Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

DINASTI DINASTI BESAR ABAD PERTENGAHAN


Dosen pengampu :

Najih Abqori, S.H.I., M.H

Disusun oleh :

Brilliant Shafira Qilma An-nisa

Hassan Fadhil Fikri

Viki Nur Faizah

MANAJEMENT PENDIDIKAN ISLAM (MPI)

INSTITUT AN-NAWAWI BERJAN PURWOREJO

TAHUN AJARAN

2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang maha esa yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-nya sehingga penyusunan tugas ini dapat di selesai kan.
sholawat serta salam semoga tercurah limpahan atas nabi kita Muhammad SAW, yang atas
kehadirat nya telah membawakan cahaya yang begitu terang

Tugas ini sisusun untuk di ajukan sebagaai tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
dengan judul “Sejarah Peradaban Islam Masa Tiga Kerajaan Besar Islam” di fakultas
Tarbiyah Institut PTIQ

Terimakasih kami ucapkan kepada bapak H. Agus Nur Qowim, M.Pd.I selaku dosen
mata kuliah sejarah peradaban islam yang telah membimbing kami demi kelancaran tugas ini.
Demikian tugas ini disusun semoga bermanfaat khususnya bagi selaku penyusun dan umum
nya bagi kita semua. Menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, kami mengharap kritik
dan saran yang membangun agar kami dapat menjadi lebih baik

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................ii


DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................2
A. Kerajaan Utsmani di Turki ...................................................................................2
B. Kerajaan Syafawi di Persia ...................................................................................4
C. Kerajaan Mughal India .........................................................................................7
D. Perbedaan kemajuan peradaban pada masa ini dengan era klasik ........................8
BAB III PENUTUP ......................................................................................................10
A. Kesimpulan..........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setelah khalifah Abbasiyah di Baghdad runtuh akibat serangan tentara Mongol,


kekuatan politik Islam mengalami kemunduran secara drastis. Wilayah kekukasaannya
tercabik-cabik dalam beberapa kerajaan kecil yang satu sama lain bahkan saling memerangi
dan menjatuhkan untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih luas lagi. Beberapa peninggalan
budaya dan peradaban Islam banyak yang hancur akibat serangan bangsa Mongol itu. Tentara
Mongol di bawah pimpinan Timur Lenk juga mengahancurkan pusat-pusat kekuasaan Islam
yang lain dan membakar habis ribuan buku ilmiah karya sarjana muslim.

Keadaan politik umat Islam secara keseluruhan baru mengalami kemajuan kembali
setelah muncul dan berkembangnya tiga kerajaan besar Islam, yaitu Utsmani di Turki,
Mughal di India, dan Syafawi di Persia. Kerajaan Utsmani, disamping yang pertama berdiri,
juga yang terbesar dan paling lama bertahan dibanding dua kerajaan lainnya.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Utsmani di Turki?

2. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Syafawi di persia?

3. Bagaimana sejarah tentang Kerajaan Mughal India?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerajaan Utsmani di Turki

1. Asal-usul Kerajaan Utsmani

Pendiri kerajaan ini adalah bangsa Turki dari kabilah Oghuz yang mendiami daerah
mongol dan daerah utara negeri China. Dalam jangka waktu kira-kira 3 abad, mereka pindah
ke Turkistan kemudian Persia dan Irak. Mereka masuk Islam sekitar abad ke 9/10 M ketika
mereka menetap di Asia Tengah.1

Pada abad ke-13 M, mereka mendapat serangan dan tekanan dari Mongol, akhirnya
mereka melarikan diri ke Barat dan mencari perlindungan di antara saudara-saudaranya yaitu
orang-orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia kecil. Dibawah pimpinan Ertoghrol, mereka
mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II yang sedang berperang melawan Bizantium.
Karena bantuan mereka inilah, Bizantium dapat dikalahkan. Kemudian Sultan Alauddin
memberi imbalan tanah di Asia kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Sejak itu mereka
terus membina wilayah barunya dan memilih kota Syukud sebagai ibukota.

Ertoghrol meninggal dunia tahun 1289 M. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh


putranya, yaitu Utsman. Utsman memerintah antara tahun 1290 – 1326 M. Sebagaimana
ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan Alaudin II dengan keberhasilannya menduduki
benteng-benteng Bizantium yang berdekatan dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M,
bangsa Mongol menyerang kerajaan Saljuk dan sultan Alaudin ll terbunuh. Kerajaan Saljuk
Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan kecil. Utsman-pun mengantikan
Sultan Alaudin ll dan menyatakan kemerdekannya dan berkuasa penuh atas daerah yang
didudukinya. Sejak itulah kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri. Penguasa pertamanya adalah
Utsman yang sering disebut Utsman I.

2. Perkembangan Kerajaan Utsmani

Setelah Usman mengumumkan dirinya sebagai Padisyah al-Usmani (Raja besar


keluarga Usman) pada tahun 699 H (1300 M), wilayah kerajaan dapat diperluasnya. Ia
menyerang daerah perbatasan Byzantium dan menaklukkan Broessa tahun 1317 M, kemudian
pada tahun 1326 M dijadikan sebagai ibu kota kerajaan. Pada masa pemerintahan Orkhan,
kerajaan Turki Utsmani ini dapat menaklukkan Azmir, Thawasyanli, Uskandar, Ankara dan
Gallipoli. Selain memantapkan keamanan dalam negeri, ia melakukan perluasan daerah ke
benua Eropa.

Merasa cemas terhadap ekspansi kerajaan ke Eropa, Paus mengobarkan semangat


perang. Sejumlah besar pasukan sekutu Eropa disiapkan untuk memukul mundur Turki
Utsmani, namun Sultan Bayazid I (1389-1403 M), dapat menghancurkan pasukan sekutu

1
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2011.) hlm. 129

2
Eropa tersebut.Ekspansi Bayazid I sempat berhenti karena adanya tekanan dan serangan dari
pasukan Timur Lenk ke Asia kecil. Pertempuran hebat terjadi antara tahun 1402 M dan
pasukan Turki mengalami kekalahan. Kekalahan tersebut membawa dampak yang buruk bagi
Kerajaan Utsmani yaitu banyaknya penguasa-penguasa Seljuk di Asia kecil yang melepaskan
diri. Begitu pula dengan Bulgaria dan Serbia, tetapi hal itu dapat diatasi oleh Sultan
Muhammad I (1403-1421 M). Usaha beliau yang pertama yaitu meletakkan dasar-dasar
keamanan dan perbaikan-perbaikan dalam negeri.

Usaha beliau kemudian diteruskan oleh Sultan Murad II (1421-1451).Turki Utsmani


mengalami kemajuannya pada masa Sultan Muhammad II (1451-1484 M) atau Muhammad
Al-Fatah. Beliau mengalahkan Bizantium dan menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1453
M yang merupakan kekuatan terakhir Imperium Romawi Timur. putra Sultan Salim I, yaitu
Sulaiman I (1520-1526 M) dan berhasil menaklukkam Irak, Belgaro,kepulauan Rhodes,
Tunis dan Yaman. Masa beliau ini merupakan puncak keemasan dari kerajaan Turki Utsmani.
Sebab, setelah Sultan Sulaiman I meninggal dunia, terjadilah perebutan kekuasaan antara
putera-puteranya dan itu menyebabkan kerajaan Utsmani mulai mengalami kemunduran. 2
Akan tetapi, meskipun terus mengalami kemunduran, kerajaan ini untuk masa beberapa abad
masih dipandang sebagai negara yang kuat, terutama dalam bidang militer.

3. Kemajuan Kerajaan Utsmani

Kemajuan dan perkembangan ekspansi kerajaan Utsmani yang demikian luas dan
berlangsung dengan cepat itu diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam bidang-bidang
kehidupan yang lain. Yang terpenting diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Bidang Militer dan Pemerintahan

Kekuatan militer kerajaan ini mulai diorganisasi dengan baik dan teratur pada masa
pemerintahan Sultan Murad l. Tahap selanjutnya Orkhan mengadakan perombakan dalam
tubuh organisai militer dalam bentuk mutasi personil pimpinan dan perombakan dalam
keanggotaan. Bangsa-bangsa non Turki dimasukkan sebagai anggota. Progam ini ternyata
berhasil dengan terbentuknya kelompok militer baru yang disebut jenissari dan inkisyariyah.
Pasukan ini yang dapat mengubah Negara Utsmani menjadi mesin perang yang paling kuat
dan memberikan dorongan yang amat besar dalam penakhlukan negeri non muslim. Factor
utama yang mendorong kemajuan ini ialah tabiat bangsa turki itu sendiri yang bersifat militer,
berdisiplin, dan patuh terhadap peraturan.3

Keberhasilan ekspansi tersebut dibarengi pula dengan terciptanya jaringan pemeritahan


yang teratur. Untuk mengatur pemerintahan Negara, dimasa Sultan Sulaiman l. disusun
sebuah kitab undang-undang(qanun). Kitab tersebut diberi nama Multaqa al-Abhur, yang
menjadi pegangan hukum bagi kerajaan Turki Utsmani sampai datangnya reformasi pada
abad 19.4

2
(http://artikel-blogserba.blogspot.com/2011/01/)peradaban-islam-masa-tiga-kerajaan.html. 20 oktober
2012
3
Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam. (PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang. 2009.) Hlm. 138
4
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2011.) hlm. 135

3
b. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Budaya

Turki Utsmani lebih banyak memfokuskan kegiatan mereka dalam bidang militer,
sementara dalam ilmu pengetahuan mereka tidak begitu kelihatan menonjol. Namun
demikian, mereka banyak berkiprah dalam pembangunan yang indah seperti Masjid Jami’
Sultan Muhammad Al-Fatih.5 Ada juga Masjid Agung Sulaiman dan Masjid Abi Ayyub al-
Anshari. Dan Aya Sophia merupakan masjid yang terkenal karena keindahan kaligrafinya
yang asalnya adalah gereja kristen Pada masa Sulaiman di kota-kota lainnya juga banyak
dibangun masjid, sekolah, rumah sakit, makam jembatan, saluran air, vila dan pemandian
umum. Disebutkan bahwa 235 buah bangunan itu dibangun dibawah coordinator Sinan,
seorang arsitek asal Anatolia.

c. Bidang Keagamaan

Agama dalam tradisi masyarakat turki mempunyai peranan besar dalam sosial politik.
Masyarakat digolongkan berdasarkan agama, dan kerajaan sendiri sangat terikat dengan
syariat sehingga fatwa ulama menjadi hukum yang berlaku.

B. Kerajaan Syafawi di Persia

1. Asal-usul Kerajaan Safawi

Kerajaan Safawi ini berasal dari gerakan Tarekat di Ardabil sebuah kota di Azerbeijan
(wilayah Rusia) yang berdiri hampir bersamaan dengan berdirinya kerajaan Utsmani di Turki.
Nama Safawiyah diambil dari nama pendirinya Safi Al-Din (1252-1334M). Kerajaan
Safawiyah menganut aliran syi’ah dan ditetapkan sebagai madzhab negaranya. Safi al-Din
keturunan dari imam syi’ah yang keenam Musa al-Kazhim. Dalam waktu yang tidak lama
tarekat ini berkembang pesat di Persia, Syiria, dan Asia kecil.6

Kecenderungan memasuki dunia politik, hal itu mendapat wujud konkritnya pada masa
kepemimpinan Juneid (1447-1460). Dinasti Syafawi memperluas gerakannya dengan
menambahkan kegiatan politik selain kegiatan keagamaan. Perluasan kegiatan keagamaan ini
menimbulkan konflik antara Juneid dengan penguasa Kara Koyunlu (Domba Hitam), salah
satu suku bangsa Turki yang berkuasa di wilayah itu. Dalam konflik tersebut, Juneid kalah
dan diasingkan ke suatu tempat. Dari tempat baru ini ia mendapat perlindungan dari penguasa
Diyar Baki, Ak-Koyunlu, juga salah satu suku bangsa Turki. Ia tinggal di istana Uzun Hasan,
yang ketika itu menguasai sebagian besar Persia. Pada tahun 1460 M, ia mencoba merebut
Sircassia tetapi pasukan pimpinannya dihadang oleh tentara Sirwan dan ia terbunuh dalam
pertempuran tersebut.

5
Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam. (PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang. 2009.) Hlm. 138
6
Ibid. Hlm. 138

4
Ketika itu anak Juneid, Haidar masih kecil dan dalam pengasuhan Uzun Hasan. Ketika
itu kepemimpinan gerakan Syafawi baru bisa diserahkan kepadanya secara resmi. Pada tahun
1470 M. Hubungan Haidar dengan Uzun hasan semakin erat setelah Haidar mengawini salah
seorang putri Uzun Hasan. Dari perkawinan ini lahirlah Ismail yang di kemudian hari
menjadi pendiri kerajaan Syafawi di Persia.

2. Perkembangan Kerajaan Safawi

Di bawah pimpinan Ismail, pada tahun 1501 M, pasukan Qizilbash (Baret Merah)
menyerang dan mengalahkan Ak-Koyunlu di Sharur, dekat Nakhchivan. Pasukan ini terus
berusaha memasuki dan menakhlukkan Tabriz, Ibu Kota Ak-Koyunlu dan berhasil merebut
serta mendudukinya. Di kota ini Ismail memproklamasikan dirinya sebagai raja pertama
Dinasti Syafawi. Ia disebut juga Ismail I.7

Ismail I berkuasa sekitar 23 tahun (1501-1524 M). Pada sepuluh tahun pertama ia
berhasil memperluas wilayah kekuasaannya. Ia dapat menghancurkan sisa-sisa kekuasaan
Ak-Koyunlu di Hamadan (1503 M), menguasai propinsi kaspia si Nazandaran, Gurgan dan
Yazd (1505-1507 M) Baghdad dan daerah barat daya Persia (1508 M), Sirwan (1509 M), dan
Khurasan (1510 M). Hanya dalam waktu sepuluh tahun itu wilayah kekuasaannya sudah
meliputi seluruh Persia dan bagian timur Bulan Sabit Subur (Fortile Crescent).

Peperangan dengan Turki Utsmani terjadi pada tahun 1514 M di Chaldiran, dekat
Tabriz. Karena keunggulan organisasi militer kerajaan Utsmani, dalam peperangan ini Ismail
l mengalami kekalahan, malah Turki Utsmani di bawah pimpinan Sultan Salim dapat
menduduki Tabriz. Kerajaan Syafawi terselamatkan dengan pulangnya Sultan Utsmani ke
Turki karena terjadi perpecahan dikalangan militer Turki di negerinya.

Rasa permusuhan dengan kerajaan Utsmani terus berlangsung sepeninggal Ismail.


Peperangan antara dua kerajaan besar Islam ini terjadi beberapa kali pada zaman
pemerintahan Tahmasp I (1524 - 1576 M), Ismail II (1576 - 1577 M) dan Muhammad
Khudabanda (1577 - 15873 M). Pada masa tiga raja tersebut, kerajaan Syafawi dalam
keadaan lemah. Disamping karena sering terjadi peperangan melawan kerajaan Utsmani yang
lebih kuat, juga karena sering terjasi pertentangan antara kelompok-kelompok di dalam
negeri.8

Kondisi memprihatinkan ini baru bisa diatasi setelah raja Syafawi kelima, yaitu Abbas I
naik tahta (1588 - 1628 M). Langkah-langkah yang ditempuh oleh Abbas I untuk
memulihkan politik kerajaan Syafawi adalah sebagai berikut:

Pertama, mengurangi dominasi pasukan Qizilbash denan cara membentuk pasukan baru
yan direkrut dari budak tawanan peran bangsa Georgia, Armenia, Sircassia. Kedua,
mengadakan perjanjian damai dengan Turki Utsmani, yaitu ia rela melepaskan wilayah
Azerbaijan, Georgia, dan sebagian wilayah lainnya. Dia juga berjanji tidak akan menghina

7
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2011.) hlm. 141
8
Ibid. hlm. 142

5
Abu Bakar, Umar, Utsman. Sebagai jaminan atas perjanjian itu, ia menyerahkan saudara
sepupunya Haidar Mirza sebagai sandera di Istanbul.9

Langkah-langkah yang dilakukan Abbas l tersebut berhasil membuat kerajaan Safawi


menjadi kuat kembali. Ia kembali melirik wilayah-wilayahya dulu yang sempat lepas.
Kemudian Abbas l menyusun kembali kekuatan militer yang kuat. Setelah kekuatan militer
terbina dengan baik, ia berusaha merebut kembali wilayah kekuasaannya dari Turki Utsmani.
Pada tahun 1602 M, disaat Tuki Utsmani berada dibawah kepemimpinan Sultan Muhammad
ll, Abbas l menyerang dan berhasil menguasai Tabriz, Sirwan, dan Baghdad. Sedangkan kota-
kota Nakchivan, Erivan, Ganja, dan Tiflis dapat dikuasai tahun 1605-1606 M. Selanjutnya
pada tahun 1622 M pasukan Abbas l berhasil merebut kepulauan Hurmuz dan mengubah
pelabuhan Gumrun menjadi pelabuhan Bandar Abbas.

3. Kemajuan Kerajaan Safawi

Masa kekuasaan Abbas l merupakan puncak kejayaan kerajaan Safawi. Secara politik ia
mampu mengatasi berbagai kemelut didalam negeri yang mengganggu stabilitas Negara dan
berhasil merebut kembali beberapa wilayah kekuasaannya yang sebelumnya lepas tersebut
oleh kerajaan Utsmani.10

Selain itu kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan dalam beberapa bidang, antara
lain:

a. Kemajuan bidang ekonomi

Bukti nyata perkembangan perekonomian Safawi adalah dikuasainya kepulauan


hurmuz dan pelabuhan Gumrun kemudian diubah menjadi Bandar Abbas pada masa Abbas l.
Maka salah satu jalur dagang yang menghubungkan antara timur dan berat sepeenuhnya
menjadi milik kerajaan Safawi. Selain itu kerajaan Safawi juga mengalami kemajuan di
sector pertanian terutama di daerah Buan Sabit Subur (fortile crescent).

b. Kemajuan bidang ilmu pengetahuan

Bangsa Persia dalam sejarah Islam dianggap berjasa besar dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Maka tidaklah heran apabila kondisi tersebut terus berlanjut, sehingga muncul
ilmuan seperti Baha al-Din asy-Syaerozi, Sadar al-Din asy-Syaerozi, Muhammad al-baqir al-
Din ibn Muhammad damad, masing-masing ilmuan dibidang filsafat sejarah, teologi dan ilmu
umum.

c. Kemajuan bidang seni dan pembangunan fisik

Kemajuan seni arsitektur ditandai dengan berdirinya sejumlah bangunan megah yang
memperindah ibukota kerajaan ini. Sejumlah sekolah, masjid, rumah sakit, jembatanyang
memanjang diatas Zenderud dan istana Chihisutun. Kota Isfahan juga diperindah dengan
kebun wisata.

9
Fatah Syukur. Sejarah Peradaban Islam. (PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang. 2009.) Hlm. 140
10
Ibid. hlm. 141

6
C. Kerajaan Mughal India

1. Asal-usul Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughol berdiri seperempat abad sesudah berdirinya kerajaan safawi.


Kerajaan ini termasuk dari tiga kerajaan besar Islam dan kerajaan inilah yang termuda. Awal
kekuasaan Islam di India terjadi pada masa khalifah Al-walid dari Dinasti Bani Umayah, di
bawah pimpinan Muhammad Ibnu Qosim.11

Kerajaan Mughol di India dengan Delhi sebagai ibu kotanya, di dirikan oleh Zahirrudin
Babur ( 1482-1530 M ) salah satu dari cucu Timur lenk. Ayahnya bernama Umar Mirza,
penguasa Ferghana. Babaur mewarisi daerah Ferghana dari orang tuanya pada Usia 11 tahun.
Karena dari kecil di didik sebagai seorang panglima, ia bertekad dan berambisi akan
menaklukan kota terpenting di Asia Tengah yaitu Samarkand. Pada mulanya Babur
mengalami kekalahan, tetapi karena mendapat bantuan dari Raja Safawi kala itu yaitu Ismail
I, akhirnya berhasil menaklukan Samarkand (1494 M). Pada tahun 1504 M, ia menduduki
Kabul (Afganistan).12 Babur juga mampu menguasai Punjab (1525 M), kemudian menguasai
Delhi setelah bertempur di Panipat sebagai pemenang. Dengan demikian, Babur dapat
menegakkan pemerintahannya di sana, maka berdirilah kerajaan Mughol di India(1525M).

2. Perkembangan Kerajaan Mughal

Sepeninggalan babur tahun 1530 M, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya
yang bernama Humayun. Walaupun Babur telah berhasil menegakkan Mughal dari serangan
musuh, namun Humayun tetap saja menghadapi tantangan. Selama roda kepemimpinannya,
kondisi pemerintahan tidak pernah stabil. Selain banyak menghadapi peperangan, ia harus
menghadapi gerakan pemberontakan Bahadur Syah penguasa Gujarat dan pertempuran besar
dengan Sher Khan di Kanauj pada tahun 1540 M. dan pada tahun 1556 M, Humayun
meninggal dunia.

Selanjutnya Humayun digantikan anaknya yaitu Akbar yang berusia 14 tahun, karena ia
masih muda maka urusan kekeuasaan diserahkan pada Bairam Khan, seorang Syi’i. Pada
masa Akbar inilah kerajaan Mughal mencapai keemasannya.

Setelah Akbar dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairam Khan yang sudah
mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan aliran Syi’ah. Dan bairam
mengarakan pemberontakan pada tahun 1561 M, tetapi tetap bisa dikalahkan oleh Akbar.

Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai kerajaan


yang besar, karena dua gerbang India yaitu Abul dan kota kandahar dikuasai oleh Akbar.
Kemajuan yang telah dicapai oleh Akbar dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya,
11
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam. (PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2011.) hlm. 145
12
Ibid. hlm. 147

7
yaitu Jhangir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M) dan Aurangzeb (1658-1707 M).
Ketiganya merupakan raja-raja besar Mughal yang didukung oleh kekuatan militer yang
sangat besar.

3. Kemajuan Kerajaan Mughal

a. Bidang Ekonomi

Kerajaan Mughal dapat mengembangkan program pertanian, pertambangan, dan


perdagangan. Di sektor pertanian, komunikasi antara pemerintah dan petani diatur dengan
baik. Hasil pertanian yang terpenting adalah biji-bijian, padi, kacang, tebu, sayur-sayuran,
rempah-rempah, tembakau, kapas, nila, dan bahan-bahan celupan.

b. Bidang Seni

1) Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik
yang berbahasa Persia maupun India. Penyair yang terkenal adalah Malik
Muhammad Jayazi.
2) Karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan antara lain:
a) Istana Fatpur Sikri di Sikri, Cila dan Masjid-masjid yang indah pada
masa Akbar.
b) Taj Mahal di Agra, Masjid Raya Delhi dan Istana Indah di Lahore pada
masa Syah Jehan.

c. Bidang Ilmu Pengetahuan

Pada masa Shah Jehan didirikan sebuah perguruan tinggi di Delhi. Jumlah ini semakin
bertambah ketika pemerintahan dipegang oleh Aurangzeb. Dibidang ilmu agama berhasil
dikodifikasikan hukum Islam yang dikenal dengan sebutan Fatawa –i-Alamgiri.

D. Perbedaan kemajuan peradaban pada masa ini dengan era klasik

Pada masa kejayaan tiga kerajaan besar, umat Islam kembali mengalami kemajuan.
Akan tetapi kemajuan yang dicapai berbeda dengan kemajuan yang dicapai pada masa klasik
Islam. kemajuan pada masa klasik jauh lebih kompleks. Di bidang intelektual, kemajuan pada
masa tiga kerajaan tidak sebanding dengan kemajuan di zaman klasik. Bidang ilmu
pengetahuan, umat Islam sudah mulai taklid pada imam besar yang lahirpada masa klasik
islam. beberapa sains yang berkembang pada masa klasik ada yang tidak berkembang lagi,
bahkan ada yang dilupakan. Filsafat dianggap bid’ah. Kalau pada masa klasik, umat Islam
maju dalam bidang politik, peradaban, dan kebudayaan, seperti dalam bidang ilmu
pengetahuan dan pemikiran filsafat.

8
Beberapa alasan mengapa kemajuan yang dicapai itu tidak setingkat dengan kemajuan
yang dicapai pada masa klasik:

1. Metode berfikir dalam bidang teologi yang berkembang pada masa ini adalah metode
berpikir tradisional, sehingga cara berfikir ini mempengaruhi perkembangan
peradaban dan ilmu pengetahuan.
2. Pada masa klasik Islam, kebebasan berfikir berkembang dengan masuknya pemikiran
filsafat Yunani.
3. Al-Ghazali bukan hanya menyerang pemikiran filsafat pada masanya, tetapi juga
menghidupkan ajaran tasawuf dalam Islam.
4. Sarana-sarana untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan pemikiran yang disediakan
masa klasik, seperti perpustakaan, karya-karya ilmiah dan lain sebagainya banyak
yang hancur dan hilang akibat serangan bangsa Mongol ke beberapa pusat peradaban
dan kebudayaan Islam.
5. Kekuasaan Islam pada masa tiga kerajaan besar di pegang oleh bangsa Turki dan
mongol yang lebih dikenal sebagai bangsa yang suka perang ketimbang bangsa yang
suka ilmu.
6. Pusat-pusat kekuasaan Islam pada masa ini tidak berada di wilayah Arab dan tidak
pula oleh bangsa Arab. Di safawi berkembang bahasa Persia, di Turki bahasa Turki,
dan di India bahasa Urdu. Akibatnya, bahasa Arab yang sudah merupakan bahasa
persatuan dan bahasa Ilmiah pada masa sebelumnya tidak berkembang lagi dan
bahkan menurun.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kerajaan Utsmani berasal dari suku bangsa pengembara Qoyigh Oghuz, beribukota di
Syukud. Kerajaan Utsmani dinyatakan berdiri (1300 - 1924 M). Penguasa pertamanya
adalah Utsman yang sering disebut Utsman I. Dinasti Utsmani berkuasa kurang lebih
selama tujuh abad, dengan sekitar 36 sultan selama kekuasaannya. Pasukan Janissary
bentukan Orkhan yang terkenal tangguh merupakan pasukan pertama yang berhasil
menaklukkan beberapa wilayah sehingga daerah kekuasaan Utsmani semakin luas.
Peradaban yang dihasilkan meliputi bidang militer, pemerintahan, ilmu pengetahun
dan budaya.

2. Kerajaan Syafawi berdiri sejak 1501-1722 M. Kerajaan Syafawi berasal dari sebuah
gerakan tarekat Syafawiyah, yang didirikan di Ardabil. Nama Syafawiyah diambil
dari nama pendirinya, Syafi al-Din. Nama Syafawi itu terus dipertahankan sampai
tarekat ini menjadi gerakan politik, bahkan hingga gerakan ini berhasil mendirikan
kerajaan. Hasil peradaban kerajaan Syafawi meliputi bidang ekonomi, ilmu
pengetahuan, bagunan fisik dan seni.

3. Kerajaan Mughal berdiri sejak (1526 - 1858 M) didirikan oleh Zahirudin Babur (1526
- 1530 M). Dan Peradaban yang diukir oleh kerajaan Mughal yakni pada bidang
ekonomi, seni, dan ilmu pengetahuan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Syukur, Fatah. 2009. Sejarah Peradaban Islam. PT. Pustaka Rizki Putra. Semarang

Yatim, Badri. 2011. Sejarah Peradaban Islam. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta

http://artikel-blogserba.blogspot.com/2011/01/peradaban-islam-masa-tiga-kerajaan.html. 20
oktober 2012

11

Anda mungkin juga menyukai