PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN SEJARAH
Kata sejarah dalam bahasa Arab disebut Tarikh, berasal dari akar kata ta’rikh
dan taurikh, yang menurut bahasa berarti ketentuan masa, pemberitahuan
tentang waktu, dan kadangkala kata tarikhusy-syay-i menunjukkan arti pada
tujuan masa berakhirnya suatu peristiwa. Sedang menurut istilah berarti
“Keterangan yang telah terjadi di kalangannya pada masa yang telah lampau atau
pada masa yang masih ada. Sedangkan pengertian selanjutnya memberikan
makna sejarah sebagai catatan yang berhubungan dengan kejadian-kejadian
masa silam yang diabadikan dalam laporan-laporan tertulis dan dalam ruang
lingkup yang luas, dan pokok dari persoalan sejarah senantiasa akan sarat
dengan pengalaman-pengalaman penting yang menyangkut perkembangan
keseluruhan keadaan masyarakat. Oleh sebab itu, menurut Sayid Quthub
“Sejarah bukanlah peristiwa-peristiwa, melainkan tafsiran peristiwa-peristiwa
itu, dan pengertian mengenai hubungan-hubungan nyata dan tidak nyata, yang
menjalin seluruh bagian serta memberinya dinamisme waktu dan tempat”.
Era ini adalah masa kemajuan, keemasasn, dan kejayaan islam. Periode ini
dibagi menjadi dua fase yaitu fase ekspensi dan disintegrasi.
a. Faktor Eksternal
Faktor ini muncul dari menuatnya materialisme, yaitu kegemaran
penguasa untuk menerapkan gaya hidup bermewah-mewahan. Adapun
korupsi, kolusi, nepotisme, dan dekadensi moral kian meraja lela di badan
pemerintahan.
b. Faktor Eksternal
Faktor ini muncul akibat ketidak puasan tokoh dan intelektual di
negaranya. Akibatnya mereka yang memiliki kapabilitas dan integritas
pindah ke Negara lain yang mengurangi sumber daya manusia terampil di
negara islam. Akibatnya, orang yang mengisi posisi pemerintahan
bukanlah orang-orang yang kompeten yang menyebabkan menurunnya
produktivitas.
2) Periode Pertengahan
a. Masa Kemunduran
a) Dinasti Ilkhan
Periode ini biasa disebut masa tiga kerajaan besar, yang berdiri sebagai
simbol kebangkitan peradaban Islam setelah runtuhnya Bagdad. Pada Abad
Pertengahan, Islam bukan hanya mundur dalam segi kekuatan militer dan
wilayah, tetapi juga dalam hal ilmu pengetahuan. Karena itu, pada fase
kemunduran, tidak ada sosok cendekiawan dan ilmuwan muslim yang
berhasil tampil mengagumkan, sebagaimana para pelopor kejayaan Islam di
era Klasik. Adapun tiga kerajaan besar pada masa ini yaitu: