KERAJAAN BESAR
(TURKI USMANI, SAFAWIYAH, MUGHAL)
OLEH :
MUHAMMAD ABDIAWAN
MUHAMMAD FADHIL AMRULLAH
MUHAMMAD NUR FAJAR
Pertama-tama kami bersyukur kepada Allah SWT. karena rahmat dan ridho-Nya
kepada kami dalam pembuatan makalah ini. Tiada sesuatu yang berjalan dengan baik tanpa
pengawasan-Nya, termasuk makalah yang kami buat ini. Kami panjatkan puji syukur juga
atas kesehatan yang diberikan di tengah pandemi seperti sekarang ini.
Atas segala kekurangan makalah ini, kami mohon maaf. Karena manusia tidak luput
dari kesalahan, sebab kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Semoga makalah ini dapat
berguna bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN
Makalah yang kami buat ini berjudul “Sejarah Peraadaban Islam pada Masa Tiga
Kerajaan Besar (Turki Usmani, Safawiyah, Mughal). Makalah ini membahas sejarah
mengenai masa peradaban Islam pada saat kejayaan tiga kerajaan tersebut.
Peradaban Islam sempat kacau dengan hancurnya dinasti umayyah dan abbasiyyah.
Namun, mulai nampak kembali sejak munculnya tiga kerajaan besar, yang diketahui
dengan kerajaan Turki Usmani, Kerajaan Syafawiyah, dan Kerajaan Mughal.
Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi kewajiban
kami sebagai mahasiswa dalam kelas Sejarah Peradaban Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
Nama Kerajaan Turki Usmani berasal dari nama pendahulu mereka, yaitu Sultan
Usmani bin Ertoghrol. Pada awalnya, seorang bangsa turki yang berasal dari
Oghuz(di Mongol, sebelah utara negeri china) ini mengabdikan dirinya kepada
Sultan Alauddin(Seljuk) setelah ia hijrah ke Turkistan. Pada saat itu, Ertoghtol
mengabdi dan membantu Sultan Alauddin yang sedang melawan Byzantium. Sultan
Alauddin memenangkannya atas bantuan Ertoghrol dan memberikan hadiah
kepadanya berupa tanah yang berdampingan dengan Byzantium.
Sekitar tahun 1298 M, Ertohrol wafat dan kemudian Sultan Alauddin mengarahkan
cucunya yang bernama Usman untuk mengambil alih dan memipin kerajaan di
tanah Ertoghrol.
- Bidang Politik
Kesultann Muhammad II yang terkenal dengan nama Al-Fatih menaklukkan
konstantinopel pada tahun 1453 M. Takluknya konstantinopel, menjadi alasan
digantinya digantinya nama konstantinopel ke Istanbul. Ini membuat nama besar
Kesultanan Usmani(Ottoman Empire) menjadi semakin dikenal.
- Bidang Sosial
Kerajaan Turki Utsmani adalah tersusun yaitu kebudayaanxpersia, Arab,
danxByzantium. Persis halnya kebudayaanxpersia mereka mengambil perihal
ajaran agama mengenai etika danxtata krama dalam kehidupanxdi istana. Dan
Bizantyum mereka mengambilorganisasi kemiliteran danzpemerintahan. Mereka
mengadopsi perihal prinsip-prinsip ekonomi, sosial, keilmuan dan huruf melalui
bangsa Arab. Masyarakat Turki Utsmani tenar dengan kepiawaiannya di bidang
perang, yang paling diprioritaskan di bidang militer danxpertahanan.
- Bidang arsitektur
Pada masa pemerintahan Sultan Sulaiman, dibangun berbagai sarana ibadah,
pendidikan, kesehatan, ekonomi dan hiburan di berbagai kota besar maupun
kecil. Bahkan dikatakan bahwa tidak kurang dari 235 buah bangunan hanya
dikordinir oleh satu orang Arsitek asal Anatolia yang bernama Sinan. Ini
membuktikan bahwa betapa tingginya kemajuan arsitektur yang dicapai.
- Bidang Sains dan Teknologi
Adapun dalam bidang sains seperti matematika dan kedokteran. Sedangkan
bidang teknologi yaitu astronomi, Taqi al-Dinxpada membangun observatorium
tahun 1577, ia melakukan pengamatan astronomi disana sampai tahun 1508. Ia
menghitung eksentrisitas orbit Matahari dan pergerakan tahun Apoge.
Percetakan istambul pada tahun 1727 M. Sehingga akses buku-buku tentang
ilmu kedokteran, ilmu kalam, ilmu pasti, sejarah, hadis,fikih dan tafsir mudah
didapatkan.
- Bidang Keagamaan
Jika ditinjau dari aspek keagamaan pemerintah sangat terselubung selaras
dengan Syaria’atzIslam. Ulama memiliki diktatorial disisi pemerintahan
demikian juga para masyarakat. Ulama berkedudukan sebagai Mufti sehingga
ada diktatorialuntuk memberikan fatwa.
Mundurnya Kesultanan Usmani
Kerajaan Safawi adalah salah satu kerajaan besar di Iran, yang berdiri setelah
penaklukan Persia oleh pasukan Muslim pada abad ke-7.
Salah satu contoh perkembangan yang muncul pada Kerajaan Safawi adalah
pada bidang pendidikan, di mana raja yang berkuasa mendirikan sekolah
keagamaan dan menetapkan Islam Syiah sebagai agama resmi kerajaan. Kerajaan
Safawi berdiri hingga keruntuhannya pada 1736. Kendati demikian, pengaruh yang
ditinggalkannya begitu penting bagi Iran hingga beberapa abad berikutnya.
Raja Safi Mirza (cucu Abbas I) juga menjadi penyebab kemunduran Safawi,
karena dia seorang raja yang lemah dan sangat kejam terhadap pembesar-pembesar
kerajaan. Di lain sisi dia juga seorang pencemburu yang akhirnya mengakibatkan
mundurnya kemajuan-kemajuan yang telah diperoleh dalam pemerintahan
sebelumnya (Abbas I).
Kota Qandahar lepas dari kekuasaan kerajaan Safawi, diduduki oleh kerajaan
Mughal yang ketika itu diperintah oleh Sultan Syah Jehan, sementara Baghdad
direbut oleh kerajaan Usmani. Abbas II adalah raja yang suka minum-minuman
keras sehingga ia jatuh sakit dan meninggal. Sebagaimana Abbas II, Sulaiman juga
seorang pemabuk. Ia bertindak kejam terhadap para pembesar yang dicurigainya.
Salah seorang putera Husein, bernama Tahmasp II, mendapat dukungan penuh
dari suku Qazar dari Rusia, memproklamasikan dirinya sebagai raja yang sah dan
berkuasa atas Persia dengan pusat kekuasaannya di kota Astarabad. Tahun 1726 M,
Tahmasp II bekerjasama dengan Nadir Khan dari suku Afshar untuk memerangi dan
mengusir bangsa Afghan yang menduduki Isfahan. Asyraf, pengganti Mir Mahmud,
yang berkuasa di Isfahan digempur dan dikalahkan oleh pasukan Nadir Khan tahun
1729 M.
Asyraf sendiri terbunuh dalam peperangan itu, dengan demikian Dinasti Safawi
kembali berkuasa. Namun, pada bulan Agustus 1732 M, Tahmasp II dipecat oleh
Nadir Khan, dan digantikan oleh Abbas III (anak Tahmasp II) yang ketika itu masih
sangat kecil. Empat tahun setelah itu, tepatnya tanggal 8 Maret 1736, Nadir Khan
mengangkat dirinya sebagai raja menggantikan Abbas III. Dengan demikian
berakhirlah kekuasaan Dinasti Safawi di Persia.
- Bidang Ekonomi
Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk
mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Setiap
perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang
dinamakan muqaddam atau patel, kedudukan yang dimilikinya dapat
diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan
penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani
dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi
mereka juga terikat terhadapnya.
Perdagangan dan pengolahan industri pertanian mulai berkembang.
Pada masa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British
East India Company (EIC) yaitu Perusahaan Inggris - India Timur
untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600 M.
Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera,
sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam
lainnya dalam jumlah yang besar.
- Bidang Agama
Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal
mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar
memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu
konsep Din-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari
berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama
baru. Pada prakteknya, Din-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama
Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-
umat beragama di India.
Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap
pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung
disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta
rendah yang merasa disia-siakan dan dikutuk oleh
golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu
terlihat dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi
Mughal dan bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia
dengan budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang
dikembangkan oleh Dinasti Mughal.
Putri, R., Daulay, H. P., & Dahlan, Z. (2021). Peradaban dan Pemikiran Islam pada Masa Turki
Utsmani. Tazkir: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman, 7(1), 35-48.s
Irwan Suhanda (ed.). 2007. India Bangkitnya Raksasa Baru Asia, Calon Pemain Utama Dunia di
Era Globalisasi. Jakarta: Kompas.
M Abdul Karim. 2003. Sejarah Islam di India . Yogyakarta: Bunga Grafies Production. Hlm. 12.
Hlm.40 3 TSG
Mulia. 1952. India Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Jakarta: Balai Pustaka.
Tuti Nuriah Erwin. 1990. Asia Selatan dalam Sejarah. Jakarta : Lembaga Penerbit Universitas
Indonesia. Hlm.37.
Yatim, Badri. 1996. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo.
Watt, W.Montgomery. 1990. Kejayaan Islam: Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis. Yogyakarta: Tiara
Wacana.
Israr, C. 1978. Sejarah Kesenian Islam. Jilid 2. Jakarta: Bulan Bintang.
Mahmudunnasir, Syed. 1994. Islam Konsepsi dan Sejarahnya. Terjemahan oleh Adang Affandi,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
H Zainal Abidin Ahmad. 1979. Ilmu Politik Islam V. Sejarah Islam dan Umatnya Sampai Sekarang
(Perkembangannya dari zaman ke zaman). Jakarta: Bulan Bintang.