Anda di halaman 1dari 3

KEUTAMAAN AKHLAKUL KARIMAH

Prioritas dari seluruh

risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW adalah untuk

memperbaiki akhlak manusia. Akhlak manusia perlu diperbaiki dan disempurnakan karena akhlak manusia tidak sama. Ada yang tinggi dan ada yang rendah, ada yang mulia dan ada yang hina. Sifat dan watak kepribadiannyapun berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang bersifat penyayang dan ada yang kejam. Ada yang kasar dan ada yang lemah lembut. Namun dari sekian banyak sifat dan watak manusia dapat dikumpulkan menjadi empat : 1. Thabiat Rubbiyah Yakni tabiat ketuhanan, suatu tabiat yang cendrung kearah perbuatan yang sesuai dengan kehendak dan kerelaan Tuhan, sehingga selalu ingin berbuat baik, serta mendapatkan ridho dari Allah SWT. 2. Thabiat Bahimiyah Yakni tabiat binatang ternak yang hanya mementingkan nafsu makan, minum, tidur dan sebagainya. Manusia yang bertabiat bahimiyah ini tidak lagi menghiraukan urusan agama dan ibadah ataupun ilmu pengetahuan. Seluruh waktunya hanyalah dihabiskan untuk mencari harta kekayaan untuk kepuasan nafsunya. Bahkan hartalah yang menjadi ukuran segala-segalanya. 3. Thabiat Syaithoniyah Yakni tabiat syetan yang selalu ingin menggoda dan menjerumuskan orang lain kepada kesesatan dan kemungkaran. 4. Thabiat Sabuiyah Yakni tabiat binatang buas yang mempunyai kecendrungan kearah perbuatanperbuatan melanggar dan merampas hak orang lain, ingin memangsa, mendzolimi dan sebagainya. Maka ajaran akhlakul karimah akan membimbing manusia sebaik-baiknya supaya memiliki jiwa yang bersih dan mental yang kuat, sehingga dapat menempatkan diri sebagai makhluk yang mulia karena dapat mengendalikan dirinya dari tabiat yang kurang baik.

Oleh sebab itu, tujuan utama dari penyempurnaan akhlak adalah agar tercipta insan kamil atau manusia sejati yang artinya manusia yang mempunyai perasaan tata krama dalam bergaul dengan sesama manusia di segala lapisan masyarakat dan menyadari tanggung jawabnya, baik terhadap sesama manusia maupun dihadapan Allah SWT. Mempunyai rasa disini yang dimaksud adalah mempunyai sifat kemanusiaan, mempunyai rasa belas kasian dan tidak berbuat sewenang-wenang. Hal ini sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang tersirat dalam salah satu doa beliau : Artinya : Dengan nama Allah aku berserah diri kepada Allah. Wahai Tuhanku aku mohn dipeliharakan olehmu akan tersesat atau menyesatkan, atau tergelincir atau menggelincirkan, atau dianiaya atau menganiaya atau berlaku sembrono atau diperlakukan sembrono. (H.R. Abu Daud, Tirmidji, Nasai dan Ibnu Majab dari Umu Salamah). Inti dari doa Rasulullah SAW adalah menganjurkan agar manusia selalu bersikap hati-hati dan mawas diri serta menyakin, bahwa apa yang kita perbuat, akibat dan resikonya akan kembali kepada diri sendiri. Bila kebaikan yang kita kerjakan, maka kebaikan pula yang akan kita terima. Sebaliknya jika kejahatan yang kita lakukan, kejahatan pula yang akan menimpa diri kita. Sebagimana yang di firmankan oleh Allah dalam Q.S. Al Isra : 7 Artinya : Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) bagi dirimu sendiri. Oleh sebab itu, apabila kita menginginkan hidup yang aman, damai dan tentram berbahagia, hendaklah selalu berbuat kebajikan terhadap sesama manusia. sebagaimana yang telah dijanjikan Allah SWT, sebagaimana dalam firman : Artinya : Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya kan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yanglebih baik dari pada apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. An Nahl : 97)

Dengan demikian, dapatlah diambil pelajaran bahwa barang siapa yang berbuat kebajikan dengan landasan akhlakul karimah dengan sesama manusia, makan akan memperoleh kedudukan yang mulia disisi Allah dan juga memperoleh kebahagian hidup di dunia dan akhirat serta mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai