Anda di halaman 1dari 3

Perluasan Wilayah dan Sistem Kemiliteran Turki Usmani

Setelah usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah Al-Usman ( raja besar keluarga
Usman), pada tahun 699 H ( 1300 M) dia mulai memperluas wilayahnya. Perluasan wilayah (
ekspansi) para sultan usman menjadi model. Hal itu berlangsung paling tidak sampai dengan
masa pemerintahan Sulaiman I. untuk mendukung hal itu,Orkhan (Urkhan)1[1] membentuk
pasukan tangguh/ pasukan baru yang dikenal dengan Inkhisyariah ( Janissariyyah).2[2]
Ternyata dengan pasukan ini seolah- olah dinasti Usmaniyah memiliki mesin perang yang
paling kuat dan memberikan dorongan yang besar sekali bagi penaklukan negeri-negeri non
muslim. Oleh karena itu pada masa orkhan dapat ditaklukan Broessa ( Turki) Izmir ( Asia
kecil) dan Angkara.3[3]
Penggantinya, yaitu puteranya yang bernama Murad I yang berhasil menaklukan banyak
daerah ,seperti Adrianopoli, Masedonia, Bulgaria, Serbia dan Asia Kecil. Namun yang paling
monumental adalah penaklukan penaklukan dan Kosova ( 1389 M).
Dengan demikian lima ratus tahun daerah tersebut dikuasai oleh pemerintah Turki Usmani.
Dia penguasa yang yang saleh dan taat kepada Allah. Murad I meskipun banyak melakukan
peperangan namun tidak pernah kala. Ia dijuluki sebagai Alexander pada abad pertengahan,
bahkan ia dinilai sebagai pendiri Dinasti Turki usmani yang sebenarnya.4[4]

1[1] Urkhan adalah anak usman, yang naik tahta pada usia 42 tahun setelah meninggalnya usman
pada tahun 1326. Pada periode ini tentara islam pertama kali masuk ke eropa.orkhan berhasil
mereformasi dan membentuk tiga pasukan utama tentara. Yaitu sipahi ( tentara regular),tentara
hazeb ( tentara ireguler) dan tentara jenisari., lihat karim,sejarah pemikiran dan peradaban islam,
hal.311.

2[2] Pasukan inkisyariyyah adalah tentara utama dinasti utsmani yang terdiri dari bangsa Georgia
dan Armenia yang baru masuk islam.lihat Maryam dkk, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik
hingga Modern ( Yogyakarta: Lesfi, 2009), hal.130. sedang menurut Karim, Tentara Jenissari direkrut
pada saat berumur dua belas tahun ketika kebanyakan adalah anak-anak Kristen yang dibimbing
islam dan disiplin yang kuat.lihat Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam ( Yogyakarta:
Pustaka Book Publisher, 2007),hal.311.

3[3] Maryam, siti dkk, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern ( Yogyakarta: Lesfi,
2009), hal 130

1
Perluasan wilayah pun dilanjutkan oleh Beyazid I, ia adalah raja selanjutnya yang
menggantikan Sultan Murad I- setelah ia tewas dalam pertempuran melawan tentara
gabungan dari beberapa wilayah , yaitu Hongaria, Bulgaria,Serbia, Transsylvania, dan
Walacia-, pada masa ini Philadelpia dan Gramania atau Kirman ( Iran) dapat ditaklukan.
Dengan demikian, Dinasti Utsmani secara bertahap tumbuh menjadi kerajaan yang besar.
Perlu diketahui juga bahwa Beyazid sempat mengepung Konstantinopel selama enam bulan,
namun akhirnya gagal karena menghadapi tentara timur lang dan meninggal di penjara Timur
setelah kalah perang dan tertangkap dalam perang di angora.akibat kekalahan itu hampir
seluruh wilayah utsmani jatuh ke tangan Timur Lenk, dan megakibatkan perpecahan diantara
putr-putra Beyazid I.
Selanjutnya dinasti ini dipimpin oleh Muhammad I, yang pada akhirnya ia mampu
mengembalakan Turki Utsmani seperti sediakala. Meskipun ia tidak melakukan perluasan
wilayah dan penaklukan, Muhammad berhasil membawa Turki Utsami stabil kembali.
Dengan keberhasilan ini, ia disejajarkaoleh sejarawan dengan Umar II dari Dinasti
Umayah.5[5]setelah Muhammad I meninggal ( 1420 M), maka tampuk kepemimpinan
berpindah ke tangan Murad II. Ia pun meneruskan ekspansi , hingga mampu untuk
menundukkan Venessia, Salonika, Hongaria. Selain itu, ia juga mampu mengembalikan citra
Murad I dengan merebut kembali Kosovo yang lepas setelah meniggalnya Beyazid I.
Pengganti Beyazid adalah Muhammad II ( al-fatih). Pada masa inilah terjadi puncak
ekspansi kekuasaan Islam secara besar-besaran. Kota penting yang berhasil ditaklukan adalah
Konstantinopel ( Ibukota kerajaan Romawi Timur ) tahun 1453 M. setelah ditaklukan kota ini
berganti nama menjadi Istambul ( tahta Islam). Kejatuhan Konstantinopel ke tangan Dinasti
Utsmani memudahkan tentara utsmani menaklukan wilayah lainnya, seperti Serbia, Albania,
dan Hongaria.
Beyazid II adalah pengganti Al-fatih, ia dikenal sangat kejam . dalam sejarah Eropa , ia
dikenal sebagai Salim The Grim. Sebelum menjadi sultan, ia melawan ayahnya, dan banyak
melakukan pembunuhan terhadap sudaranya yang bersaing merebut tahta. Ia menaklukan
Asia Kecil, Persia, Kaldiran, dan Mesir. Ia berhasil menaklukan Sultan Mamluk ( 1517 M).
pada masa ini pula terjadi pemindahan kholifah boneka Bani Abbas ke konstantinopel yang
bernama Ahmad dan secara paksa mengambil gelar sacral dan selanjutnya digunakan oleh
Sultan Turki Utsmani, Salim I. dengan pemindahan jabatan sacral dari Kairo ke
konstantinopel, maka sejak itu nama kota tersebut berubah menjadi Istambul dan ibu kotanya
dipindah ke kota tersebut.6[6]
Sejak saat itu dalam sejarah Islam terdapat dua jabatan penting yang dikuasai oleh
penguasa. Yaitu , sebagai sultan untuk kekuasaan Turki dan sebagai kholifah bagi seluruh
Dunia Islam. Sepeniggal Salim I, Sulaiman Agung ( 1520-1566 M) maju sebagai penguasa
turki utsmani. Ia sebagai penguasa Turki Utsmani yang berhasil membawa kejayaan Islam ia
dijuluki sebagi Sulaeman Al-qonuni.

2.    System Politik dan Struktur Masyarakat


Telah diketahui sebelumnya, bahwa raja-raja Turki Utsmani memiliki dua gelar sekaligus,
yaitu Sultan dan Khalifah. Sultan menguasai kekuasaan duniawi dan Kholifah berkuasa di
bidang agama/ spiritual/ ukhrowi. Mereka mendapatkan kekuasaan secara turun temurun,
tetapi tidak harus putra pertama yang berhak menjadi penggantinya. Ada kalanya putra kedua
atau putra ketiga dan selanjutnya diserahkan kepada saudara sultan, bukan kepada anaknya.
4[4] Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam ( Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2007),
hal 312
5[5] Ibid.hal312
6[6] Ibid. Hal 314

2
Dalam menjalankan roda pemerintahannya, sultan dibantu oleh seorang mufti yang lebih
dikenal dengan Syaikhul Islam dan Shadrul A’dham. Yang pertama mewakili sultan dalam
melaksanakan wewenang agamanya, sedang yang kedua mewakili kepala Negara dalam
melaksanakan wewenang dunianya.
Dalam bidang pertahanan Dinasti Turki Utsmani mengandalkan pasukan Janissari.
Janissari diklengkapi dengan pasukan Kavelari Propinsial. Sebagian dari prajurit kavelari
Utsmani adalah budak. Mereka direkrut dari penduduk Turki non budak yang didanai oleh
timar, sejenis dengan iqtha’ di Timur Tengah.
Sebuah administrasi birokratik sangat diperlukan dalam penggajian militer budak. Orkhan
melantik seorang wazir untuk menangani administrasi dan kemiliteran pusat dan mengangkat
sejumlah gubernur sipil untuk sejumlah yang ditaklukan.
Daftar Pustaka
-Maryam, siti dkk. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern. Yogyakarta:
Lesfi, 2009.
-Karim, Abdul. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2007.

Anda mungkin juga menyukai