Anda di halaman 1dari 19

SEJARAH TIGA DINASTI AGUNG;

DINASTI TURKI USMANI, DINASTI SAFAWI DAN DINASTI MUGHAL

Oleh: Jainal Abidin Siregar

A. PENDAHULUAN

Setelah khilafah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara


mongol kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah
kekuasaan tercabik-cabik menjadi beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain
saling memerangi. Bisa dikatakan tidak ada lagi kerajaan Islam yang besar dan
dapat menjadi tumpuan harapan dunia Islam. Kemajuan Islam baru mengalami
perubahan setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar, diantaranya
Usmani di Turki, Mughal di India dan Safawi di Persia.

Menurut hemat penulis, perlunya dikaji ulang sejarah tiga dinasti ini
disebabkan Banyaknya distorsi sejarah dan intervensi lain yang memiliki tujuan
tertentu. Disamping itu perlunya dikaji tentang sejarah tiga dinasti ini agar mampu
belajar dari pengalaman sejarah dan tidak terjatuh dalam lembah intervensi
sejarah yang tidak aktual. Sehingga kita mampu membentuk hidup yang lebih
berperadaban seperti masa keemasan Islam.

Dalam makalah ini akan diuraikan secara singkat sejarah kemunculan,


perkembangan, dan kemunduran dari masing-masing dinasti tersebut.

B. DINASTI TURKI USMANI


1. Kemunculan Turki Usmani

Zaman dahulu di sebelah barat gurun Gobi tepatnya di Mahan, terdapat


sebuah suku yaitu suku turki.1 Disebabkan mendapat kabar ingin diserang oleh
bangsa Tartar lalu mereka pindah ke tanah yang lebih aman yaitu Anatolia di
Asia kecil. Beberapa lama mereka berhenti di tanah Achlat.2 Tetapi, tidak lama
kemudian terdengarlah berita bahwa bangsa Tartar telah dekat ke negeri tersebut.
Sehingga dengan segera mereka pindah ke tanah Azerbaijan. 3 Setelah mendapat
berita bahwa bangsa Tartar sudah jauh dari tanah kelahiran mereka yaitu Mahan

11
M. Arf an Muammar, Majukah Islam dengan Menjadi Sekuler (Kasus Turki), (Ponorogo; CIOS
2007) hal.14
2
Hamka, Sedjarah Umat Islam,( Jakarta; N.V. Nusantara-bukit Tinggi-Jakarta 1961) hal.542
3
Ibid.

1
timbullah keinginan hendak kembali ke kampung halaman. Dalam perjalanan
pulang ketika mereka menyebrangi sungai Ephrat tiba-tiba air pasang menjadi
besar sehingga Sulaiman Syah kepala suku tersebut tenggelam dan tidak dapat
ditolong.4

Sulaiman Syah mempunyai empat orang putra yaitu: Shunkur, Gundogur,


Al-Tugril dan Dundur. Anak yang pertama bermaksud melanjutkan keinginan
ayahnya pulang kembali ke kampung sedangkan anak yang dua lagi yaitu
Ertugrul dan Dandan melanjutkan perjalanan ke daerah Anatolia untuk mencari
daerah yang subur. Mereka memilih tanah Erzerum.5

Pemerintahan dinasti usmani (680-1341 H/1281-1924 M) didirikan oleh


6
Usman Putera Ertugrul, bangsa Turki dan kabilah oghurz yang berasal dari
Mongol, utara negeri China. Pembentukan bangsa turki yang berasal dari kabilah
ughuz ini berawal dari peran mereka dalam beberapa penaklukan ke negeri yang
sebelumnya bukan dari negeri muslim. Dari migrasi inilah kemudian lahir negara
seljuk dan Anatolia yang akhirnya di susul dengan pembentukan dinasti usmani
di Anatolia dan Balkan.7

Pada abad ke tiga belas, ketika kesultanan saljuk di Baghdad melemah


akibat dari serbuan tentara mongol pada tahun 12438, dan cengkeraman
kekuasaan Byzantium di belahan asia juga mulai melemah, segera beberapa
kerajaan kecil termasuk kerajaan kecil di Kenya memerdekakan diri dari
kekuasaan Seljuk. Daerah-daerah pegunungan sebelah barat dan bagian utara
Anatolia menjadi rebutan antara kelompok yang saling berusaha menguasai
Ertugrul salah satu pimpinan di wilayah Negara tentara di wilayah perbatasan
bizantium. Di sana, di bawah pimpinan Erthugrul, mereka mengabdikan diri
kepada Sultan Alauddin II, Sultan Seljuk yang kebetulan sedang berperang
melawan Bizantium. Berkat bantuan mereka, Sultan Alauddin mendapat
kemenangan. Atas jasa baik itu, Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia
Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak saat itu, mereka terus membina
wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai itu kota.9

4
ibid
5
ibid
6
Nama lengkap beliau adalah sultan Usmani Ibn Saudi Ibn Arthogrol ibn Sulaiman Syah ibn Kia
Alp. Lihat Buya Hamka, Sejarah Umat Islam hal.540
7
Taufiqurrahman,Sejarah Politik Masyarakat Islam (surabaya:pustaka islamika, 2003), hal .225
8
Hamka, sedjarah…..hal 543
9
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam:Imperium Turki Usmani,(Jakarta: Kalam Mulia,
1988), hlm. 2.

2
Lahirlah putra pertama yaitu Usman. Saat Erthugrul meninggal Usman
mendeklarasikan dirinya sebagai sultan berdirilah Turki Usmani. Kemudian saat
s Sultan Alauddin meninggal tidak ada satupun dari keturunan beliau yang
mampu untuk menjadi raja maka putuslah kerajaan Saljuk Rumi dan pada saat
itu Usman mendeklarasikan dirinya sebagai sultan yang berdaulat.10

2. Perkembangan Turki Usmani

Sultan Alauddin meninggal pada 1300 M / 699 H, maka Usman


mengumumkan diri sebagai Sultan yang berdaulat penuh.Namun tidak langsung
diakui oleh banyak orang. Pada masa Usman hanya memiliki wilayah yang
sangat kecil, ia meninggal pada 1326 M. kemudian puteranya naik tahta yang
bernama Orkhan (Urkhun) pada usia 42 tahun. Pada masanya ia membentuk tiga
pasukan utama, tentara Siphai (tentara reguler), tentara Hazeb (tentara ireguler),
tentara Jenisari (pasukan direkrut pada usia dua belas tahun).

a) Silsilah Keturunan
1. Usman I (1281-1326; bey)
2. Orhan I (1326-1359; bey)
3. Murad I (1359-1389; sultan sejak 1383)
4. • Beyazid I (1389-1402)
5. • Interregnum (1402-1413)
6. • Mehmed I (1413-1421)
7. • Murad II (1421-1444) (1445-1451)
8. • Mehmed II (sang Penguasa) (1444-1445) (1451-1481)
9. • Beyazid II (1481-1512)
10. • Selim I (1512-1520)
11. • Suleiman I (yang Agung) (1520-1566)
12. • Selim II (1566-1574)
13. • Murad III (1574-1595)
14. • Mehmed III (1595-1603)
15. • Ahmed I (1603-1617)
16. • Mustafa I (1617-1618)
17. • Osman II (1618-1622)
18. • Mustafa I (1622-1623)
19. • Murad IV (1623-1640)
20. • Ibrahim I (1640-1648)
21. • Mehmed IV (1648-1687)
22. • Suleiman II (1687-1691)
23. • Ahmed II (1691-1695)
24. • Mustafa II (1695-1703)
25. • Ahmed III (1703-1730)

10
Hamka, sejarah….544

3
26. • Mahmud I (1730-1754)
27. • Osman III (1754-1757)
28. • Mustafa III (1757-1774)
29. • Abd-ul-Hamid I (1774-1789)
30. • Selim III (1789-1807)
31. • Mustafa IV (1807-1808)
32. • Mahmud II (1808-1839)
33. • Abd-ul-Mejid I (1839-1861)
34. • Abd-ul-Aziz (1861-1876)
35. • Murad V (1876)
36. • Abd-ul-Hamid II (1876-1909)
37. • Mehmed V (Resad) (1909-1918)
38. • Mehmed VI (Vahideddin) (1918-1922)
39. • Abd-ul-Mejid II, (1922-1924; hanya sebagai Kalifah)

b) Kemajuan/Kejayaan Turki Usmani

Sulaiman I dikenal oleh rakyatnya dengan sebutan mulia “al-Qonuni”


(pemberi hukum) karena mereka sangat menghormatinya diabadikan menjadi
nama himpunan perundang-undangan.11 Pada masa Sulaiman kota-kota besar dan
kota-kota lainnya banyak dibangun mesjid, sekolah, rumah sakit, gedung, makam,
jembatan, saluran air, villa, dan pemandian umum.Disebutkan bahwa buah dari
bangunan itu dibangun di bawah koordinator Sinan, seorang arsitek asal Anatolia.

Wilayah Usmani pada saat itu mencapai puncak kejayaan meliputi


hamparan daratan dan lautan yang luas , dan merupakan Negara adidaya yang
kuat atau super power yang tidak ada tandingannya di dunia. Eropa pada saat itu
sedang lemah Amerika belum muncul, sedangkan dunia Islam di timur kerajaan
Safawi dan Mogul tidak sebesar dan sekuat Usmani.12 Sebagai bangsa yang
berdarah militer, Turki Usmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka
dalam bidang kemiliteran, sementara dalam bidang ilmu pengetahuan, mereka
kelihatan tidak begitu menonjol.

Adapun puncak kejayaan dinasti Usmani tidak dapat dilepaskan dari hasil
penaklukan Costantinopel dan memudahkan tentara Usmani menaklukkan
wilayah lainnya, seperti Serbia, Albania, dan Hongaria. Turki berhasil menguasai
wilayah yang terbentang dari Donau sampai ke teluk Persia dan dari padang
rumput Ukraina sampai ke garis di balik utara mesir hulu. Termasuk kekuasaan
turki wilayah disepanjang rute penting dalam perdangangan laut yang meliputi
Meditterania, laut hitam, laut Merah dan bagian samudera Hindia. Dengan ibu

11
Philip k. hitti, History of The Arab, (Jakarta; PT. Serambi Ilmu Semesta 2010) hal.910
12
M. Arfan, majukah….hal.20

4
kota kerajaan Istanbul, sebutan baru dari Costantinopel penduduk turki pada saat
itu tersebar dalam dua puluh ras dan bangsa tidak kurang dari 50 juta orang.13

Bangsa Turki juga banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur


Islam berupa bangunan-bangunan mesjid yang indah, seperti Masjid Al-
Muhammadi atau Mesjid Jami’ Sultan Muhammad Al-fatih, Mesjid Agung
Sulaiman dan Mesjid Abi Ayyub al-Anshari.Mesjid-mesjidtersebut dihiasi pula
dengan kaligrafi yang indah.Salah satu mesjid yang terkenal dengan keindahan
kaligrafinya adalah mesjid yang asalnya gereja Aya Sopia.Hiasan kaligrafi itu,
dijadikan penutup gambar-gambar Kristiani yang ada sebelumnya.14

Pada masa Turki Usmani tarekat mengalami kemajuan. Mereka sangat


menghargai ajaran-ajaran agama sehingga fatwa ulama menjadi acuan seorang
mufti(pemberi fatwa) mempunya kedudukan penting.Tarekat yang paling
berkembang ialah tarekat Bektasyi dan Tarekat Maulawi.Kedua tarekat ini banyak
dianut oleh kalangan sipil dan militer. Di pihak lain, kajian-kajian ilmu
keagamaan, Asy’ariyah mendapatkan tempatnya. Selain itu para ulama banyak
menulis buku dalam bentuk syarah (penjelasan) dan hasyiyah (semacam catatan)
terhadap karya¬karya masa klasik.15

3. Kemunduran Turki Usmani

Meskipun Turki Usmani berkuasa cukup lama (1299-1923) tidak berarti


bahwa kekuatannya tidak bias diruntuhkan. Hal ini dikernakan politik
ekspansinya tidak diikuti dengan pembinaan wilayah taklukannya. Disamping
seratus tahun setelan penaklukan Costantinopel para penerus sultannya juga
lemah-lemah. Namun demikian Dinasti usmani masih lebih makmur disbanding
dengan seluruh bagian Eropa yang dikuasai oleh Kristen.16

Keruntuhan Turki adalah awal dari masuknya ide-ide barat kedalam tubuh
Turki Usmani akan tetapi, Turki Usmani sebelum benar-benar runtuh ia menjadi
Negara besar yang terorganisasi, hirarki, dan efisien, yang kemakmurannya dan
kebudayaan menyaingi Abbasiyah. Selama dua abad Turki menjadi ancaman bagi
Kristen Eropa, namun kekalahan angkatan laut Turki di Lepanto tahun 1571 dan
kegaglan dalam penaklukan Wina tahun 1683, merupakan titik balik yang
dianggap kemenangan Kristen melawan Muslim Turki. Kekalahan tersebut
menunjukkan kelemahan angkatan perang dan kemerosotan Turki, sekaligus

13
Ensiklopedi Islam. Hal.60
14
Ibid.
15
M. arfan, majukah…..hal.23
16
Munzirin Yusuf, Peradaban Islam di Turki,(Yogyakarta; LESFI. Cet II. 2004) hal.134

5
menandai pergeseran kekuasaan ketangan Eropa. “bencana Eropa” segera berubah
menjadi orang-orang sakit Eropa.17

Ada beberapa factor penyebab runtuhnya Turki Usmani. Untuk lebih jelas
Penulis membagi menjadi beberapa factor penyebab runtuhnya Turki Usmani
menjadi dua, yaitu factor intern dan factor ekstern.

Factor Intern mencakup beberapa kerusakan moral yang mulai merambah


ke istana, dengan adanya pesta ria yang dilengkapi dengan minuman keras,
dendang music, dan para dayang-dayang. Moral para Sultan dan para pejabat
merosot akibat kebiasaan hidup mewah. Sultan Murad III misalnya, dengan
dorongan ibu suri telah mengumbar hawa nafsunya sehingga mempunyai 118
anak. Sultan Ibrahim membunuh 100.000 orang dan menyaksikan langsung
pembunuhan 25.000 orang.

Sultan Bayazid II yang saleh dan zuhud juga tidak cakap dalam
memerintah, sehingga timbul kekacauan pada masa pemerintahannya. Ia juga
tidak mengirimkan pasukan ke Andalusia untuk membantu umat Islam yang
sedang dianiaya dan diusir oleh raja-raja Kristen, padahal mereka merintih
meminta pertolongan dengan sangat kepada Sultan Bayazid II.18

Kelemahan kerajaan yang besar itu juga diakibatkan oleh ikut campurnya
para istri sultan dalam mengatur pemerintahan. Sedangkan sebagian dari istri
sultan diambil dari bangsa Eropa yang kalah perang. Sehingga musuh politik
Usmani mencari informasi dari kalangan istana yang dibocorkan dari para dayang
yang berasal dari wanita-wanita Eropa tersebut.

Selain daripada itu, kemerosotan ekonomi ikit menjadi factor runtuhnya


Turki Usmani. Kemorosotan tersebut disebabkan oleh antara lain tingginya biaya
perang yang berkepanjangan dan kurangnya pemasukan Negara dikernakan
hilangnya kemajuan kerajaan Usmani tersebut tidak didukung oleh kemajuan ilmu
dan teknologi sehingga ketinggalan dari dunia Barat. Kemajuan Usmani hanya
mengandalkan militernya saja tanpa didukung oleh kemajuan teknologi.19

Disamping itu, penghasilan para petani juga merosot dari pengerjaan


sawah. Banyak dari mereka yang berimigrasi ke kota atau bekerja di sektor lain

17
George Lenczonwski, Timur Tengah di Kancah Dunia. Terj. Asgar Bixby. (bandung; Sinar Baru
1993) hal.1-3
18
Ensiklopedi Tematis Dunia Islam “Khilafah”,(PT. Ictiar Baru Van Hoeve) hal.245
19
Ibid. hal.246

6
karena pajak yang tinggi. Hal ini mengakibatkan produksi merosot tajam akhirnya
memiskinkan rakyat sehingga timbullah kejahatan.20

Adapun factor ekstern meliputi kekalahan Turki Usmani dengan bangsa


Eropa ketika melawan sekutu Kristen yang terjadi di Liponto. Demikian juga pada
abad ke-18 Usmani dikalahkan oleh Rusia yang menaklukkan kawasan di
sepanjang pantai Asia Kecil.

Kemudain terjadi juga pemberontakan-pemberontakan terhadap


kekuasaan Usmani, pemberontakan tersebut dimotori oleh gerakan Wahabiyah.
Gerakan wahabiyah muncul karena mereka ingin menegakkan kembali moral
Islam yang pada masa itu sudah banyak menyimpang dari ajaran Islam asli dan
murni.

Dan masih banyak lagi pemberontakan-pemberontakan yang ditujukan


kepada Turki Usmani, seperti Fakhruddin, seorang pemimpin Druze di Lebanon
dan Suriah yang bergabung dengan Janbulat. Demikian juga kaum Mamalik di
Mesir juga bangkit melawan Usmani yang sedang berperang melawan Eropa.

C. DINASTI SAFAWI
1. Kemunculan Dinasti Safawi

Ketika kerajaan Usmani sudah mencapai puncak kejayaan kerajaan Safawi


baru mulai berdiri. Kerajaan ini berkembang dengan cepat. Dalam
perkembangannya, kerajaan Safawi sering bentrok dengan kerajaan Turki
Usmani. Dinasti safawi (907-1148 H/1501-1736 M) didirikan oleh ismail ibn
haider di wilayah Persia.Penamaan dinasti ini dengan dinasti safawi karena
kelahiran dinasti ini berawal dari gerakan tarekat syafawiyah. Gerakan tarekat
syafawiyah didirikan oleh Shafiuddin Ishak al Ardabily21 (1252-1334 M) yang
berpusat, di Ardabil Azerbaijan. Ia merupakan murid dari seorang mursyid terikat
di kota Jilan dekat Kaspia, Syeikh Taj al Din Ibrahim Zahidi (1218-1301 M) yang
kemudian di ambil menantu dan kemudian menggantikan kedudukannya.22
Setelah kematian Shafiuddin, kedudukannya diganti oleh anaknya, Sadruddin

20
Ibid. hal.243
21
Mengenai asal-usul Syekh Safiuddin ada dua pendapat. Pertama, ia adalah keturunan Musa al-
Kazim (imam ke-7 Syi’ah Dua Belas), yang berarti keturunan Rasulullah SAW dari Fatimah. Kedua, ia
adalah keturunan penduduk asli Iran dari Kurdistan dan seorang Sunni mazhab Syafi’i. lihat Ensiklopedia
Islam. hal.194.
22
Ensiklopedia Islam IV, 1993 hal.194

7
Musa (1334-1399 M) dan di teruskan kepemimpinan terikat diteruskan oleh
anaknya bernama Ibrahim.23

Menurut Sayid Amir Ali, kata Safawi berasal dari kata Shafi, suatu gelar
bagi nenek moyang bagi raja-raja Safawi: Safiuddin/Shafi al-Din Ishak al-
Ardabily, pendiri dan pemimpin tarekat Shafawiyah. Amir Ali beralasan, bahwa
para musafir, pedagang dan penulis Eropa selalu menyebutkan raja-raja Safawi
dengan gelar Shafi Agung. Sedang menurut P.M. Holt dan kawan-kawan Safawi
berasal dari kata Shafi, yaitu bagian dari nama Shafi al-Din Ishak al-Ardabily.24

Perjalanan terikat Safawiah menuju terbentuknya dinasti Safawi dapat di


bedakan menjadi dua fase. Pertama: sebagai gerakan terikat murni. Pada fase ini
ada dua kecenderungan yang berkembang dalam terikat tersebut yakni; Sunni saat
di pimpin oleh Shafi al Din, dan Sadr al Din. Syiah, terjadi setelah wafatnya Sadr
al Din pada masa khawaja Ali, sikap syiahnya sangat toleran, tapi pada masa
Ibrahim ia bersikap ekstrim pada syiah itsna Asyariah. Kedua; sebagai gerakan
politik, terjadinya pada masa junaid ibnu Ibrahim (1447-1460). Beralihnya sikap
gerakan ini kepada gerakan politik karena gerakan ini mendapat dukungan luas
dari masyarakat Persia yang sudah terpengaruh oleh ajaran terikat syafawiah.
Terpengaruhnya masyarakat Persia pada terikat ini antara lain Karena, banyaknya
orang Persia yang mencari ketenangan hidup dengan memilih jalan hidup
tasawuf, sebab bosan dengan suasana hidup yang penuh dengan peperangan dan
perebutan kekuasaan, seperti Hulagu Khan yang mendirikan dinasti Ilkhan di
Persia, penghancuran timur lenk terhadap dinasti Muzaffariyah di pesia selatan
(1393 M),dan anak cucu Timur lenk saling berebut kekuasaan.25

Berbeda dari dua kerajaan Islam lainnya (Usmani dan Mughol), kerajaan
Safawi menyatakan Syi’ah sebagai mazhab negara. Karena itu kerajaan ini dapat
dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran. Ajaran agama
yang dipegang secara fanatik biasanya kerap kali menimbulkan keinginan di
kalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Lama kelamaan murid-murid
tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam
kepercayaan dan menentang setiap orang yang bermazhab selain Syi’ah.26

23
PM Holt, the Cambrige History Of islam, Vol.14,(Cambrige,University Press. 1970) hal.395-
396.
24
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1976), hal.60
25
Ahmad Syalali, Mausu’ah al Tarikhiah al islamiah wa al Hadharah al islamiah VIII,(Mesir,al
Maktabah al Naddhiyah) hal.141
26
Hamka, Sejarah ….., hal.167

8
2. Perkembangan Dinati Safawi

Gerakan Safawi berubah bentuk menjadi gerakan politik pada masa pimpinan
Junaid bin Ibrahim (1477 – 1460) yang ingin membentuk pemerintah sendiri. Saat itu
di Persia ada dua dinasti bangsa Turki yang berkuasa, yaitu dinasti Kara Koyunlu
(1375 – 1468) yang dikenal dengan Black Sheep (Domba Hitam) yang beraliran
Syi’ah serta berkuasa di bagian Timur, dan dinasti Ak Koyunlu yang dikenal dengan
white sheep (Domba Putih) yang beraliran Sunni yang berkuasa di bagian Barat.

Kegiatan politik Safawiyah yang mendapat tekanan dari dinasti Kara


Koyunlu memaksa Junaid meninggalkan Ardabil dan minta suaka politik kepada raja
Dinasti yang bernama Uzun Hasan (1453 – 1477 M).Persahabatan keduanya menjadi
akrab setelah Uzun Hasan mengawinkan adik perempuannya dengan Junaid.Sebelum
cita-citanya tercapai Junaid digantikan putranya Haidar (1476 M). Ia memberikan
atribut kepada para pengikutnya berupa serban merah yang bersumber dua belas yang
disebut Qizilbash (Baret Merah). Perjuangan yang dicita-citakan Junaid dan Haidar
berhasil pada masa pimpinan Isma’il Safawi putra Haidar.Selama 5 tahun (1494 –
1499 M) Ismail dan para pengikutnya menghimpun kekuatan yang besar di Jilan
untuk menaklukkan Ak Koyunlu yang telah berhasil mengalahkan Kara Koyunlu
ketika bersekutu dengan kakeknya Junaid. Akhirnya Ismail berhasil menaklukkan
Syirwan dan berhasil memasuki Tabriz ibu kota Dinasti Ak Koyunlu.27

Diantara sultan-sultan besar di kerajaan Safawi, selain dari Syah Ismail V


(1501 – 1524 M) adalah Syah Tahmasp I (1524 – 1567 M) dan Syah Abbas (1585 –
1628 M), raja yang dianggap berjasa membawa kerajaan Safawi mencapai puncak
kejayaan. Setelah syah Abbas, tidak ada lagi raja-raja safawi yang kuat, sehingga
kerajaan menjadi lemah, dan akhirnya dapat dijatuhkan oleh Nadir Syah (1736 – 1747
M), kepala salah satu suku bangsa Turki yang terdapat di Persia.28

a) Politik pemerintahan

Dinasti safawi dinasti agama karena lebih di landasi oleh praktek syiah itsna Ayariyah.
Sebagaimana dinasti yang muncul pada masa disintegrasi, seperti fatimiah yang Syii,
Ayyubiyah yang sunni. Dengan gagasan ideologi Syiah29 yang menjadi perekat
konsolidasi, nasionalisme safawi dalam waktu sepuluh tahun mampu menguasai wilayah-
wilayah yang nantinya pada nasa modern menjadi wilayah Negara iran. Pada tahun 1602
m, disaat Turki Usmani berada dibawah sultan Muhammad III, pasukan Abbas I
menyerang dan berhasil menguasai Tabitz, Sirwan dan Baghdad, dan pada tahun 1605-
1606 M kota Nakhchifan, Erivan Ganga dan Thifis dapat dikuasai dan selanjutnya tahun

27
Hamka, sejarah…hal.430
28
Ibid.
29
Marshall GS.Hodgson, The Venture of Islam III,(Chicago.The University Dress. 1974), hal.28-30

9
1622 M pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan
Gumum menjadi pelabuhan Bandar Abbas.

Masa kekuasaan Abbas I (yang kemudian diberi gelar dengan Abbas Syah yang agung)
merupakan puncak kejayaan kerajaan safawiyah secara politik, ia mampu meredam
berbagai gejolak di dalam negeri dan menciptakan stabilitas negara. Beberapa hal yang
dilakukan oleh Abbas I.

1. Melakukan persekutuan dengan orang-orang Kristen, dengan Inggris untuk


menaklukkan Usmani, mendorong pedagang bangsa Belanda dan Inggris di
bandar Abbas juga menjalin hubungan diplomatik dengan bangsa Eropa.30
2. Merubah paham rakyat Iran dari sunni menjadi syi’i
3. Anehnya, Abbas I begitu juga beberapa raja yang lain bersifat bengis
terhadap anak-anaknya, sendiri karena khawatir akan merebut kekuasaan
dari tangannya.
4. Kegiatan pembangunan fisik sangat menonjol.

Para penguasa Safawi menciptakan sentralisasi kekuatan militer dan administrasi


negara serta menciptakan perangkat keagamaan yang akan mendukung kewenangan sah
dan menghancurkan elit lokal. Mula-mula Syah Ismail I mengusahakan birokrasi
administrasi negara dan meningkatkan kekuasaan pejabat sentral, Persia berhadapan
dengan elit militer Turki, pemerintahan diorganisasikan dibawah kekuasaan wakil yang
juga merupakan panglima tentara sekaligus merupakan pemimpin agama (imam).
Administrasi sipil dipimpin oleh seorang wazir para perwira militer amir diberi hadiah
tanah yang hasilnya sebagian diserahkan ke pemerintah pusat dan sebagian lain untuk
membiayai tentara.31

b) Bidang ilmu pengetahuan

Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang mempunyai
peradaban tinggi, para ilmuwan yang hidup pada masa itu yaitu: Baha al-Dien al Anuh
(generalis ilmu pengetahuan), Sadr al-dien al Syiria (filosof), Muhammad Baqir bin
Muhammad Damad (filusuf, ahli sejarah, teolog, yang pernah mengadakan observasi atas
kehidupan lebah), Muhammad Baqir bin Muhammad Damad dan Sadr al-Dien al-Syirazi
berhasil merumuskan ajaran yang memadukan sofisme agnostik dengan filsafat yang
dapat menjabarkan ajaran Syiah Itsna Asyariah.

30
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), hal.143
31
Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Masa Modern, (Trata Kencana, 1992), hal.
338

10
c) Bidang seni

Pada tahun 1510 sekolah seni lukis Timuriyah dipindahkan dari Herat ke Tibri,
Bahzad pelukis terbesar diangkat menjadi direktur perpustakaan raja dan pembimbing
workshop yang menghasilkan manuskrip. Syah Tahmasp juga dikenal sebagai seorang
seniman besar yang diantaranya menghasilkan pakaian jubah, hiasan dinding, dan
sejumlah karya seni logam dan keramik. Dari sekolah lukis ini terbitlah sebuah edisi syah
nameh (buku tentang raja-raja) yang memuat lebih dari 250 lukisan dan merupakan karya
besar seni manuskrip Iran. Syah Ababs I juga menciptakan beberapa jenis lukisan seperti
peperangan, pemandangan, dan upacara kerajaan.32

d) Bidang fisik / pembangunan

Berhasil membangun ibukota baru yaitu Isfahan, merupakan kota yang sangat
penting bagi perkembangan politik dan ekonomi Iran, dan sekaligus sebagai simbol
legitimasi Safawiah. Tahun 1603 mulai dibangun masjid kerajaan dibagian timur dan
selesai tahun 1618. Tahun 1611 mulai dibangun masjid kerajaan dibagian selatan dan
selesai tahun 1629. Pada sisi bagian barat dibangun istana dan Ali Qapu yang merupakan
gedung pusat pemerintahan. Bagian utara berdiri bangunan monumental yang menjadi
pintu gerbang bagi bazar kerajaan dan sejumlah pertokoan, tempat pemandian, caravan
series, masjid dan sejumlah perguruan. Di alun-alun istana dihubungkan oleh sebuah
jalan raya sepanjang 2,5 mil, di salah satu sisi jalan ini dibangun taman yang luas, tempat
tinggal para harem syah dan tempat tinggal para pegawai dan para dua besar asing.33

3. Kemunduran Dinasti Safawi

Ada beberapa faktor yang mempercepat kehancuran kerajaan Safawi. Faktor


tersebut antara lain sebagai berikut: Pertama, ketegangan dan konflik dengan Turki
Usmani yang keberadaannya jauh lebih besar dan kuat daripada Safawi. Ketegangan dan
konflik ini lebih disebabkan oleh rivalitas politik antara keduanya sejak awal. Disamping
itu perbedaan antara aliran Syi’ah dan aliran Sunni yang terjadi diantara keduanya
menambah kuatnya persaingan yang melahirkan ketegangan bahkan konflik.34

Kedua, keadaan para sultan yang lemah dan tidak efektif memimpin. Cucu Abbas,
Safi Mirza, ia disamping lemah, juga tidak bersikap bijak terhadap para pembesar
kerajaan. Abbas II adalah sultan yang gemar minum minuman keras hingga membuatnya
jatuh sakit kemudian meninggal dunia. Demikian juga sultan Sulaiman yang pemabuk, ia
bersikap kejam terhadap para pembesar, sehingga rakyat acuh terhadapnya.
Penggantinya, Shah Husein memberi otoritas yang berlebihan kepada para ulama Syi’ah

32
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 294
33
Ibid.
34
Ibid. hal 297

11
sehingga mereka memaksakan fatwanya kepada penganut Sunni, sehingga hal ini
menimbulkan kemarahan Sunni Afghanistan yang berakhir dengan pemberontakan yang
mengakibatkan Safawi jatuh di tangan penguasa Afghanistan Mir Mahmud pada 1722 M.

Ketiga, kelemahan para sultan di atas ditambah dengan melemahnya semangat


pasukan budak-budak yang direkrut oleh Abbas I, membuat Safawi semakin
mundur.Pasukan ini berbeda dengan pasukan Qizilbash yang memang dipersiapkan
secara profesional, sedangkan pasukan budak-budak tidaklah demikian.Mereka tidak
digembleng rohani dan mental juangnya sebagaimana Qizilbash.Sementara generasi
Qizilbash yang baru pun tidak memiliki semangat juang yang tinggi seperti
pendahulunya.

Keempat, dekadensi mental khususnya di lingkungan istana juga menambah


kemerosotan pamor Safawi di mata rakyat.Sultan Sulaiman yang pemabuk itu ternyata
juga menyenangi kehidupan malam beserta harem-haremnya. Pernah selama tujuh tahun
ia tidak menyempatkan diri untuk mengurus pemerintahannya, dan begitu pula sultan
Husein.

D. DINASTI MUGHAL
1. Kemunculan Dinasti Mughal

Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di anak benua


India.Awal kekuasaan Islam di wilayah India terjadi pada masa Khalifah al-walid,
dari dinasti Bani Umayyah. Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh tentara Bani
umayyah di bawah pimpinan Muhammad ibn Qosim.35 Kerajaan Mughal
merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak
perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang
didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India.

Kemudian pada masa Ali bin Abi Thalib juga pernah mengirim suatu
ekspedisi di bawah pimpinan Al-Harits bin Murah Al-Abdi untuk menyerbu India
dan berhasil menaklukkanya, malangnya sang pemimpin terbunuh pada tahun 42
H disuatu daerah Al-Daidin yang terletak antara Sind dan Khurasan.36

Pada fase desintegrasi dinasti Ghaznawi mengembangkan kekuasaannya


di India di bawah pimpinan Sultan mahmud dan pada tahun 1020 M, ia berhasil
menaklukkan hampir semua kerajaan Hindu di wilayah ini, sekaligus
mengislamkan sebagian masyarakatnya. Setelah dinasti Ghaznawi hancur, muncul

35
Lapedus, sejarah…hal.468
36
http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012

12
dinasti-dinasti kecil seperti Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1296-1316 M),
Tuglug (1320-1412 M) dan dinasti-dinasti lain37.

Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya
bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari
orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan
menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa
itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari
Raja Syafawi, Ismail I, akhirnay ia berhasil manaklukkan Samarkand tahun 1494
M. Pada tahun 1504 M ia menduduki Kabul, ibukota Afghanistan.

Setelah Kabul dapat ditaklukkan, Babur meneruskan ekspansinya ke India.


Kala itu Ibrahim Lodi, penguasa India, dilanda krisis sehingga stabilitas
pemerintahan menjadi kacau. Alam Khan, paman dari Ibrahim Lodi, bersama-
sama Daulat Khan, Gubernur Lahore, mengirim utusan ke Kabul, meminta
bantuan Babur untuk menjatuhkan pemerintahan Ibrahim di Delhi38. Permohonan
itu langsung diterimanya.Pada tahun 1512 M, Babur berhasil menguasai Punjab
denagn ibukotanya Lahore. Setelah itu, ia memimpin tentaranya menuju delhi.
Pada tanggal 21 April 1526 M terjadilah pertempuran yang dahsyat di
Panipat.Ibrahim beserta ribuan tentaranya terbunuh dalam pertempuran itu. Babur
memasuki kota Delhi sebagai pemenang dan menegakkan pemerintahannya di
sana. Dengan demikian, berdirilah Kerajaan Mughal di India.

Setelah karajaan Mughal berdiri, raja-raja Hindu di seluruh India


menyusun angkatan perang yang besar untuk menyerang Babur.Namun, pasukan
Hindu ini dapat dikalahkan Babur. Sementara itu, di Afghanistan masih ada
golongan yang setia kepada keluarga Lodi.Mereka mengangkat adik kandung
Ibrahim Lodi, Mahmud, menjadi Sultan. Tetapi Sultan Mahmud Lodi dengan
mudah dikalahkan Babur dalam pertempuran dekat Gogra tahun 1529 . Pada
tahun 1530 M Babur meninggal dunia dalam usia 48 tahun setelah memerintah
selama 30 tahun, dengan meninggalkan kejayaan-kejayaan yang cemerlang.
Pemerintahan selanjutnya dipegang oleh anaknya humayyun.

2. Perkembangan Dinasti Mughal

Humayyun digantikan oleh anaknya, akbar, yang berusia 14 tahun.


Karena ia masih muda, maka urusan kerajaan diserahkan kepada Bairam Khan,

37
Ibid.
38
PM Holt, the Cambrige History…hal.26

13
seorang Syi’i. Pada masa akbar inilah kerajaan Mughal mencapai masa
keemasannya. Di awal pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-
sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan
yang mengancam kekuasaan Akbar adalah itu berusaha memasuki kota Delhi.
Bairam khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah
peperangan yang dahsyat, yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu
dapat dikalahkan.Ia ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agara
dan Gwalior dapat dikuasai penuh.

Setelah Akbar dewasa ia berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang


sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan kepentingan
aliran Syi’ah. Bairam khan memberontak, tetapi dapat dikalahkan oleh Akbar di
Julllandur tahun 1561 M. Setelah persoalan-persoalan dalam negeri dapat diatasi,
Akbar mulai menyusun program ekspansi. Ia berhasil menguasai Chundar,
Ghond, Chitor, Ranthabar, Kalinjar, Gujarat, Surat, Bihar, Benal, Kashmir,
Orissa, Deccan, Gawigarh, Narhala, Ahmadnagar, dan Asirgah. Wilayah yang
sangat luas itu diperintah dalam suatu pemerintahan militeristik.

Dalam pemerintahan militeristik tersebut, Sultan adalah penguasa diktator;


pemerintahan daerah dipegang oleh seorang sipah salar (kepala komandan),
sedang sub-distrik dipegang oleh faujdar (komandan), Jabatan-jabatan sipil juga
diberi jenjang kepangkatan yang bercorak kemiliteran. Pejabat-pejabat itu
memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran. Akbar juga menerapkan apa
yang dinamakan dengan politik sulakhul (toleransi universal). Dengan politik ini,
semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan
etnis dan agama.

Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan
berikutnya.Tiga sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar
dan kuat.Orang-orang Moghul berhasil terus memerintah sampai 1739.Setelah itu,
kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja
berikutnya.Terjadi rekonsiliasi selama abad 18 antara Hindu dan Muslim di
istana.Mereka belajar untuk saling memahami bahasa masing-masing dan
membaca serta menerjemahkan buku-buku dari Eropa bersama-sama. Tapi para
pemimpin Sikh dan Hindu dari daerah pegunungan masih menentang
pemerintahan ini, dan di kawasan barat laut suku-suku Afghan yang menurunkan
Kerajaan Safawiah di Iran tidak berhasil membangun sebuah imperium Muslim
yang baru di India. Muslim India mulai merasa tidak nyaman dengan posisi
mereka, dan masalah mereka memunculkan banyak kesulitan dan perdebatan
berkelanjutan yang menyita perhatian Muslim selama periode modern.

14
Sekarang mereka merasa bahwa mereka adalah minoritas yang terhimpit
di sebuah daerah yang bukan kawasan pinggiran, seperti jantung imperium
Ottoman Anatolia, melainkan salah satu dari kebudayaan inti dunia yang
berperadaban.Mereka tidak hanya melawan Hindu dan Sikh, tapi orang Inggris
juga membangun sebuah perdagangan yang kuat di benua kecil tersebut, yang jadi
semakin politis. Untuk kali pertamanya, Muslim menghadapi prospek untuk
diatur oleh orang-orang yang tidak setia, dan mengingat pentingnya ummah
dalam ketaatan Islam , ini jelas mengganggu. Ini bukan sekedar masalah politik,
tapi menyentuh celah terdalam dari diri mereka. Ketidakyakinan yang baru akan
terus memberikan ciri kehidupan Muslim di India.

Kemantapan stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang diterapkan


Akbar membawa kemajuan dalam bidang-bidang yang lain. Dalam bidang
ekonomi, kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian,
pertambangan dan perdagangan.Akan tetapi, sumber keuangan negara lebih
banyak bertumpu pada sektor pertanian.Di sektor pertanian ini, komunikasi antara
pemerintah dan petani diatur dengan baik pengaturan itu didasarkan atas lahan
pertanian.Deh merupakan unit lahan pertanian terkecil.Beberapa deh tergabung
dalam pargana (desa).Komunitas petani dipimpin oleh seorang
mukaddam.Melalui para mukaddam itulah pemerintah berhubungan dengan
petani.Kerajaan berhak atas sepertiga dari hasil pertanian di negeri itu.Hasil
pertanian kerajaan Mughal yang terpenting ketika itu adalah biji-bijian, padi,
kacang, tebu, sayur-sayuran, rempah-rampah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-
bahan celupan.

Di samping untuk kebutuhan dalam negeri,hasil pertanian itu diekspor


keEropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara bersaman dengan hasil kerajinan,
seperti pakaian tenun dan kain tipis bahn gordyn yang banyak diproduksi di
Gujarat dan Bengal. Untuk meningkatkan produksi,Jehangir mengizinkan Inggris
(1611 M) dan Belanda (1617 M) mendirikan pabrik pengolahan hasil pertanian di
Surat.

Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga
berkembang.Karya seni yang menonjol adalah karya satera gubahan penyair
istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang
terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sasterawan sufi yang
menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurang zeb, muncul
seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini
Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figur
pemimpinnya.

15
Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya
seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang
indah dan mengagumkan.Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri,
villa dan mesjid-mesjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun mesjid
berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra,Mesjid Raya Delhi dan istana indah di
Lahore.

3. Kemunduran Dinasti Mughal

Sepeninggalan Aurangzeb pada 1707 M, kesultanan mughal mulai


menunjukkan tanda-tanda kemunduran karena generasi pemimpin selanjutanya
sangat lemah.Tercatat sultan-sultan pasca Aurangzeb adalah sebagai berikut:1.
Bahadur Syah I (1707-1712 M)2. Azimusyah (1712-1713 M)3. Farukh siyar
(1713-1719 M)4. Muhammad syah (1719-1748 M)5. Ahmad Syah (1748-1754
M)6. Alamghir II (1754-1759 M)7. Syah Alam (1761-1806 M)8. Akbar (1806-
1837 M).9. Bahadur Syah II (1837-1858 M)

Kemunduran ini ditandai dengan konflik dikalangan keluarga kerajaan,


yang intinya adalah saling berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir semuanya
memiliki watak yang keras dan ambisius, sebagaimana nenek moyang mereka
yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian.Ketika Jehangir
menggantikan Abbas I, mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga
ingin tampil sebagai penguasa Mughal. Lalu saat Syah Jihan menggantikan
Jehangir, giliran ibu tiri beliau yang menentang karena ingin anaknya yaitu
Khurram , menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan mulai mendekati
ajalnya, anak-anak Syah Jihan diantaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan
Murad Bakhs saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang
berkepanjangan.39

Faktor lainnya yang sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan


atau kekuatan luar. Serangan ini mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di
persia yang memperebutkan wilayah Qandahar. Pada 1622 m, daerah ini berhasil
dikuasai oleh Safawi. Pada tahun 1739 M, Nadir Syah dari Safawi menyerbu
Mughal dengan alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang
dikirim olehnya. Lalu disusul ketegangan dengan Afganistan pada masa
pemerintahan Muhammad Syah, kerajaan Mughal mendapat serangan dari suku
afgan yang dipimpin oleh Ahmad Syah. Pada 1748 ahmad Syah berhasil
menguasai Lahore.40

39
Hamka, sejarah….hal.507
40
Ibid hal.509

16
Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana. Hindu yang
merupakan mayoritas di sana, tidak senang menjadi warga kelas dua
dibandingkan islam yang menjadi warga kelas satu padahal jumlahnya minoritas.
Hal ini menimbulkan banyak sekali pemberontakan yang membuat repot kerajaan
Mughal terlebih disaat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris.

Keruntuhan Mughal juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana


kemunduran politik negeri ini sangat menguntungkan bangsa-bangsa barat untuk
menguasai jalur perdagangan . Persaingan diantara mereka akhirnya dimenangi
oleh Inggris yang kemudian untuk memperkuat pengaruhnya, mendirikan EIC
(East India Company).Dengan mendatangkan pasukan kerajaan inggris untuk
mengamankan dan mestabilkan wilayahnya. Menyadari kekuatan Mughal
semakin menurun, maka Syah Alam membuat perjanjian dengan Inggris, dimana
ia menyerahkan Oudh, Bengal dan Orisa kepada inggris. Monopoli Inggris yang
sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal yang muslim
maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan.

Akan tetapi dapat dikalahkan walaupun dalam serangan itu, pasukan


Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat umat islam dan Bahadur
Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai hukumannya, inggris
memporak-porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang
selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu.Masjid dan Candi
menjadi sasaran penghancuran.Bahdaur sendiri di usir dari istana pada 1858 M,
maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan
digantikan oleh imperialisme Inggris.41

E. PENUTUP

Keruntuhan tiga kerajaan islam ini umumnya ditandai oleh konflik dalam
kalangan keluarga kerajaan yang saling berebut kekuasaan. Hal ini
mengakibatkan sistem pemerintahan dan keluasan wilayah yang telah berhasil
dibangun pada masa sebelumnya menjadi tidak berarti lagi karena para
penerusnya lebih sibuk untuk saling merebut kekuasaan dari tangan keluarganya
sendiri.Lalu masalah ekonomi juga sangat berperan, seperti misalnya kedatangan
Inggris di Mughal sangat memepengaruhi kehidupan ekonomi istana yang apada
ujungnya malah bergantung kepada Inggris.

Demikian pula di Turki Usmani, sikap boros dan hidup kemewahan


berbanding lurus dengan kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan

41
Ibid hal.510

17
yenisari sehingga membuat kas negara berwarna merah karena tak mendapatkan
ghanimah maupun wilayah baru.Sistem politik juga sangat mempengaruhi, di
Safawi misalnya kebijakan memaksakan madzhab syi’ah membuat secara politik
orang-orang sunni tidak senang dan akhirnya justru memberontak melepaskan diri
dari kekuasaan Safawi dan bahkan Sunni melalui suku Afgan berhasil menguasai
wilayah safawi.Ambisi perluasan wilayah juga mengakibatkan kehancuran turki
itu sendiri karena tenyata semangat juang Yenisari tidak lagi sekuat dulu.

Demikian juga Ghulam di Safawi tidak memiliki semangat seperti


Qizilbash, demikian pula generasi Qizilbash selanjutnya tidak seperti generasi
Qizilbash terdahulu. Semenatara aliasi Islam Hindu di Mughal tidak mampu
memukul mundur inggris.Kelemahan teknologi yang sangat mencolok membuat
perlawanan di Mughal maupun usaha mempertahankan diri oleh Turki Usmani
mengalami kegagalan karena bangsa eropa pada saat itu telah memiliki perangkat
perang yang selangkah lebih maju dibandingkan dengan yang dimiliki oleh dua
kerajaan tersebut.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ensiklopedi Tematis Dunia Islam “Khilafah”,PT. Ictiar Baru Van Hoeve


Ensiklopedia Islam IV, 1993.
Hamka, Sedjarah Umat Islam, Jakarta; N.V. Nusantara-bukit Tinggi-Jakarta 1961.
hitti Philip k., History of The Arab, Jakarta; PT. Serambi Ilmu Semesta 2010.

Hodgson Marshall GS., The Venture of Islam III,Chicago.The University Dress. 1974.
Holt PM, the Cambrige History Of islam, Vol.14,Cambrige,University Press. 1970.
http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012.
Lapidus Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.

Lenczonwski George, Timur Tengah di Kancah Dunia. Terj. Asgar Bixby,bandung; Sinar
Baru 1993.
Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Masa Modern, Trata
Kencana, 1992.

Muammar M. Arfan, Majukah Islam dengan Menjadi Sekuler (Kasus Turki), Ponorogo;
CIOS 2007.
Syalabi Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam:Imperium Turki Usmani,Jakarta: Kalam
Mulia, 1988.

Syalali Ahmad, Mausu’ah al Tarikhiah al islamiah wa al Hadharah al islamiah


VIII,Mesir,al Maktabah al Naddhiyah.
Taufiqurrahman,Sejarah Politik Masyarakat Islam, surabaya:pustaka islamika, 2003.
Thohir Ajid, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, Jakarta: Bulan Bintang,
1976.
Yatim Badri, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Rajawali Press, 1995.
Yusuf Munzirin, Peradaban Islam di Turki,Yogyakarta; LESFI. Cet II. 2004.

19

Anda mungkin juga menyukai