Anda di halaman 1dari 9

“Sejarah Kebudayaan Islam”

Daulah Usmani

D
I
S
U
S
U
N
OLEH
Nadya Putri Madhani
XI IPA 1

MAN 1 INHIL
TAHUN PELAJARAN 2020-2021
Proses Lahirnya Daulah Usmani
Proses lahirnya daulah usmani ditandai dengan kejadian di
suatu malam di tahun 1299 M salah satu penguasa dari suku Turki di
anatolia bermimpi buah pohon besar keluar dari keluar dari pusarnya
dan menutupi hampir seluruh daratan dunia lelaki tersebut adalah
Osman I atau Osman Ghazi dia dan para keturunannya membangun
salah satu kerajaan terkuat dalam sejarah manusia orang pertama
barat menyebutnya ottoman yang merujuk pada nama pendiri
pertamanya osman dalam bahasa arab adalah usman sehingga di
kita sering disebut sebagai usmani.
Asal-usul dinasti Usmani sejarah adalah Usmani dimulai dari
Usman 1 putra dari ertugrul pemimpin salah satu pemimpin di
daratan Anatolia. Osman dan putranya Orhan mulai memperluas
wilayah nya ke arah barat laut dan berhasil membebaskan kota
bursa pada tahun 1326 dan membebaskan salah satu kota penting
yaitu thessaloniki 1387 kemudian pada tahun 1389 turki usmani
membebaskan kosovo dan mengakhiri kekuasaan serbia di wilayah
tersebut bursa menjadi ibukota daulah usmani ditandai dengan
melemahnya kerajaan romawi byzantium. AdapunAdapun langkah
awal dinasti usmani memasuki wilayah eropa dalam upaya
menghentikan kemajuan turki usmani terjadi pertarungan nicopolis
1396.
Pertempuran yang sering disebut perang salib besar terakhir
di abad pertengahan pasukan usmani berhasil memenangkan
pertempuran tersebut. Di tengah kepemimpinan Usman, tahun 1.300
M., tentara Mongol menyerang Saljuq dan menyebabkan
terbunuhnya Sultan Alauddin. Dinasti Saljuq akhirnya berantakan
terpecah menjadi negara kecil-kecil. Pada saat inilah Usman
mendirikan kerajaan Usmani.
Dalam perjalanan panjang yang berliku, Daulah Usmani
menjadi Kerajaan Islam yang sangat dinamis dari mulai berdiri
sampai akhir keruntuhannya. Jasa besar Daulah Usmani bagi
perkembangan Islam di Dunia Timur masih bisa dirasakan sampai
sekarang. Sebagian ulama awal di Indonesia merupakan tokoh
ulama yang berasal dari Daulah Usmani. Yang diutus langsung oleh
para Sultan untuk menyebarkan Islam di Indonesia.
Strategi Dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani

1. Osman I (699-726 M/1299-1326 H)


Disebut dengan Usman I, dia adalah pendiri Daulah Usmani
yang mencanangkan kerajaan dibangun atas sendi-sendi persatuan
suku Turki. Usman adalah seorang yang sangat pemberani, mukhlis,
adil dan bijaksana. Dengan sifat-sifat teruji yang dimiliki, tentunya
menjadi kebanggaan bagi masyarakat dan pengikutnya.
Usman membangun tentara yang bejuang tanpa pamrih,
semua atas dasar karena Allah Swt. Para pejuang tersebut sering
disebut dengan al-Ghazi yang terdiri dari ikhwan (pesaudaraan)
Tarekat Baktasyi. Khalifah Usman meninggal dengan meninggalkan
kurang lebih 16.000 km persegi. Sebagai daulah yang baru berdiri
pada masa kekuasaannya berhasil membebaskan kota Bursa di tepi
laut Marmara. bursa menjadi ibukota daulah usmani ditandai dengan
melemahnya kerajaan romawi byzantium.
2. Orkhan (726-761 H/1326-1360 M).
Menggantikan kedudukan ayahnya, ia memindahkan kerajaan
dari Qurah Hisyar (Iskisyiyar) ke Bursa. Pada masa ini juga
bergabunglah wilayah Turkeman, kemudian perluasan wilayah
dilanjutkan ke Nicaea (1331), Nicomedia (1337), Scutari (1338), ia
juga bisa mengontrol wilayah teluk Edremit. Orkhan berhasil
mendirikan jabatan Shadr Azham (perdana menteri). Jabatan
tersebut diberikan pada adiknya yaitu Alauddin. Tentara di era
Orkhan dibentuk dengan sistem yang sangat rapi dan teratur. Ia juga
membentuk tentara khusus dengan nama Inkisyariyah atau Jenissari
(Yani Tasyri).
Sampai dengan akhir usianya Orkhan berusaha untuk
membentuk pemerintahan yang kuat. Untuk itu dia banyak
membangun, menertibkan administrasi, menguatkan militer,
membangun masjid dan akademi-akademi ilmu pengetahuan.
3. Murad I (761-791 H/1360-1388 M).
Setelah sultan Orkhan wafat, kedudukannya digantikan oleh
Murad I yang merupakan putera kedua dari Orkhan. Mengantikan
kedudukan ayahnya sebagai penguasa karena putera pertama
Orkhan yaitu Sulaiman yang meninggal terlebih dahulu. Sultan Murad
I adalah sosok yang sangat pemberani, gemar berjihad, dermawan,
dan tekun menjalankan agama, dia mencintai peraturan dan selalu
memegang teguh peraturan itu, berbuat adil kepada rakyat dan
tentaranya.

Hikmah dari kepemimpinan Sultan Murad I adalah:


 Pnyebaran Islam yang semakin mekuas di wilayah Balkan dan banyak
pemimpinnya yang masuk Islam.
 Kedaulatan Daulah Usmani semakin dihormati dan dihargai oleh
bangsa Eropa.
 Pengaruh yang semakin meluas, sehingga syiar Islam yang semakin
berkembang.

4. Bayazid I (791-805 H/1389-1402 M).


Sultan Bayazid I adalah orang yang sangat pemberani, cerdas,
murah hati, dan memiliki semangat yang kuat untuk melakukan
perluasan wilayah Islam. Oleh karena itu, dia sangat memperhatikan
masalah-masalah kemiliteran, mengarahkan perluasan wilayahnya
ke negara-negara Kristen Anatolia.
Sultan bayazid I tahun 1389-1402 yang melipatgandakan luas
wilayah usmani mendapatkan julukan thunderbolt atau hilar. Dimasa
sultan beyezid I wilayah usmani terpisah oleh salah satu kota
constantinople sultan beyezid dikalahkan kemudian di tawan dalam
pertempuran angkara oleh penguasa berdarah mongol yang masuk
muslim bernama timorlange peristiwa tersebut menjadi awal
terjadinya perang saudara untuk yang pertama kali dan terakhir
kalinya dalam sejarah. Bayazid sangat besar pengaruhnya, sehingga
mencemaskan Paus. Kemudian Paus Bonafacius mengadakan
penyerangan terhadap pasukan Bayazid, dan peperangan inilah
yang menjadi penyebab terjadinya Perang Salib. Bahaya baru itu
adalah adanya serangan tentara Mongol dibawah pimpinan Timur
Lenk.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan perselisihan antara
Timur Lenk dan Bayazid, antara lain sebagai berikut :
 Para pemimpin di wilayah Iraq (Baghdad) yang wilayahnya
ditaklukkan oleh Timur Lenk banyak yang meminta
perlindungan kepada Bayazid.
 Kerajaan-kerajaan Kristen memprovokasi Timur Lenk untuk
menyerang dan mengalahkan Bayazid.
 Adanya kesalahfahaman diantara kedua belah pihak
sehingga saling menghina dengan saling membakar surat.
 Diantara keduanya, sama-sama saling berusaha untuk
meluaskan wilayah kekuasaannya
Kekalahan dari Timur Lenk meninggalkan duka yang mendalam,
namun itu menjadi hikmah agar penerusnya melakukan introspeksi
diri, sehingga buahnya dapat dipetik di kemudian hari, saat
penaklukan Konstantinopel.

Kemajuan Peradaban Islam Pada Masa Daulah Usmani

1. Muhammad I (817-824 H/1413-1421 M)

Setelah menggantikan ayahnya, ia mulai menyusun kekuatan


kembali dan memulihkan keadaan Turki Usmani dari upaya
memecah-belah yang dilakukan oleh Timur Lenk. Strategi
Muhammad I adalah menjalin hubungan diplomatik dengan para
penguasa Byzantium dan Venesia, dengan maksud agar kedua
negeri ini tidak mengganggu kerja utamanya dalam mendamaikan
kekhalifahan Usmani.
Beliau merupakan sosok yang sangat cinta kedamaian dan ilmu
pengetahuan, mencintai Fuqaha, termasuk alasan memindahkan
ibukota dari Adrianopel ke Busra. Karena Busra sering juga disebut
sebagai kota para Fuqaha.

2. Murad II (824-855 H/1421-15451 M)

Murad II menggantikan ayahnya pada usia 18 tahun. Beliau


terkenal sebagai penyair dan orang yang mencintai ulama. Cita-
citanya adalah melanjutkan usaha perjuangan Muhammad I. Prioritas
perjuangannya adalah merangkul kembali daerah-daerah yang
terlepas dari Daulah Usmani sebelumnya, yaitu daerah Asia kecil,
Soloniki, Albania, Falakh dan Hongaria.

Beliau menghembuskan nafas terakhir pada taggal 16 Muharram


855 H. Bertepatan tanggal 18 Februari 1451 M di Andrianopel pada
usia 47 tahun. Sesuai dengan wasiatnya, beliau dimakankan pada
hari Jum’at di samping Masjid Jami’ Muradiyah di Bursa.

3. Muhammad II Al-Fatih (855-884 H/1451-1481 M)

Al-Fatih adalah gelar kebanggaan, karena beliau berhasil


menakhlukkan Konstantinopel, beliau diangkat pada usia 22 tahun.
Beliau berusaha membangkitkan kembali sejarah umat Islam sampai
dapat menakhlukkan Konstantinopel sebagai ibukota Byzantium.

Konstantinopel merupakan salah satu kota terpenting di dunia.


Dibangun pada kisaran tahun 330 M oleh Kaisar Byzantium yaitu
Constantine I. Muhammad II Al-Fatih berhasil menguasai
Konstantinopel pada tanggal 20 Jumadil Ula 857 H atau 29 Mei 1453
M dengan perencanaan dan persiapan yang matang dan juga
strategi yang baik. Setelah salib, berhala dan gambar-gambar
diturunkan, Aya Sofia dibersihkan dan kemudian dijadikan Masjid
bagi umat Islam. Konstantinopel dijadikan sebagai ibukota kerajaan
Turki Usmani dan namanya diganti menjadi Istanbul atau kota Islam
yang kemudian dikenal dengan nama Istanbul.

4. Bayazid II (884-918 H/1481-1512 M)

Pemerintaha Bayazid II tidak terlalu kuat. Pada masanya terjadi


perselisihan dengan saudaranya, yaitu Jem yang diikuti juga oleh
pengikut Jem. Hal ini berpengaruh terhadap kondisi masyarakat.
Tanggal 18 Safar 918 H atau 25 April 1512 M estafet
kepemimpinan diserahkan kepada Sultan Salim I. Beliau meninggal
dalam perjalanan ke Daimutika, jenazahnya kemudian dibawa ke
Istanbul dan dikuburkan di dekat Masjid Jami’ yang dibangunnya.

5. Salim I (1512-1520 M/918-926 H).


Selama menjabat sebagai pemimpin tertinggi, Salim I
membuat wajah baru dalam pemerintahan Daulah Usmani. Di masa
pemerintahannya banyak kebijakan yang dilakukan dalam bidang
kemiliteran. Salim 1 merupakan salah satu penguasa Usmani yang
paling berhasil dan dihormati, giat, dan pekerja keras.
6. Sulaiman Al-Qanuni (927-974 H/1520-1566 M)
Beliau lahir pada tanggal 6 November 1469 M di Trabzon. Ia
naik tahta saat Turki Usmani mengalami puncak kejayaan, peristiwa
penting pada masa pemerintahannya ialah upaya penyempurnaan
undang-undang Turki Usmani. Ia tak hanya pemimpin militer yang
besar, manusia dari pedang, seperti ayah dan kakeknya, merupakan
manusia dari pena. Sulaiman Al-Qununi merupakan legislator ulung,
berdiri di depan rakyatnya sebagai penguasa berjiwa besar dan
eksponen keadilan yang murah hati. SulaimanSulaiman I diberi gelar
Al-Qanuni atau the Magnificent “pembuat undang-undang”, karena
jasanya meletakkan dasar-dasar hukum bagi Daulah Usmani dan
tentunya yang paling lama memerintah. Kitab undnag-undang itu
diberi nama Multaqa’ al Abhar/Multaqul Abhur (muara segala
samudera).
Pemerintahan pada masa Sulaiman Al-Qanuni merupakan
representasi puncak kejayaan politik Daulah Usmani dan puncak
keemasan pemerintahan Usmani yang menjangkau sampai tiga
benua. Sulaiman Al-Qanuni wafat pada tanggal 5 september 1566
M. Hari itu merupakan hari yang penuh duka cita, umat Islam
merasakan kesedihan dan kehilangan yang sangat mendalam.

Kemunduran peradaban Islam Masa Daulah Usmani

kemunduran daulah usmani dimulai pada tahun 1600-an


sepeninggal sultan sulaiman dengan luasnya wilayah kekuasaan
usmani dengan begitu banyak aspek yang terjadi di dalam dan di
luar pemerintahan usmani dan memulai serangan dari wilayah
Australia serangan dari wilayah persia cerita interaksi dalam
pemerintahan usmani membuat daulah usmani sedikit demi sedikit
kehilangan wilayah serta beberapa sultan yang tidak tidak sejagat
dengan sultan pendahulunya pada abad ke 18 daulah usmani pada
saat itu. KemunduranKemunduran ini juga ditandai dengan
kebangkitan bangsa Barat atau Eropa, disebabkan lemahnya
penguasa Daulah Usmani dan lemahnya sistem pemerintahan.
Pasukan Inkisyariyah juga berpengaruh terhadap kekacauan yang
timbul pada saat itu. dimulai pada periode Salim I, Muhammad IV,
Sulaiman II, Ahmad II hingga masa terakhir kekuasaan Abdul Hamid
II.

Daulah Usmani berakhir pada tahun 1909 M dan benar-benar
dihapuskan pada tahun 1924 M dan berganti menjadi Republik Turki.
Keruntuhan ini disebabkan oleh beberapa factor, yaitu:
 Kondisi pemerintahan yang lemah dan kemerosotan akhlak
para pemimpin Daulah Usmani.
 Melemahnya kekuatan Militer dan serangan bangsa Eropa yang
sudah terjadi sejak akhir abad ke XVI.
 Gerakan Oposisi Sekuler. Puncaknya terjadi pada tahun 1909
M, dengan dalih gerakan mogok massal, organisasi persatuan
dan kesatuan berhasil memasuki Istanbul, menyingkirkan Abdul
Hamid II dan melucutinya dari pemerintahan dan keagamaan,
setelah itu hanya tinggal simbol-simbol Daulah Usmani.

Anda mungkin juga menyukai