Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2
A. Kerajaan Usmani Di Turki...........................................................................2
B. Kerajaan Safawi Di Persia...........................................................................7
C. Kerajaan Mughal Di India............................................................................11
BAB III PENUTUP.........................................................................................16
A. Kesimpulan..................................................................................................16
B. Saran.............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemunculan tiga kerajaan Islam yaitu Kerajaan Turki Usmani, Kerajaan
Safawi serta Persia dan Kerajaan Mughal juga India sudah banyak menaruh
donasi bagi perkembangan peradaban Islam. Kerajaan Usmani meraih masa
kejayaannya dibawah kepemimpinan Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520-1566 M)
serta Kerajaan Safawi, Syah Abbas I membawa kerajaan mencapai dan meraih
kemajuan dalam 40 tahun periode kepemerintahannya pada tahun 1588-1628 M.
Dan pada Kerajaan Mughal meraih masa keemasan dibawah Sultan Akbar (1542-
1605 M). Seperti takdir yang sudah Allah tentukan pada setiap kejayaan tentu
akan berganti menggunakan kemunduran bahkan sebuah kehancuran. Demikian
jugadengan yang terjadi dalam ketiga kerajaan tadi. Setelah pemerintahan yang
gilang gemilang pada bawah kepemimpinan tiga raja itu, masing-masing
kerajaantersebut mengalami fase kemunduran. Namun, penyebab kemunduran
tadi berlangsung menggunakan kecepatan yang berbeda-beda. Kemunduran-
kemunduran inilah yang akan penulis bahas pada makalah ini. Lantaran
pengaruhnya sangat akbar terhadap kelangsungan peradaban Islam secara
keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka
dapat dirumuskan:
1. Bagaimana sejarah kerajaan Usmani di Turki?
2. Bagaimana sejarah kerajaan Safawi di Persia?
3. Bagaimana sejarah kerajaan Mughal di India?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan sejarah kerajaan Usmani di Turki.
2. Untuk mengetahui perkembangan sejarah kerajaan Safawi di Persia.
3. Untuk mengetahui perkembangan sejarah kerajaan Mughal di India.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kerajaan Utsmani Di Turki
1. Asal Usul Kerajaan Utsmani
Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang
mendiami daerah Mongol dan daerah utara Negeri Cina. Sebuah kelompok
muslim dibawah pimpinan Ertoghrul yang mengabdikan diri kepada Sultan
Dinasti Saljuk Rum di dataran tinggi Asia Kecil, yakni Sultan Alauddin II yang
saat itu sedang berperang melawan Bizantium. Atas jasa baik Ertoghrul yang
akhirnya membuat kemenangan perang bagi Sultan Alauddin II, maka Sultan
Alauddin II menghadiahi sebidang tanah kecil kepada Ertoghrul. Yang kemudian
terus berkembang menjadi sebuah ibu kota yang diberi nama Syukud.
Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinan dilanjutkan oleh
putranya, yaitu Utsman bin Ertoghrul bin Sulaiman Syah bin Kia Alp, 1di bawah
Sultan Alauddin II hingga 1300 M. Kemudian Bangsa Mongol menyerang
kerajaan Saljuk dan Sultan Alauddin II terbunuh, mengakibatkan terpecahnya
kerajaan Saljuk menjadi beberapa kerajaan kecil. Utsman pun menyatakan
kemerdekaan penuh atas daerah yang didudukinya. Sejak itulah, kerajaan Turki
Utsmani dinyatakan berdiri. Pemimpin pertamanya adalah Utsman yang sering
juga disebut Utsman I bergelar Padisyah al-Utsman.
Ekspansi besar-besaran dilakukan Utsman I ketika masa pemerintahannya
antara tahun 1290 M hingga 1326 M. Ketika Utsman I meninggal dunia, maka
misi ekspansi wilayah dilanjutkan oleh pemimpin-pemimpin selanjutnya. Namun,
ketika masa pemerintahan Sultan Bayazid I ekspansi kerajaan Turki Utsmani
sempat terhenti beberapa lama ketika ekspansi diarahkan ke Konstantinopel.
Serangan tak terduga kepada kerajaan Turki Utsmani dilakukan oleh tentara
Mongol yang kala itu dipimpin oleh Timur Lenk, pertempuran hebat terjadi di
Ankara tahun 1402 M dan menewaskan Sultan Bayazid I bersama putranya dalam
tawanan pada tahun 1403 M.2
1
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 248.
2
3
2
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), cet. 24, h. 130-
131.
4
3
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), cet. 2, h. 196-199
4
Fatah Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam, (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2010), cet. 2, h.
138.
5
anggota, bahkan anak-anak Kristen yang masih kecil diasramakan dan dibimbing
dalam suasana Islam untuk dijadikan prajurit. Program ini ternyata berhasil
dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut pasukan Jenissari atau
Inkisyariyah.5
Keberhasilan ekspansi wilayah oleh militer kerajaan Turki Utsmani
tersebut dibarengi pula dengan terciptanya susunan pemerintahan yang teratur.
Sultan sebagai penguasa tertinggi, dibantu oleh Shadr al-A’zham (perdana
menteri) yang membawahi Pasya (gubernur). Gubernur mengepalai daerah tingkat
I. Dibantu oleh beberapa orang Az-Zanaziq atau Al-Alawiyah (bupati). Dan
pengadilan tertinggi dipegang oleh seorang Mufti.
Untuk mengatur urusan pemerintahan pada masa Sultan Sulaiman I
disusunlah sebuah kitab Undang-Undang (qanun). Kitab tersebut diberi nama
Multaqa al-Abhur, yang menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Utsmani.
Karena jasa besar Sultan Sulaiman I ini, maka dia digelari al-Qanun.6
b. Bidang Ilmu Pengetahuan
Sebagai bangsa yang berdarah militer, Turki Utsmani lebih banyak
memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang kemiliteran, sementara dalam
bidang ilmu pengetahuan mereka tampak tidak begitu menonjol.
c. Bidang Kebudayaan
Dalam bidang kebudayaan, Kerajaan Turki Utsmani telah melahirkan
tokoh-tokoh terkenal pada abad ke-16, 17, dan 18. Antara lain penyair yang
bernama Nafi’ (1528-1636 M) dan Muhammad Esat Efendi atau Galip Dede
(1757-1799 M), penulis yang membawa pengaruh Persia yakni Yusuf Nabi (1642-
1712 M). Kemudian dalam bidang sastra Turki Utsmani memunculkan dua tokoh
terkemuka, yaitu Katip Celebi dan Evliya Celebi. Adapun dalam bidang arsitektur
bangunan. Turki Utsmani begitu berpengaruh di Turki seperti arsitek dalam
bangunan-bangunan masjid yang indah Masjid Sultan Muhammad al-Fatih,
Masjid Agung Sultan Sulaiman, dan Masjid Aya Sophia.
3. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Utsmani
5
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,…, h. 134.
6
Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam,…, h. 201-202.
6
7
Ibid.
7
Ali, putra dan pengganti Haidar, didesak oleh bala tentara untuk menuntut
balas atas kematian ayahnya terutama terhadap Al Koyunlu. Tetapi Ya’kub
pemimpin Al Koyunlu dapat menangkap dan memenjarakan ali bersama
saudaranya, Ibrahim, Ismail, dan Ibunya, di Fars selama empat setengah tahun
(1489-1493 M). Mereka dibebaskan oleh Rustam, putra makhota Al Koyunlu,
dengan syarat mau membantunya memerangi saudara sepupunya. Setelah saudara
sepupu Rustam dapat dikalahan. Ali bersaudara kembali ke Ardabil. Akan tetapi
tidak lama kemudian Rustam berbalik memusuhi dan menyerang Ali bersaudara,
dan Ali terbunuh dalam serangan ini (1494 M).
Kepemimpinan gerakan safawi, selanjutnya berada ditangan Ismail. Pada
tahun 1501 M, pasukan Qizilbash (pasukan baret merah) menyerang dan
mengalahkan Al Koyunlu di Sharur dan memasuki serta menaklukkan Tabriz,
ibukota Al Koyunlu, di Kota ini Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja
pertama dinasti Safawi. Ia juga disebut Ismail I.
Ismail I berkuasa selama 23 tahun, sepuluh tahun pertama ia dapat
meluaskan wilayah kekuasaan ke berbagai daerah. Pada tahun 1503 M. Ia berhasil
menghancurkan sisa-sisa kekuatan Al-Koyunlu di Hamadan. Tahun 1504 M ia
menguasai provinsi Kaspia di Nazandaran, Gurgan dan Yazd. Tahun 1505-1507
M. Ia menguasai Diyar Bakr. Tahun 1508 M, menguasai Baghdad dan daerah
barat daya Persia. Tahun 1509 M, menguasai Sirwan. Tahun 1510 M,
mengalahkan Syaibak Khan, keturunan Jenghis Khan, dan menguasai Khurasan,
Heart dan Merv. Dalam tempo sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya meliputi
seluruh Persia dan bagian Timur Bulan Sabit Subur ( Fertile Crescent) yaitu
wilayah di Asia membentang dari laut Tengah melalui daerah antara sungai Tigris
dan sungai Eufrat hingga teluk Persia.8
Peperangan dengan Turki Utsmani terjadi pada tahun 1514 M di
Chaldiran, dekat Tabriz. Ismail menjumpai saingan saingan kepala batu yaitu
Sultan Salim I dari Turki. Peperangan ini, berasal dari kebencian Salim dan
pengejaran terhadap seluruh umat muslim di Syi’ah di daerah kekuasaannya.
8
Munir Subarman, Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan Peradaban Islam,
(Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2015), cet. 2, h. 275-276.
9
9
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,…, h. 141-142.
10
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,…, h. 142.
11
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam,…, h. 254-255.
10
12
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,…, h. 143.
13
Fatah Syukur NC, Sejarah Peradaban Islam,…,h. 141.
11
14
Ibid.
13
15
Ibid.
14
bahasa baru yang merupakan gabungan ketika bahasa tersebut di tambah dengan
bahasa Hindu yaitu bahasa Urdu.
Karya seni lainnya yaitu karya-karya arsitektur yang sangat Indah. Pada
masa Akbar dibangun istana Fatpur Sikri di Sikri, vila-vila dan masjid-masjid
megah. Pada masa Syah Jehan dibangun Masjid berlapis mutiara yang diberi
nama masjid Moti di Agra, Taj Mahal, Masjid Raya Delhi, dan Istana Indah di
Lahore. Sedangkan karya seni yang paling menonjoladalah karya sastra gubahan
penyair istana, baik yang berbahasa Persia maupun Bahasa India.16
3. Kemunduran dan Kehancuran Kerajaan Mughal
Setelah satu setengah abad dinasti Mughal berada dipuncak kejayaannya,
para pelanjut Aurangzeb tidak sanggup memmpertahankan kebesaran yang telah
dibina oleh sultan-sultan sebelumnya. Pada abad ke-18 M kerajaan ini memasuki
masa-masa kemunduran. Kekuasaan politiknya mulai merosot, suksesi
kepemimpinan di tingkat pusat menjadi ajang perebutan, gerakan sparatis Hindu
di India Tengah, Sikh di belahan utara dan Islam dibagian timur semakin lama
semakin mengancam. Sementara itu, para pedagang inggris untuk pertama kalinya
di izinkan oleh Jehangir menanamkan modal di India, dengan didukung oleh
kekuatan bersenjata semakin kuat menguasai wilayah pantai.
Pada masa Aurangzeb, pemberontakan terhadap pemerintah pusat memang
sudah muncul, tetapi dapat diatasi. Pemberontakanitu bermula dari tindakan-
tindakan Aurangzeb yang dengan keras menerapkan pemikiran puritanismenya.
Setelah ia wafat, penerusnya rata-rata lemah dan tidak mampu menghadapi
problema yang ditinggalkannya.17
Konflik-konflik berkepanjangan mengakibatkan pengawasan terhadap
daerah lemah. Pemerintahan daerah satu-persatu melepaskan loyalitasnya dari
pemerintah pusat, bahkan cenderung memperkuat posisi pemerintahannya
masing-masing. Disintregasi wilayah kekuasaan Mughal ini semakin diperburuk
oleh sikap daerah, yang disamping melepaskan loyalitas terhadap pemerintah
16
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam,…, h. 263.
17
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam,…, h. 159.
15
pusat, juga mereka senantiasa menjadi ancaman serius bagi eksitensi dinasti
Mughal itu sendiri.
Ketika kerajaan Mughal memasuki keadaan yang lemah seperti ini, pada
tahun itu juga, perusahaan Inggris (EIC) yang sudah semakin kuat mengangkat
senjata melawan pemerintah kerajaan Mughal. Peperangan berlangsung berlarut-
larut. Akhirnya, Syah Alam membuat perjanjian damai dengan menyerahkan
Oudh, bengal, dan orisa kepada Inggris.18
18
Ibid, h. 161.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan makalah di atas, di sini kita bisa mengetahui
bahwa ketiga kerajaan besar Islam yaitu kerajaan Utsmani, kerajaan Safawi, dan
kerajaan Mughal sangatlah maju dalam bidang politik. Tetapi dari ketiga kerajaan
tersebut pun memiliki konflik tersendiri dan tak jarang mereka melakukan
peperangan satu sama lain untuk perluasan daerah kekuasaan masing-masing
kerajaan. Dan tak khayal dari konflik-konflik tersebut yang terjadi
berkepanjangan membuat bumerang dari kerajaan mereka sendiri yang membuat
mereka datang kedalam masa akhir tiga kerajaan besar Islam.
B. Saran
Menurut penulis kesempurnaan adalah milik Allah SWT . makalah ini
tidaklah sempurna akan tetapi mencoba memberi kontribusi dalam khazanah
keilmuan khususnya tentang tiga kerajaan besar Islam dalam sejarah peradaban
Islam. Dan diharapkan lebih banyak lagi muncul karya ilmiah yang membahas
tentang sejarah peradaban Islam.
16
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Samsul Munir. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah, 2010. Cet. 2
NC, Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam. Semarang: Pustaka Rizki Putra,
2010. Cet. 2.
Subarman, Munir. Sejarah Kelahiran, Perkembangan dan Masa Keemasan
Peradaban Islam. Yogyakarta: Penerbit Deepublish, 2015. Cet. 2.
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Cet. 24.
17