Anda di halaman 1dari 2

STUDIUM

GENERALE
Nama : Ahmad Ade Syabihis
NIM :12519039
Program Studi :Teknik Metalurgi
Fakultas/ Sekolah : Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan
Tema : Pulau Melati Pujaan Bangsa : Fajar Kejayaan Indonesia
Pembicara : Prof. Dr. Agus Aris Munandar, M. Hum.
Hari/Tanggal : Rabu, 16 November 2022
Kelas : K-04
RESUME *)
Pada Studium Generale (SG) pagi hari ini dilaksanakan secara daring melalui zoom meeting. Pada segmen
awal dibuka oleh MC yang membaca peraturan kelas sebelum dimulai. Kemudian dilakukan sambutan oleh
Bapak Prof Wijaya Martokusumo selaku Sekretaris Institut, Institut Teknologi Bandung. Sesi pemaparan
akan dimoderatori oleh Dr. Eng. Veri Susanto, S.T., M.T. Beliau merupakan tenaga pendidik di Fakultas
Teknologi Ilmu Kebumian (FITB) yang tergabung dalam Kemudian beliau menjelaskan background singkat
dari pembicara yaitu Prof. Dr. Agus Aris Munandar, M. Hum. yang saat ini merupakan Guru Besar tetap di
ilmu arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) di Universitas Indonesia.

Animisme adalah kepercayaan akan adanya roh-roh nenek moyang dalam suatu benda, baik benda bernyawa
atau tidak bernyawa. Sedangkan dinamisme adalah kepercayaan terhadap benda keramat seperti keris tua,
tombak kuno, atau pedang kuno karena dianggap mempunyai kekuatan ghaib. Penganut Animisme dan
dinamisme mulai meninggalkan kepercayaan tersebut setelah ajaran agama Hindu-Budha masuk ke
Indonesia.

Kerajaan Kutai merupakan kerajaan pertama dengan corak Hindu di Indonesia. Kerajaan ini terletak di hulu
Sungai Mahakam, Kutai Kalimantan Timur. Sumber sejarah yang menyebutkan keberadaan kerajaan ini
adalah tujuh yupa yang ditulis dengan aksara Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Berdasarkan Prasasti Yupa,
raja – raja yang pernah memerintah Kutai diantaranya Kudungga, Aswawarman, dan Mulawarman. Kerajaan
Kutai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman yang ditandai dengan
pemberian hadiah sebanyak 20.000 ekor sapi kepada Kaum Brahmana. Bukti sejarah tersebut mengatakan
bahwa masyarakat serta kerajaan memuja Dewa Siwa.

Kemudian diikuti Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan dengan corak Hindu tertua di pulau Jawa
yang terletak di Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan berita dari Tiongkok zaman Dinasti Tang (414 M)
menceritakan kehidupan beragama masyarakat To-lo-mo (Taruma). Prasasti – prasasti yang menyebutkan
keberadaan Kerajaan Tarumanegara diantaranya Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Ciareteun, Prasasti Jambu,
Prasasti Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Cidanghiang (Prasasti Munjul).
Berdasarkan sumber – sumber dijelaskan bahwa Kerajaan Tarumanegara dipimpin oleh Raja Purnawarman.
Dalam Prasasti Ciareteun, terdapat cap telapak kaki Raja Purnawarman sebagai lambang kekuasaan dan
kebesaran raja. Mata pencaharian utama masyarakat Tarumanegara adalah pertanian dan peternakan. Hal
tersebut diketahui dari isi Prasasti Tugu tentang pembuatan saluran Gomati sepanjang 6122 tombak (12 km).

Beliau melanjutkan bahasan mengenai Kerajaan Sriwijaya. Sriwijaya merupakan kerajaan maritim yang
menguasai perdagangan dan pelayaran di Semenanjung Malaya, Selat Malaka, dan Selat Sunda. Sriwijaya
mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa. Dalam Prasasti Nalanda disebutkan bahwa
Balaputradewa adalah cucu raja yang berasal dari Dinasti Syailendra. Kerajaan Sriwijaya merupakana pusat
penyebaran agama Buddha di Asia Timur dan Tenggara. Hal tersebut didasarkan pada berita I-Tsing yang
mengatakan bahwa ia pernah singgah di Sriwijaya dan belajar bahasa Sansekerta dan memperdalam agama
Buddha. I-Tsing belajar pada seorang pendeta Buddha dari Kerajaan Sriwijaya yang bernama Sakyakirti.
Selain Sakyakirti, guru agama Buddha yang lain adalah Dharmakirti.

Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti yaitu Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan Dinasti
Syailendra yang beragama Buddha. Raja – raja dari Dinsati Sanjaya diantaranya Raja Sanjaya, Rakai
Panangkaran, Rakai Panunggalan, Rakai Warak, Rakai Garung, Rakai Pikatan, Rakai Kayuwangi, Rakai
Watuhumalang, dan Rakai Watukura Diah Balitung. Sementara itu, raja – raja Dinasti Syailendra diantaranya
Raja Bhanu, Raja Wisnu, Raja Indra, Raja Balaputradewa dan Ratu Pramoodhawardhani. Peninggalan
Dinasti Sanjaya diantaranya Candi Prambanan, Candi Dieng, Candi Sambisari, Candi Ratu Baka, dan Candi
Gedong Songo. Peninggalan Dinasti Syailendra diantaranya Candi Borobudur, Candi Mendut, Candi Pawon,
Candi Kalasan, Candi Plaosan, Candi Sari dan Candi Sewu.
Penjelasan berikutnya dilanjutkan ke sejarah berdirinya Kerajaan Kediri, Singasari serta Majapahit, masa
keemasan serta alasan keruntuhan dari beberapa kerajaan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai