Anda di halaman 1dari 5

Andi Yusril

19.3300.039
Manajemen Dakwah

JAWABAN
1.Berdirinya kesultanan berawal pada paruh kedua abad 6 Masehi. Bangsa Turki yang berasal
dari Turkestan melakukan migrasi besar ke wilayah Asia Kecil dan tinggal di tepi sungai Amu
Darya, Tabaristan dan Gorgan.

Kontak pertama bangsa Turki dengan muslim terjadi di masa pemerintahan Umar bin
Khattab, yang berlanjut di era Utsman bin Affan. Turki selanjutnya banyak berperan di masa
Khalifah Abbasiyah. Peluang ini dibuka Khalifah Al Mu'thasim.

Bangsa Turki kemudian berhasil mendirikan Kesultanan Seljuk yang berakhir di masa
Ghiyatsuddin Abu Syuja' Muhammad. Sebelum kejatuhan Seljuk, sekelompok orang
dipimpin Sulaiman bermigrasi menghindari serangan Mongol.

Kepemimpinan Sulaiman dilanjutkan putranya Ertugrul yang mendapat sebidang tanah di


barat Anatolia dari Seljuk. Era Ertugrul dilanjutkan Utsman yang memperluas wilayah
kekuasaan hingga Byzantium yang menggetarkan semua lawannya. Di Era Utsman inilah
Kesultanan Utsmaniyah resmi berdiri.

2. Kemudian pada tahun 1389 mereka berhasil melakukan Kosovo yg kemudian berefek
menghentikan kekuasaan bisa Siberia di wilayah tersebut
Turki Utsmani masuk dalam wilayah Eropa dalam rangka menghentikan ekspansi bangsa
turki ke eropa
Tahun 1396 turki Utsmani berhasil memenangkan perang besar itu, peperangan sebagai
perang salib terbesar dan terakhir di abad pertengahan
3.A. Bidang Pemerintahan dan Militer
Perlu diketahui bahwa pemimpin dari dinasti ini pada masa awal awal rupanya dipimpin oleh
orang orang yang kuat dalam melakukan ekspansi yang meliputi kebernian, keterampilan,
ketangguhan, maupun kekuatan militernya yang sanggup bertempur kapan dan dimanapun
itu.
Sedangkan kalau kita berbicara pada persoalan kemiliterannya yang terbukti mengalami
kemajuan, rupanya ini bermula ketika Orkhan melakukan perombakan besar besaran. Dari
pembaharuan inilah rupanya selain membentuk mutasi personel pimpinan juga mengadakan
perombakan anggota.
Salah satunya ialah dengan memasukkan bangsa bangsa non Turki bahkan anak anak kristen
kecil sebagai anggota dengan mengasramakan mereka dan dibimbing dalam suasana Islam
untuk dijadikan prajurit yang dinamainya sebagai pasukan Jannisariy.
Pasukan Jannisariy ini paling dapat mengubah Dinasti Utsmani menjadi mesin perang yang
paling kuat dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penaklukkan negeri negeri
non-muslim.
Adapun dalam bidang persenjataan, Sultan Muhammad II memiliki meriam berukuran besar
yang belum ada sebelumnya dan memang dipesan khusus, yang mana berat meriam mencapai
18 ton serta panjangnya sekitar 5,23 meter dan diameternya mencapai 0, 635 meter, panjang
larasnya 3,14 meter, dan tempat mesiunya berdiameter 0, 248 meter.
Selain itu dilakukan pula sederet desainer Insinyur di bidang teknologi persenjataan yang
dilakukan oleh pasukan Altileri (bagian meriam), maka tak heran jika kecanggihan di zaman
ini mampu mengepung benteng pertahanan musuh sewaktu penaklukan Konstantinopel.
B. Bidang Maritim
Setelah konstantinopel di taklukkan dan menjadi ibukota kerajaan Turki Utsmani, maka
Sultan Muhammad II menetapkan lautan sebagai pusat industri dan bidang persenjataan
maritim. Sedangkan di era Sultan Salim I (1512-1520) melakukan modifikasi terhadap pusat
persenjataan maritim.
Bahkan memang pada waktu itu Sultan Salim I berambisi untuk menciptakan daulah Utsmani
yang tidak hanya tangguh di darat melainkan pun di lautan. Sehingga untuk mewujudukan hal
tersebut, dilakukanlah pembangunan dan perluasan pusat persenjataan maritim dibawah
pengawasan Laksamana Cafer yang tuntas pada tahun 1515 M dan tersedia 150 unit kapal.
Dan pada waktu itu pula bisa dikatakan bahwa Turki Utsmani menguasai Mediterani, Laut
Hitam, dan Samudera Hindia. Dari penguasaan laut inilah Kerajaan Turki Utsmani kerap
disebut sebagai kerajaan yang bermarkas di atas kapal Laut.
C. Bidang Pendidikan serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Yang tak kalah menonjol dari dinasti ini jikalau berbicara masalah kemajuan yang diraih ialah
terletak pada kemajuan intelektual di abad ke 19 M. Dari aspek kemajuan intelektual ini
rupanya ada tiga buah surat kabar yang muncul diantaranya:
Harian berita takviki veka (1831)
Jurnal Tasviri Efkyar (1862)
Jurnal Terjumani Ahval (1860)
Selain itu, didirikan pula sekolah sekolah dasar, menegah dan perguruan tinggi. Bahkan
dikatakan pada masa Sultan Sulaeman, pembangunan fasilitas pendidikan mencapai 160
Madrasah.
Sedangkan pada masa Mahmud II, terjadi pengiriman pelajar ke luar negeri guna melanjutkan
study, salah satunya ke Prancis yang mana hal ini belum pernah terjadi. Adapun masyarakat
waktu itu berusaha untuk membangun perpustakaan besar yang dilengkapi dengan buku
terjemahan dari peradaban lain dan manuskrip asli.
D. Bidang Seni
Sekitaran abad ke 17 M, muncul penyair terkenal yaitu Nafi (1582-1636 M). Dan pada waktu
itu, lahir pula dua aliran Sastra tulis yakni prosa dan Syair. Dimana tokoh Prosa yang hadir
pada waktu itu yakni Katip Celebi dan Evliya Celebi.
Adapun jenis jenis karya tulis yang dikenal ialah divan yaitu syair yang disusun melalui
pencampuran konstan beberapa gambar di dalam kerangka kerja metrik yang ketat sehingga
muncul beberapa kemungkinan makna. Adapula pula genre Mesnevi yaitu sejenis roman
baris dan berbagai macam puisi narasi.
Sedangkan pengembangan lainnya yakni terletak pada seni arsitektur Islam berupa bangunan
bangunan masjid yang indah, seperti masjid Jami Sultan Muhammad al Fatih, Masjid Agung
Suleiman dan Masjid Abu Ayyub al Anshariy, yang mana masjid tersebut dihiasi dengan
kaligrafi yang indah. Sedangkan perkembangan seni lainnya seperti Seni dekorasi dan seni
musik.
E. Bidang Keagamaan
Kemajuan dari bidang keagamaan yang dimaksud disini dikarenakan kedudukan Ulama pada
waktu itu memang diangkat pada posisi yang tinggi dalam kehidupan masyarakat negara dan
masyarakat. Yang mana mufti sebagai sebagai pejabat tinggi agama, yang tanpa legitimasi
seorang Mufti maka keputusan hukum kerajaan tidak berjalan.
Kemudian berkembang pula kehidupan tarekat pada waktu itu diantaranya al berktasy dan al
Maulawiy yang dikenal sebagai dua ajaran tarekat paling besar. Sedangkan ilmu pengetahuan
seperti fiqh, tafsir, kalam dan lain lain tidak mengalami perkembangan dikarenakan pada
waktu itu kebanyakan penguasa Utsmani cenderung bersikap taklid terhadap suatu Mazhab.
Apabila meninjau perkembangan pendidikan islam pada masa Turki Usmani, sangat
tidak bisa lepas dari kondisi sosial politik yang terjadi pada waktu itu, Turki Usmani
merupakan perpaduan budaya dari beberapa Negara, yaitu: Persia, Bizantium dan Arab.
Mereka banyak menerima ajaran mengenai tata cara dan etika dari kerajaan Persia.
Sedangkan
mengenai ekonomi mereka mendapat dari kerajaan Arab. Sebagai bangsa yang
berdarah
militer, pendidikan pada masa kerajaan ini banyak dikonsentrasikan kepada pendidikan
pelatihan militer, sehingga melahirkan tentara Yenissari dan menjadikan Negara ini
mempunyai mesin perang yang tangguh. Kehidupan keagamaan merupakan bagian terpenting
dalam systems sosial dan politik pada masa kerajaan ini, para penguasa sangat terkait dengan
syariat islam. Ulama mempunyai kedudukan tinggi dalam Negara dan masyarakat.
Mufti
sebagai pejabat tinggi agama dan berwenang menyampaikan fatwa resmi mengenai
problematika keagamaan.
Melihat kondisi yang dialami oleh penguasa Turki Usmani dengan latar belakang mereka
yang suka berperang dan melakukan ekspansi, sedangkan bidang pendidikan dan kebudayaan
tertinggal jauh, kurang mendapatkan perhatian. Akibatnya saat bangsa barat bangkit
dan
memiliki kemajuan dari segi persenjataan militer turki usmani mulai tertinggal dan
mengalami
shock culture. Karena mereka cukup menomorduakan pengetahuan
Turki Usmani menjadi stagnan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.kemajuan
militer seharusnya diimbangin dengan perkembangan di bidang pengetahuan, pihak daulah
Turki Usmani mengalami kekalahan ketika kontak senjata dengan Barat.Sultan Mahmud
II
Jurnal Integrasi dan Harmoni Inovatif Ilmu-Ilmu Sosial (JIHI3S), 1(1), 2021, 54-60
pembaharuan pada awal abad XIX pada daulah Turki Usmani. Beliau dikenal
tidak mau terikat dengan adat bahkan banyak melakukan kegiatan yang melanggar adat
Istanbul sebagai ibukota kerajaan Turki Usmani, menjadi sebuah negara adidaya pada masa
kejayaannya, sebagaimana halnya dulu dengan Konstantinopel pada masa kerajaan
Romawi Timur. Dimana perkembangan kebudayaan dan pendidikannya banyak diwarnai atau
berpaduan dengan bermacam-macam kebudayaan lain seperti pengajaran etika dan politik
dipengaruhi bangsa Persia. Dalam bidang kemiliteran dan pemerintahan diwarnai oleh
kebudayaan Byzantium. Dan pendidikan dalam bidang ilmu dan keagamaaan. Prinsip-prinsip
kemasyarakatan dan hukum, ilmu khat (huruf Arab) dipengaruhi oleh bangsa Arab, bahkan
huruf Arab dijadikan huruf resmi kerajaan.
Perubahan penting dan sangat mendasar yang dilakukan oleh Sultan Mahmud II dan
kemudian mempunyai pengaruh besar pada perkembangan pembaharuan di daulah Turki
Usmani adalah dalam bidang pendidikan.Menyadari akan kekalahan yang terjadi padaulah
Turki Usmnai. Pada masa pemerintahan Mahmud 11 (1809 - 1839) program reformasi
semakin nyata, terutama dalam bidang pendidikan militer dan mendirikan sekolah yang
berorientasi terhadap Barat, dan menerapkan konsep sentralisasi negara yang lebih radikal,
dijalankan oleh sebuah kerajaan absolut. Dalam mengembangkan kekuatan politiknya,
ia
menganut sikap persekutuan dan toleransi. Sikap toleransi ini memberikan pelajaran bagi
Kristen bahwa bilamana ada peperangan dilancarkan tidak lagi dikaitkan dengan
ideologi
keagamaan. Dari uraian di atas dapatlah digarisbawahi kegiatan pendidikan yang
menonjol
pada kerajaan Usmani adalah pada bidang kemiliteran dan pemerintahan bidang ilmu
pengetahuan dan budaya dan bidang keagamaan. Dalam bidang agama, ulama berperan
dalam
kerajaan dan masyarakat dalam memberi fatwa resmi terhadap problem keagamaan yang
dihadapi masyarakat.

5.Pertama, wilayah kekuasaan terlalu luas. Karena luasnya kekuasaan Turki Usmani ini,
sehingga mempersulit proses administrasi. Kekuasaannya di Asia meliputi Asia Kecil seperti
Armenia, Irak, Syiria, Hijaz, dan Yaman. Di Benua Afrika meliputi Mesir, Libya, Tunisia, dan
Aljazair. Sedangkan di Eropa meliputi, Bulgaria, Yunani, Yugoslavia, Albania, Hongaria dan
Rumania.
Kedua, penduduk yang heterogen. Karena luasnya kekuasaan, maka penduduknya cukup
heterogen. Sehingga memerlukan oraganisasi pemerintahan yang teratur. Perbedaan bangsa
semcam ini, seringkali menimbulkan pemberontakan di Turki Usmani.
Ketiga, kelemahan penguasa. Setelah Sulaiman Al-Qanuni, para penguasa Turki Usmani
adalah orang-orang yang lemah, terutama dalam hal kepemimpinan.
Keempat, budaya pungli. Pungli telah menggejala di tubuh kerajaan Turki Usmani sehingga
pada setiap jabatan yang ingin dicapai, seseorang harus membayar untuk mendapatkannya.
Kelima, pemberontakan tentara Jenissasri. Tentara yang dibina sendiri oleh Turki Usmani ini
terhitung beberapa kali melakukan pemberontakan yakni pada tahun 1525 M, tahun 1632 M,
tahun 1727 M, dan 1826 M.

Anda mungkin juga menyukai