Anda di halaman 1dari 0

www.rajaebookgratis.

com
1

DINASTI MAMLUK:
SUMBANGANNYA TERHADAP DUNIA ISLAM

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam







Oleh:
Wafi Marzuqi Ammar
Nim. 8101004

Dosen:
Prof. Dr. Achmad Jainuri, MA, Ph.D
Prof. Dr. Thoha Hamim, MA

PASCA SARJANA
PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
2008

www.rajaebookgratis.com
2
DINASTI MAMLUK:
SUMBANGANNYA TERHADAP DUNIA ISLAM

Pendahuluan:
Kalau ada negeri Islam yang selamat dari kehancuran akibat serangan-serangan
bangsa Mongol, baik serangan Hulagu Khan maupun Timur Lenk, maka negeri itu adalah
Mesir yang ketika itu berada di bawah kekuasaan dinasti Mamalik. Karena negeri ini
terhindar dari kerhancuran, maka persambungan perkembangan peradaban dengan masa
klasik relatif terlihat dan beberapa diantara prestasi yang pernah dicapai pada masa klasik
bertahan di Mesir. Walaupun demikian, kemajuan yang dicapai oleh dinasti ini, masih di
bawah prestasi yang pernah dicapai oleh umat Islam pada masa klasik. Hal itu mungkin
karena metode berpikir tradisional sudah tertanam sangat kuat sejak berkembangnya aliran
teologi 'Asy'ariyah, filsafat mendapat kecaman sejak pemikiran al-Ghazali mewarnai
pemikiran mayoritas umat Islam, dan yang lebih penting lagi adalah karena Baghdad dengan
fasilitas-fasilitas ilmiahnya yang banyak memberi inspirasi ke pusat-pusat peradaban Islam,
hancur.

Awal mula dinasti mamalik
Mamalik adalah jamak dari Mamluk yang berarti budak. Dinasti Mamalik memang
didirikan oleh para budak. Mereka pada mulanya adalah orang-orang yang ditawan oleh
penguasa dinasti Ayyubiyah sebagai budak, kemudian dididik dan dijadikan tentaranya.
Mereka ditempatkan pada kelompok tersendiri yang terpisah dari masyarakat. Oleh penguasa
Ayyubiyah yang terakhir, al-Malik al-Salih, mereka dijadikan pengawal untuk menjamin
kelangsungan kekuasaannya. Pada masa penguasa ini, mereka mendapat hak-hak istimewa,
baik dalam karier ketentaraan maupun dalam imbalan-imbalan material. Pada umumnya
mereka berasal dari daerah Kaukasus dan Laut Kaspia. Di Mesir mereka ditempatkan di pulau
Raudhah di Sungai Nil untuk menjalani latihan militer dan keagamaan. Karena itulah, mereka
dikenal dengan julukan Mamluk Bahri (Laut). Saingan mereka dalam ketentaraan pada masa
itu adalah tentara yang berasal dari suku Kurdi.
Dinasti Ayyubiyah di Mesir berkuasa tahun 1169 sampai akhir abad ke-15 M.
menggantikan dinasti Fatimiyah. Pendiri dinasti ini adalah Salahuddin. Ia menghapuskan sisa-
sisa Fatimiyah di Mesir yang bercorak Syii dan mengembalikannya ke faham sunni-ahlu
sunnah wal jamaah-. Reputasi Salahudin bersinar setelah sukses melawan tentara Salib
dengan mempersatukan pasukan Turki, Kurdi dan Arab. Kota Yerussalem pada tahun 1187
www.rajaebookgratis.com
3
kembali ke pangkuan Islam dari tangan tentara Salib yang telah menguasainya selama 80
tahun. Perselisihan intern keluarga Ayyubiyah setelah beliau wafat menyebabkan dinasti besar
ini terpecah.
Walaupun kekuasaan Ayyubiyah berlangsung lama tapi tidak semua wilayah bisa
ditaklukkan. Di Mesir mereka hanya menguasai sampai tahun 1252 dikalahkan pasukan
Mamluk Bahri dan Aybak dinobatkan sebagai sultannya yang pertama tahun 1250.
Kaum Mamluk menguasai Mesir dan Syiria tahun 1250 1517. Mereka adalah orang
Turki yang direkrut oleh Ayyubiyah di masa al-Malik as-Salih Najmudin. Mereka terdiri dari
dua kelompok, yakni Mamluk Bahri dan Mamluk Buruj. Dinamakan Mamluk Bahri karena
tempat tinggal mereka di Pulau ar-Raudah yang terletak di laut (Arab, bahr) yang ada di
sungai Nil. Yang kedua karena mereka menempati benteng (Arab, burj) di Kairo. Kaum Bahri
berasal dari Qipchaq, Rusia Selatan, yang merupakan campuran antara Mongol dan Kurdi,
sedangkan Buruj adalah orang-orang Circassia dari Caucasus.
Dinasti Mamluk berjaya dalam menghadapi ekspansi Mongol ke arah barat.
Pasukan dari timur yang telah membumihanguskan Baghdad dipukul mundur oleh
Mamluk dibawah pimpinan Qutuz dan Babyras di Aint Jalut tahun 1260 M. Mamluk
juga dihormati oleh dunia Islam karena berhasil menghalau tentara Salib dari pantai
Syro-Palestina, untuk kemudian mengembangkan kekuasaan ke arah barat hingga
Cyrenaica, ke utara gunung Taurus, Mubia dan Massawa, dan ke selatan melindungi
kota-kota suci di Arabia.
Banyak hal yang harus dieksplorasi lebih lanjut dalam menguak sejarah peradaban
Islam, baik berupa manuskrip, tradisi, atau bangunan-bangunan kokoh nan klasik. Bukti
sejarah inilah yang nantinya justru banyak berkisah tentang berbagai peradaban masa silam,
meskipun ada beberapa diantaranya yang hanya meninggalkan sebuah kisah.
Dalam catatan sejarah, Mesir termasuk salah satu penyimpan varian peradaban eksotik
dunia. Dimulai sejak zaman Pharaonic 3200 SM, kemudian periode Hellenistic yang dimulai
ketika Iskandar Agung berhasil mengalahkan Persia 332 SM. Dilanjutkan era Romawi 30 SM,
dan dekade peradaban Islam yang diprakarsai oleh Amru bin Ash 640 M.
Sejarah peradaban Islam mencatat, Mesir termasuk salah satu kawasan yang sempat
dihinggapi oleh beberapa dinasti kenamaan. Sebut saja dinasti Tholouniyah, didirikan oleh
Ahmad bin Thouloun pada tahun 868-905 M. Kemudian dinasti Ikhshidiyah 935-969 M,
Fathimiyah 969-1171 M, Ayyubiyah 1171-1250 M, Mamalik 1250-1517 M, Turki Usmani
1517-1805 M. Sampai akhirnya Napoleon Bonaparte berhasil menduduki Mesir tahun 1797
yang dikenal dengan ekspedisi Prancis, dan dilanjutkan oleh pemerintahan Muhammad Ali
www.rajaebookgratis.com
4
Pasha 1805-1953 M yang akrab disebut sebagai Bapak Mesir modern. Maka dapat dikatakan,
bahwa Mesir merupakan salah satu pusat peradaban Islam yang mampu bertahan dan
terhindar dari keterputusan peradaban. Berbeda halnya dengan pusat kota lain, misalnya
Bagdad yang pernah hancur ditangan Mongol, dan Andalus hancur ditangan Imperium Barat
yang diprakarsai oleh Ratu Issabell dan Raja Ferdinant.
Sebelum jauh menelusuri situs peninggalan dinasti Mamalik, lebih dahulu kita telusuri
historitas awal munculnya dinasti ini. Syajar al-Durr, seorang janda al-Shalih (1249 M) dari
dinasti Ayyubiyah, yang kemudian menyandang gelar sultanah selama hampir delapan puluh
hari inilah peletak awal fondasi kekuasaan Mamluk. Ia juga tercatat sebagai satu-satunya
penguasa wanita muslim di kawasan Afrika Utara dan Asia Barat, sekaligus diabadikan
namanya dalam kepingan mata uang dan pada sholat Jum'at. Ia memutuskan untuk menikah
lagi dengan Izzudin Aybak, Sultan Mamluk pertama (1250-1257 M) yang justru terbunuh
ditangan sang ratu.
Peta pemerintahan dinasti Mamluk dinyatakan oleh para sejarawan sebagai bentuk
penguasaan yang carut marut, karena dinasti ini terbagi menjadi dua kekuasaan besar yaitu
Mamluk Bahri dan Mamluk Burj. Mamluk Bahri awalnya adalah pengawal-pengawal yang
dibeli oleh khalifah al-Shalih dari dinasti Ayyubiyah, mereka berasal dari Turki dan Mongol.
Namun selang beberapa tahun, para pengawal tersebut dengan berbagai macam strategi
akhirnya mampu merobohkan kekuasaan Sultan. Mamluk Burj juga terbentuk dari
persekongkolan para budak yang diimpor kemudian, dan diprakarsai oleh Qallawun, raja
Mamluk Bahri ( 1279-1290 M). Mereka berasal dari Sirkasius, serta ditempatkan di menara-
menara benteng. Maka dengan inilah kekuasaan tersebut lebih dikenal dengan sebutan burj.
Penguasa terakhir Dinasti Mamluk Bahri adalah seorang sultan kecil cicit al-Nashir,
al-Shalih Hajji ibn Sya'ban (1381-1382 M). Dalam pemerintahannya banyak diselingi oleh
sultan-sultan lain, terakhir di pegang oleh Barquq dari Sirkasius. Namun sebelumnya, ada
Baybar II (1308-1309 M) yang juga sempat mendapat kedudukan penting ketika rezim al-
Nashir, ia juga dikatakan sebagai budak dari Qallawun awalnya. Dari kekuatan inilah,
akhirnya Mamluk Burj dapat secara langsung bertengger di atas bangku kekuasaan.
Dalam perjalanan sejarah, dinasti ini mampu melahirkan beberapa sarjana Islam
kenamaan. Baik sebagai keturunan asli Mesir atau imigran dari Syria dan daerah lainnya.
Karena bagaimana pun pasca runtuhnya Bagdad 1258 M, Hulagu Khan terus melakukan
ekspansi ke beberapa kawasan sekitarnya, yang mengharuskan warga setempat melarikan diri
untuk mencari perlindungan. Dan dari sebab inilah warga asing banyak yang berbondong-
bondong memasuki kawasan Mesir sekitar abad pertengahan. Dari kalangan antropolog
www.rajaebookgratis.com
5
misalnya dapat kita temukan Sang Maestro besar Ibnu Khaldun (1406) yang menjabat
sebagai hakim tinggi pada masa Sultan Barquq, kemudian al-Maqrizi 1364-1442
sebagai keturunan Baklabak, serta Abu al-Fida, ibn Taghri Birdi dan al-Suyuthi. Dalam
bidang teologi dan hadist, terdapat Ibnu Taymiyah, al-Thufi, Izzuddin bin Abdi Salam,
Ibnu Hajar al-Asqalani (1372-1449). Dan masih banyak lagi ulama kenamaan lainnya
yang terlahir pada era ini.
Sebagaimana terlampir dalam manuskrip kuno tentang kesejarahan Mamluk, bahwa
konstalasi konflik dalam negri inilah yang banyak mempengaruhi aroma kemunduran
Mamalik, meskipun beberapa faktor eksternal lainnya juga turut mendalangi hal tersebut.
Gaya hidup tinggi yang tercermin ketika Sultan al-Nashir berkuasa membuat kondisi negara
bertambah ruwet. Puncaknya, wabah "Kematian Hitam" yang semakin menjangkit wilayah
Kairo, menjadikan dinasti ini semakin tak kuasa menopang laju kekuasaan asing yang mulai
mendepak Mamalik dari kursi kekuasaan Mesir. Dan digantikan oleh kekuatan baru yang
berdiri tegak di Bosporus, yaitu Turki Usmani.

Gaya Arsitektur Mamalik
Peninggalan yang paling mengesankan pada periode ini adalah bangunan-
bangunan arsitektural dan artistik. Bahkan disematkan oleh para sejarawan, di era ini
pulalah arsitektur Muslim mencapai ekspresi yang paling kaya ornament. Terbukti
pada sejumlah masjid, madrasah, museum yang didirikan oleh Qollawun, al-Nashir,
dan al-Hasan. Awalnya, ciri khas yang mendominasi adalah model-model arsitektur
periode Nurriyah dan Ayyubiyah. Kemudian mendapat pengaruh baru dari orang
Suriah-Mesopotamia pada abad 13, tepatnya ketika Mesir menjadi tempat berlindung
para pengrajin dan ahli seni dari Mosul, Bagdad dan Damaskus pasca invasi Mongol.
Dapat jelas kita saksikan, Masjid al-Hasan (1348-1351 M), yang berada persis
dibelakang benteng Sholahuddin dan Masjid Muhammad Ali Pasha, berdiri kokoh di sana.
Tepatnya berada dikawasan Sayyidah Aisyah, kemudian sedikit berjalan kearah utara kurang
lebih 300 meter. Lokasinya berjejeran dengan Masjid Rifa'i yang dibangun sekitar enam abad
kemudian, tepatnya 1869 M. Didalam Masjid Rifa'i terdapat makam Raja Faruq, raja terakhir
Mesir yang direvolusi 1952, dan juga makam syah Iran yang digulingkan 1979. Oleh karena
memiliki kemegahan yang hampir serupa, masyarakat sering menyebutnya dengan 'Masjid
Kembar'. Di dalam masjid Sultan Hasan, terdapat empat madrasah yang dahulunya digunakan
untuk pengajaran empat madzhab fiqh. Termasuk didalamnya huruf-huruf bergaya Kufi turut
mewarnai indahnya dinding-dinding masjid.
www.rajaebookgratis.com
6
Batu-batu beragam yang berasal dari Romawi dan Byzantium juga menjadi ciri
istimewa arsitektur periode ini. Hal lain yang mengagumkan adalah pengembangan stalaktif-
pendentif (bahasa Arab: muqornas) dan rancangan kubah yang mampu menahan cahaya,
termasuk juga untuk penerangan, semakin terlihat megah dengan segala dekorasinya. Dan hal
tersebut cukup tercermin dari bangunan Masjid Mu'ayyad, yang terletak di jalan Ahmad
Mahir berdampingan dengan Bab Zuwayla, dan dikenal dengan Masjid Merah (Red Mosque).
Masjid ini dibangun oleh Sultan Muayyad 1415-1420. Pada pintu masuknya terdapat hiasan
warna merah ditambah permata, diatasnya terdapat hiasan pahatan dan lengkungan skalaktit.
Dan di bagian dalam masjid terdapat makam Sultan Muayyad dan putranya, yang ditutupi
batu marmer warna-warni berbentuk pola geometri
1
. Sejatinya, kebiasaan untuk
menghubungkan bangunan makam sang pendiri masjid, bermula pada tahun 1085 M oleh
Badr al-Jamali. Bangunan makam yang menyatu dengan masjid di bukit Muqattam hasil
rancangan Badr itulah yang kemudian menjadi semakin menjamur.
Sedikit berbalik arah menuju jalanan Bab al-Futuh dan Bab Nasr, maka kita akan
dapatkan Masjid Barquq sebagai salah satu peninggalan Mamalik. Konon, disinilah
dahulunya Ibnu Khaldun melakukan proses belajar mengajar semasa hidupnya di Mesir.
Masjid Barquq didirikan 1386 M, sekaligus dengan madrasahnya. Ibnu Khaldun banyak
berkisah tentang Qollawun, bahwa dia dianggap sebagai Sultan yang banyak melakukan
renovasi dalam skala besar. Ia telah membangun rumah sakit yang tersambung dengan masjid
dan sekolah yang terletak dijalanan sempit nan eksotik, tepatnya berdekatan dengan Masjid
Barquq. Disitu pulalah Qollawun membangun sebuah komplek kuburan bangsawan yang

1
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Aisyah berkata: Ketika Rasulullah akan diambil
nyawanya, beliau segera menutup mukanya dengan kain, dan ketika nafasnya terasa sesak, dibukanya kembali
kain itu. Dalam keadaan demikian itulah beliau bersabda :

)) ((
Laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yahudi dan Nasrani, yang telah menjadikan kuburan para Nabi
mereka sebagai tempat peribadatan.
Imam Muslim meriwayatkan dari Jundub bin Abdullah, ia berkata: Aku pernah mendengar Rasulullah
bersabda lima hari sebelum beliau meninggal dunia :

))
((
Sungguh, aku menyatakan setia kepada Allah dengan menolak bahwa aku mempunyai seorang khalil ( kekasih
mulia) dari antara kalian, karena sesungguhnya Allah telah menjadikan aku sebagai kekasihNya, sebagaimana
Ia telah menjadikan Ibrahim sebagai kekasihNya; seandainya aku menjadikan seorang kekasih dari umatku,
maka aku akan jadikan Abu Bakar sebagai kekasihku. Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya umat-umat
sebelum kalian telah menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai tempat ibadah, dan ingatlah, janganlah
kalian menjadikan kuburan sebagai tempat beribadah, karena aku benar-benar melarang kalian dari
perbuatan itu.


www.rajaebookgratis.com
7
besar dan indah dengan mozaik dan jejak-jejak arabesque yang cantik. Dan yang paling
terkenal dari peninggalannya adalah, rumah sakit muslim pertama yang masih ada hingga saat
ini. Ia terinspirasi membangun mustasyfa ini ketika Qollawun berbaring sakit di Rumah Sakit
Nuri di Damaskus, sehingga ia bertekad untuk segera membangunnya di Kairo. Dalam catatan
Maqrizi, Rumah Sakit ini meliputi beberapa ruang khusus pasien dengan penyakit yang
berbeda-beda, misalnya, radang mata, disentri, demam dsb. Dan dilengkapi laboratorium,
apotik, kamar operasi, dapur dan ruang penyimpanan. Hampir setiap tahunnya mendapatkan
subsidi dari pemerintah sebesar satu juta dirham. Sultan sendiri diyakini memiliki
kemampuan untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit, sehingga jubahnya yang berada
di museum tersebut disentuh dan dipegang-pegang oleh beberapa masyarakat yang meyakini
kuasa penyembuhannya.
Beralih pada peninggalan periode Mamluk Burj, seperti misalnya masjid Qayt-bay,
Sabil Kutab al-Ghawri dan Masjid Barsbay. Dibawah kekuasaan Mamluk Burj, seni tatah
semakin banyak diminati, sebagaimana terlihat jelas pada pintu dan mimbar masjid Qayt-bay.
Bahwa kerajinan mosaik serta ukiran gading dan pelapisan gaya koptik yang banyak
menghiasi masjid ini sejatinya sudah banyak dikenali sejak masa pra Islam. Masjid Qayt-bay
terletak di pedalaman kawasan Duwaiqoh atau biasa disebut dengan kawasan pekuburan
Duwea. Lebih dekat ketika kita melakukan perjalanan melewati ruas utama Sholah Salim,
tepatnya berada di depan gedung Masyikhah al-Azhar, bilangan Darrasah. Masjid ini dihiasi
oleh dua warna yang sesuai merah dan putih, kubahnya juga lain dari pada yang lain
berhiaskan motif dedaunan dan bunga. Namun, yang paling terkenal peninggalannya adalah,
benteng pertahanan yang didirikan di kawasan Alexandria. Sebelum berdirinya benteng
tersebut, telah kokoh berdiri disitu sebuah mercusuar yang termasuk keajaiban dunia,
dibangun pada tahun 280 M, dan mengalami kehancuran total ketika gempa dasyat melanda
kawasan tersebut.
Masjid Baybars juga terletak dikawasan Duwea. Mungkin banyak yang menganggap
bahwa kawasan ini hanya terdiri dari pekuburan masyarakat semata. Namun, jika kita telisik
lebih lanjut ternyata banyak peninggalan-peninggalan dinasti terdahulu yang berdiri kokoh
disana. Masjid ini nampak lain dari masjid Qayt-bay. Arsitekturnya terpengaruh model-model
masjid Ibnu Thulun, Hakim Bi Amrillah dan al-Azhar, yaitu bagian tengah yang dibiarkan
langsung menengadah ke awan dan tanpa diberi atap. Khas seperti ini juga tercerminkan
dalam bangunan-bangunan masjid di Mekah dan Madinah. Tidak hanya masjid saja, namun
Baybars membangun madrasah dan beberapa bagian pemakaman yang bersambungan
sekaligus dengan masjid. Warna merah putih juga menjadi ciri khas masjid ini.
www.rajaebookgratis.com
8

Sumbangan dinasti Mamalik terhadap dunia Islam
(1) Dalam bidang pemerintahan, kemenangan dinasti Mamalik atas tentara
Mongol di 'Ayn Jalut menjadi modal besar untuk menguasai daerah-daerah sekitarnya.
Banyak penguasa-penguasa dinasti kecil menyatakan setia kepada kerajaan ini. Untuk
menjalankan pemerintahan di dalam negeri, Baybars mengangkat kelompok militer sebagai
elit politik. Disamping itu, untuk memperoleh simpati dari kerajaan-kerajaan Islam lainnya,
Baybars membaiat keturunan Bani Abbas yang berhasil meloloskan diri dari serangan bangsa
Mongol, al-Mustanshir sebagai khalifah. Dengan demikian, khilafah Abbasiyah, setelah
dihancurkan oleh tentara Hulago di Baghdad, berhasil dipertahankan oleh dinasti ini dengan
Kairo sebagai pusatnya. Sementara itu, kekuatan-kekuatan yang dapat mengancam
kekuasaan Baybars dapat dilumpuhkan, seperti tentara Salib di sepanjang Laut
Tengah, Assasin di pegunungan Syria, Cyrenia (tempat berkuasanya orang-orang
Armenia), dan kapal-kapal Mongol di Anatolia.
(2) Dalam bidang ekonomi, dinasti Mamalik membuka hubungan dagang dengan
Perancis dan Italia melalui perluasan jalur perdagangan yang sudah dirintis oleh
dinasti Fathimiyah di Mesir sebelumnya. Jatuhnya Baghdad membuat Kairo, sebagai jalur
perdagangan antara Asia dan Eropa, menjadi lebih penting karena Kairo menghubungkan
jalur perdagangan Laut Merah dan Laut Tengah dengan Eropa. Disamping itu, hasil pertanian
juga meningkat. Keberhasilan dalam bidang ekonomi ini didukung oleh pembangunan
jaringan transportasi dan komunikasi antarkota, baik laut maupun darat. Ketangguhan
angkatan laut Mamalik sangat membantu pengembangan perekonomiannya.
(3) Di bidang ilmu pengetahuan, Mesir menjadi tempat pelarian ilmuwan-
ilmuwan asal Baghdad dari serangan tentara Mongol. Karena itu, ilmu-ilmu banyak
berkembang di Mesir, seperti sejarah, kedokteran, astronomi, matematika, dan ilmu
agama. Dalam ilmu sejarah tercatat nama-nama besar, seperti Ibn Khalikan, ibn
Taghribardi, dan Ibn Khaldun. Di bidang astronomi dikenal nama Nasir al-Din al- Tusi.
Di bidang matematika Abu al-Faraj al-Ibry. Dalam bidang kedokteran: Abu al-Hasan ' Ali
al-Nafis, penemu susunan dan peredaran darah dalam paru-paru manusia, Abd al-Mun'im al-
Dimyathi, seorang dokter hewan, dan al-Razi, perintis psykoterapi. Dalam bidang
opthalmologi dikenal nama Salahuddin ibn Yusuf. Sedangkan dalam bidang ilmu
keagamaan, tersohor nama ibn Taimiyah, seorang pemikir reformis dalam Islam, al-Sayuthi
yang menguasai banyak ilmu keagamaan, Ibn Hajar al- 'Asqalani dalam ilmu hadits dan
lain-lain.
www.rajaebookgratis.com
9
(4) Di bidang arsitektur, dinasti Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di
bidang arsitektur. Banyak arsitek didatangkan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah
dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-bangunan lain yang didirikan pada masa ini
diantaranya adalah rumah sakit, museum, perpustakaan, villa-villa, kubah dan menara masjid.

Daftar referensi:
1) Abdul Halim `Awis, Dirasah li Suquuthi tsalatsin daulah Islamiyah.
2) Abul Fida`, Ismail ibn Katsir, Al-Bidayah wa An-Nihayah
3) Syamsuddin Adz-Dzahabi, Taarikh Al-Islam
4) http://www.cybermq.com/index.php?pustaka/detail/10/1/pustaka-146.html

Anda mungkin juga menyukai