PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepanjang abad ke-16 dan 17, tepatnya pada puncak kekuasaannya di bawah
pemerintahan Suleiman Al-Qanuni, Kesultanan Utsmaniyah adalah salah satu negara terkuat di
dunia, imperium multinasional dan multibahasa yang mengendalikan sebagian besar Eropa
Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika Utara, dan Tanduk Afrika. Pada awal abad ke-17,
kesultanan ini terdiri dari 32 provinsi dan sejumlah negara vasal, beberapa di antaranya
dianeksasi ke dalam teritori kesultanan, sedangkan sisanya diberikan beragam tingkat otonomi
dalam kurun beberapa abad.
Setelah penaklukkan Mesir oleh Utsmaniyah pada 1517, Khalifah Al-Mutawakkil III
menyerahkan kedudukan khalifah kepada Sultan Selim I. Hal ini menjadikan penguasa
Utsmaniyah tidak hanya berperan sebagai sultan (kepala negara Utsmaniyah), tetapi juga
sebagai pemimpin dunia Islam secara simbolis.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
1. untuk mengetahui sejarah berdirinya daulah utsmani dan kesultanan daulah Utsmani
3. untuk mengetahui kebijakan apa saja yang di gunakan pada masa daulah Utsmani
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kesultanan Utsmani berawal dari keturunan suku Kabilah di Turkmenistan pada abad ke-
12, yang merupakan pengembara dari Kurdistan ke Anatolia. Pengembara itu dipimpin oleh
Raja Erthugrul dan anaknya, Usman I, yang pindah untuk menghindari serangan dari Mongol di
bawah Jenghis Khan.
Raja Erthuugrul dan rombongannya akhirnya menetap di Kota Athlah, sebelah timur Turki
dan bergabung dengan Dinasti Saljuk. Mereka kemudian membantu Dinasti Saljuk melawan
Romawi hingga memenangkan pertempuran. Atas bantuan tersebut, Raja Erthugrul diberi
hadiah sebidang tanah di barat Anatolia yang berbatasan dengan Romawi. Ia juga diberikan
wewenang untuk meluaskan wilayahnya hingga mendekati Romawi. Setelah Dinasti Saljuk
runtuh, Usman I mendeklarasikan berdirinya Kerajaan Usmani di Turki.
Masa kejayaan Kesultanan Utsmani dimulai saat Sultan Selim I memerintah pada abad ke-
16. Selim I fokus pada perluasan wilayah ke selatan Turki. Ia juga berhasil menguasai Baghdad,
Kairo dan sisa-sisa kekuasaan Byzantium. Hingga abad ke-17. Kesultanan Utsmani menjadi
kerajaan Islam penting di Timur Tengah dan Semenanjung Balkan
Setelah Selim I wafat dan digantikan oleh Sultan Suleiman I pada 1520, Kesultanan
Utsmani berhasil menguasai Lembah Sungai Nil hingga ke Gibrlatar. Kala itu, hanya Maroko
daerah yang tidak berhasil dikuasai. Kerajaan Usmani dalam menjalankan roda pemerintahan
sangat menghargai agama, dengan bukti Suleiman I membuat undang-undang bagi rakyat dari
berbagai golongan. Dengan itu, Suleiman I diberi gelar Al Kanuni yang memiliki makna ahli
penyusun undang-undang. Selain itu, di masa kejayaannya Kesultanan Utsmani
mengedepankan sikap toleransi terhadap keberagaman agama. Di era Suleiman I juga ajaran
Islam berkembang pesat. Begitu pula dengan kebudayaan, perdagangan, dan ilmu
pengetahuan.
3
C. STRATEGI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAULAH USMANI
Kebangkitan Daulah Usmani tidak lepas dari melemahnya kekuasaan Daulah Abbasiyah
pada ujung yang paling kritis. Lahirnya pemimpin-pemimpin hebat menjadikan Daulah Usmani
sebagai penguasa dunia yang kembali mengangkat kejayaan Islam dan peradabannya.
1. Usman (699-726 H/1299-1326 M)
4
Sampai dengan akhir usianya Orkhan berusaha untuk membentuk
pemerintahan yang kuat. Untuk itu dia banyak membangun, menertibkan
administrasi, menguatkan militer, membangun masjid dan akademi-akademi
ilmu pengetahuan.
5
kekuasaan ayahnya. Banyak hal yang bisa dipetik hikmahnya dari
kepemimpinan Sultan Murad I, diantaranya;
a) Menyebarnya Islam yang semakin meluas di Wilayah Balkan, banyak pemimpin
mereka yang masuk Islam,
b) Kedaulatan Daulah Usmani semakin dihormati dan dihargai oleh bangsa Eropa.
c) Pengaruh Daulah Usmani semakin meluas, sehingga syiar Islam semakin
berkembang.
6
d) Diantara keduanya, sama-sama saling berusaha untuk meluaskan wilayah
kekuasaannya
Kekalahan dari Timur Lenk meninggalkan duka yang mendalam,
namun itu menjadi hikmah agar penerusnya melakukan introspeksi diri,
sehingga buahnya dapat dipetik di kemudian hari, saat
penaklukan Konstantinopel.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perluasan wilayah kerajaan Turki terjadi dengan cepat, sehingga membawa kejayaan,
disamping itu raja-raja yang berkuasa sangaat mempunyai potensi yang kuat dan baik. Banyak
daerah-daerah yang dapat dikuasai (di Asia Kecil) sehingga memperkuat berdirinya kerjaan
Turki Utsmani. Salah satu sumbangan terbesar kerajaan Turki Utsmani dalam pnyebaran Islam
adalah penaklukan kota benteng Konstantinopel ibukota romawi Timur.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Badri Yatim, M. (2003). Seajarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Dr. Fatah Syukur NC, M. (2015). Sejarah Peradaban Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.
Sunanto, P. D. (2011). Sejarah Islam Klasik : Perkembangan Ilmu Pengetahuan Islam. Jakarta: Kencana
Prenada Madia Group.