Aktualisasi akhlak adalah bentuk hak dan kewajiban serta bagaimana seseorang dapat menerapkan iman yang dimilikinya dengan mengaplikasikan seluruh ajaran Islam dalam setiap tingkah laku sehari-hari mereka. Aktualisasi akhlak dalam kehidupan bukanlah sebuah moralitas yang bersyarat dan konteks, tetapi moralitas yang benar memiliki nilai mutlak. Entah itu nilai baik dan buruk, nilai terpuji serta nilai tercela berlaku dalam semua aspek. Dalam ajaran Islam yang bersifat universal, Akhlak harus bisa diaktualisasikan dalam segala aspek kehidupan mulai dari individu, masyarakat, serta kehidupan berbangsa dan bernegara secara maksimal. Aktualisasi mengenai akhlak tersebut tentunya memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya terhadap Allah SWT, Rasulullah SAW, serta kepada sesama manusia beserta lingkungannya. Umumnya, pada aktualisasi akhlak (hak dan kewjiban) seorang hamba kepada Tuhannya terlihat dari beberapa hal seperti pemahaman, perilaku, sikap, serta gaya hidup yang dipenuhi dengan adanya kesadaran nilai tauhid kepada Allah SWT. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan berbagai macam bentuk perbuatan amal baik, ketaqwaan, ketaatan dan menjalankan ibadah kepada Allah SWT secara ikhlas. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam bentuk aktualisasi akhlak dalam kehidupan, antara lain adalah sebagai berikut : 1. Akhlak Kepada ALLAH SWT Menurut buku yang ditulis oleh Yazid Bin Abdul Qaddir mengenai Akhlak kepada Allah SWT, terdapat minimal 4 alasan mengapa manusia harus berakhlak kepada tuhannya, yakni Allah SWT. Yang pertama adalah, karena Allah SWT lah yang telah menciptakan serta menghidupkan manusia, yang kedua, karena Allah SWT telah memberikan banyak sekali bentuk nikmat pancaindra, yang ketiga karena Allah SWT telah menyediakan segala macam sarana dan bahan yang diperlukan untuk menunjang kehidupan manusia, dan yang keempat, Karena Allah SWT lah yang telah memberikan kemuliaan bagi manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai seluruh penjuru dunia mulai dari daratan hingga lautan Dari keempat hal tersebut lahirlah sebuah bentuk tingkah laku dan perbuatan dari manusia kepada Allah SWT, yang akan di gambarkan melalui beberapa macam bentuk aktualisasi akhlak kepada Allah SWT secara lebih rinci yaitu sebagai berikut : 1.) Mensucikan Allah dan memuji-Nya. 2.) Bertawakkal (berserah diri kepada Allah SWT), Berdasarkan konteks mengenai tawakkal kepada Allah SWT, manusia harus mempercayakan diri kepadanya dalam menjalankan suatu pekerjan yang telah direncanakan secara matang dan menyeluruh. 3.) Memiliki prasangka baik kepada Allah SWT, dengan cara yakni meyakini bahwa segala sesuatu yang datang dari Allah kepada makhluknya hanyalah sebuah bentuk kebaikan. 4.) Menjalankan peribadahan hanya kepada Allah SWT saja tanpa menyekutukannya. 5.) Berdo’a hanya kepada Allah SWT, Berdo’a sendiri artinya meminta segala sesuatu kepada sang pencipta, agar sesuatu yang sedang dikejar atau sesuatu yang diinginkan dapat tercapai. Oleh karena itu untuk dapat mengaktualisasikan akhlak kepada Allah SWT, tentunya berdoa merupakan sebuah nilai penting bagi kita umat islam yang ada di dunia. 6.) Dzikir, yaitu ingat kepada Allah SWT. Dalam Islam, manusia diperintahkan untuk selalu ingat kepada Allah apapun keadaannya, baik di waktu senggang maupun di waktu sibuk, baik di waktu sendirian maupun di waktu sedang bersama-sama, baik di waktu sehat maupun di waktu sakit, Dzikir yang diperintahkan dan dianjurkan dalam Islam tidak terbatas jumlahnya atau dengan kata lain Dzikirlah sebanyak-banyaknya. 7.) Memiliki rasa syukur kepada Allah SWT, yaitu menyadari bahwa segala bentuk nikmat yang dirasakan merupakan bentuk pemberian atau karunia Allah SWT dan merupakan bentuk anugerah dari Allah SWT semata. Sehingga, apabila manusia mendapatkan rasa nikmat, maka pergunakan sesuai dengan yang diperintahkan Allah SWT. 2. Akhlak Kepada Rasullulah SAW Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir dalam Islam, suka dukanya dalam menyebarluaskan agama Islam sangatlah banyak. Berakhlak kepada Rasulullah SAW pada dasarnya adalah sejauh mana seorang manusia mau mengikuti ajaran dan tuntunan beliau sebagaimana yang sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Semakin manusia mendekatkan dirinya kepada Allah SWT dengan bentuk mengikuti perintah dan menjauhi segala larangannya, berarti semakin kuat pula bukti bahwa manusia berakhlak kepada Rasulullah. Begitu pula sebaliknya, semakin jauh manusia dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, berarti semakin jauh lah Ia dari tuntunan Rasulullah, yang berarti semakin tidak berakhlak kepada Rasulullah. Berikut ini adalah bentuk bentuk aktualisasi akhlak terhadap Nabi Muhammad SAW : 1.) Meyakini akan kebenaran segala sesuatu ataupun apa yang telah disampaikannya. 2.) Mencintainya serta mengikuti jejak langkah keimanannya. 3.) Mengikuti segala bentuk syariat dan pedomannya. 4.) Melakukan shalawat nabi kepada Rasulullah SAW di setiap waktu senggang. 5.) Mewarisi risalah risalah rasulullah dan segala bentuk perkataannya sesuai dengan hadits. 3. Akhlak Kepada Sesama Manusia Selain berakhlak kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, seorang manusia juga diperintahkan untuk berakhlak terhadap sesama manusia itu sendiri. Bentuk bentuk aktualisasi akhlak terhadap sesama manusia antara lain adalah sebagai berikut : 1. Akhlak kepada diri sendiri, bentuk aktualisasi akhlak kepada diri sendiri adalah mengenai bagaimana seseorang berperilaku dan bersikap yang terbaik terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu, karena dari situlah seseorang akan dapat menentukan arah perilaku dan sikapnya yang terbaik kepada orang lain, sebagaimana yang sudah diriwayatkan oleh Nabi Muhammad SAW, bahwa mulailah segala sesuatu itu dimulai dari diri sendri. Begitu juga ayat dalam Al-Qur’an, yang telah memerintahkan umat manusia untuk senantiasa memperhatikan diri terlebih dahulu baru memperhatikan orang lain, “Hai orang-orang yang berima, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksaan api neraka”, (Q.S. At-Tahrim ayat 6). Contoh bentuk aktualisasi akhlak manusia terhadap diri sendiri berdasarkan apa yang ada pada bentuk ajaran agama Islam adalah menjaga harga diri dan kehormatan diri sendiri, menjaga makanan dan minuman dari hal-hal yang diharamkan dan merusak tubuh secara lahir dan batin, menjaga kehormatan seksual baik itu laki laki maupun perempuan, mengembangkan sikap berani dalam kebenaran serta bersikap bijaksana kepada diri sendiri. 2. Akhlak dalam keluarga, bentuk aktualisasi akhlak dalam keluarga sendiri merupakan akhlak yang pada dasarnya terbagi menjadi dua bentuk perilaku. Pertama, akhlak kepada orang tua. Serta yang kedua, akhlak kepada anak sebagai seorang yang dilahirkan dari orang tua yang merupakan darah daging orang tua itu sendiri. Oleh karena itu, akhlak kepada keluarga sendiri pun juga merupakan sebuah hal yang penting untuk diaktualisasikan. Contoh bentuk aktualisasi akhlak kepada keluarga adalah berbuat baik kepada orang tua, berbicara sopan dan santun, adil terhadap saudara, membina dan mendidik keluarga, memelihara keturunan. 3. Akhlak kepada orang lain, baik itu akhlak kepada tetangga, akhlak kepada orang lain yang berbeda agama, akhlak pemerintah kepada rakyatnya, maupun akhlak rakyat kepada pemimpinnya. Contoh bentuk aktualisasi ahlak kepada orang lain adalah memberikan salam kepada orang lain, menjawab salam dari orang lain, tersenyum dihadapan orang lain, menghormati orang-orang yang lebih tua dari kita, menghargai orang-orang yang lebih muda dari kita, saling tolong menolong dalam kebaikan dan masih banyak lagi.
D. Akhlak Terpuji dan Tercela
Berdasarkan pengertian akhlak, maka secara garis besar maka, pada dasarnya akhlak itu terbagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Akhlak Terpuji ( Al- Akhlakul Mahmudah atau Karimah) Akhlak mulia atau terpuji disebut juga dengan Akhlakul Mahmudah atau Akhlakul Karimah yaitu sikap dan tingkah laku yang mulia atau terpuji terhadap Allah, sesama manusia dan lingkungannya. sifat mulia tersebut bagi setiap muslim perlu diketahui yang bersumber dari Al Quran dan hadis. Sifat terpuji sangat memberikan jaminan keselamatan kehidupan manusia, dalam hubungan dengan Allah, kehidupan pribadi, bermasyarakat dan negara a. Contoh Akhlak Terpuji Kepada Allah SWT Ikhlas – Yang artinya suci, murni, jernih tidak tercampur dengan yang lain. Perbuatan seseorang dikatakan suci apabila dikerjakan hanya karena Allah semata, dengan niat yang ikhlas, menjauhkan dari riya (menunjuk kepada orang lain) ketika melakukan amal yang baik. Bertaubat – Yaitu suatu sikap menyesali perbuatan buruk yang dilakukan, berusaha untuk menjauhkan segala larangannya serta melakukan perbuatan baik. Bersabar – Dapat menahan diri pada kesulitan dengan berbagai ujian serta mencari ridha-Nya. Bersyukur – Suatu sikap memanfaatkan sebaik-baiknya yang bersifat fisik maupun non fisik, dan meningkatkan amal shaleh dengan bertujuan mendekat diri kepada-Nya. Bertawakal – Berusaha seoptimal mungkin dan berdoa, menyerahkan semuanya kepada Allah, untuk meraih sesuatu yang diharapkan. Harapan – Sikap jiwa yang sedang mengharap sesuatu yang disenangi Allah. Bersikap Takut – Takut akan siksaan Allah jika melanggar perintah-Nya. b. Contoh Akhlak Terpuji Kepada Sesama Manusia Menjaga hubungan baik Seperti halnya saling tolong menolong dengan tetangga, saling memberi jika ada rezeki lebih, atau saling membantu dalam hal kebaikan. Berkata benar Semakin hari semakin banyak informasi yang diluar pemikiran kita, membuat masukan / opini yang salah dan masyarakat terkadang mengikuti berita yang ternyata tidak benar kenyataan (hoax). Tidak meremehkan orang lain Allah memerintahkan bagi orang yang beriman, untuk tidak merendahkan orang lain. Merasa dirinya lebih, padahal kita tidak sadar ada yang lebih baik dan lebih berpikiran daripada luasnya pemikiran kita. Bersangka baik (Husnuzon) Husnuzan kepada sesama adalah sifat terpuji yang harus diterapkan dengan lahir dan batin, ucapan dan sikap, agar apa yang kita jalani selalu diridhai oleh Allah. Karena sikap suuzon itu ibarat “manusia memakan daging manusia yang sudah meninggal. Kasih sayang Kasih sayang merupakan sifat asli (fitrah) manusia yang telah dibawa sejak lahir. Akan tetapi sifat tersebut merupakan potensi yang harus selalu dijaga, karena jika tidak dipelihara dan dikembagkan sebaik-baiknya atau dibiarkan hilang akan menumbuhkan rasa negative lain seperti kemarahan, kebencian, permusuhan, iri hati, dengki dan masih banyak lainnya yang mengarah ke jalan yang sesat. Tetapi jika rasa itu dipelihara maka akan tumbuh lahir sikap : a. Sopan santun b. Rasa tolong menolong c. Pemaaf d. Rasa persaudaraan e. Menepati janji c. Contoh Akhlak Terpuji Kepada Diri Sendiri a. Memelihara kesucian dan kehormatan diri b. Qana’ah : menerima apa adanya pemberian dari Allah. c. Berdo’a kepada Allah d. Sabar dengan ketentuan Allah e. Tawakal kepada Allah f. Rendah Hati d. Manfaat Al-Akhlakul Mahmudah Dicintai Oleh Nabi Muhammad SAW Memperoleh Kedudukan Tertinggi saat di Akhirat Berat Timbangan Akhlak Baik
2. Akhlak Tercela (Al- Akhlakul Mazmumah)
Akhlak tercela disebut juga Akhlakul mazmumah yaitu Sikap dan tingkah laku yang buruk terhadap Allah, sesama manusia dan makhluk lain serta lingkungan. Berdasarkan pengertian akhlak buruk, maka diharapkan agar setiap muslim menghindari sifat tercela karena ini sangat merusak kehidupan manusia, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat maupun kehidupan bernegara, dan begitu juga hubungan dengan Allah. a. Contoh Akhlak Tercela Kepada Allah SWT Musyrik Merupakan mempersekutukan (meminta / memohon) selain kepada Allah dengan makhluk-Nya. Seperti menyembah berhala pun termasuk dalam hati yang musyrik. Takabbur Sikap menyombongkan diri dan tidak mengakui kekuasaan Allah di alam ini. Adapun yang menyebabkan seseorang menjadi takabur, salah satunya karena rupa tampan atau cantik, kedudukan jabatan yang tinggi, kekayaan dan lain sebagainya. Murtad Sikap mengganti keyakinan diri dan beralih ke keyakinan yang lain dari agama islam / singkatnya keluar dari agama islam. Maka akan mendapatkan hukuman riddah (hukuman mati) saat di akhirat kelak. Munafik Sikap seseorang yang menampilkan dirinya berpura-pura / tidak tulus hatinya mengikuti ajaran Allah dan ini termasuk sifat berkhianat. Khianat pun diartikan perbuatan menipu dan menurunkan martabat dirinya. b. Contoh Akhlak Tercela Kepada Sesama Manusia Mudah marah (Al-Ghadhab) : Yaitu kondisi emosi yang tidak bisa terkontrol yang mengakibatkan perilaku yang tidak menyenangkan orang lain. Iri Hati atau dengki (Al-Hasadu) : Yaitu sikap seseorang yang ingin menghilangkan kebahagian / kenikmatan orang lain dan rasa ingin menggagalkan kebaikan orang lain karena berhasil menjadi lebih baik dan sukses. Mengumpat (Al-Ghiiba) : Yaitu perilaku seseorang yang menghasut orang lain untuk tidak suka kepada seseorang dan membicarakan keburukannya. Berbuat aniaya (Al-Zhulmu) : Yaitu perbuatan yang akan merugikan orang lain baik materi maupun non-materi. Dan sebagian mengatakan, seseorang yang mengambil hak orang lain. Kikir (Al-bukhlu) : Yaitu sikap seseorang yang tidak mau membantu orang lain, baik dalam hal jasa maupun materi.