Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH ASIA SELATAN

(PROSES BERDIDRINYA KESULTANAN DI DELHI DAN DINASTI-DINASTI


YANG BERKUASA DI DELHI PADA PRIODE 1206-1555)

OLEH :

KELOMPOK 4

PENDIDIKAN SEJARAH SEMESTER 4

NI MADE WIBHU SATYAYU 1714021007

MARIA MARISA KARDILA 1714021009

I KETUT ARYA SENTANA MAHARTHA 1714021018

I KADE ADI ARYANTIKA 1714021019

PROGRAM SETUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN SEJARAH, SOSIOLOGI, DAN PERPUSTAKAAN

FAKULTAS HUKUM DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

i
2019

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Proses Berdidrinya Kesultanan Di Delhi Dan
Dinasti-Dinasti Yang Berkuasa Di Delhi Pada Priode 1206-1555” serta terima kasih
kepada Bapak Ketut Sedana Artha, S.Pd. M.Pd Selaku dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah
Asia Selatan yang telah membina dan memberikan pengarahan kepada kami dalam
penyusunan Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran
maupun sebagai bacaan umum.

Harapan kami semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
Makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Makalah ini.

Singaraja, 7 Mei 2019

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

COVER..................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................................2
1.4 Manfaat......................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 Proses Berdirinya Kesultanan Di Delhi....................................................................3
2.2 Dinasti yang berkuasa di Delhi periode 1206-1555.................................................3
2.2.1 Dinasti Budak/Mamluk (1206-1290)..............................................................3
2.2.2 Dinasti hilji (1290-1320).................................................................................4
2.2.3 Dinasti Tughiaq (1320-1414)..........................................................................5
2.2.4 Dinasti Sayyid (1414-1451)............................................................................6
2.2.5 Dinasti Lodhi(1451-1526)...............................................................................6
2.2.6 Dinasti Suri/Afghan (1540-1555)....................................................................6
BAB 3. PENUTUP................................................................................................................8
3.1 Simpulan....................................................................................................................8
3.2 Saran .........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dizaman pemerintahan Khalifah, mulaid ari khalifah Abu bakar, Omar dan keturunan
mereka, pengaruh Islam lambat laun bertambah luas. Dengan mencapai kemenangan-
kemenangan yang gemilang, bangsa Arab dibawah panji Islam menaklukan negeri-negeri
Palestina, Syria, Mesir, Afrika Utara, Spanyol, Irak dan Iran (persia), sehingga pada tahun 75
Hijrah kerajaan dari keturunan khalifah Omar telah berbatas disebelah timur dengan tanah
India dan Tiongkok. Kalifah yang menguasai Iran dan berdiam di Bagdad menyerahkan
pemerintahan daerah-daerah di sebelah timur itu kepada emir-emirnya.
Salah seorang dari emir-emir itu bernama Muhammad Ibn Kasim. Di tahun 712 atau
93 H ia disuruh oleh Kalifah Walid II memerangi negeri Sindh, yaitu daerah Sungai Indus,
bagian India yang paling jauh disebelah barat dan ia menaklukan negeri itu juga, itulah
permulaan pengaruh bangsa Arab di India. Perhubungan dengan Iran bertambah rapat, baik
yang memergunakan jalan darat maupun yang melalui laut. Jadi perhubungan yang mula-
mula diadakan oleh Iskandar Zu’l Karnain, dizaman Islam bertambah teguh dan kekal sampai
sekarang.
Penyerangan yang kedua dilakukan oleh bangsa Arab baru terjadi 300 tahun
kemudian. Disebelah timur Iran timbul suatu kerajaan baru yaitu kerajaan Ghazni, terletak di
Afghanistan sekarang, yang diperintah oleh seorang raja bernama Mahmud Ghazni, bangsa
Turki. Diantara tahun 1000-1026 ia memerangi daerah Punjab dan ditaklukannya juga. Akan
tetapi erajaan Ghazni dibelakang hari direbut oleh Muhammad Ghori. Sultan inilah yang
mengadakan serangan terhadap India semata-mata untuk merebut seluruh negeri itu. Waktu
pemerintahanya dari 1175-1203. Ia menduyduki Punjab, Gujarat, Bihar dan Benggala, jadi
dapat dikatakan seluruh Hindustan. Sungguhpun raja-raja Hindu mengadakan persekutuan
yang kuat untuk melawan musuh baru itu, mereka dikalahkan juga dua kali di Tarain dekat
Delhi, suatu tempat yang merupakan pintu gerbang kelembang Gangga. Seperti pada zaman
Iskandar Zulkarnain, tertera Hindu tidak berdaya sama sekali menghadapi tentara yang sudah
biasa bergerak dengan cepat dan yang mempunyai pengalaman berperang. Dalam menahan
desakan tentara Islam itu, nyatalah juga bahwa dasar-dasar cara berperang sebagai tertulis
dalam kitab-kitab dan berberapa sastra-sastra Hindu yang menyerahkan kewajiban berperang
kepada golongan Kesatria saja, tidak berarti lagi untuk melawan musu yang tidak
mengindahkan peraturan-peraturan Hindu seperti tentara Arab yang sudah diasah di Afrika
1
Utara, Spanyol dan lain-lain medan perang. Pembagian masyarakat Hindu dalam beberapa
golongan (warna) ternyata tidak dapat dipegang lagi dalam masa mara bahaya. Tentara Hindu
sekalipun luar biasa besarnya tidak dibantu oleh segala lapisan masyarakat dan oleh karena
itu lemah pada hakekatnya. Sejarah kerajaan Islam di India pada umunya adalah riwayat raja-
rajanya. T.S.G Mulia (1952: 39)
Atas dasar latar belakang itu kemudian Islam dapat menyebar luas di India secara
husus di Delhi, karena pada pembahasan kali ini kami akan membahas tentang kesultanan
Delhi masa 1206-1255 yang mewarnai periode sejarah di India
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Bagaimanakah proses berdirinya Kesultanan di Delhi?
1.2.2 Dinasti-dinasti apa saja yang berkuasa di Delhi periode 1206-1555?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui proses berdirinya Kesultanan di Delhi.
1.3.2 Mengetahui Dinasti-dinasti apa saja yang berkuasa di Delhi periode 1206-1555.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoretis
Makalah ini dapat memberikan pengetahuan proses berdirinya Kesultanan di Delhi
dan Dinasti-dinasti apa saja yang berkuasa di Delhi periode 1206-1555.

1.4.2 Manfaat Praktis


Makalah ini dapat dijadikan bacaan umum bagi masyarakat maupun instansi –
instansi pendidikan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Berdirinya Kesultanan Di Delhi

Kedatangan Islam di Asia Selatan (Pakistan, India, Bangladesh) dibawa oleh para
pedagang dan kaum sufi yang menyebarkan agama Islam di kawasan ini. Melalui
perdagangan dan pendekatan dalam hal budaya ini kemudian Islam dapat diterima oleh
masyarakat setempat. Padahal sebelumnya wilayah ini sudah dikuasai atau merupakan daerah
kekuasaan dari orang pemeluk agama Hindu. Namun demikian akhirnya kekuasaan semakin
membesar, bahkan akhirnya merekapun dapat mendirikan kerajaan yang peninggalanya dapat
dilihat sampai sekarang, tentu penyebaran itu melalui dua cara yaitu dengan damai
(perdagangan, budaya) juga kekerasan (peperangan). Diantara kekuasaan yang dipegang oleh
kerajaan Islam adalah daerah Asia tengah (Afganistan, Pakistan dan bagian utara India).
Kerajaan Mughal yang terkenal pada waktu itu menempatkan pusat kerajaan atau ibu kotanya
di Delhi, sering dikenal dengan Old Delhi. Adapun New Delhi adalah kota Delhi di masa
sekarang. Gonda Yumitro (2018: 147).

2.2 Dinasti yang berkuasa di Delhi periode 1206-1555

2.2.1 Dinasti Budak/Mamluk (1206-1290)

Dinasti Budak (Mu’izzi) didirikan oleh Quthbuddin Aybak, budak dan panglima
Sultan Mu’izzudin dari Dinasti Ghuri yang berkuasa di Afganistan. Aybak diberikepecayaan
untuk memerintah wilayah Punjab yang telah ditaklukan oleh kekuatan tantara Dinasti Ghuri.
Ketika Sultan Mu’izzudin meninggal dunia pada 1206, Aybak berkuasa di Lahore sebagai
Malik (Penguasa), wakil Dinasti Ghuri. Aybak memerintah antara 1206-1210. Aybak dan
penerusnya ini sering disebut Raja-raja Budak. Meskipun dari sekitar sepuluh Raja Budak,
sebenarnya hanya tiga orang yang betul-betul yaitu Aybak, Iltutmish dan Balban.

Arsitek kesultanan independent di Delhi yang sesungguhnya adalah Iltutmish


(memerintah pada 1211-1236. Karena dia berhasil menaklukan Delhi dari penguasa
sebelumnya, Nashiruddin Qabacha, salah seorang panglima Sultan Mu’izzudin Ghuri yang
dipercaya memerintah Delhi. Dia juga dapat menjauhkan pengaruh orang-orang Khwarazm
dari wilayah kekuasaanya. Tetapi dia tidak berhasil menahan serbuan tantara Mongol yang
mulai menduduki Punjab.

3
Yang menarik, Iltutmish memerintah dengan mengatasnamakan dirinya sebagai wakil
dari para Khalifah Abbasuyah. Motif mengidentikkan diri dengan Islam Sunni ini (mengakui
kepemimpinan spiritual Khalifah Abbasiyah) dianggap sebagai cermin dari perjuangan
memertahankan identitas terhadap tekanan masyarakat Hindu yang mayoritas.

Balban (memerintah 1266-1287) tampil karena penguasa sebelumnya rata-rata lemah.


Dia adalah Budak dari Iltutmish. Pemerintahan Sultan Balban yang cakap ini didukung oleh
kekuatan militernya yang kuat. Selama memerintah, diaterkenal dengan kejujuran dan
keadliannya. Untuk melaksanakan keadilan secara efektif, dia membentuk organisasi
intelijen guna menyelidiki berbagai perkara yang berkaitan dengan keadilan di masyarakat.

2.2.2 Dinasti hilji (1290-1320)

Pendiri Dinasti Khilji adalah Jalaludin FiruzSyah (memerintah 1290-1296), yang


berhasil mengambil alih kekuasaan Raja Budak pada 1290. Dinasti Khilji berasal dari
masyarakat Turki (atau etnis lain yang telah ter-Turki-kan).

Ada dua Raja Dinasti hilji yang paling terkemuka yakni sang pendiri, Jalaludin Firuz
Syah, dan Sultan Al’uddin Muhammad Syah (memerintah 1296-1316). Jalaludin Firuz Syah
adalah seorang sultan yang saleh dan murahhati. Hal ini Nampak dari berita bahwa pada
masa pemerintahannya, para pencuri tidak dihukum, tetapi hanya disuruh bersumpah tidak
mengulangi perbuatanya.

Sultan Ala’uddin Muhammad Syah menganggap dirinya sebagai Alexander kedua,


yang berambisi untuk membangun suatu kekaisaran yang luas. Dia mampu mengatasi
ancaman Mongol Chagatay di perbatasan barat laut, yang sampai 1306 beberapa kali
menyerang wilayahnya. Dia juga mampu menguasai suatu daerah kaya di sebelah selatan
Pegunungan Vindhya dalam 1296. Yang dimaksud adalah daerah Devagiri di Deccan yang
beribukota di Yadava.

Sultan Ala’uddin menggunakan gelar tradisional, yaitu : Nashir Amir al Mu’minin


(penolong pemimpin kaum Mukmin). Gelar ini nampaknya pantas bila melihat keadilan
pemerintahanya. Dia mengawasi secara ketat bidang ekonomi dan pelaksanaan hukum.
Bidang ekonomi misalnya dengan menetapkan harga-harga gandum, pakaian, binatang ternak
dan lain-lain. Dalam pelaksanaan hukum, dia menghukum para pelanggar kejahatan dengan
keras. Misalnya, para pemabuk disekap dalam penjara khusus.

4
2.2.3 Dinasti Tughiaq (1320-1414)

Dinasti Tughiaq didirikan oleh Ghazi Malik, yang memerintah pada 1320-1320 dan
bergelar Ghiyathudin Tughlaq Syah. Dia adalah seorang panglima keturunan India-Turki
(Turco-India) yang mampu memulihkan stabilitas kekuasaan Muslim di India Utara dan
Deccan. Putranya yang bernama Ghiyathuddin Muhammad Syah 1325-1351 adalah raja yang
paling menonjol dari Dinasti Tughlaq. Dia seorang ahli kebudayaan dan bahasa Persia, ahli
dalam Ilmu pengetahuan, seorang jenderal yang cakap dan seorang raja yang adil.

Di bawah pemerintahan Muhammad Ibn Tughlaq ini, kekuasaan Dinasti Tughlaq di


India Utara dan Deccan menjadi mantap. Sebagai contoh, dia berhasil menangkis invasi
Tarmashirin Mongol Chagatayiyyah daru Transoxania pada 1329. Dia membina hubungan
diplomatik dengan negara Islam di Luar India, antara lain: Dinasti Mamluk yang berkuasa di
Mesir. Pada awal pemerintahanya, Ibu kota Dinasti Tughlaq dipindahkan dari kota Delhi ke
kota Deogir (atau Dawiatab) yang berada di Deccan. Pemindahan ibu kota ini justru
merupakan permulaan dari kemunduran Dinasti Tughlaq, karena mereka menghadapi banyak
saingan di India tengah.

Pengganti Muhammad Ibn Tughlaq, yakni Firuz Syah mampu tampil sebagai sultan
yang punya otoritas di wilayah India utara (dari Sind hingga Benggala). Tokoh ini dikenal
sebagai seorang yang saleh dan penguasa yang murah hati. Sebagai contoh, dia
menghapuskan siksaan dan hukuman berat lainnya, suka memberi keringanan hukuman dan
sebagainya.

Sepeninggal Firuz Syah, kekuasaan Dinasti Tughlaq melemah, sehingga tidak berdaya
menahan serbuan dari Timur pada 1398-1399 yang melakukan perusakan besar-besaran.
Akibatnya kesatuan politis wilayah kekuasaan Dinasti Tughlaq terpecah dan sebagian besar
pemimpin Muslim di pronvinsi-provinsi menjadi penguasa yang independen

Tetapi dapat dikemukakan bahwa selama pemerintahan Dinasti Tughlaq, hukum


syari’ah Islam diterapkan dengan baik. Keadilan berjalan seirama dengan penerapan kode
hukum Islam, misalnya terdapat lembaga Qadli dan Mufti. Qadli adalah pejabat yang
mengurusi perkara pengadilan, sedangkan Mufti sebagai kepala Diwan al-Siyasah bertygas
mengeluarkan aturan-aturan, fatwa baik yang berkenan dengan hukum Islam maupun
persoalan lainya.

5
2.2.4 Dinasti Sayyid (1414-1451)

Pendiri Dinasti Sayyid adalah Khidr Khan (memerintah1414-1451), nekas Gubernur


Multan yang memerintah sebagai bawahan Timur dan puas dengan gelar Rrayat-i-A’la
(Panji-panji Mulia). Karena mengaku sebagai keturunan Nabi, maka dinastinya disebut
dengan nama Sayyidiyyah (Sayyid= yang dipertuan, salah satu sebutan bagi keturunan Nabi).
Otoritas kekuasaan dinasti nin hanya sekitar Ibu Kota Delhi belaka. Kekuasaan Dinasti
Sayyid yang hanya sekitar 40 tahun, antara lain: disebabkan karena sejak awal mereka kurang
disenangi oleh kalangan elit militer Turki dan Afghan di Delhi.

2.2.5 Dinasti Lodhi(1451-1526)

Dinasti Lodhi dibentuk oleh Bahlul Khan, seorang pemimpim suku Afghan Lodhis,
yang pada 1451 mengambil alih kekuasaan Raja Dinasti Sayyid terakhir, yaitu Ala’uddin
Alam Syah. Sebelum berkuasa di Delhi, Bahlul Khan Lodhi pernah menjadi Gubernur Shirnd
dan Lahore.

Kekuasaan Dinasti Lodhi hampir sama kuatnya dengan Dinasti Tuglaq karena
otoritasnya menjangkau kawasan India tengah (Deccan). Putra Bahlul Khan yang bernama
Nizam Khan Sikandar (memerintah 1489-1517), mampu menghalau perlawanan negara-
negara Rajput, Ibu kota pemerintahan dipindahkan ke Agra, sehingga dapat lebih mengawasi
daerah taklukannya.

Sultan terakhir Dinasti Lodhi adalah Ibrahim Lodhi 1517-1526. Karena kebijakannya
yang berusaha menjauhkan elite bangsawand engan elite militer membuat Sultan Ibrahim
Lodhi kurang disukai rakyatnya. Hal ini mengundang campur tangan Babur dari Dinasti
Mughal Chagatayiyyah yang ketika itu sudah berkuasa di kabul. Dalam pertempuran Panipat
pada 1526, tentara Sultan Ibrahim Lodhi hancur berantakan dilindas oleh kekuatan pasukan
Babur. Sejak itu kekuasaan Muslim di India utara beralih ke tangan Dinasti Mughal,
meskipun antara 1540-1555, diselingioleh Dinasti Suri.

2.2.6 Dinasti Suri/Afghan (1540-1555)

Pendiri Dinasti Suri adalah Shir Shah Suri 1540-1545. Tokoh ini mampu berkuasa di
Delhi karena dapat mengalahkan Humayan (putra Babur) dalam pertempuran di Kanawj pada
1540. Kendatipun kekuasaan Dinasti Suri hanya sebentar (15 tahun), namun telah
menorehkan kenangan yang manis, khususnya dalam soal keadilan pemerintahanya.

6
Shir Shah Suri adalah figur raja yang cakap dalam memerintah. Hal ini nampak dari
upaya reformasi fiskal dan land-reform-nya. Sultan Shir Shah Suri sendiri langsung
memberikan amanat kepada para pengumpul pajak dan petani secara terpisah. Untuk
menyelesaikan suatu persoalan, Sultan lanngsung turun ke lapangan, menyaksikan dengan
mata kepala sendiri, dan baru mengeluarkan keputusan-keputusan yang tegas.

Dalam kaitan dengan land-reofrm, Sultan Shir Shah Suri mengorganisasikan


parganas (semacam desa-desa) sebagai satuan-satuan administratif dan mengangkat para
pejabatnya seperti Amin dan Shiqdar. Amin bertanggung jawab menangani soal
pemumpulanpajak/ penaksiran penghasilandan tugas-tugas perdata. Sementara Shiqdar
mempunyai fungsi dan kekuasaan kepolisian (mengurusi soal-soal pidana.

Sayangnya para penerus Shir Shah Suri merupakan merupakan figur raja-raja yang
lemah, sehingga Humayun dari Dinasti Mughal mampu melakukan revanche (pembalasan)
yang berakibat ambruknya kekuasaan Diansti Suri, dan mulailah masa Imperium Mughal
yang agung.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Kedatangan Islam di Asia Selatan (Pakistan, India, Bangladesh) dibawa oleh para
pedagang dan kaum sufi yang menyebarkan agama Islam di kawasan ini. Melalui
perdagangan dan pendekatan dalam hal budaya ini kemudian Islam dapat diterima oleh
masyarakat setempat. Dalam kesultanan di Delhi terdapat enam dinasti antara lain dinasti
Budak/mamluk yang di didirikan Quthbuddin Aybak yang berkuasa pada tahun 1206-1290,
dinasti Khilji yang didirikan oleh Jalaludin Firuz Syah yang berkuasa pada tahun 1290-1320,
dinasti Tughlag yang didirikan oleh Ghezi Malik yang berkuasa pada tahun 1320-1414,
dinasti Sayyid yang didirikan oleh Khidr Khan yang berkuasa pada tahun 1414-1451, dinasti
Lodhi yang didirikan oleh Bahlul Khan yang berkuasa pada tahun 1451-1526, dinasti
Suri/Afghan yang didirikan oleh Shir Shan Suri yang berkuasa pada tahun 1540-1555.
3.2 Saran

Makalah ini diharapkan dapat dijadikan sebagai landasan atau dasar yang harus
dipahami oleh mahasiswa calon guru atau pendidik yang lainya pada khususnya dan pada
masyarakat yang mana pembahasan mengenai Bagaimana proses berdirinya Kesultanan di
Delhi dan Dinasti-dinasti apa saja yang berkuasa di Delhi periode 1206-1555 , padaumumnya
agar apa yang di pelajari dari pembahasan makalah ini dapat di jadikan pembelajaran yang
baik agar lebih bijak menjadi manusia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Suwarno. 2014. Dinamika Sejarah Asia Selatan. Ombak: Yogyakarta

Mulia, T.S.G. 1952. India Sejarah Politik dan Pergerakan Kebangsaan. Balai Pustaka:
Jakarta

Yumitro, Gonda. 2018. Masalah Politik Dunia Islam. Universitas Muhammadiyah Malang:
Malang

https://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/18/01/20/p2uba9385-jatuh-
bangun-kesultanan-delhi-di-india diakses : 5 Mei 2019

http://digilib.uin-suka.ac.id/29840/4/14120101_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-
TERAKHIR.pdfdiakses : 5 mei 2019

Anda mungkin juga menyukai