Anda di halaman 1dari 3

RESUME KELOMPOK : 2

-Iswandi

-Abdul Harrys

-Maula zikri

-Maulidia Alfiana

-Salsabila Hanum

-Safrida Muthoharoh

-Finte Tiara

#TEORI GUJARAT#

Sebelum mengenal adanya sebuah agama, penduduk yang tinggal di tanah Nusantara menganut
kepercayaan animisme dan dinamisme atau bisa dikatakan belum percaya akan adanya Tuhan.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Nusantara mulai didatangi oleh ajaran agama dan
kebudayaan Hindu Buddha. Ada teori yang mengatakan bahwa yang menyebarkan masuknya
ajaran agama dan kebudayaan Hindu Buddha adalah penduduk lokal yang kembali dari India
setelah mempelahari agama dan kebudayaa Hindu Buddha. Hingga saat ini, belum ada teori pasti
yang mengungkapkan kebenaran tentang masuknya agama dan kebudayaan Hindu Buddha.

Seiring berjalannya waktu dan zaman yang terus berkembang, agama dan kebudayaan yang
masuk ke Indonesia bukan hanya Hindu Buddha, tetapi ada ajaran agama dan kebudayaan Islam
yang mulai masuk dan berkembang di tanah Nusantara (Indonesia). Sama halnya dengan
masuknya ajaran agama dan kebudayaan Hindu Buddha, ajaran agama dan kebudayaan Islam
masuk ke Indonesia juga masih dalam perdebatan, hingga munculnya teori-teori.

Tentang Teori Gujarat sendiri, teori ini menyatakan bahwa Islam masuk ke Nusantara melalui
India. Dirangkum dari berbagai sumber, dijelaskan bahwa Teori Gujarat pertama kali
dikemukakan oleh J. Pijnapel pada abad ke-19. Ia adalah seorang sarjana yang berasal dari
Universitas Leiden, Belanda. J.Pijnapel berpendapat bahwa pada awal Hijriyyah atau pada abad
ke-7 masehi banyak sekali orang Arab yang tinggal atau menetap di Gujarat dan Malabar. Ada
juga sumber yang menyebut teori ini dicetuskan oleh GWJ Drewes dan dikembangkan oleh
Snouck Hurgronje dan kawan-kawan. Selain itu teori India atau teori Gujarat ini juga diyakini
oleh sejarawan Indonesia Sucipto Wirjosuprato yang meyakini awal mula masuknya islam di
Indonesia adalah melalui India (Gujarat).

Menurut J.Pijnapel yang membawa masuk Islam ke Indonesia adalah orang-orang Gujarat
asli yang sudah memeluk agama Islam. Mereka (para pedagang Gujarat) mulai melakukan
transaksi dagang ke dunia bagian Timur, termasuk Indonesia. Masuknya para pedagang Gujarat
ke tanah Nusantara (Indonesia) dengan membawa agama dan kebudayaan Islam diperkirakan
para abad ke-13 Masehi.

Banyak pedagang Gujarat yang menetap di Indonesia dengan alasan menunggu datangnya
angin musim. Pada saat menetap itulah para pedagang Gujarat mulai melakukan interaksi sosial
dengan penduduk lokal atau pedagang lokal. Dari situlah mulai terjadi asimilasi budaya yang
terjadi melalui perkawinan. Dengan perkawinan tersebut, penyebaran ajaran agama dan
kebudayaan Islam di Nusantara masuk ke dalam sebuah keluarga.

Semakin banyaknya para pedagang yang melakukan perkawinan dengan penduduk lokal,
maka penyebaran agama dan kebudayaan Islam semakin cepat. Setelah sudah banyak penduduk
yang memeluk agama Islam, terciptalah sebuah perkampungan bagi para pedagang Islam yang
letaknya ada di daerah pesisir.

Bukan hanya perkampungan saja yang dibangun, mereka para pedagang Gujarat mulai
mendirikan sebuah Kesultanan Samudera Pasai. Kesultanan Samudera Pasai adalah kerajaan
Islam pertama di Nusantara (Indonesia) yang letaknya berada di Aceh.

Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta yang memberikan
argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah
831 H/1297 M di Pasai, Aceh.Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulana Malik
Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki bentuk yang sama dengan nisan
yang terdapat di Kambay, Gujarat.

Dan banyak juga bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah satunya adalah makam Malik
As-Saleh yang merupakan salah satu pendiri kerajaan Samudra Pasai. Corak dari batu nisan
Malik As-Saleh sangat mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Bahkan makam salah satu
walisongo yakni makam Maulana Malik Ibrahim juga memiliki batu nisan khas Gujarat seperti
makam Malik As-Saleh.

Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor dari Gujarat, atau
setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas
Gujarat. Alasan lainnya adalah kesamaan mahzab Syafi’i yang dianut masyarakat muslim di
Gujarat dan Indonesia.

Dengan lahirnya kerajaan Islam pertama, maka kelahiran-kelahiran kerajaan Islam lainnya
semakin tumbuh dengan cepat, sehingga penyebaran Islam tumbuh dengan cepat juga. Bahkan,
seiring dengan perkembangannya, kerajaan Islam bukan hanya ada di Aceh, tetapi ada di
beberapa pulau di Indonesia, salah satunya adalah pulau Jawa.

Anda mungkin juga menyukai