A. PENDAHULUAN
Menurut hemat penulis, perlunya dikaji ulang sejarah tiga dinasti ini
disebabkan Banyaknya distorsi sejarah dan intervensi lain yang memiliki tujuan
tertentu. Disamping itu perlunya dikaji tentang sejarah tiga dinasti ini agar mampu
belajar dari pengalaman sejarah dan tidak terjatuh dalam lembah intervensi
sejarah yang tidak aktual. Sehingga kita mampu membentuk hidup yang lebih
berperadaban seperti masa keemasan Islam.
11
M. Arf an Muammar, Majukah Islam dengan Menjadi Sekuler (Kasus Turki), (Ponorogo; CIOS
2007) hal.14
2
Hamka, Sedjarah Umat Islam,( Jakarta; N.V. Nusantara-bukit Tinggi-Jakarta 1961) hal.542
3
Ibid.
1
timbullah keinginan hendak kembali ke kampung halaman. Dalam perjalanan
pulang ketika mereka menyebrangi sungai Ephrat tiba-tiba air pasang menjadi
besar sehingga Sulaiman Syah kepala suku tersebut tenggelam dan tidak dapat
ditolong.4
4
ibid
5
ibid
6
Nama lengkap beliau adalah sultan Usmani Ibn Saudi Ibn Arthogrol ibn Sulaiman Syah ibn Kia
Alp. Lihat Buya Hamka, Sejarah Umat Islam hal.540
7
Taufiqurrahman,Sejarah Politik Masyarakat Islam (surabaya:pustaka islamika, 2003), hal .225
8
Hamka, sedjarah…..hal 543
9
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam:Imperium Turki Usmani,(Jakarta: Kalam Mulia,
1988), hlm. 2.
2
Lahirlah putra pertama yaitu Usman. Saat Erthugrul meninggal Usman
mendeklarasikan dirinya sebagai sultan berdirilah Turki Usmani. Kemudian saat
s Sultan Alauddin meninggal tidak ada satupun dari keturunan beliau yang
mampu untuk menjadi raja maka putuslah kerajaan Saljuk Rumi dan pada saat
itu Usman mendeklarasikan dirinya sebagai sultan yang berdaulat.10
a) Silsilah Keturunan
1. Usman I (1281-1326; bey)
2. Orhan I (1326-1359; bey)
3. Murad I (1359-1389; sultan sejak 1383)
4. • Beyazid I (1389-1402)
5. • Interregnum (1402-1413)
6. • Mehmed I (1413-1421)
7. • Murad II (1421-1444) (1445-1451)
8. • Mehmed II (sang Penguasa) (1444-1445) (1451-1481)
9. • Beyazid II (1481-1512)
10. • Selim I (1512-1520)
11. • Suleiman I (yang Agung) (1520-1566)
12. • Selim II (1566-1574)
13. • Murad III (1574-1595)
14. • Mehmed III (1595-1603)
15. • Ahmed I (1603-1617)
16. • Mustafa I (1617-1618)
17. • Osman II (1618-1622)
18. • Mustafa I (1622-1623)
19. • Murad IV (1623-1640)
20. • Ibrahim I (1640-1648)
21. • Mehmed IV (1648-1687)
22. • Suleiman II (1687-1691)
23. • Ahmed II (1691-1695)
24. • Mustafa II (1695-1703)
25. • Ahmed III (1703-1730)
10
Hamka, sejarah….544
3
26. • Mahmud I (1730-1754)
27. • Osman III (1754-1757)
28. • Mustafa III (1757-1774)
29. • Abd-ul-Hamid I (1774-1789)
30. • Selim III (1789-1807)
31. • Mustafa IV (1807-1808)
32. • Mahmud II (1808-1839)
33. • Abd-ul-Mejid I (1839-1861)
34. • Abd-ul-Aziz (1861-1876)
35. • Murad V (1876)
36. • Abd-ul-Hamid II (1876-1909)
37. • Mehmed V (Resad) (1909-1918)
38. • Mehmed VI (Vahideddin) (1918-1922)
39. • Abd-ul-Mejid II, (1922-1924; hanya sebagai Kalifah)
Adapun puncak kejayaan dinasti Usmani tidak dapat dilepaskan dari hasil
penaklukan Costantinopel dan memudahkan tentara Usmani menaklukkan
wilayah lainnya, seperti Serbia, Albania, dan Hongaria. Turki berhasil menguasai
wilayah yang terbentang dari Donau sampai ke teluk Persia dan dari padang
rumput Ukraina sampai ke garis di balik utara mesir hulu. Termasuk kekuasaan
turki wilayah disepanjang rute penting dalam perdangangan laut yang meliputi
Meditterania, laut hitam, laut Merah dan bagian samudera Hindia. Dengan ibu
11
Philip k. hitti, History of The Arab, (Jakarta; PT. Serambi Ilmu Semesta 2010) hal.910
12
M. Arfan, majukah….hal.20
4
kota kerajaan Istanbul, sebutan baru dari Costantinopel penduduk turki pada saat
itu tersebar dalam dua puluh ras dan bangsa tidak kurang dari 50 juta orang.13
Keruntuhan Turki adalah awal dari masuknya ide-ide barat kedalam tubuh
Turki Usmani akan tetapi, Turki Usmani sebelum benar-benar runtuh ia menjadi
Negara besar yang terorganisasi, hirarki, dan efisien, yang kemakmurannya dan
kebudayaan menyaingi Abbasiyah. Selama dua abad Turki menjadi ancaman bagi
Kristen Eropa, namun kekalahan angkatan laut Turki di Lepanto tahun 1571 dan
kegaglan dalam penaklukan Wina tahun 1683, merupakan titik balik yang
dianggap kemenangan Kristen melawan Muslim Turki. Kekalahan tersebut
menunjukkan kelemahan angkatan perang dan kemerosotan Turki, sekaligus
13
Ensiklopedi Islam. Hal.60
14
Ibid.
15
M. arfan, majukah…..hal.23
16
Munzirin Yusuf, Peradaban Islam di Turki,(Yogyakarta; LESFI. Cet II. 2004) hal.134
5
menandai pergeseran kekuasaan ketangan Eropa. “bencana Eropa” segera berubah
menjadi orang-orang sakit Eropa.17
Ada beberapa factor penyebab runtuhnya Turki Usmani. Untuk lebih jelas
Penulis membagi menjadi beberapa factor penyebab runtuhnya Turki Usmani
menjadi dua, yaitu factor intern dan factor ekstern.
Sultan Bayazid II yang saleh dan zuhud juga tidak cakap dalam
memerintah, sehingga timbul kekacauan pada masa pemerintahannya. Ia juga
tidak mengirimkan pasukan ke Andalusia untuk membantu umat Islam yang
sedang dianiaya dan diusir oleh raja-raja Kristen, padahal mereka merintih
meminta pertolongan dengan sangat kepada Sultan Bayazid II.18
Kelemahan kerajaan yang besar itu juga diakibatkan oleh ikut campurnya
para istri sultan dalam mengatur pemerintahan. Sedangkan sebagian dari istri
sultan diambil dari bangsa Eropa yang kalah perang. Sehingga musuh politik
Usmani mencari informasi dari kalangan istana yang dibocorkan dari para dayang
yang berasal dari wanita-wanita Eropa tersebut.
17
George Lenczonwski, Timur Tengah di Kancah Dunia. Terj. Asgar Bixby. (bandung; Sinar Baru
1993) hal.1-3
18
Ensiklopedi Tematis Dunia Islam “Khilafah”,(PT. Ictiar Baru Van Hoeve) hal.245
19
Ibid. hal.246
6
karena pajak yang tinggi. Hal ini mengakibatkan produksi merosot tajam akhirnya
memiskinkan rakyat sehingga timbullah kejahatan.20
C. DINASTI SAFAWI
1. Kemunculan Dinasti Safawi
20
Ibid. hal.243
21
Mengenai asal-usul Syekh Safiuddin ada dua pendapat. Pertama, ia adalah keturunan Musa al-
Kazim (imam ke-7 Syi’ah Dua Belas), yang berarti keturunan Rasulullah SAW dari Fatimah. Kedua, ia
adalah keturunan penduduk asli Iran dari Kurdistan dan seorang Sunni mazhab Syafi’i. lihat Ensiklopedia
Islam. hal.194.
22
Ensiklopedia Islam IV, 1993 hal.194
7
Musa (1334-1399 M) dan di teruskan kepemimpinan terikat diteruskan oleh
anaknya bernama Ibrahim.23
Menurut Sayid Amir Ali, kata Safawi berasal dari kata Shafi, suatu gelar
bagi nenek moyang bagi raja-raja Safawi: Safiuddin/Shafi al-Din Ishak al-
Ardabily, pendiri dan pemimpin tarekat Shafawiyah. Amir Ali beralasan, bahwa
para musafir, pedagang dan penulis Eropa selalu menyebutkan raja-raja Safawi
dengan gelar Shafi Agung. Sedang menurut P.M. Holt dan kawan-kawan Safawi
berasal dari kata Shafi, yaitu bagian dari nama Shafi al-Din Ishak al-Ardabily.24
Berbeda dari dua kerajaan Islam lainnya (Usmani dan Mughol), kerajaan
Safawi menyatakan Syi’ah sebagai mazhab negara. Karena itu kerajaan ini dapat
dianggap sebagai peletak pertama dasar terbentuknya negara Iran. Ajaran agama
yang dipegang secara fanatik biasanya kerap kali menimbulkan keinginan di
kalangan penganut ajaran itu untuk berkuasa. Lama kelamaan murid-murid
tarekat Safawiyah berubah menjadi tentara yang teratur, fanatik dalam
kepercayaan dan menentang setiap orang yang bermazhab selain Syi’ah.26
23
PM Holt, the Cambrige History Of islam, Vol.14,(Cambrige,University Press. 1970) hal.395-
396.
24
Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,
1976), hal.60
25
Ahmad Syalali, Mausu’ah al Tarikhiah al islamiah wa al Hadharah al islamiah VIII,(Mesir,al
Maktabah al Naddhiyah) hal.141
26
Hamka, Sejarah ….., hal.167
8
2. Perkembangan Dinati Safawi
Gerakan Safawi berubah bentuk menjadi gerakan politik pada masa pimpinan
Junaid bin Ibrahim (1477 – 1460) yang ingin membentuk pemerintah sendiri. Saat itu
di Persia ada dua dinasti bangsa Turki yang berkuasa, yaitu dinasti Kara Koyunlu
(1375 – 1468) yang dikenal dengan Black Sheep (Domba Hitam) yang beraliran
Syi’ah serta berkuasa di bagian Timur, dan dinasti Ak Koyunlu yang dikenal dengan
white sheep (Domba Putih) yang beraliran Sunni yang berkuasa di bagian Barat.
a) Politik pemerintahan
Dinasti safawi dinasti agama karena lebih di landasi oleh praktek syiah itsna Ayariyah.
Sebagaimana dinasti yang muncul pada masa disintegrasi, seperti fatimiah yang Syii,
Ayyubiyah yang sunni. Dengan gagasan ideologi Syiah29 yang menjadi perekat
konsolidasi, nasionalisme safawi dalam waktu sepuluh tahun mampu menguasai wilayah-
wilayah yang nantinya pada nasa modern menjadi wilayah Negara iran. Pada tahun 1602
m, disaat Turki Usmani berada dibawah sultan Muhammad III, pasukan Abbas I
menyerang dan berhasil menguasai Tabitz, Sirwan dan Baghdad, dan pada tahun 1605-
1606 M kota Nakhchifan, Erivan Ganga dan Thifis dapat dikuasai dan selanjutnya tahun
27
Hamka, sejarah…hal.430
28
Ibid.
29
Marshall GS.Hodgson, The Venture of Islam III,(Chicago.The University Dress. 1974), hal.28-30
9
1622 M pasukan Abbas I berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah pelabuhan
Gumum menjadi pelabuhan Bandar Abbas.
Masa kekuasaan Abbas I (yang kemudian diberi gelar dengan Abbas Syah yang agung)
merupakan puncak kejayaan kerajaan safawiyah secara politik, ia mampu meredam
berbagai gejolak di dalam negeri dan menciptakan stabilitas negara. Beberapa hal yang
dilakukan oleh Abbas I.
Dalam sejarah Islam bangsa Persia dikenal sebagai bangsa yang mempunyai
peradaban tinggi, para ilmuwan yang hidup pada masa itu yaitu: Baha al-Dien al Anuh
(generalis ilmu pengetahuan), Sadr al-dien al Syiria (filosof), Muhammad Baqir bin
Muhammad Damad (filusuf, ahli sejarah, teolog, yang pernah mengadakan observasi atas
kehidupan lebah), Muhammad Baqir bin Muhammad Damad dan Sadr al-Dien al-Syirazi
berhasil merumuskan ajaran yang memadukan sofisme agnostik dengan filsafat yang
dapat menjabarkan ajaran Syiah Itsna Asyariah.
30
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), hal.143
31
Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Masa Modern, (Trata Kencana, 1992), hal.
338
10
c) Bidang seni
Pada tahun 1510 sekolah seni lukis Timuriyah dipindahkan dari Herat ke Tibri,
Bahzad pelukis terbesar diangkat menjadi direktur perpustakaan raja dan pembimbing
workshop yang menghasilkan manuskrip. Syah Tahmasp juga dikenal sebagai seorang
seniman besar yang diantaranya menghasilkan pakaian jubah, hiasan dinding, dan
sejumlah karya seni logam dan keramik. Dari sekolah lukis ini terbitlah sebuah edisi syah
nameh (buku tentang raja-raja) yang memuat lebih dari 250 lukisan dan merupakan karya
besar seni manuskrip Iran. Syah Ababs I juga menciptakan beberapa jenis lukisan seperti
peperangan, pemandangan, dan upacara kerajaan.32
Berhasil membangun ibukota baru yaitu Isfahan, merupakan kota yang sangat
penting bagi perkembangan politik dan ekonomi Iran, dan sekaligus sebagai simbol
legitimasi Safawiah. Tahun 1603 mulai dibangun masjid kerajaan dibagian timur dan
selesai tahun 1618. Tahun 1611 mulai dibangun masjid kerajaan dibagian selatan dan
selesai tahun 1629. Pada sisi bagian barat dibangun istana dan Ali Qapu yang merupakan
gedung pusat pemerintahan. Bagian utara berdiri bangunan monumental yang menjadi
pintu gerbang bagi bazar kerajaan dan sejumlah pertokoan, tempat pemandian, caravan
series, masjid dan sejumlah perguruan. Di alun-alun istana dihubungkan oleh sebuah
jalan raya sepanjang 2,5 mil, di salah satu sisi jalan ini dibangun taman yang luas, tempat
tinggal para harem syah dan tempat tinggal para pegawai dan para dua besar asing.33
Kedua, keadaan para sultan yang lemah dan tidak efektif memimpin. Cucu Abbas,
Safi Mirza, ia disamping lemah, juga tidak bersikap bijak terhadap para pembesar
kerajaan. Abbas II adalah sultan yang gemar minum minuman keras hingga membuatnya
jatuh sakit kemudian meninggal dunia. Demikian juga sultan Sulaiman yang pemabuk, ia
bersikap kejam terhadap para pembesar, sehingga rakyat acuh terhadapnya.
Penggantinya, Shah Husein memberi otoritas yang berlebihan kepada para ulama Syi’ah
32
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), hal. 294
33
Ibid.
34
Ibid. hal 297
11
sehingga mereka memaksakan fatwanya kepada penganut Sunni, sehingga hal ini
menimbulkan kemarahan Sunni Afghanistan yang berakhir dengan pemberontakan yang
mengakibatkan Safawi jatuh di tangan penguasa Afghanistan Mir Mahmud pada 1722 M.
D. DINASTI MUGHAL
1. Kemunculan Dinasti Mughal
Kemudian pada masa Ali bin Abi Thalib juga pernah mengirim suatu
ekspedisi di bawah pimpinan Al-Harits bin Murah Al-Abdi untuk menyerbu India
dan berhasil menaklukkanya, malangnya sang pemimpin terbunuh pada tahun 42
H disuatu daerah Al-Daidin yang terletak antara Sind dan Khurasan.36
35
Lapedus, sejarah…hal.468
36
http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012
12
dinasti-dinasti kecil seperti Mamluk (1206-1290 M), Khalji (1296-1316 M),
Tuglug (1320-1412 M) dan dinasti-dinasti lain37.
Kerajaan Mughal di India dengan Delhi sebagai ibu kota, didirikan oleh
Zahiruddin Babur (1482-1530 M), salah satu dari cucu Timur Lenk. Ayahnya
bernama Umar Mirza, penguasa Ferghana. Babur mewarisi daerah Ferghana dari
orang tuanya ketika ia masih berusia 11 tahun. Ia berambisi dan bertekad akan
menaklukkan Samarkand yang menjadi kota penting di Asia Tengah pada masa
itu. Pada mulanya ia mengalami kekalahan tetapi karena mendapat bantuan dari
Raja Syafawi, Ismail I, akhirnay ia berhasil manaklukkan Samarkand tahun 1494
M. Pada tahun 1504 M ia menduduki Kabul, ibukota Afghanistan.
37
Ibid.
38
PM Holt, the Cambrige History…hal.26
13
seorang Syi’i. Pada masa akbar inilah kerajaan Mughal mencapai masa
keemasannya. Di awal pemerintahannya, Akbar menghadapi pemberontakan sisa-
sisa keturunan Sher Khan Shah yang masih berkuasa di Punjab. Pemberontakan
yang mengancam kekuasaan Akbar adalah itu berusaha memasuki kota Delhi.
Bairam khan menyambut kedatangan pasukan tersebut sehingga terjadilah
peperangan yang dahsyat, yang disebut Panipat II pada tahun 1556 M. Himu
dapat dikalahkan.Ia ditangkap, kemudian dieksekusi. Dengan demikian, Agara
dan Gwalior dapat dikuasai penuh.
Kemajuan yang dicapai Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan
berikutnya.Tiga sultan penerus Akbar ini memang terhitung raja-raja yang besar
dan kuat.Orang-orang Moghul berhasil terus memerintah sampai 1739.Setelah itu,
kemajuan kerajaan Mughal tidak dapat dipertahankan oleh raja-raja
berikutnya.Terjadi rekonsiliasi selama abad 18 antara Hindu dan Muslim di
istana.Mereka belajar untuk saling memahami bahasa masing-masing dan
membaca serta menerjemahkan buku-buku dari Eropa bersama-sama. Tapi para
pemimpin Sikh dan Hindu dari daerah pegunungan masih menentang
pemerintahan ini, dan di kawasan barat laut suku-suku Afghan yang menurunkan
Kerajaan Safawiah di Iran tidak berhasil membangun sebuah imperium Muslim
yang baru di India. Muslim India mulai merasa tidak nyaman dengan posisi
mereka, dan masalah mereka memunculkan banyak kesulitan dan perdebatan
berkelanjutan yang menyita perhatian Muslim selama periode modern.
14
Sekarang mereka merasa bahwa mereka adalah minoritas yang terhimpit
di sebuah daerah yang bukan kawasan pinggiran, seperti jantung imperium
Ottoman Anatolia, melainkan salah satu dari kebudayaan inti dunia yang
berperadaban.Mereka tidak hanya melawan Hindu dan Sikh, tapi orang Inggris
juga membangun sebuah perdagangan yang kuat di benua kecil tersebut, yang jadi
semakin politis. Untuk kali pertamanya, Muslim menghadapi prospek untuk
diatur oleh orang-orang yang tidak setia, dan mengingat pentingnya ummah
dalam ketaatan Islam , ini jelas mengganggu. Ini bukan sekedar masalah politik,
tapi menyentuh celah terdalam dari diri mereka. Ketidakyakinan yang baru akan
terus memberikan ciri kehidupan Muslim di India.
Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga
berkembang.Karya seni yang menonjol adalah karya satera gubahan penyair
istana, baik yang berbahasa Persia maupun berbahasa India. Penyair India yang
terkenal adalah Malik Muhammad Jayazi, seorang sasterawan sufi yang
menghasilkan karya besar berjudul Padmavat, sebuah karya alegoris yang
mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Pada masa Aurang zeb, muncul
seorang sejarawan bernama Abu Fadl dengan karyanya Akhbar Nama dan Aini
Akhbari, yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figur
pemimpinnya.
15
Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya
seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang
indah dan mengagumkan.Pada masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri,
villa dan mesjid-mesjid yang indah. Pada masa Syah Jehan dibangun mesjid
berlapiskan mutiara dan Taj Mahal di Agra,Mesjid Raya Delhi dan istana indah di
Lahore.
39
Hamka, sejarah….hal.507
40
Ibid hal.509
16
Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana. Hindu yang
merupakan mayoritas di sana, tidak senang menjadi warga kelas dua
dibandingkan islam yang menjadi warga kelas satu padahal jumlahnya minoritas.
Hal ini menimbulkan banyak sekali pemberontakan yang membuat repot kerajaan
Mughal terlebih disaat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris.
E. PENUTUP
Keruntuhan tiga kerajaan islam ini umumnya ditandai oleh konflik dalam
kalangan keluarga kerajaan yang saling berebut kekuasaan. Hal ini
mengakibatkan sistem pemerintahan dan keluasan wilayah yang telah berhasil
dibangun pada masa sebelumnya menjadi tidak berarti lagi karena para
penerusnya lebih sibuk untuk saling merebut kekuasaan dari tangan keluarganya
sendiri.Lalu masalah ekonomi juga sangat berperan, seperti misalnya kedatangan
Inggris di Mughal sangat memepengaruhi kehidupan ekonomi istana yang apada
ujungnya malah bergantung kepada Inggris.
41
Ibid hal.510
17
yenisari sehingga membuat kas negara berwarna merah karena tak mendapatkan
ghanimah maupun wilayah baru.Sistem politik juga sangat mempengaruhi, di
Safawi misalnya kebijakan memaksakan madzhab syi’ah membuat secara politik
orang-orang sunni tidak senang dan akhirnya justru memberontak melepaskan diri
dari kekuasaan Safawi dan bahkan Sunni melalui suku Afgan berhasil menguasai
wilayah safawi.Ambisi perluasan wilayah juga mengakibatkan kehancuran turki
itu sendiri karena tenyata semangat juang Yenisari tidak lagi sekuat dulu.
18
DAFTAR PUSTAKA
Hodgson Marshall GS., The Venture of Islam III,Chicago.The University Dress. 1974.
Holt PM, the Cambrige History Of islam, Vol.14,Cambrige,University Press. 1970.
http://lppbi-fiba.blogspot.com di akses tanggal, 25 Maret 2012.
Lapidus Ira M., Sejarah Sosial Umat Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
Lenczonwski George, Timur Tengah di Kancah Dunia. Terj. Asgar Bixby,bandung; Sinar
Baru 1993.
Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Masa Modern, Trata
Kencana, 1992.
Muammar M. Arfan, Majukah Islam dengan Menjadi Sekuler (Kasus Turki), Ponorogo;
CIOS 2007.
Syalabi Ahmad, Sejarah dan Kebudayaan Islam:Imperium Turki Usmani,Jakarta: Kalam
Mulia, 1988.
19