruk. Semuanya benar dan baik.
Allah telah memberikan pujian atas akhlak yang dimiliki Rasulullah. Dalam Al-
Qur`an disebutkan:
“Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekertiyang agung.” (QS. Al-
Qalam: 4)
Meneladai akhlak Nabi sama dengan berakhlak dengan Al-Qur`an. Banyak ayat
dalam Al-Qur`an tentang anjuran berakhlak mulia. Dan contoh paling baik dalam berakhlak
mulia adalah Nabi Muhammad.
Memiliki akhlak mulia sangat banyak manfaatnya. Orang yang akhlaknya baik, pasti
disenangi orang lain di dunia. Dan di akhirat kelak, mereka akan mendapatkan ganjaran
surga.
APA BEDANYA AKHLAK , MORAL DAN BUDI PEKERTI

Pertanyaan: Apakah setiap living orgamism memiliki budi pekerti, ataukah


budi pekerti hanya dimiliki oleh manusia? Apakah budi pekerti sama dengan
akhlak, moral dan lain-lain istilah yang sering digunakan sebagai tingkah laku
manusia?
Jawaban: Menurut TP setiap living organisme memiliki budi pekerti,
sedangkan akhlak hanya dimiliki oleh manusia, sebagai halnya soul
dimiliki setiap living organism, namun ruh hanya dimiliki oleh
manusia.
Sebagai pembanding saya kutibkan beberapa tulisan yang mengulas
secara umum, bukan atas dasar TM dan Turunannya:
Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut
harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan
perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.[4] Seseorang dapat dikatakan
berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri
dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang
sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk
berbuat.[2] Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah
pencerminan dari akhlak.[2]
Dalam Encyclopedia Brittanica[5], akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang
mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari
pengertian nilaibaik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya
tentang prinsip umum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat
disebut juga sebagaifilsafat moral.[2]
Syarat[sunting | sunting sumber]
Tolong-menolong merupakan salah satu akhlak baik terhadap sesama

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.[2]
1. Perbuatan yang baik atau buruk.
2. Kemampuan melakukan perbuatan.
3. Kesadaran akan perbuatan itu
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk
Sumber[sunting | sunting sumber]
Akhlak bersumber pada agama.[2] Perangai sendiri mengandung pengertian
sebagai suatu sifat dan watakyang merupakan bawaan seseorang.[2] Pembentukan
peragai ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri
maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungannya.[2] Lingkungan yang paling kecil
adalahkeluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk.
Secara terminologi akhlak berartitingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.[2] Para
ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat
pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung
pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.[2]
Budi pekerti[sunting | sunting sumber]
Budi pekerti pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari
kata budi dan pekerti [1]. Budi berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat
kesadaran.[2] Pekerti berarti kelakuan.[2] Secara terminologi, kata budi ialah
yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong
oleh pemikiran,rasio yang disebut dengan nama karakter.[2] Sedangkan pekerti
ialah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati,
yang disebut behavior.[2] Jadi dari kedua kata tersebut budipekerti dapat
diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi
pada karsa dan tingkah laku manusia.[2] Penerapan budi pekerti tergantung
kepada pelaksanaanya.[2] Budi pekerti dapat bersifat positif maupun
negatif.[2] Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah
laku manusia. Budi pekerti didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati
yaitu rasio.[2] Rasio mempunyai tabiat kecenderungan kepada ingin tahu dan
mau menerima yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak mau
menerima yang analogis, yang tidak masuk akal.[2]
Selain unsur rasio di dalam hati manusia juga terdapat unsur lainnya yaitu
unsur rasa.[2] Perasaan manusia dibentuk oleh adanya suatu
pengalaman,pendidikan, pengetahuan dan suasana lingkungan.[2] Rasa
mempunyai kecenderungan kepada keindahan [2] Letak keindahan adalah pada
keharmonisan susunan sesuatu, harmonis antara
unsur jasmani dengan rohani, harmonis antara cipta, rasa dan karsa, harmonis
antara individu dengan masyarakat, harmonis susunan keluarga, harmonis
hubungan antara keluarga.[2] Keharmonisan akan menimbulkan rasa nyaman
dalam kalbu dan tentram dalam hati.[2]Perasaan hati itu sering disebut dengan
nama “hati kecil” atau dengan nama lain yaitu “suara kata hati”, lebih umum lagi
disebuut dengan nama hati nurani.[2]Suara hati selalu mendorong untuk berbuat
baik yang bersifat keutamaan serta memperingatkan perbuatan yang buruk dan
brusaha mencegah perbuatan yang bersifat buruk dan hina.[2] Setiap orang
mempunyai suara hati, walaupun suara hati tersebut kadang-kadang berbeda. [6].
Hal ini disebabkan oleh perbedaan keyakinan, perbedaan pengalaman,
perbedaan lingkungan, perbedaan pendidikan dan sebagainya. Namun
mempunyai kesamaan, yaitu keinginan mencapai kebahagiaan dan keutamaan
kebaikan yang tertinggi sebagai tujuan hidup.[2]
Karsa[sunting | sunting sumber]
Dalam diri manusia itu sendiri memiliki karsa yang berhubungan dengan rasio
dan rasa.[2] Karsa disebut dengan kemauan atau kehendak, hal ini tentunya
berbeda dengan keinginan.[2] Keinginan lebih mendekati pada senang
atau cinta yang kadang-kadang berlawanan antara satu keinginan dengan
keinginan lainnya dari seseorang pada waktu yang sama, keinginan belum
menuju pada pelaksanaan.[2] Kehendak atau kemauan adalah keinginan yang
dipilih di antara keinginan-keinginan yang banyak untuk dilaksanakan.[2] Adapun
kehendak muncul melalui sebuah proses sebagai berikut[7]:
 Ada stimulan kedalam panca indera
 Timbul keinginan-keinginan
 Timbul kebimbangan, proses memilih
 Menentukan pilihan kepada salah satu keinginan
 Keinginan yang dipilih menjadi salah satu kemauan, selanjutnya akan
dilaksanakan.
Perbuatan yang dilaksanakan dengan kesadaran dan dengan kehendaklah yang
disebut dengan perbuatan budi pekerti.[1]
Moral[sunting | sunting sumber]
Moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal
dari bahasa latinyaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk
mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk [8]. Dapat dikatakan baik
buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal. Sedangkan akhlak adalah
tingkah laku baik, buruk, salah benar, penilaian ini dipandang dari sudut hukum
yang ada di dalam ajaran agama. Perbedaan dengan etika, yakni Etika
adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh
berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu
etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika [9]. Kaidah etika yang biasa
dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan, anggapan-anggapan
tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering muncul dalam etika normatif,
yaituhati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma,
serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam metaetika
adalah ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang moralitas. Dari penjelasan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah ajaran,
dan akhlak adalah tingkah laku manusia [10].
Pembagian Akhlak[sunting | sunting sumber]
Akhlak Baik (Al-Hamidah)[sunting | sunting sumber]
1. Jujur (Ash-Shidqu)[sunting | sunting sumber]
adalah suatu tingkah laku yang didorong oleh keinginan (niat) yang baik dengan
tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya maupun oranglain.
2. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)[sunting | sunting sumber]
3. Malu (Al-Haya’)[sunting | sunting sumber]
4. Rendah hati (At-Tawadlu’)[sunting | sunting sumber]
5. Murah hati (Al-Hilmu)[sunting | sunting sumber]
6. Sabar (Ash-Shobr)[sunting | sunting sumber]
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, semoga Allah merelakannya,
berkata, “Rasulullah SAW. bersabda”, “Ketika Allah mengumpulkan segenap
makhluk pada hari kiamat kelak, menyerulah Penyeru”, “Di manakah itu, orang-
orang yang utama (ahlul fadhl) ?”. Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah
mereka sedikit, dengan cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat
berpapasan dengan mereka, lalu menyapa mereka. “Kami lihat kalian begitu
cepat menuju syurga, sipakah kalian ?”. Orang-orang ini menjawab, “Kamilah itu
orang-orang yang utama (ahlul fadhl)”. “Apa keutamaan kalian ?”, tanya para
malaikat. Orang-orang ini memperjelas, “Kami, jika didzalimi, kami bersabar.
Jika diperlakukan buruk, kami memaafkan. Jika orang lain khilaf pada kami,
kamipun tetap bermurah hati”. Akhirnya dikatakan pada mereka, “Masuklah ke
dalam syurga, karena demikian itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang
beramal”. Setelah itu menyerulah lagi penyeru, :”Di manakan itu, orang-orang
yang bersabar (ahlush shabr) ?”. Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah
mereka sedikit, dengan cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat
berpapasan dengan mereka, lalu menyapa mereka. “Kami lihat kalian begitu
cepat menuju syurga, sipakah kalian ?”. Orang-orang ini menjawab, “Kamilah itu
orang-orang yang sabar (ahlush shabr). “Kesabaran apa yang kalian maksud ?”,
tanya para malaikat. Orang-orang ini memperjelas, “Kami sabar bertaat pada
Allah, kamipun sabar tak bermaksiat padaNya. Akhirnya Dikatakan pada mereka,
“Masuklah ke dalam syurga, karena demikian itulah sebaik-baik balasan bagi
orang-orang yang beramal”. (Hilyatul Auliyaa’/ Juz III/ Hal. 140)

Akhlak Buruk (Adz-Dzamimah)[sunting | sunting sumber]


1. Mencuri/mengambil bukan haknya 2. Iri hati 3. Membicarakan kejelekan
orang lain (bergosip) 4. Membunuh 5. Segala bentuk tindakan yang tercela dan
merugikan orang lain ( mahluk lain)

Ruang Lingkup Akhlak[sunting | sunting sumber]


Akhlak pribadi[sunting | sunting sumber]
Yang paling dekat dengan seseorang itu adalah dirinya sendiri, maka hendaknya
seseorang itu menginsyafi dan menyadari dirinya sendiri, karena hanya
dengan insyaf dan sadar kepada diri sendirilah, pangkal kesempurnaan akhlak
yang utama, budi yang tinggi. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani,
disamping itu manusia telah mempunyai fitrah sendiri, dengan semuanya itu
manusia mempunyai kelebihan dan dimanapun saja manusia
mempunyaiperbuatan.[1]
Akhlak berkeluarga[sunting | sunting sumber]
Akhlak ini meliputi kewajiban orang tua, anak, dan karib kerabat. Kewajiban
orang tua terhadap anak, dalam islam mengarahkan para orang tua dan pendidik
untuk memperhatikan anak-anak secara sempurna, dengan ajaran –ajaran
yang bijak, setiap agama telah memerintahkan kepada setiap oarang yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengarahkan dan mendidik, terutama bapak-
bapak dan ibu-ibu untuk memiliki akhlak yang luhur, sikap lemah lembut dan
perlakuan kasih sayang. Sehingga anak akan tumbuh secara sabar, terdidik untuk
berani berdiri sendiri, kemudian merasa bahwa mereka mempunyai harga
diri, kehormatan dan kemuliaan.[1]
Seorang anak haruslah mencintai kedua orang tuanya karena mereka lebih
berhak dari segala manusia lainya untuk engkau cintai, taati dan
hormati.[1]Karena keduanya memelihara,mengasuh, dan mendidik,
menyekolahkan engkau, mencintai dengan ikhlas agar engkau menjadi seseorang
yang baik, berguna dalam masyarakat, berbahagia dunia dan akhirat.[1] Dan coba
ketahuilah bahwa saudaramu laki-laki dan permpuan adalah putera ayah dan
ibumu yang juga cinta kepada engkau, menolong ayah dan ibumu dalam
mendidikmu, mereka gembira bilamana engkau gembira dan membelamu
bilamana perlu.[1] Pamanmu, bibimu dan anak-anaknya mereka sayang
kepadamu dan ingin agar engkau selamat dan berbahagia, karena mereka
mencintai ayah dan ibumu dan menolong keduanya disetiap keperluan.[1]
Akhlak bermasyarakat[sunting | sunting sumber]
Tetanggamu ikut bersyukur jika orang tuamu bergembira dan ikut susah jika
orang tuamu susah, mereka menolong, dan bersam-sama mencari kemanfaatan
dan menolak kemudhorotan, orang tuamu cinta dan hormat pada mereka maka
wajib atasmu mengikuti ayah dan ibumu, yaitu cinta dan hormat padatetangga.[1]
Pendidikan kesusilaan/akhlak tidak dapat terlepas dari
pendidikan sosial kemasyarakatan, kesusilaan/moral timbul di
dalam masyarakat. Kesusilaan/moral selalu tumbuh dan berkembang sesuai
dengan kemajuan dan perkembangan masyarakat. Sejak dahulu manusia tidak
dapat hidup sendiri–sendiri dan terpisah satu sama lain, tetapi berkelompok-
kelompok, bantu-membantu, saling membutuhkan dan saling mepengaruhi, ini
merupakan apa yang disebutmasyarakat. Kehidupan dan perkembangan
masyarakat dapat lancar dan tertib jika tiap-tiap individu sebagai anggota
masyarakat bertindak menuruti aturan-aturan yang sesuai dengan norma–
norma kesusilaan yang berlaku.[1]
Akhlak bernegara[sunting | sunting sumber]
Mereka yang sebangsa denganmu adalah warga masyarakat yang berbahasa yang
sama denganmu, tidak segan berkorban untuk kemuliaan tanah airmu, engkau
hidup bersama mereka dengan nasib dan penanggungan yang sama. Dan
ketahuilah bahwa engkau adalah salah seorang dari mereka dan engkau timbul
tenggelam bersama mereka.[1]
Akhlak beragama[sunting | sunting sumber]
Akhlak ini merupakan akhlak atau kewajiban manusia terhadap tuhannya,
karena itulah ruang lingkup akhlak sangat luas mencakup seluruh aspek
kehidupan, baik secara vertikal dengan Tuhan, maupun secara horizontal dengan
sesama makhluk Tuhan.[1]
Mengapa setiap living organisme memiliki budi pekerti? Budi pekerti adalah hasil
dari akal budi, yang artinya pemanfaatan energy x dan energy y, namun tidak
dalam kondisi keseimbangan prima yang bersifat statis melainkan keseimbangan
yang dinamis disekitar titik E=0. Tubuh living organism adalah organism ,
sehingga dibangun oleh clear body (clear energy) dengan STW. Clear body
memiliki E = 0, sedangkan STW berupa gelombang manikul weber x dan y yang
menghasilkan photon. Jadi organism bukan semata-mata materi melainkan
memiliki unsur cahaya yang menghasilkan photon. Unsur cahaya inilah yang
memungkinkan organsim berinteraksi vitalistik dengan soul maupun spirit.
Organisme akan terurai saat telah tidak dikendalikan lagi oleh soul maupun spirit
karena sebenuhnya dibangun oleh materi (E=0). Dalam keadaan hidup setiap
living organism dikendalikan oleh soul atau spirit sehingga perilaku setiap living
organism dapat terdeteksi oleh akal budi, sebagai halnya materi dapat terdeteksi
oleh pancaindera dan peralatan fisika.

Setiap perbuatan living organisme dapat dinilai oleh manusia atas dasar akal
budi, bukan atas dasar dogma.

Mengenai akhlak saya tidak begitu memahami, namun akhlak tidak hanya dinilai
oleh sesama manusia, melainkan oleh Tuhan, ini sesuai dengan Spiritual
Religious (Agama Langit terutama Islam) yang erat kaitannya dengan iman..

Moralitas adalah tatanan untuk mengatur kehidupan manusia, agar berbeda


dengan living organism lainnya. TM menginformasikan adanya berbagai
moralitas:

1. Moralitas Agung (Moa)adalah tatanan untuk mengatur kehidupan manusia


dengan mekanisme dosa dan pahala. Barang siapa patuh pada Tuhan YMK akan
memperoleh pahala sehingga dapat memperoleh kebahagiaan abadi, sedangkan
yang ingkar akan menrima sangsi siksaan berkepanjangan., diantaranya adalah
siksa kubur.
2. Moralitas Tertib Hukum (MoTH) tatanan untuk mengatur kehidupan
manusia dengan penegakan Hukum Buatan Manusia. Yang patuh pada hukum
yang berlaku dalam masyarakat akan dilindungi oleh hukum, yang tidak patuh
akan terkena sangsi seketika, tak usah menanti peradilan akhirat.
3. Moralitas Minimalis (MoM) tatanan untuk mengatur manusia yang
berasal dari masing-masing individu yang telah dibekali kesadaran oleh Tuhan
YME untuk mengatur diri, jenis dan lingkungannya atas dasar akal budi. Akal
budi dapat dinilai oleh sesama manusia yang memiliki akal budi. Menurut akal
budi siapapun akan dinilai oleh manusia, bukan oleh Tuhan, sehingga siapa saja
yang merugikan/menelantarkan diri, mencederai jenis (orang lain) yang menjadi
tanggung jawabnya serta lingkungan akan mendapatkan nilai buruk sehingga
tidak dipercaya oleh lingkungan yang baik, sebaliknya dalam lingkungan yang
buruk seorang yang menggunakan akal budinya tidak akan ikut-ikutan buruk.
4. Moralitas Modern yang sok moralis: memanfaatkan MoA dan Hak Asasi
Manusia untuk melawan MoTH. Membodohi MoM. Menjadikan penjara
bukan lagi sebagai tempat penjera, melainkan rumah sakit penyembuhan
sekaligus tempat penular penyakit masyarakat. Memandang manusia bukan atas
dasar budi pekertinya, melainkan atas keperkasaan fisik, kedudukan, kekayaan
dan menjadi budak materi/uang.
Pengertian dari Akhlak, Etika, Moral dan Budi Pekerti
1. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab “Akhlak” yang merupakan bentuk jamak dari “Khuluq”. Secara bahasa
“akhlak” berarti budi pekerti, tabi’at, watak. Dalam kebahasaan akhlak sering disinonimkan dengan moral
dan etika.
Secara istilah, akhlak didefinisikan oleh beberapa ahli sebagai berikut :
a. Prof. Sr. Ahmad Amin mendefinisikan akhlak sebagai kehendak yang biasa dilakukan. Artinya, segala
sesuatu kehendak yang terbiasa dilakukan disebut akhlak.
b. Sementara itu Ibnu Maskawih mengemukakan bahwa akhlak adalah perilaku jiwa seseorang yang
mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan (sebelumnya).
c. Sedangkan Al-Ghazali memberikan definisi, akhlak adalah segala sifat yang tertanam dalam hati, yang
menimbulkan kegiatan-kegiatan dengan ringan dan mudah tanpamemerlukan pemikiran sebagai
pertimbangan.

Dari definisi-definisi tersebut ada kesamaan dalam hal ini :


a. Akhlak berpangkal pada hati, jiwa atau kehendak, kemudian
b. Diwujudkan dalam perbuatan sebagai kebiasaan (bukan perbuatan yang dibuat-buat, tetapi
sewajarnya).

2. Pengertian Etika
Etika (etimologik), berasal dari kata Yunani “Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Istilah lain
yang identik dengan etika adalah :
a. Susila (Sansekerta) yang lebih menujuk kepada dasar-sadar, prinsip, aturan hidup, (atau sila) yang
lebih baik (su).
b. Akhlak (Arab) moral berarti akhlak. Etika berarti ilmu akhlak.

Etika dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup
manusia semuanya, teristimewa yang mengenal gerak-gerik fikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan, sampai mengenal tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
3. Pengertian Moral
Secara bahasa moral berasal dari kata Latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti juga
adat atau cara hidup. Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
Contoh :
- Perbuatan itu bermoral
- Sesuai dengan norma Etika

4. Pengertian Budi Pekerti


Kata budi mempunyai makna sebagai berikut :
a. Alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk,
b. Tabiat, akhlak, watak, orang yang baik
c. Perbuatan baik, kebaikan
d. Daya uapaya, ikhtiar
e. Akal

Sedangkan kata pekerti bermakna tingkah laku, perangai, akhlak dan watak, berbudiberarti mempunyai
budi, bijaksana, berakal, berkelakuan baik, murahhati dan baik hati.

B. Persamaan dari Akhlak, Etika, Moral, dan Budi Pekerti

Untuk lebih mudah dalam memahami persamaan antara akhlak, moral, etika dan budi pekerti terlebih
dahulu kita lihat definisi darimasing-masing tersebut. Akhlak, menurut Ibnu Maskawih adalah perilaku jiwa
seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan
(sebelumnya). Akhlak merupakan salah satu aspek ajaran Islam disamping aqidah, ibadah, dan
muamalah. Akhlak menyangkut sikap dan tingkah laku seseorang muslim terhadap Tuhannya, sesama
manusia dan alam.
Moral dapat diartikan dengan baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan
sebagainya. Bermoral berarti mempunyai pertimbangan baik buruk, berakhlak baik.
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Etika juga bisa dimaknai
denga : (1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak),
(2) Kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, (3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan / msayarakat.
Budi pekerti, berarti tingkah laku,perangai, akhlak, watak. Budi perkerti : (1) mempunyai Budi; (2)
Bijaksana, berakal (3) Berkelakuan baik (4) Murah Hati, baik hati.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan antara akhlak, moral, etika, dan budi
pekerti adalah sebagaiberikut :
a. Objek pembahasannya adalah tingkah laku, perbuatan, maupun perilaku.
b. Perilaku yang dibahas adalah perilaku seseorang yang baik maupun yang buruk.

C. Perbedaan dari Ahklak, Etika, Moral dan Budi Pekerti

1. Pengertian Akhlak
“Ahklak berasal dari bahasa Arab, “Akhlak”yang merupakan bentuk jamak dari “Khuluq” secara bahasa
“Akhlak” mempunyai arti budi pekerti, tabiat, watak. Sedangkan menurut istilah, akhlak didefinisikan oleh
beberapa ahli sebagaiberikut :
a. Imam Al-Ghazali dalambukunya ‘Ihya Ulumuddin” menyatakan sebagai berikut : “Akhlak ialah “ sifat-
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan segalaperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pikiran dan pertimbangan”.
b. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya “Al-Akhlak” menyatakan bahwa akhlak ialah ilmu untuk menetapkan
ukuran segala perbuatan manusia yang baik atau yang buru, yang benar atau yang salah, atau yang hak
atau yang bathil.
2. Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Yunani “ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Etika juga bermakna ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golonganataumasyarakat.

3. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata latin ‘Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti juga adat atau cara
hidup. Moral juga diartikan dengan baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban.

4. Pengertian Budi Pekerti


Budi pekerti merupakan rangkaian dari dua kata yaitu budi dan pekerti. Budi bermakna alat batin yang
merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Sedangkan pekerti adalah
tingkah laku, perangai, akhlak, watak. Berbudi berarti mempunyai budi, bijaksana, berakal, berkelakuan
baik, murah hati dan baik hati.

Anda mungkin juga menyukai