ٌّ سنُ فَإِذَا الَّذِي بَ ْينَكَ َوبَ ْينَهُ َعدَ َاوة ٌ َكأَنَّهُ َو ِل
٣٤- ي َح ِمي ٌم َ ِْي أَح
َ سيهِئَةُ ادْفَ ْع بِالَّتِي ه َ َو َال ت َ ْست َ ِوي ْال َح-
َّ سنَةُ َو َال ال
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yangantaramu
dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang
sangat setia." (Fushilat: 34)
ٌ ُّللاُ َغف
٧- ور َّر ِحي ٌم َّ ِير َو َّ ّللاُ أَن يَجْ عَ َل بَ ْينَ ُك ْم َوبَيْنَ الَّذِينَ َعادَ ْيتُم ِ هم ْن ُهم َّم َودَّة ً َو
ٌ ّللاُ قَد َّ سى
َ َع-
"Semoga Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu
musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Mahakuasa. Dan Allah MahaPengampun lagi
Maha Penyayang." (Al-Mumtahanah: 7)
Dari Abu Dzar ra., la berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah
sekah-kali kamu meremehkan kebaikan, meskipun hanya berupa keceriaan wajah
tatkala bertemu dengan saudaramu." (HR. Muslim)
F. Meneladani Ahklak Rasulullah SAW.
Seperti apa akhlak Nabi?
Sejak kecil hingga dewasa, Nabi Muhammad sudah memiliki akhlak yang baik.
Beliau tidak menyukai perbuatan orang-orang Makkah yang gemar menyembah berhala dan
sering berbuat jahat. Karena kebaikan akhlaknya, beliau mendapat julukan “Al-Amin”,
artinya “orang yang dapat dipercaya”.
Nabi Muhammad dikenal sebagai orang yang jujur dan adil. Beliau sering dimintai tolong
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi di kalangan orang-orang Makkah.
Nabi Muhammad adalah orang yang memiliki akhlak paling baik. Beliau sangat jujur.
Tidak pernah sekalipun beliau berdusta atau berkhianat. Perkataan beliau pasti benar, dan
janji beliau pasti ditepati. Beliau juga sangat amanah. Karena sifat amanahnya, beliau sangat
disukai para pedagang. Barang dagangan yang dipercayakan kepada beliau, pasti
mendatangkan untung.
Nabi Muhammad sangat penyayang pada orang tua maupun yang masih muda. Beliau
tak pernah menyakiti orang lain, melalui perkataan maupun perbuatan. Bahkan kepada orang-
orang yang memusuhinya pun, beliau mau memberikan maaf dan mendoakan kebaikan.
Rasulullah menganjurkan para umatnya untuk menghormati dan menyayangi orang tua.
Nabi Muhammad juga sangat dermawan. Beliau tak pernah menumpuk harta.
Semuanya hartanya disumbangkannya untuk menegakkan agama Allah. Kedermawanan
beliau banyak dicontoh para sahabat dan orang-orang shalih terdahulu. Mereka tak segan-
segan menyumbangkan harta kekayaannya demi memperjuangkan agama Islam.
Rasulullah juga orang yang sangat tegas. Beliau benar-benar membedakan mana yang
baik dan yang buruk, yang halal dan yang haram. Beliau juga tegas membedakan mana
kawan dan mana lawan. Orang-orang yang beriman adalah kawan dan saudara, sedangkan
orang-orang yang menentang dakwah beliau dianggapnya sebagai musuh.
Mengapa kita harus meneladani Nabi?
Kita harus meneladani akhlak Nabi karena hanya beliaulah yang pantas untuk kita
teladani. Beliau adalah nabi dan rasul yang terakhir. Beliaulah manusia yang paling
sempurna. Hidup beliau selalu mendapat bimbingan Allah subhanahu wa ta’ala. Sehingga
setiap perbuatan beliau tak ada yang salah atau buruk. Semuanya benar dan baik.
Allah telah memberikan pujian atas akhlak yang dimiliki Rasulullah. Dalam Al-
Qur`an disebutkan:
“Sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekertiyang agung.” (QS. Al-
Qalam: 4)
Meneladai akhlak Nabi sama dengan berakhlak dengan Al-Qur`an. Banyak ayat
dalam Al-Qur`an tentang anjuran berakhlak mulia. Dan contoh paling baik dalam berakhlak
mulia adalah Nabi Muhammad.
Memiliki akhlak mulia sangat banyak manfaatnya. Orang yang akhlaknya baik, pasti
disenangi orang lain di dunia. Dan di akhirat kelak, mereka akan mendapatkan ganjaran
surga.
APA BEDANYA AKHLAK , MORAL DAN BUDI PEKERTI
Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.[2]
1. Perbuatan yang baik atau buruk.
2. Kemampuan melakukan perbuatan.
3. Kesadaran akan perbuatan itu
4. Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk
Sumber[sunting | sunting sumber]
Akhlak bersumber pada agama.[2] Perangai sendiri mengandung pengertian
sebagai suatu sifat dan watakyang merupakan bawaan seseorang.[2] Pembentukan
peragai ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri
maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungannya.[2] Lingkungan yang paling kecil
adalahkeluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk.
Secara terminologi akhlak berartitingkah laku seseorang yang didorong oleh
suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.[2] Para
ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat
pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa
mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung
pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.[2]
Budi pekerti[sunting | sunting sumber]
Budi pekerti pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari
kata budi dan pekerti [1]. Budi berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat
kesadaran.[2] Pekerti berarti kelakuan.[2] Secara terminologi, kata budi ialah
yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong
oleh pemikiran,rasio yang disebut dengan nama karakter.[2] Sedangkan pekerti
ialah apa yang terlihat pada manusia, karena didorong oleh perasaan hati,
yang disebut behavior.[2] Jadi dari kedua kata tersebut budipekerti dapat
diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi
pada karsa dan tingkah laku manusia.[2] Penerapan budi pekerti tergantung
kepada pelaksanaanya.[2] Budi pekerti dapat bersifat positif maupun
negatif.[2] Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah
laku manusia. Budi pekerti didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati
yaitu rasio.[2] Rasio mempunyai tabiat kecenderungan kepada ingin tahu dan
mau menerima yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak mau
menerima yang analogis, yang tidak masuk akal.[2]
Selain unsur rasio di dalam hati manusia juga terdapat unsur lainnya yaitu
unsur rasa.[2] Perasaan manusia dibentuk oleh adanya suatu
pengalaman,pendidikan, pengetahuan dan suasana lingkungan.[2] Rasa
mempunyai kecenderungan kepada keindahan [2] Letak keindahan adalah pada
keharmonisan susunan sesuatu, harmonis antara
unsur jasmani dengan rohani, harmonis antara cipta, rasa dan karsa, harmonis
antara individu dengan masyarakat, harmonis susunan keluarga, harmonis
hubungan antara keluarga.[2] Keharmonisan akan menimbulkan rasa nyaman
dalam kalbu dan tentram dalam hati.[2]Perasaan hati itu sering disebut dengan
nama “hati kecil” atau dengan nama lain yaitu “suara kata hati”, lebih umum lagi
disebuut dengan nama hati nurani.[2]Suara hati selalu mendorong untuk berbuat
baik yang bersifat keutamaan serta memperingatkan perbuatan yang buruk dan
brusaha mencegah perbuatan yang bersifat buruk dan hina.[2] Setiap orang
mempunyai suara hati, walaupun suara hati tersebut kadang-kadang berbeda. [6].
Hal ini disebabkan oleh perbedaan keyakinan, perbedaan pengalaman,
perbedaan lingkungan, perbedaan pendidikan dan sebagainya. Namun
mempunyai kesamaan, yaitu keinginan mencapai kebahagiaan dan keutamaan
kebaikan yang tertinggi sebagai tujuan hidup.[2]
Karsa[sunting | sunting sumber]
Dalam diri manusia itu sendiri memiliki karsa yang berhubungan dengan rasio
dan rasa.[2] Karsa disebut dengan kemauan atau kehendak, hal ini tentunya
berbeda dengan keinginan.[2] Keinginan lebih mendekati pada senang
atau cinta yang kadang-kadang berlawanan antara satu keinginan dengan
keinginan lainnya dari seseorang pada waktu yang sama, keinginan belum
menuju pada pelaksanaan.[2] Kehendak atau kemauan adalah keinginan yang
dipilih di antara keinginan-keinginan yang banyak untuk dilaksanakan.[2] Adapun
kehendak muncul melalui sebuah proses sebagai berikut[7]:
Ada stimulan kedalam panca indera
Timbul keinginan-keinginan
Timbul kebimbangan, proses memilih
Menentukan pilihan kepada salah satu keinginan
Keinginan yang dipilih menjadi salah satu kemauan, selanjutnya akan
dilaksanakan.
Perbuatan yang dilaksanakan dengan kesadaran dan dengan kehendaklah yang
disebut dengan perbuatan budi pekerti.[1]
Moral[sunting | sunting sumber]
Moral, etika dan akhlak memiliki pengertian yang sangat berbeda. Moral berasal
dari bahasa latinyaitu mos, yang berarti adat istiadat yang menjadi dasar untuk
mengukur apakah perbuatan seseorang baik atau buruk [8]. Dapat dikatakan baik
buruk suatu perbuatan secara moral, bersifat lokal. Sedangkan akhlak adalah
tingkah laku baik, buruk, salah benar, penilaian ini dipandang dari sudut hukum
yang ada di dalam ajaran agama. Perbedaan dengan etika, yakni Etika
adalah ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang manusia sejauh
berkaitan dengan moralitas. Etika terdiri dari tiga pendekatan, yaitu
etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika [9]. Kaidah etika yang biasa
dimunculkan dalam etika deskriptif adalah adat kebiasaan, anggapan-anggapan
tentang baik dan buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau tidak
diperbolehkan. Sedangkan kaidah yang sering muncul dalam etika normatif,
yaituhati nurani, kebebasan dan tanggung jawab, nilai dan norma,
serta hak dan kewajiban. Selanjutnya yang termasuk kaidah dalam metaetika
adalah ucapan-ucapan yang dikatakan pada bidang moralitas. Dari penjelasan
tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa etika adalah ilmu, moral adalah ajaran,
dan akhlak adalah tingkah laku manusia [10].
Pembagian Akhlak[sunting | sunting sumber]
Akhlak Baik (Al-Hamidah)[sunting | sunting sumber]
1. Jujur (Ash-Shidqu)[sunting | sunting sumber]
adalah suatu tingkah laku yang didorong oleh keinginan (niat) yang baik dengan
tujuan tidak mendatangkan kerugian bagi dirinya maupun oranglain.
2. Berprilaku baik (Husnul Khuluqi)[sunting | sunting sumber]
3. Malu (Al-Haya’)[sunting | sunting sumber]
4. Rendah hati (At-Tawadlu’)[sunting | sunting sumber]
5. Murah hati (Al-Hilmu)[sunting | sunting sumber]
6. Sabar (Ash-Shobr)[sunting | sunting sumber]
Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya, semoga Allah merelakannya,
berkata, “Rasulullah SAW. bersabda”, “Ketika Allah mengumpulkan segenap
makhluk pada hari kiamat kelak, menyerulah Penyeru”, “Di manakah itu, orang-
orang yang utama (ahlul fadhl) ?”. Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah
mereka sedikit, dengan cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat
berpapasan dengan mereka, lalu menyapa mereka. “Kami lihat kalian begitu
cepat menuju syurga, sipakah kalian ?”. Orang-orang ini menjawab, “Kamilah itu
orang-orang yang utama (ahlul fadhl)”. “Apa keutamaan kalian ?”, tanya para
malaikat. Orang-orang ini memperjelas, “Kami, jika didzalimi, kami bersabar.
Jika diperlakukan buruk, kami memaafkan. Jika orang lain khilaf pada kami,
kamipun tetap bermurah hati”. Akhirnya dikatakan pada mereka, “Masuklah ke
dalam syurga, karena demikian itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang
beramal”. Setelah itu menyerulah lagi penyeru, :”Di manakan itu, orang-orang
yang bersabar (ahlush shabr) ?”. Maka berdirilah sekelompok manusia, jumlah
mereka sedikit, dengan cepatnya mereka bergegas menuju syurga, para malaikat
berpapasan dengan mereka, lalu menyapa mereka. “Kami lihat kalian begitu
cepat menuju syurga, sipakah kalian ?”. Orang-orang ini menjawab, “Kamilah itu
orang-orang yang sabar (ahlush shabr). “Kesabaran apa yang kalian maksud ?”,
tanya para malaikat. Orang-orang ini memperjelas, “Kami sabar bertaat pada
Allah, kamipun sabar tak bermaksiat padaNya. Akhirnya Dikatakan pada mereka,
“Masuklah ke dalam syurga, karena demikian itulah sebaik-baik balasan bagi
orang-orang yang beramal”. (Hilyatul Auliyaa’/ Juz III/ Hal. 140)
Setiap perbuatan living organisme dapat dinilai oleh manusia atas dasar akal
budi, bukan atas dasar dogma.
Mengenai akhlak saya tidak begitu memahami, namun akhlak tidak hanya dinilai
oleh sesama manusia, melainkan oleh Tuhan, ini sesuai dengan Spiritual
Religious (Agama Langit terutama Islam) yang erat kaitannya dengan iman..
2. Pengertian Etika
Etika (etimologik), berasal dari kata Yunani “Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Istilah lain
yang identik dengan etika adalah :
a. Susila (Sansekerta) yang lebih menujuk kepada dasar-sadar, prinsip, aturan hidup, (atau sila) yang
lebih baik (su).
b. Akhlak (Arab) moral berarti akhlak. Etika berarti ilmu akhlak.
Etika dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari segala soal kebaikan (dan keburukan) di dalam hidup
manusia semuanya, teristimewa yang mengenal gerak-gerik fikiran dan rasa yang dapat merupakan
pertimbangan dan perasaan, sampai mengenal tujuannya yang dapat merupakan perbuatan.
3. Pengertian Moral
Secara bahasa moral berasal dari kata Latin “Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti juga
adat atau cara hidup. Moral dan etika sama artinya, tetapi dalam pemakaian sehari-hari ada sedikit
perbedaan. Moral dan atau moralitas dipakai untuk perbuatan yang sedang dinilai, sedangkan etika dipakai
untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang ada.
Contoh :
- Perbuatan itu bermoral
- Sesuai dengan norma Etika
Sedangkan kata pekerti bermakna tingkah laku, perangai, akhlak dan watak, berbudiberarti mempunyai
budi, bijaksana, berakal, berkelakuan baik, murahhati dan baik hati.
Untuk lebih mudah dalam memahami persamaan antara akhlak, moral, etika dan budi pekerti terlebih
dahulu kita lihat definisi darimasing-masing tersebut. Akhlak, menurut Ibnu Maskawih adalah perilaku jiwa
seseorang yang mendorong untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa melalui pertimbangan
(sebelumnya). Akhlak merupakan salah satu aspek ajaran Islam disamping aqidah, ibadah, dan
muamalah. Akhlak menyangkut sikap dan tingkah laku seseorang muslim terhadap Tuhannya, sesama
manusia dan alam.
Moral dapat diartikan dengan baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban dan
sebagainya. Bermoral berarti mempunyai pertimbangan baik buruk, berakhlak baik.
Etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Etika juga bisa dimaknai
denga : (1) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak),
(2) Kumpulan asas / nilai yang berkenaan dengan akhlak, (3) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan / msayarakat.
Budi pekerti, berarti tingkah laku,perangai, akhlak, watak. Budi perkerti : (1) mempunyai Budi; (2)
Bijaksana, berakal (3) Berkelakuan baik (4) Murah Hati, baik hati.
Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa persamaan antara akhlak, moral, etika, dan budi
pekerti adalah sebagaiberikut :
a. Objek pembahasannya adalah tingkah laku, perbuatan, maupun perilaku.
b. Perilaku yang dibahas adalah perilaku seseorang yang baik maupun yang buruk.
1. Pengertian Akhlak
“Ahklak berasal dari bahasa Arab, “Akhlak”yang merupakan bentuk jamak dari “Khuluq” secara bahasa
“Akhlak” mempunyai arti budi pekerti, tabiat, watak. Sedangkan menurut istilah, akhlak didefinisikan oleh
beberapa ahli sebagaiberikut :
a. Imam Al-Ghazali dalambukunya ‘Ihya Ulumuddin” menyatakan sebagai berikut : “Akhlak ialah “ sifat-
sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan segalaperbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pikiran dan pertimbangan”.
b. Dr. Ahmad Amin dalam bukunya “Al-Akhlak” menyatakan bahwa akhlak ialah ilmu untuk menetapkan
ukuran segala perbuatan manusia yang baik atau yang buru, yang benar atau yang salah, atau yang hak
atau yang bathil.
2. Pengertian Etika
Etika berasal dari kata Yunani “ethos” yang berarti watak kesusilaan atau adat. Etika juga bermakna ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak), kumpulan asas
atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu
golonganataumasyarakat.
3. Pengertian Moral
Moral berasal dari kata latin ‘Mos” yang dalam bentuk jamaknya “Mores” yang berarti juga adat atau cara
hidup. Moral juga diartikan dengan baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban.