Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SEJARAH PERADABAN DAN PEMIKIRAN ISLAM


“MATERI SEJARAH DAN PEMIKIRAN ISLAM”
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah peradapan islam
Dosen Pengampu: Dr. Rina Setyaningsih, M.Pd.I

KELOMPOK: V

DARWANTO

ARIS MUNANDAR

IMADDUDDIN ABAS

SITI HAPSAH

FAKULTAS TARBIYAH
PASCA SARJANA IAI AN-NUR LAMPUNGTAHUN
AKADEMIK 2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN

Sesudah runtuhnya pemerintahan Abbasiyah di Baghdad, maka naiklah kekuasaan bangsa Mongol
dan Tartar untuk menumbangkan kekuatan Islam. Luasnya daerah Islam yang tidak terorganisir
membuat Islam terpecah belah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Kekuasaan Islam mengalami
kemajuan kembali, setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, yaitu: Utsmani di Turki,
Mughal di India, dan Shafawi di Persia.

Kerajaan Turki Usmani merupakan kerajaan terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua
kerajaan lainnya. Daerah kekuasaannya sangat luas yang membentang dari Eropa ke Asia dan Afrika.
Kerajaan ini mempunyai pertahanan yang tangguh, sehingga menjadikan kerajaan ini semakin kuat
dan perkasa.

Makalah ini berusaha memberikan pemaparan yang mendalam terkait aspek pendidikan pada masa
kerajaan Turki Usmani. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peradaban mempengaruhi
kehidupan bangsa Turki. Sekaligus sebagai bahan pelajaran bagi kita.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sekilas Kerajaan Turki Usmani


Garis keturunan Bani Utsmani bersambung pada kabilah Turkamaniyah, yang pada permulaan abad
ketujuh Hijriyah atau tiga belas Masehi. Akibat serangan bangsa Mongol di bawah pimpinan Jengis
Khan, Sulaiman selaku pemimpin pasukan kabilah Orghuz melakukan Hijrah bersama dengan
kabilahnya meninggalkan Kurdistan menuju Anatolia.

Sebelum sampai Anatolia, Sulaiman meninggal, dan kepemimpinan digantikan anaknya,


Ortoghul, yang terus beranjak menuju Anatolia. Pertengahan perjalanan, Ortoghul melihat sebuah
keributan sengit antara kaum muslimin dan orang-orang Kristen. Ortoghul dan kabilahnya maju
menolong saudara-saudaranya kaum muslimin, dan berakhir dengan kemenangan.

Sultan Alaudin, Raja Seljuk meminta Orthoghul datang ke Istana dan diberinya hadiah berupa tanah
dan wilayah kekuasaan. Kemudian wilayah tersebut dibina dengan sebaik-baiknya. Setelah Ortoghul
meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh putranya, Utsman yang dianggap sebagai pendiri
kerajaan Turki Utsmani sebenarnya.

Kesetiaan dan kegagah perkasaan Utsman membuat Sultan Alaudin berbangga, dan memberikan
daerah kekuasaan yang luas dari sebelumnya, dan mengijinkan memakai mata uang sendiri. Setelah
Sultan Alauddin meninggal, Utsman menjadi penggantinya, dan merupakan raja terbesar saat
itu. Oleh karena Usman dianggap sebagai pendiri kerajaan Turki Usmani yang sebenarnya. Lahirnya
kerajaan Turki Usmani membuat kekuatan Islam bangkit kembali dengan gagah perkasa hingga
sekitar abad ke-20.

B. Capaian Peradaban Masa Turki Usmani

1. Bidang Militer
Para pemimpin kerajaan Turki Usmani adalah orang-orang yang kuat, sehingga kerajaan dapat
melakukan ekspansi dengan cepat dan luas. Kerajaan ini mencapai masa kejayaan karena sikap
keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militer yang terorganisir dengan taktik dan
strategi tempur yang teratur.
Pada masa pemerintahan Orkhan, berhasil membentuk tiga pasukan utama tentara yaitu:1)
tentara Sipahi, 2) tentara Hazed, 3) dan tentara Jennisery, yaitu tentara yang direkrut sejak berumur
12 tahun, kebanyakan tentara ini adalah anak-anak kristenyang dibimbing Islam dengan disiplin yang
kuat.
Selain itu, Orkhan juga membenahi angkatan laut, Turki mencapai puncak kejayaan karena
dengan cepat dapat menguasai wilayah yang amat luas, baik di Asia, Afrika, maupun Eropa.

2. Bidang Pemerintahan

Pengelolaan wilayah yang luas para Raja-rajanTurki senantiasa bertindak tegas dalam struktur
pemerintahan. Sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh Perdana Menteri, dibawahnya
terdapat Gubernur yang mengepalai daerah tingkat-tingkat di bawahnya terdapat beberapa orang
(bupati).
Salah satu konsep yang diterapkan oleh Usmani adalah perbedaan antara askeri dan re’aya yaitu
antara kalangan elit penguasa dan yang dikuasai, elit pemerintahan dan warga Negara, antar tentara
dan pedagang, antara petugas pemungut pajak dan pembayar pajak. Seorang dapat menjadi elit
Usmani melalui kelahiran atau melalui pendidikan sekolah-sekolah kerajaan, kemiliteran, atau
pendidikan seolah keagamaan.
3. Bidang Ilmu Pengetahuan
Pada bidang ilmu pengetahuan tidaklah begitu menonjol, oleh karena itu dalam khazanah
intelektual Islam kita tidak menemukan ilmuwan terkemuka. Namun mereka banyak berkiprah
dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan masjid yang indah, seperti masjid al-
Muhammadi atau masjid jami’ Sultan Muhammad al-Fatih, masjid agung Sulaiman, dan masjid Abi
Ayyub al-Anshari. Masjid tersebut dihiasi dengan kaligrafi yang indah, yang terkenal keindahan
kaligrafinya adalah masjid yang dulunya adalah Gereja Aya Sopia.
4. Bidang Keagamaan
Masyarakat di golongkan berdasarkan agamanya, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan
syariat sehingga fatwa Ulama menjadi hukum yang berlaku. Tarekat pada masanya mengalami
kemajuan, tarekat yang paling terkenal adalah tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi. Kedua tarekat
banyak dianut oleh kalangan sipil dan militer.
Kajian-kajian ilmu keagamaan seperti fikih, ilmu kalam, tafsir, dan hadis boleh dikatakan tidak
mengalami perkembangan yang berarti. Para penguasa lebih cenderung untuk menegakkan suatu
paham (madzab) keagamaan dan menekan madzab lainnya.
5. Bidang Budaya
Pengaruh dari ekspansi wilayah Turki Usmani yang sangat luas adalah kebudayaannya.
Merupakan macam-macam kebudayaan, di antaranya adalah kebudayaan Persia, Byzabtyum, dan
Arab.
Kebudayaan Persia, mereka darinya mengambil ajaran-ajaran tentang etika, dari Byzantyum tata
krama dalam Istana Kerajaan, dan dari Arab mereka banyak menyerap ajaran-ajaran tentang prinsip-
prinsip ekonomi, sosial kemasyarakatan, keilmuan, dan bahasa.

C. Aspek Pendidikan Masa Turki Usmani

1. Perkembangan Pendidikan pada Masa Kerajaan Turki

Sultan Orkhan melakukan pembangunan masjid-masjid dan akademi ilmu pengetahuan. Akademi itu
dipimpin oleh ulama-ulama terkemuka yang sangat dihormati pemerintah. Pada setiap desa
terdapat sekolah, dan di setiap kota terdapat fakultas yang mengajarkan tata bahasa, logika,
metafisika, fikih bahasa, balaghah, arsitektur, falak, hafalan quran, ilmu-ilmunya, fikih dan
akidahnya.
Sultan Mahmud II (1839 M) memperkenalkan berbagai lembaga pembaharuan yang banyak
diilhami dari barat, termasuk pendidikan, militer, ekonomi dan hukum, periode ini dikenal sebagai
periode “reorganiasi”. Berbagai usaha pembaharuan terus dilakukan, baik dari kalangan ulama,
cendekiawan, maupun birokrat hingga abad ke-20.
Pada masa Turki Utsmani, pendidikan dan pengajaran mengalami kemunduran di beberapa
wilayah Islam. Sultan Utsmani banyak mendirikan masjid dan madrasah, terutama di Istambul dan
Mesir. Banyak juga perpustakaan yang berisi kitab-kitab, yang tiap orang bebas membaca dan
mempelajari isi kitab itu. Banyak pula ulama, guru, ahli sejarah dan ahli syair.
Sistem pengajaran yang dikembangkan pada Turki Utsmani adalah menghafal matan-matan
meskipun murid tidak mengerti maksudnya. Setelah menghafal matannya, barulah mempelajari
syarahnya dan kasiyahnya. Tahun 1805 M telah dilakukan pembaharuan pendidikan di sekolah-
sekolah, sedang di masjid tetap sama.
Pada masa pertengahan kepemerintahan, Turki Utsmani lebih memerintahkan kemajuan bidang
politik dan kemiliteran, sedang perhatian mereka dalam pengembangan pengetahuan tidak
menonjol. Kecuali dalam bidang arsitektur. Pendidikan lebih banyak dikonsentrasikan pada
kemiliteran, sehinga mampu membentuk negara Utsmani menjadi mesin perang yang tangguh.
Ilmu pengetahuan keislaman seperti fikih, tafsir, ilmu kalam, dan lain-lain, tidak mengalami
perkembangan. Kebanyakan penguasa Utsmani cenderung bersikap taqlid dan fanatik terhadap
sesuatu madzab dan menentang madzab yang lain. Fazlurrahman melukiskan sebagian besar
kurikulum akademisnya adalah buku-buku tentang sufi. Pada masa itu lapangan ilmu pengetahuan
semakin sempit. Madrasah adalah satu-satunya lembaga pendidikan umum dan di dalamnya hanya
diajarkan pendidikan agama.
Pada masa Sultan Mahmud II melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan dengan
mengubah pola madrasah tradisional disesuaikan dengan zamannya, dan mengikis buta aksara.
Dalam kurikulum baru dimasukkan pelajaran umum, yang melalui proses sosialisasi kepada
masyarakatnya dengan tidak mudah. Maka ia mulai mendirikan madrasah pengetahuan umum dan
sastra.
Di kedua madrasah tersebut diajarkan bahasa prancis, ilmu bumi, ilmu ukur, sejarah, dan ilmu
politik di samping bahasa arab. Selain itu, Sultan Mahmud II juga mendirikan sekolah teknik, sekolah
kedokteran, dan sekolah pembedahan.
Pada masa Sultan Abdul Halim, didirikanlah perguruan-perguruan tinggi, Sekolah Hukum Tinggi,
Sekolah Tinggi Keuangan, Sekolah Tinggi Kesenian, Sekolah Tinggi Dagang, Sekolah Tinggi Teknik,
Sekolah Dokter Hewan, Sekolah Tinggi Polisi, dan Universitas Istambul.
Pada pemerintahan Sultan Mahmud V, sekolah-sekolah dasar dan menegah baru didirikan. Untuk
mengatasi kebutuhan tenaga guru, dibuka pula sekolah guru. Surat kabar dicetak sejumlah 60.000
kopi, dan majalah baru timbul dalam berbagai bidang, seperti sastra, politik, dan sebagainya.
Pendidikan yang diberikan Sultan Murad II kepada anaknya adalah, mengirimkan sejumlah guru
untuk mengajari membaca dan mengkhatamkan al-Quran. Masing-masing guru diberikan tongkat
yang dipergunakan untuk memukul Muhammad II jika tidak mau belajar.
Pada masa Sultan Murod II, guru merupakan seseorang yang tinggi pengaruhnya. Guru dijadikan
sebagai penasehat Sultan dan jabatan guru merupakan jabatan yang dihormati oleh semua
kalangan.
Pada masa pemerintahan Muhammad II, sekolah dan akademi mendapat perhatian khusus.
Seorang siswa tidak boleh naik kelas ke kelas yang lebih tinggi, kecuali telah benar-benar menguasai
ilmu pada kelas sebelumnya dan mampu mengikuti ujian sebaik-baiknya. Pendidikan diberikan
secara gratis kepada murid-murid. Sedangkan materi yang diajarkan adalah meliputi tafsir, hadis,
sastra, balaghah, ilmu-ilmu kebahasaan, arsitektur, dan lain-lain. Dalam sekolah dibuat asrama,
lengkap dengan tempat tidur dan makan. Sistem sekolah-sekolah Utsmani adalah sistem jurusan.
Ilmu-ilmu yang bersangkut paut dengan ilmu-ilmu naqliyah dan teori memiliki jurusan khusus,
demikian juga ilmu terapannya.
2. Perkembangan Pendidikan Masa Republik Turki
Pada tahun 1924 disahkan undang-undang tentang penyatuan pendidikan yang berisikan: 1)
menghapus segala bentuk pengawasan atas sekolah-sekolah dan lembaga Islam, tugas pengawasan
diserahkan kepada kementrian pendidikan, 2) sedikit demi sedikit pelajaran agama dikurangi dari
kurikulum pendidikan sampai akhirnya dihapus total pada tahun 1935, selain itu dilakukan pula
penutupan madrasah-madrasah, penghapusan pelajaran bahasa arab yang terdapat dalam
kurikulum sekolah dan diatur dengan latin.
Materi yang diajarkan di sekolah adalah: bahasa
Turki, Matematika, Fisika, Chemistry, Biologi, Geometry, Sejarah Turki, Geografi, Bahasa Inggris,
Bahasa Asing (Jerman, Perancis, Italia, Jepang, Arab, Rusia), Keamanan nasional, Studi kesehatan,
Electives, Profesi Pelajaran (hanya di Sekolah Tinggi Kejuruan), Kursus Agama (hanya dalam
Anatolian Imam Hatip-SMA dan Imam-Hatip SMA).
Setelah tahun 1939, kecuali sekolah-sekolah untuk mengaji Al-Qura’an, semua lembaga
pendidikan formal agama menjadi hilang semua. Reformasi-reformasi sekuler sebenarnya
memainkan peranan penting dalam kebangkitan Islam di Turki yang mempunyai tujuan memberikan
dorongan yang kuat untuk membuka usaha-usaha yang baru dari pihak orang-orang muslim
terpelajar untuk melahirkan literatur tentang berbagai macam aspek Islam pada tahun 1940an.
Pada tahun 1952, kemenangan diperoleh oleh partai demokrat. Kekuasaannya dapat
mengembalikan adzan ke dalam bahasa Arab, dan adanya pembacaan al-Quran melalui radio. Selain
itu, mewajibkan pendidikan agama di sekolah-sekolah rendah. Tujuan kebijaksanaan tersebut
dimaksudkan untuk mempertahankan ajaran Islam sebagai elemen integral dari kebudayaan Turki.
Selain itu kegiatan-kegiatan keagamaan terus meningkat dikalangan kelompok-kelompok agama dan
tarekat membawa meletusnya demokrasi-demokrasi anti sekularis dan penghancuran patung-
patung diberbagai tempat.
Presiden saat ini, Erdogan memulai masa jabatannya dengan perbaikan besar-besaran pada
sistem pendidikan. Erdogan mewajibkan pendidikan agama Islam dari tingkat sekolah dasar dan
menengah. Reformasi lain adalah memberikan pengajaran bahasa arab, bahkan sebagai bahasa
kedua untuk memahami al-Quran.
Pendidikan nasional Turki memiliki beberapa tujuan akhir, hal ini telah ditetapkan dalam hukum
dasar Pendidikan Nasional Nomor 1739 yaitu: 1) Untuk meningkatkan individu yang berkomitmen
dan memiliki prinsip, konsep Nasionalisme seperti yang ditetapkan dalam konstitusi, yang
mengadopsi, melindungi dan meningkatkan nilai-nilai nasional, moral, manusia, spiritual dan budaya
bangsa Turki, yang menyadari tugas dan tanggung jawab mereka terhadap Republik Turki, yang
demokratis, sekuler, dan negara sosial diatur oleh hukum berdasarkan hak asasi manusia dan
prinsip-prinsip dasar yang ditetapkan pada awal konstitusi. 2) Untuk memunculkan individu yang
secara fisik, mental, moral, spiritual dan emosional memiliki kepribadian yang moderat, sehat dan
mentalitas, daya berfikir independen dan ilmiah, pandangan seluruh dunia, yang menghormati hak
asasi manusia, menghargai enterprice dan individualitas, yang jatuh tanggung jawab terhadap
masyarakat. 3) Untuk mempersiapkan individu untuk hidup dengan memastikan bahwa mereka
memiliki profesi yang akan membuat mereka bahagia dan memberikan kontribusi pada
kesejahteraan masyarakat melalui melengkapi mereka dengan pengetahuan yang diperlukan,
keterampilan, sikap dan kebiasaan bekerja secara kooperatif sejalan dengan kepentingan mereka
sendiri, bakat dan kemampuan.
Rekruitmen murid dilakukan secara selektif dengan mengutamakan potensi akademik dan
kesediaan orangtua untuk membantu semua program-program sekolah, tenaga-tenaga pendidik
yang ada juga melalui proses seleksi yang ketat tidak sembarang orang bisa menjadi guru disekolah
ini, sehingga guru yang mengajar betul-betul ahli dalam bidangnya dan memiliki kompetensi yang
digariskan oleh lembaga pendidikan tersebut.
Proses pembelajaran yang dilakukan penuh dengan kedisplinan yang tinggi, semua guru yang
mengajar harus mengacu kepada silabus yang telah ditentukan dan membuat persiapan mengajar
sebelum PBM dimulai. Selain itu semua guru juga dihimbau untuk berprestasi dalam bidang yang
diampu, baik prestasi akademik maupun non akademik. Maka sangatlah wajar bilamana dari sekolah
ini muncul output (alumni) yang berkualitas. Sehingga dapat kita lihat juara-juara olimpiade dunia
dalam bidang sains banyak datang dari sekolah ini.
Sistem pendidikan modern itu bersifat sangat konstruktif. Murid dilatih untuk dapat berpikir kritis
dan lebih berkembang. Itu ditujukan untuk membuat murid mampu mencerna ide-ide yang dapat
membantunya menciptakan pemahaman baru. Mereka juga dipandang sebagai poros utama dan
lebih dikedepankan. Karena setiap orang mempunyai tingkat dan cara belajar yang berbeda, murid
tidak akan terpaku pada silabus. Kualitas murid lebih dikedepankan. Disetiap pekerjaan selalu ada
sebuah perkembangan yang dapat diamati melalui evaluasi, proses dan kemudian hasil.
Sistem modern, posisi guru tidak selalu di depan. Kelas tersebut bentuknya akan lebih baik jika
bentuknya melingkar. Metode-metode yang diterapkan adalah metode yang dianggap paling cocok.
Dalam sekolah-sekolah modern, masa pendidikan agama ada namun hanya berdasarkan keinginan
dan lebih dikaitkan dengan kultur.

Komponen Pembelajaran pada Masa Pendidikan Kerajaan Turki dan Republik Turki

Komponen Pendidikan Kerajaan Turki Pendidikan Republik Turki


Pembelajaran

Materi Zaman Klasik: pendidikan keagamaan Berkembangnya pelajaran-pelajaran


sama dengan sebelumnya dan tidak umum, tetapi pelajaran agama
mengalami perkembangan. dikurangi dari kurikulum pendidikan
Pendidikan militer dan arsitektur lebih sampai akhirnya dihapus total.
dikedepankan. Meluasnya sufisme penghapusan pelajaran bahasa arab
dan buku-buku tentangnya. yang terdapat dalam kurikulum
sekolah dan diatur dengan latin
Zaman Modern: memasukkan
pelajaran umum seperti bahasa
perancis, ilmu bumi, ilmu ukur, imu
politik.teknik, kedokteran.

Guru dan Anak Guru dipandang sebagai poros utama. Rekruitmen murid dilakukan secara
didik Jika guru bilang A, itu akan terus selektif, mengutamakan potensi
menjadi A akademik dan kesediaan orangtua
untuk membantu semua program
sekolah, tidak sembarang orang bisa
menjadi guru di sekolahi, sehingga
guru yang mengajar betul-betul ahli
dalam bidangnya dan memiliki
kompetensi yang digariskan oleh
lembaga pendidikan tersebut.

Metode Ceramah, menghafal baru Metode pembelajaran modern sesuai


mempelajari, Hukuman dan pujian kebutuhan murid.
adalah sesuatu yang mutlak.
Pembelajaran secara tekstual.

Tempat Pendidikan Masjid dan madrasah, pada masa Sekolah (SD, SMP, SMA/K, Perguruan
Sultan Hamid II didirikan Sekolah Tinggi), setelah tahun 1939 Pendidikan
Tinggi/ Perguruan Tinggi, bahkan formal agama dihapuskan kecuali
dibuka sekolah guru. sekolah mengaji.

Sumber: Dari berbagai sumber


BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas, dapat disimpulkan bahwa Turki Usmani
merupakan kerajaan terlama dari pada dua kerajaan lainnya. Jangka waktu yang lama memberikan
proses kebudayaan yang semakin bergeser. Oleh karena itu pada perkembangan selanjutnya Turki
Usmani berubah menjadi Republik Turki.

Lamanya kerajaan, membuat Turki Usmani mencapai berbagai bidang, baik pemerintahan,
perekonomian, keagamaan, dan lain-lain. Aspek pendidikan yang dianut pada masa Turki klasik
masih sama dengan sebelumnya, relatif tidak ada perubahan, sedang pada masa Republik Turki
pendidikan dan pengajaran dapat diolah sesuai dengan kebutuhan anak didiknya dengan
mengadopsi teori-teori dari Barat.
DAFTAR PUSTAKA

Nadawi, Abu al-Hasan alhasani al. 1978. Western Civilization, Islam and Moslems. India: Locknow
Publishing House.

Thahir, Ajid. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Melacak Akar-akar Sejarah Sosial,
Politik, dan budaya Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sadzali, Munawar. 1990. Islam dan Tata Negara, Ajaran, Sejarah, dan Pemikiran. Jakarta: UI Press.

Syalabi, Ali Muhammad Asy. 2003. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.

Yatim, Badri. 1997. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sumarsih C.A. dan Qanitia dalam diskusi Pendidikan Untuk Indonesiaku – Inspirasi dari pendidikan
Turki era kontemporer, http://gemailmiahankara.blogspot.co.id/2013/06/pendidikan-untuk-
indonesia-ku-inspirasi.html diunduh 29 Oktober 2015, pukul 21.30 WIB.

https://srirahmadhena.wordpress.com/2010/09/29/pendidikan-di-turki/ diunduh tanggal 29


Oktober 2015, pukul 21. 43 WIB.

http://hasanawwie.blogspot.co.id/2012/01/moderenisasi-pendidikan-di-turki.html diunduh tanggal


29 Oktober 2015, pukul 21. 43 WIB.

http://efendy-perpustakaancerbon.blogspot.co.id/2010/12/pendidikan-di-turki.html diunduh 29
Oktober 2015, pukul 21.29 WIB.
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan Islam Masa Turki Usmani merupakan deretan sejarah pemikiran tentang pendidikan
islam khususnya. masa turki usmani pendidikan berjalan dengan pesat melalui perkembangan jaman
ketika itu. bagaimana tidak tanduk pendidikan islam pada Masa Turki Usmani..?
BAB II
PEMBAHASAN
Makalah Pendidikan Islam Masa Turki Usmani

A. Fase Pertama

Pemerintahan Usman yang begitu gemilang sebagai titisan ayahnya Ertogul(1289 M) adalah lambing
kebangkitan Dinasty yang lebih dikenal dengan Turkey Usmani, kekuatan militer dinasty ini
mengantarkan mereka pada fase perkembangan baik dalam bidang pertahanan dan keamanan
begitu juga aspek keilmuan. Selain dalam bidang kemiliteran, dinasty Turkey Usmani yang
mayoritasnya beragam Islam, terdapat perkembangan pendidikan agama yaitu kajian keagamaan di
bidang ilmu fiqh, ilmu kalam, tafsir, hadist, tetapi perekembangan tidak begitu mencolok,
disebabkan pemerintah lebih cenderung membangunan bidang kemiliteran.

Tahun 699 H(1300 M) pemerintah mulai melakukan penyebaran wilayah yang ketika itu pucuk
pemerintahan dipinpim oleh Padish al-Usman sampai pada Murad I, pemerintah disibukkan dengan
kegiatan militer, penaklukan-penaklukan isi dicita-citakan untuk mempertahan sekaligus
memperluas kedaulatan Turkey usmani.
B. Fase Kedua

Fase perkembangan pemikiran pendidikan Islam dimulai dari kekalahan-kekalahan dalam


peperangan yang ketika peperangan dengan bangsa-bangsa Eropa, hal tersebut memotovasi sultan-
sultan Usmaniyah untuk lebih melihat dan mempelajari perkembangan yang diluar dinasty Tukey
Usmani, yaitu dengan jalan membina hubungan diplomatis dengan Negara-negara Erofa yaitu
terutama Francis yang kemudian melahirkan ide mendirikan sekolah militer dalam tersebut terwujud
pada tahun 1734 M yaitu pemerintah Turkey Usmani mendirikan sekolah tehnik militer, keputusan
ini seiring dengan program pemerintah yang memprioritaskan keamanan dan pertahanan Negara.

Ilmu pengetahuan sebagai metamerposa terwujudnya keinginan dalam mendirikan Negara yang
kondusif terhadap gangguan dari dalam ataupun dari luar Negara. Namun pada kenyataannya
bahwa perkembangan pada masa Turkey Usmani jelas terlihat dalam bidang infra-strukturnya,
Mesjid, sekolah, rumah sakit, gedung-gedung, maka, jembatan, saluran air, villa, dan pemandian
umum menggambarkan bahwa peradaban dinasty ini telah sampai pada fase berkembang.

C. Fase Ketiga

Kemajuan yang sangat terasa disela-sela penaklukan ini dapat dirasakan dalam dua bidang walupun
tidak sesignifikan mungkin, diantaranya adalah :

• Bidang keagamaan yaitu : ilmu fiqh, ilmu kalam, tafsir, hadist.

• Bidang pendidikan yaitu : pendidikan yang berkembang ketika itu telah sampailah kedesa-
desa, dan kurikulum yang disajikan adalah kurikulum berbasis sufistik yaitu dengan
penanaman niliai-nilia menuju akhirat.

• Bidang Militer yaitu : :mendirikan sekolah tehnik militer, hal ini sebagai penunjang kegiatan
miiterisasi dalam rangka perluasan wilayah.

Dari perjalanan Daulah Turkey Usmani yang cenderung mengutamakan militerisasinya dapat
dibanggakan, dimana semangat patriotisme mengangkat martabat Islam sebagai daulah yang
mempunyai kekuatan dalam berperang dan penaklukan-penaklukan wilayah juga memberikan ruang
untuk penyebaran agama Islam di Erofa barat.
DAFTAR PUSTAKA

• Ahmad Syalabi,Sejarah dan Kebudayaan Islam:Imferium Turkey Usmani(Jakarta:Kalam Mulia,


1988)

• Badri Yatim,Sejarah Peradaban Islam(Jakarta:Raja Grafindo, 1997

Anda mungkin juga menyukai