Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
• Latar Belakang

BAB II
PEMBAHASAN

• Sejarah Berdirinya SD Paket 1 Agung


SDN 1 Paket Agung Singaraja, Sekolah Pertama di Bali. SDN 1 dan 2 Paket Agung
Singaraja yg terletak di sebelah timur kantor Bupati Buleleng sekarang, merupakan sekolah yang
bersejarah. SDN 1 Paket Agung adalah sekolah pertama yang didirikan di Buleleng yaitu pada
tahun 1875. Dulunya bernama Tweede Klasse School, yg merupakan sekolah pribumi kelas dua
dan kemudian berubah nama menjadi SD 1 Singaraja sebelum akhirnya menjadi SDN 1 Paket
Agung. Sekolah pertama di Bali ini juga disebut-sebut turut memiliki "andil" dalam kelahiran
Presiden I RI, Dr. Ir. Soekarno. Pasalnya, di sekolah inilah ayah Soekarno, Raden Soekemi
Sostrodihardjo mengajar dan bertemu Ni Nyoman Rai Srimben yang rumahnya tidak jauh dari
sekolah ini. Soekemi kemudian menyunting Rai Srimben. Dari perkawinan merekalah kemudian
lahir Soekarno.Sementara itu SDN 2 Paket Agung yang sebelumnya bernama SD 10 Singaraja
juga merupakan sekolah tua yang dibangun pada 1953 serta memiliki nilai sejarah yang tinggi.
Kedua sekolah itu kini berdiri secara berdampingan dengan satu halaman luas tanpa tembok
pemisah.

Dipilihnya Singaraja sebagai lokasi pendirian sekolah pertama di Bali tampaknya erat
kaitannya dengan penetapan kota ini sebagai ibukota Keresidenan Bali dan Lombok oleh
Pemerintah Hindia Belanda. Secara resmi Singaraja ditetapkan sebagai ibukota Keresidenan Bali
dan Lombok pada tahun 1882, tetapi sebelum itu, Singaraja sudah menjadi pusat kegiatan
Pemerintah Hindia Belanda di Bali dan Lombok. Sekolah Dasar No. 1 Paket Agung adalah
sekolah tertua di Bali. Sekolah ini didirikan pada tahun 1875. Dan sekarang sekolah ini massih
eksis di Kabupaten Buleleng. Tepatnya terletak di jalan Veteran No. 6 Singaraja. Jumlah Personil
selolah adalah 13 orang guru sudah termasuk kepala sekolah. SD No. 1 paket Agung juga
merupakan sekolah yang bernuansa Hindu di Singaraja, dan menjadi sekolah yang ditunjuk
memiliki wawasan budi pekerti. SD No. 1 Paket Agung memiliki ruang 5 ruang kelas. Sehingga
ruang kelas 1 dan 2 menjadi satu ruang yang mana kelas 2 masuk sekolah mulai pukul.9 pagi.
walaupun keadaan sekolah ini terlihat sudah cukup namun dengan masih ada beberapa hendala
yang mesti dihadapi oleh pihak sekolah,seperti kurangnya ruang belajar, perpustakan yang tidak
aktif karena kurangnya buku yang tersedia, belum adanya aula yang dapat membantu proses
KBM dengan media TIK. Belum adanya laboratorium untuk mengadakan eksperimen. Dengan
jumlah siswa 183 orang pada tahun ajaran 2007/2008 masih memungkinkan bagi pihak sekolah
dan komite untuk mengatur kegiatan KBM di sekolah.Namun dengan bertambahnya minat orang
tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di SD tersebut maka sekolah mesti membuat ruang
kelas baru dan membuat fasilitas pembelajaran yang belum ada, seperti perpustakaan,
laboratorium, aula, halaman sekolah, dan jika memungkinkan adanya ruang komputer untuk
mempermudah proses KBM.

2.2 bagaimana cara mengatasi prilaku anak didik yang cendrung ektrim
Secara umum, tidak ada siswa yang berperilaku ekstrim yang tidak wajar. Kalaupun ada
beberapa siswa yang saling ejek, itupun dilakukan dalam batas kewajaran dan dilakukan sebagai
suatu candaan bagi teman-temannya.
Hubungan yang terjadi antara siswa terjalin secara akrab dan harmonis. Tidak terlihat adanya
permusuhan dan perselisihan yang terjadi diantara mereka. Demikian pula hubungan yang terjadi
antara siswa dan guru juga berlangsung secara akrab. Hal ini terlihat para siswa sangat
menghormati guru-gurunya dan mereka tidak jarang memanfaatkan waktu istirahatnya dengan
berdiskusi dengan gurunya.
Adapun interaksi-interaksi sosial antara komponen Sekolah :
a. Interaksi sosial antara guru dengan guru
Hubungan antara guru dengan guru di lingkungan sekolah berjalan cukup harmonis. Hal ini
terlihat dari adanya kerja sama serta pembagian tugas piket yang teratur, pergantian mengajar
untuk masing-masing kelas dalam satu bidang studi, pergantian wali kelas dalam kurun waktu
satu tahun, dan lain sebagainya, sehingga suasana kerja di lingkungan guru menjadi lebih
harmonis dan dinamis. Begitu juga hubungan sosial antara guru di luar sekolah terlihat cukup
baik. Hal ini terlihat adanya rasa kekeluargaan yang cukup erat diantara mereka. Jika seorang
guru yang mendapat musibah atau mempunyai hajatan, maka guru yang lain juga ikut
berpartisipasi. Salah satu hal yang sangat positif yang dapat kita lihat interaksi antara guru yaitu
selalu terjadi koordinasi di dalam mengambil suatu tindakan, dan guru-gurunya bersifat
demokratis serta fleksibel.
b. Interaksi sosial antar guru dengan siswa
Dalam proses belajar mengajar di sekolah hubungan antara guru dengan siswa adalah hubungan
antar tenaga pendidik dengan peserta didik. Guru mempunyai tugas dan tanggung jawab tertentu
dalam mengelola proses pembelajaran, demikian juga dengan peserta didik. Sedangkan di luar
proses pembelajaran hubungan sosial antar guru dengan siswa hampir sama halnya hubungan
antara orang tua dengan anak didiknya.
Dalam keseharian siswa secara langsung bertanya kepada guru tentang berbagai hal yang
menyangkut materi pelajaran maupun secara bersama-sama melaksanakan dan menyukseskan
kegiatan sekolah seperti kegiatan tengah semester, odalan di Padmasana, dan kegiatan yang
lainnya.
c. Interaksi sosial antara sesama siswa
Hubungan sosial di sekolah antara siswa kelas I, II, III, IV, V VI berjalan cukup harmonis. Hal
ini terlihat dari keseharian pergaulan mereka di sekolah dan aktivitas mereka dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler. Demikian juga dengan posisi ruang kelas yang relatif berdekatan
sehingga memungkinkan adanya komunikasi antara siswa yang satu dengan siswa yang lain,
sehingga kemungkinan-kemungkinan terhadap kejadian yang tidak diinginkan dapat
diminimalisir sedini mungkin.
d. Interaksi sosial antara guru dan pegawai
Kerjasama antara guru dengan pegawai selama ini terbina dengan baik. Para pegawai dengan
penuh tanggungjawab melaksanakan tugasnya dalam administrasi, keperluan guru dan siswa
terkait dengan kelancaran proses pembelajaran di sekolah.
e. Interaksi Sosial antara guru dan kepala sekolah
Kepala sekolah sebagai pimpinan instansi kependidikan selalu menjalain koordinasi dan
pembinaan aktif dengan guru, staf pegawai dan seluruh siswa. Dalam kegiatan sekolah, kepala
sekolah selalu hadir mendampingi dan sekaligus mengontrol pelaksanaan kegitan tersebut,
sehingga para siswa mendapat perhatian dan semangat dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Seperti misalnya, pada saat pelaksanaan kegiatan lomba gerak jalan tingkat SD dalam rangka
Memperingati Hari Kemerdekaan RI yang diselenggarakan oleh Pemkab Buleleng di GOR
Bhuana Patra Singaraja.
f. Interaksi sosial antara pihak sekolah dengan wali murid siswa
Sebagai benuk tanggungjawab moral terhadap wali murid, pihak sekolah telah menjalin
hubungan yang harmonis dengan orang tua siswa. Beberapa hal misalnya berupa pemanggilan
seluruh orang tua siswa pada saat pembagian raport, rapat komite Sekolah, rapat pembinaan
dengan orang tua dari siswa yang bermasalah.

Daftar Pustaka

http://deelylovina.blogspot.com/2013/12/jurnalistik-pengalaman-pada-masa-masa.html

Anda mungkin juga menyukai