Anda di halaman 1dari 9

Judul Buku : Sejarah Peradaban Islam

Pengarang : Dr. H. Syamruddin Nasution, M.Ag

Penerbit : Yayasan Pustaka Riau

Jumlah Halaman : 325 Halaman

Keterangan Isi Buku : Kejayaan Dinasti Usmani diraih pada masa 3 Kesultanan dimana
salah satunya bergelar ‘Al-fatih’ yang mana kita kenal beliau menaklukkan Konstantinopel.
Ketiga sultan tersebut adalah Sultan Muhammad II (1451-1484 M), Sultan Salim I (1512-
1520 M), dan Sultan Sulaiman Al-Qanun (1520-1566 M). Pada Masa Sultan Muhammad II
kejayaan dimulai pada saat penaklukkan Konstantinopel yang mana efeknya berakibat luar
biasa sekali terhadap peradaban umat Islam. Konstantinopel kala itu adalah sebuah kota yang
kuat. Menurut beberapa asumsi, penaklukkan Konstantinopel adalah suatu keniscayaan dan
penaklukkan yang dilakukan oleh Sultan Muhammad II atau biasa disebut ‘Al-Fatih’ ini
mengobarkan semangat yang tinggi. Upaya penaklukkan pun dilakukan dengan rencana yang
matang sehingga persiapan yang dilakukan pun lumayan besar seperti membuat sebuah
benteng yang diberi nama Runli Hisar. Benteng tersebut berfungsi sebagai penyimpanan
persiapan perang menyerang Konstantinopel. Selain itu, Al-fatih juga menggali parit yang
menuju ke benteng pertahanan Konstantinopel. Hal itu dilakukan untuk menganalisa segi
kekuatan dan kelemahan lawannya. Sultan yang kedua yaitu Sultan Salim I. Sultan Salim I
adalah sultan yang memindahkan sistem pemerintahan dari kesultanan menjadi kekhalifahan.
Ia juga adalah sultan pertama yang mengalihkan target ekspansi. Sultan sebelumnya lebih
dominan berekspansi ke daerah barat sedangkan Sultan Salim mengekspansi ke Timur
dengan menaklukkan Syiria, Persia, dan juga Dinasti Bani Mamluk di Mesir. Adapun sultan
yang ketiga yaitu Sultan Sulaiman I Al-Qanun. Beliau adalah sultan yang meneruskan
kepemimpinan dari ayahnya. Pada masa pemerintahannya, Turki Usmani adalah sebuah
dinasti yang sangat kuat dan tidak terkalahkan. Banyak kemajuan yang dicapai seperti di
bidang Militer dan Ekspansi. Dalam pengekspansian yang dilakukannya itu tidak hanya
mencakup daerah timur saja tetapi timur dan barat. Sehingga pada masa tersebut Turki
Usmani mempunyai cakupan wilayah yang sangat luas.
Judul Buku : Sejarah Peradaban Islam

Pengarang : Dr. Siti Zubaedah, M.Ag

Penerbit : Perdana Publishing Kelompok Penerbit Perdana Mulya Sarana

Jumlah Halaman : 241 Halaman

Keterangan Isi Buku : Sultan Muhammad adalah pelopor kejayaan sepanjang masa
pemerintahan Dinasti Usmaniyah. Teknik dan strategi pemerintahan serta kemajuan-
kemajuan yang dilakukannya selanjutnya di ikuti oleh sultan-sultan lain. Perluasan wilayah
yang di ekspansi Sultan Muhammad tidak hanya mencapai sekitar Turki Usmani saja tetapi
sampai ke sebagian Wilayah Asia, Wilayah Barat seperti Eropa, dan juga Timur. Kemajuan
yang diraih dalam waktu yang lumayan cepat dan juga luas diiringi dengan kemajuan-
kemajuan lainnya. Diantaranya bidang kemiliteran dan pemerintahan yang mana Dinasti
Usmani membangun pemerintahan dengan strategi yang baru serta kekuatan militer yang
kuat. Dinasti Usmani mulai mengorganisasi strategi, taktik, dan teknik kemiliteran dengan
baik dan teratur. Untuk pemerintahan semuanya di atur oleh Sultan yang dibantu oleh
perdana menteri dan bawahan-bawahan lainnya. Kemajuan dibidang lainnya juga yaitu di
bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Budaya dinasti Usmani adalah budaya campuran yang
merupakan perpaduan antara Barat dan juga Timur yakni percampuran dari Persia,
Bizantium, dan juga Eropa. Dinasti Usmani banyak mengambil serapan budaya tata krama
dan etika kerajaan dari wilayah timur. Sedangkan untuk Ilmu Pengetahuan Turki Usmani
tidak mempunyai ahli intelek yang terkenal karena Turki Usmani lebih memfokuskan ke
bidang kemiliteran dan juga pemerintahan. Ilmu pengetahuan dianggap cukup sehingga
mereka lebih memfokuskan pada peningkatan ekspansi dan kekuatan militer kerajaan.
Pertahanan kerajaan Usmani pun tidak lepas dari peran para pemuka agama diaman para
mufti adalah para pejabat penting yang menagani urusan keagamaan. Turki Usmani adalah
kerajaan yang lumayan peduli terhadap rakyat kecil sehingga hubungan yang terjalin pun
lumayan baik. Itu sebabnya pertahanan kerajaan dan kemungkinan perpecahan internal sangat
sedikit karena para pemuka agama yang sangat dihargai dan bahkan mereka membuat sebuah
fatwa dari aturan-aturan yang di tetapkan oleh syariat. Sebagai para penganut syariat yang
taat, para petinggi Turki Usmani juga di puji perihal kebaikan, keberanian, dan juga
kepintaran dalam mengatur taktik dan strategi dalam menjalankan pemerintahan mereka.
Judul Buku : Sejarah Peradaban Islam

Pengarang : Dr. H. Anwar Sewang, M.A

Penerbit : Wineka Media

Jumlah Halaman : 446 Halaman

Keterangan Isi Buku : Usman I adalah pendiri Dinasti Usmaniyah. Beliau mendeklarasikan
dirinya sebagai pendiri Dinasti Usmani pada tahun 699 H atau 1300 M. Sebagai Raja Besar
Keluarga Usman ia mulai menyerang daerah perbatasan Bizantium dan kita Broessa dan
dijadikannya sebagai Ibukota kekuasaan Usmani. Pada tahun 1326 Usman meninggal
sehingga kekuasaan digantikan oleh Putranya Orkhan yang pada waktu itu berusia 42 tahun.
Pada masa kepemimpinannyalah Turki Usmani untuk pertama kalinya mulai mengnjakan
kaki ke wilayah Eropa. Orkhan banyak merekrut anak-anak Kristen yang ia bimbing ke
dalam Islam dengan disiplin yang kuat untuk dijadikan pasukan militer. Kejayaan yang
paling besar adalah kejayaan yang diraih Sultan Muhammad II atau biasa dikenal dengan
sultan Muhammad Al-fatih. Penaklukkan dua kita besar yaitu Konstantinopel dan juga
Byzantium adalah sebuah pencapaian besar yang diraih Turki Usmani. Sehingga setelah
penaklukkan Konstantinopel, pintu ekspansi terhadap Eropa semakin terbuka luas dan juga
memudahkan Usmani untuk mencapai wilayah Eropa lainnya. Perluasan wilayah Islam sudah
sangat luas ketika pada masa Sultan Sulaiman Al-Qanuni. Setelah Al-qanun meninggal
mulailah terjadi perebutan kekuasaan yang menyebabkan Turki Usmani sedikit mundur.
Tetapi, kekuatan militer dan sistem pemerintahannya tetaplah membuat Turki Usmani berdiri
hingga berabad-abad lamanya. Untuk penaklukkan Konstantinopel yang dilakukan Al-Fatih
sendiri itu bukanlah percobaan penaklukan yang pertama. Sultan Orkhan juga sebelumnya
telah mencoba penaklukkan tersebut. Konstantinopel dapat di taklukkan oleh Sultan Alfatih
dengan menerapkan strategi pengepungan. Sebelumnya Alfatih merancang strategi
pembuatan benteng yang digunakan sebagai benteng perlindungan dan juga tempat
disimpannya persediaan perang menghadapi pasukan Yunani di Konstantinopel. Pasukan
yang berjumlah sekitar 250.000 pasukan yang dipimpin sendiri oleh Sultan Muhammad
Alfatih. Raja Byzantium saat itu meminta bantuan kepada Raja Paus di Roma dan juga raja-
raja Kristen di Eropa tetapi di tolak, bahkan raja Byzantium di cemooh rakyatnya sendiri
karena dianggap merendahkan martabat bangsanya juga gagal mempertahankan bangsanya
sendiri. Konstantinopel yang berada di bawah Byzantium ikut menyerah ketika Byzantium
kalah karena sudah kalah telak dikepung pasukan Turki Usmani selama 53 hari tanpa bantuan
dari siapa pun.

Judul Buku : Sejarah Terlengkap Peradaban Islam

Pengarang : Abdul Syukur Al-Azizi

Penerbit : Noktah

Jumlah Halaman : 620 Halaman

Keterangan Isi Buku : Dinasti Usmani memerintah sekitar 7 abad lamanya dan selama itu
juga dipimpin oleh 38 orang khalifah. Setiap Sultan mempunyai kebijakan dalam
pemerintahannya masing-masing diantaranya ada beberapa Sultan berpengaruh yang
memiliki peranan besar terhadap kemajuan Turki Usmani. Pertama ada Sultan Usman bin
Ertoghul yang mempunyai gelar sebagai Raja besar keluarga Usman. Ia menaklukkan
Byzantium dan juga Broessa. Ia menjadikan Broessa sebagai Ibukota kerajaan. Kebijakan
yang diterapkannya lebih mengarah ke usaha mempertahankan kekuasaannya dari serangan
musuh. Sultan Orkhan Bin Usman yang naik tahta setelah ayahnya yaitu Sultan Usman
meninggal dunia. Pada masanya lah mulai dibuka pelatihan kemiliteran yang dilatih secara
disiplin. Sehingga berkat kebijakan inilah Turki Usmani mulai mudah menaklukkan sebagian
kecil wilayah Eropa. Pasukan militer yang dibina pun mempunyai nama yaitu inkisyaiah
mereka mempunyai persediaan senjata yang lengkap dan juga pakaian yang berseragam.
Sultan yang ketiga adalah Sultan Murad I bin Orkhan. Sultan Murad I mempunyai kebijakan
yang lebih mengarah ke mengamankan negeri dan meneruskan perluasan wilayah ke Eropa.
Ia juga membentuk sebuah pasukan berkuda yang diberi nama Kavaleri. Berkat dirinyalah
Bangsa barat mulai merasa cemas karena banyaknya kota-kota yang sudah ditaklukkan.
Sultan yang keempat adalah Sultan Bayazid I bin Murad. Sultan Bayazid meneruskan
Ekspansinya ke wilayah-wilayah bekas kekuasaan Bani Saluki yang menyebabkan Raja Paus
merasa cemas akan kekuasaannya sehingga dia melakukan penyerangan kepada Bayazid.
Penyerangan inilah yang menjadi cikal bakal terjadinya perang Salib. Sultan yang kelima
adalah Sultan Muhammad I bin Bayazid. Kekalahan yang dialami oleh Sultan Bayazid
menimbulkan dampak buruk yang menyebabkan beberapa wilayah kekuasaan Turki
melepaskan diri. Sultan Muhammad I berusaha memulihkan keadaan ini dengan menyatukan
kembali negaranya yang telah bercerai berai. Sehingga berkat kebijakannya inilah Turki
Usmani dapat kembali pulih dan kehidupan berangsur membaik. Sultan yang keenam adalah
Sultan Murad II bin Muhammad. Ia menerapkan kebijakan dengan menguasai kembali
daerah-daerah yang telah lepas dari Dinasti Usmani. Sultan yang ketujuh adalah Sultan
Muhammad Alfatih yang merupakan putra dari Sultan Murad II. Ia naik tahta setelah ayahnya
meninggal dunia. Alfatih adalah sultan yang membawa masa keemasan Turki Usmani dengan
menaklukkan Konstantinopel dan memulihkan sistem pemerintahan Turki Usmani. Ia juga
banyak menaklukkan wilayah-wilayah baru yang sebelumnya sulit ditaklukkan. Sultan
terakhir yang mempunyai peran besar dalam kemajuan Turki Usmani adalah Sultan Sulaiman
I yang diberi gelar ‘Solomon the magnificent’ atau ‘Solomon The Great’ karena pada
pemerintahannya Turki Usmani memiliki sistem militer yang sangat kuat dan juga
mempunyai peranan yang sangat besar dalam penyebaran Islam di Eropa. Sulaiman juga
mendapat gelar Al-Qanuni karena beliau berjasa dalam menerapkan Peraturan perundang-
undangan yang berdasarkan landasan Islam. Di samping itu ia juga konsisten dalam
menjalankan peraturan yang diterapkannya.
Judul Buku : Sejarah Peradaban Islam

Pengarang : Kartika Sari, M.Hum

Penerbit : Shiddiq Press

Jumlah Halaman : 133 Halaman

Keterangan Isi Buku : Puncak Keemasan Ottoman atau Turki Usmani itu dicapai pada masa
kepemimpinan Sultan Muhammad II atau biasa disebut Sultan Alfatih. Kejayaan itu terus
berlanjut sampai kekuasaan Sulaiman yang banyak menguasai wilayah-wilayah lainnya.
Kekuasaannya tidak hanya meliputi sekitar Ottoman saja tetapi keluar wilayah seperti Barat
dan Timur. Beberapa kemajuan penting yang diraih Turki Usmani diantaranya adalah
dibidang Militer dan pemerintahan. Turki Usmani berhasil memperbaharui sistem
pemerintahannya dengan menerapkan kebijakan-kebijakan baru yang diatur oleh peraturan
perundang-undangan yang sesuai dengan syariat. Turki Usmani juga terkenal dengan
kekuatan Militernya yang tidak terkalahkan, pelatihan para pasukan yang disiplin dan
terorganisir sehingga benteng militer turki Usmani sulit ditembus oleh lawan. Ada juga
kemajuan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya. Kebudayaan Usmani diambil dari
berbagai macam perpaduan seperti sistem organisasi pemerintahan dan kemiliteran yang
lebih banyak diambil dari Byzantium. Sedangkan Ilmu pengetahuan tidak terlalu menonjol di
Turki Usmani. Peran pemimpin adalah pengaruh yang sangat besar terhadap kemajuan suatu
bangsa atau dinasti. Pada kasus ini kurun waktu pemerintahan Usmani dan Abbasiyah adalah
hampir sama. Tetapi Usmani tertinggal jauh dalam Ilmu Pengetahuan karena Abbasiyah
sangat terkenal maju dalam bidang Intelektual. Sedangkan dalam keagamaan hal ini sangat
berpengaruh terhadap Turki Usmani. Agama adalah peran besar dalam tradisi lapangan sosial
dan politik di Usmani. Kerajaan sendiri sangat amat terikat dengan hukum agama sehingga
ulama dan hukum fatwanya sangat dibutuhkan di Turki Usmani. Para ahli agama juga
menduduki jabatan yang tinggi di kerajaan. Mereka sebagai penasihat dan juga sebagai
penentu fatwa terhadap berbagai permasalahan agama yang timbul di masyarakat. Kemajuan
yang diraih oleh Turki Usmani juga tidak terlepas dari beberapa faktor yang menjadi salah
satu kelebihan Dinasti ini yakni Usmani sebagai bangsa yang mempunyai semangat kuat,
militer yang tangguh dan juga hebat serta letak geografis yang sangat strategis yaitu berada
pada titik tengah pertemuan antara Asia dan juga Eropa (Konstantinopel).

Judul Artikel : Sulaiman Al-Qanuni : Sultan Terbesar Kerajaan Turki

Usmani

Pengarang : Dwi Ratnasari

Judul Jurnal : Thaqafiyyat

Volume : 14

Tahun Terbit : 2013

Halaman : 71-85

Sulaiman Al-Qanuni adalah putra dari Sultan Salim I yang lahir pada 6 November 1494 M di
kota Trabzun, kawasan Laut Hitam. Sejak kecil ia sudah terjun ke dalam dunia pemerintahan
dengan mengawalinya sebagai pelajar yang sangat mendalami ilmu perang dan tata kerajaan
kepada ayahnya yakni sultan Salim I. Karir pertama Sulaiman Al-Qanun adalah sebagai
seorang Gubernur di provinsi Kaffa (Theodosia) lalu selanjutnya ia menjadi gubernur di dua
kota lainnya. Sekitar 8 hari setelah ayahnya wafat, Sulaiman naik tahta sebagai sultan
kerajaan Turki Usmani pada usianya yang menginjak 26 tahun. Sulaiman dikenal sebagai
seorang pemimpin yang baik dan sangat hati-hati saat mengambil keputusan. Masa
pemerintahan Sultan Sulaiman Al-Qanuni termasuk kepada kurun waktu yang paling lama
yakni sekitar 46 tahun (1520-1566). Semasa Turki Usmani dalam kepemimpinan Sulaiman,
Turki Usmani banyak menaklukkan wilayah-wilayah di Timur dan Barat sehingga wilayah
kekuasaannya sangatlah luas. Sulaiman dikenal sebagai administrator andal dan pemimpin
militer yang mahir baik itu di darat ataupun di laut. Ia juga terkenal sangat selektif dalam
menentukan pejabat-pejabat kerajaan, ia bahkan turun tangan sendiri dalam menentukan
posisi yang tepat dengan pilihan yang tepat juga. Kemajuan yang diraih Sulaiman Al-Qanun
juga tidak hanya pada bidang kemiliteran dan pemerintahan tetapi adanya sebuah
perkembangan dari Ilmu pengetahuan juga adalah sebuah prestasi yang diraih pada masa
kepemimpinannya. Intelektual pada masa Turki Usmani adalah sesuatu yang kurang
diperhatikan. Tetapi, Al-Qanun memperbaikinya dengan membangun sebuah Universitas
yakni As-Sulaimaniyah pada tahun 1550 M. Pada masa pemerintahannya Dinasti Usmani
sangatlah gemilang. Perannya sangatlah besar terhadap masa keemasan yang di Turki
Usmani. Sulaiman Al-Qanuni adalah salah satu sultan yang baik, cerdas, bijaksana, pandai,
dan banyak mengatur kebijakan-kebijakan penting seperti menata ulang makam para pemuka
agama seperti imam Hanafi, meningkatkan kemampuan intelektual dengan mendirikan pusat
pengajaran seperti Universitas, juga mengatur aturan kerajaan yang dikemas dalam bentuk
perundang-undangan.

Judul Artikel : Studi Historis Mengenai Kebijakan Luar Negeri yang di


terapkan oleh Sultan Abdul Hamid II di Dinasti Osmani (1876-1909 M)

Pengarang : Siti Aliya, dkk

Judul Jurnal : Khazanah Multidisiplin

Volume : 02

Tahun Terbit : 2021

Halaman : 124-130

Sultan Abdul Hamid II memerintah selama 33 tahun lamanya. Ia merupakan sultan yang ke-
34 dari 38 Sultan yang memerintah selama periode kerajaan Turki Usmani. Pada masa
pemerintahannya Turki Usmani sedang berada dalam masa diambang kehancuran, namun
berkat kepiawaiannya dalam mengatur pemerintahan, ia berhasil mengontrol pemerintahan
dan mempertahankannya dengan menerapkan berbagai kebijakan seperti pembangunan rel
kereta api untuk memberikan akses dari Damaskus ke Madinah. Meskipun pada awalnya
proyek pembangunan rel kereta api ini banyak di ragukan masyarakat tetapi untungnya
berhasil dengan mendapat bantuan dari tetangga muslim lainnya. Sultan Hamid II juga
menolak tawaran Herzl yang akan melunasi hutang luar negeri Turki Usmani dengan syarat
membebaskan akses orang-orang Yahudi terhadap Palestina. Sebelum pertemuan untuk
membahas penawaran Herzl untuk akses Yahudi-Palestina, ia juga mendeklarasikan paham
pro zionisme pada saat kemerdekaan Israel sebagai bentuk dari gerakan Bapak Spiritual
Negara Yahudi. Herzl juga menawarkan secara terang-terangan untuk penyebaran paham
Zionisme. Penolakan yang dilakukan Abdul Hamid inilah yang kedepannya memicu paham
Zionisme untuk menggulingkan dan membunuh Abdul Hamid II. Pembaharuan serta
peningkatan sistem persenjataan untuk mengikuti perang Cannakkale yang berujung pada
kemenangan Turki Usmani sendiri pun dilakukan Sultan Hamid dalam memaksimalkan
pertahanan kerajaan Turki Usmani. Perang yang berlangsung sekitar satu tahun ini
dimenangkan Abdul Hamid dengan persiapan persenjataan yang sudah disiapkan sejak 25
tahun sebelumnya.

Daftar Pustaka

Al-Azizi, Abdul Syukur. 2017. Sejarah Terlengkap Peradaban Islam. Noktah. Yogyakarta

Aliya, Siti dkk. “Studi Historis mengenai kebijakan luar negeri yang diterapkan oleh Sultan
Abdul Hamid II di Dinasti Osmani (1876-1909).” Khazanah Multidisplin. 02 (2021) :
124-130

Nasution, M.Ag, Dr. H. Syamruddin. 2007. Sejarah Peradaban Islam. Yayasan Pustaka Riau.
Pekanbaru

Ratnasari, Dwi. “Sulaiman Al-Qanuni : Sultan terbesar Kerajaan Turki Usmani.”


Thaqafiyyat. 14 (2013) : 71-85

Sari, M.Hum, Kartika. 2015. Sejarah Peradaban Islam. Shidiq Press. Pangkal Pinang

Sewang, MA, Dr. H. Anwar. 2017. Sejarah Peradaban Islam. Wineka Media. Parepare.

Zubaedah, M.Ag, Dr. Siti. 2016. Sejarah Peradaban Islam. Perdana Publishing. Medan.

Anda mungkin juga menyukai