Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asia Tenggara adalah tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar di dunia.

Islam merupakan agama. mayoritas di Indonesia, Malaysia dan Brunei Darussalam.

Selain itu, minoritas Muslim dapat ditemukan di Burma. (Myanmar), Singapura,

Filipina, Thailand dan Vietnam. Secara geografis, kawasan Asia Tenggara merupakan

tempat yang unik dan menarik bagi perkembangan agama-agama dunia, sehingga

hampir seluruh agama terutama agama besar pernah singgah dan mendapat

pengaruh di beberapa tempat di kawasan ini, termasuk agama Islam. Bahkan tidak

berlebihan bila dikatakan bahwa penduduk Muslim terbesar ada di kawasan Asia

Tenggara. Saat ini, ada sekitar 240 juta Muslim di Asia Tenggara atau sekitar 42%

dari jumlah populasi penduduk Asia Tenggara. Jumlahnya sekitar 25% dari total

penduduk Muslim dunia yang berjumlah 1.57 miliar jiwa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah penting

sebagai berikut:

1. Bagaimana masuknya Islam melalui teori Gujarat?

2. Bagaimana masuknya Islam melalui teori Persia?

3. Bagaimana masuknya Islam melalui teori Arab (Mekkah)?

4. Bagaimana masuknya Islam melalui teori Bengal?

1
C. Tujuan

Tujuan dari makalah berikut yaitu:

1. Mengetahui bagaimana masuknya Islam melalui teori Gujarat

2. Mengetahui bagaimana masuknya Islam melalui teori Persia

3. Mengetahui bagaimana masuknya Islam melalui teori Arab (Mekkah)

4. Mengetahui bagaimana masuknya Islam melalui teori Bengal

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masuknya Islam Melalui Teori Gujarat

Tokoh yang mendukung teori Gujarat adalah Pijnapel, seorang ilmuwan dari

Universitas Leiden, Belanda. Menurutnya, Islam dibawa ke Indonesia sejak awal abad

ke 13 Masehi oleh pedagang asal Gujarat, India Barat.

Menurut Pijnapel, masuknya Islam ke Nusantara didasarkan pada hubungan

dagang antara masyarakat Indonesia dengan pedagang Gujarat yang datang lewat

jalur Indonesia-Cambay-Timur-Tengah-Eropa. Teori Gujarat ini didukung oleh

ilmuwan Belanda lain yaitu Snouck Hurgronje yang mengatakan hubungan dagang

Indonesia dengan pedagang Gujarat sudah berlangsung lebih awal, bahkan sebelum

orang-orang Arab datang. Terlebih, saat itu Islam diketahui memiliki pengaruh kuat di

kota-kota India. Contoh, para muslim Dakka merupakan pedagang perantara antara

Timur Tengah dan Indonesia.

Menurut teori Gujarat, proses penyebaran Islam di nusantara terjadi ketika

pedagang Gujarat itu menetap di Indonesia untuk menunggu kedatangan angin

musim. Mereka mulai berinteraksi dengan pedagang lokal dan penduduk setempat.

Proses interaksi tersebut menghasilkan asimilasi budaya lewat perkawinan sehingga

kebudayaan dan ajaran Islam mulai menyebar melalui ikatan keluarga.

Teori Gujarat ini mendasarkan pendapatnya melalui teori mazhab dan teori

nisan. Menurut teori ini, ditemukan adanya persamaan mazhab yang dianut oleh umat

Islam Nusantara dengan umat Islam di Gujarat. Mazhab yang dianut oleh kedua

3
komunitas Muslim ini adalah mazhab Syafi'i. Pada saat yang bersamaan teori

mazhab ini dikuatkan oleh teori nisan, yakni ditemukannya model dan bentuk nisan

pada makam-makam baik di Pasai, Semenanjung Malaya dan di Gresik, yang bentuk

dan modelnya sama dengan yang ada di Gujarat. Karena bukti- bukti itu, mereka

memastikan Islam yang berkembang di Nusantara pastilah berasal dari sana.

B. Bukti Masuknya Islam Melalui Teori Gujarat

Salah satu bukti sejarah masuknya Islam ke Nusantara menurut Teori Gujarat

adalah:

1. Batu nisan Sultan Malik As-Saleh di Pasai, Sumatera Utara (1927) dan batu nisan

Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang punya kesamaan dengan batu nisan di

Cambay, Gujarat, India.

2. Marcopolo dari Venesia (Italia) memberi keterangan, dirinya pernah singgah di

Perlak pada tahun 1292, yang penduduknya sudah memeluk agama Islam. Ia

menyatakan, ada banyak pedagang Islam asal India juga yang menyebarkan

ajarannya.

C. Kelemahan Teori Gujarat

Meski ada beberapa bukti yang mendukung, teori Gujarat tak lepas dari kritik

dan sangkalan yang menunjukkan adanya kelemahan dari bukti tersebut. Pendapat

Mouquette tentang kemiripan batu nisan, dikritik S.Q Fatimi lewat penelitian berjudul

Islam Comes to Malaysia (2009). Menurutnya, gaya batu nisan Malik al-Saleh sangat

berbeda dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Hal ini ia lihat dari bentuknya yang

4
justru mirip batu nisan di Bengal.

Selain Fatimi, ada dua sangkalan terhadap teori Gujarat. Pertama yaitu

masyarakat Samudera Pasai diketahui menganut mazhab Syafi'i, sedangkan

pedagang Gujarat lebih banyak menganut mazhab Hanafi. Ada juga yang

mengatakan, ketika Islam masuk di Samudera Pasai, Gujarat masih Kerajaan Hindu.

Terlepas dari kelebihan dan kelemahannya, dari penjelasan di atas dapat kita

ketahui bahwa teori Gujarat adalah salah satu teori yang mengemukakan proses

masuknya Islam ke Indonesia dibawa pedagang asal Gujarat, India.

D. Masuknya Islam Melalui Teori Persia

Setelah mengenal tentang agama islam, saatnya kami membahas mengenai

salah satu teori masuknya negara islam ke Indonesia, yaitu Teori Persia. Teori Persia

merupakan salah satu teori yang menjelaskan tentang bagaimana agama islam

masuk ke Indonesia serta berkembang di negara Indonesia.

Menurut beberapa sumber yang mengemukakan isi dari Teori Persia, agama

islam masuk ke Indonesia di antara rentang tahun 7 hingga 13 Masehi melalui

pedagang yang berasal dari Persia. Agama islam pertama kali masuk ke Nusantara di

Pulau Sumatera. Dari salah satu sumber yang kami dapatkan, sumber tersebut

mengungkapkan bahwa Teori Persia memiliki bukti pendukung berupa ditemukannya

sejumlah manuskrip di perpustakaan yang berada di negara Iran.

Teori Persia ini dicetuskan oleh dua orang Profesor bernama Prof. Hoesein

Djajadiningrat dan Prof. umar Amir Husen. Para sejarawan menyebutkan bahwa

negara Indonesia yang dulunya bernama kepulauan Nusantara dianggap sebagai

5
negara yang sangat cocok untuk dijadikan daerah pelaksanaan dakwah dan daerah

untuk melakukan perdagangan Persia. Teori Persia bukan hanya teori saja, teori

masuknya agama islam menurut Teori Persia juga memiliki bukti mutlak.

E. Bukti Masuknya Islam Melalui Teori Persia

1. Pertama, ditemukannya beberapa peringatan adat seperti peringatan 10

Muharram, perayaan upacara Tabuik di Bengkulu dan juga Sumatera Barat. Upacara-

upacara tersebut adalah upacara yang biasa dilakukan di Persia untuk mengingat

serta mengenang cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Husain bin Ali. Tak hanya itu

saja, terdapat tradisi Maulid Lompoa yang digelar di Cikoang, peringatan Hari Asyura

yang bersumber dari Syi’ah atau Islam Persia.

2. Lalu yang kedua, adanya bukti kesamaan dalam ajaran sufi yang

dipercaya serta dianut oleh Syekh Siti Jenar. Syekh Siti Jenar sendiri merupakan

salah satu ulama sufi Indonesia yang berasal dari Kota Jepara, sufi Irannya memiliki

aliran Al-Hajjaj.

3. Ketiga, adanya persamaan batu nisan milik makam Malik al Shahih

dengan makam Maulana Malik Ibrahim dikarenakan daerah sekitar Gujarat

bercampur dengan pengaruh dari Persia.

4. Keempat, adanya kesamaan kosakata antara Bahasa Persia dengan

Bahasa Melayu. Itu membuktikan bahwa adanya penyerapan Bahasa Persia menjadi

beberapa kosa kata untuk Bahasa Melayu atau Bahasa Indonesia. Reta-rata kosa

kata yang mengalami penyerapan serta penambahan adalah kosa kata yang

berhubungan dengan pelabuhan, seperti salah satu kosa kata Syahbandar.

6
Tak hanya itu saja, menurut salah satu sumber yang kami dapatkan,

Indonesia pernah menerbitkan sebuah buku yang berisi kosa kata Bahasa Persia

yang diserap dan dijadikan sebagai kosa kata Bahasa Indonesia, baik kosakata resmi

maupun kosa kata biasa.

Memang tak bisa ditentang mengenai masuknya agama islam ke Indonesia

secara Teori Persia. Pasalnya teori ini memiliki cukup bukti yang dapat membuktikan

kebenaran dari teori tersebut. untuk waktu kapan agama islam masuk ke Indonesia

melalui Teori Persia sendiri betul-betul masih menjadi perdebatan antar sejarawan.

Tanah Persia disebut-sebut sebagai tempat awal Islam datang di Indonesia.

Sandaran teori ini, yaitu adanya kesamaan budaya yangdimiliki oleh beberapa

kelompok masyarakat Islam dengan penduduk Persia.Contohnya, peringatan 10

Muharram yang dijadikan sebagai hari peringatan wafatnyaHasan dan Husain. Selain

itu juga beberapa sarapan bahasa yang diyakini berasal dariwilayah Iran, misalnya

kata jabardari zabar jerdari zeer,dan sebagainya. Teori inimeyakini bahwa Islam

masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke-13 M. Adapun wilayah pertama yang

disinggahi adalah kawasan Samudra Pasai. Pada saat ini Persiamengarah pada

wilayah negara Iran. Menurut teori Persia, Islam di Indonesia berasaldari Persia.

Pencetus teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat dan Oemar Amir

Husein.Argumentasi Hoesein Djajadiningrat didasarkan pada bukti berikut:

1. Kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat

Persia danIndonesia. Tradisi tersebut antara lain tradisi perayaan 10 Muharram atau

Asyuro,sebagai hari suci Kaum Syiah atas wafatnya Husein bin Ali, cucu

NabiMuhammad SAW dan tradisi tabuik/tabot yang berkembang diBengkulu.

7
2. Ajaran sufi Wihdatul Wujud Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah

memilikikesamaandenganajaransufiAl-HallajdariPersia.

3. Kesamaan seni kaligrafi yang terpahat pada nisan makam Islam di

Indonseiadengan makam-makam di Persia.

4. Penggunaan gelar syah pada raja-raja Islam di Indonesia.Bukti yang

disampaikan Hoesein Djajadiningrat dan Oemar Amir Husein denganmengemukakan

bukti tambahan sebagai berikut:

1. Di Persia terdapat Suku Leran. Kemungkinan besar suku Leran berasal

dari Jawa.Kemungkinan ini didukung dengan adanya kampung bernama Leran di

JawaTimur.

2. Di Persia terdapat Suku Jawi. Suku Jawi diduga mengajarkan huruf Arab

di Jawa.Huruf arab itu disebut sebagai huruf Arab Pegon yang sering digunakan

padanaskah-naskah kuno kerajaan Islam. Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk

keIndonesia abad 13 dan pembawanyaberasal dari Persia (Iran).Dasar teori iniadalah

kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam Indonesiaseperti:a.

Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan danHusein cucu

Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/IslamIran. Di Sumatra

Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.Sedangkan di pulau

Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.

a. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al

Hallaj.

b.Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuktandatanda

bunyi Harakat.

8
c. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.

d. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama

salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husendan P.A. Hussein

Jayadiningrat.

Teori lain masuknya Islam di Indonesiaialah teori Persia. Teori ini

berpendapat bahwa Islam masuk di Indonesiasejak awal Islam yakni abad pertama

Hijriyah, atau sekitar abad ke-7Masehi. Teori ini hampir sama dengan teori pertama,

bedanya teori ketigaini beranggapan yang membawa Islam ke bumi Nusantara ini

ialah para pedagang Persia yang beragama Islam dengan corak Syi'ah. Teori ini didu-

kung sejumlah manuskrip yang ditemukan di sejumlah perpustakaan diIran, termasuk

di pusat-pusat manuskrip di Quom, Iran.

Teori ini seringmerujuk pendapat Prof Hoesein Djajadiningrat dan Umar

Amir Husen.Bahkan, kedua tokoh ini dianggap sebagai pencetus teori ketiga.

Kalanganahli sejarah sering menyebut kepulauan Nusantara sebagai bagian

dariwilayah operasi dakwah dan wilayah dagang kerajaan Persia di masa lalu.Mereka

menemukan beberapa bukti antara lain dalam bentuk tradisikeagamaan sejumlah

daerah seperti tradisi Tabut di Bengkulu dan tradisimaulid Cikoang di Takalar,

Sulawesi Selatan. Tradisi dan lambang-lam- bang yang ditampilkan dalam upacara

Tabut (atau Tabot, yang dapatdihubungkan dengan kata taubah atau pengampunan

dosa dari Allah Swt).

Hal yang sama juga sering ditampilkan dalam tradisi Maulud Lompoa

diCikoang, sangat diperkaya dengan tradisi yang mirip seperti apa yangdilakukan di

sejumlah wilayah di Iran.Tradisi-tradisi sejumlah wilayah umat Islam di Indonesia

9
masih dekatdengan tradisi Syi'ah meskipun mereka menolak kalau tradisi itu

bersumber dari Syi'ah. Sejumlah daerah di Indonesia juga masih terus me-meringati

Hari Asyura yang sesungguhnya adalah bagian tak terpisahkandengan tradisi Syi'ah

atau tradisi Islam Persia. Integrasi tradisi Syi'ah didalam tradisi keagamaan di

Indonesia dahulu tidak pernah dipersoalkan,karena tradisi itu diterima sebagai

fenomena budaya ketimbang sebagaifenomena agama (Islam).

Persoalan mulai muncul ketika tadinya sebuahfenomena budaya tersebut

dikembangkan menjadi fenomena agama. Tentusaja mulai muncul sikap resisten,

misalnya lahirnya isu bid'ah, syinkretik,dan bisa jadi si'atisasi umat Sunni.

Kenyataan lain yangdijadikan bukti ialah banyaknya kosa kata Persia yang

menjadi kosa kataBahasa Melayu atau Bahasa Indonesia. Kosa kata di sekitar

aktivitas pelabuhan seperti kata Syahbandar, sampai sekarang ini masih tetapmenjadi

bahasa aktual di pelabuhan Indonesia, Malaysia, danBrunei.Kantor Kedutaan Besar

Iran di Jakarta pernah menerbitkan sebuah buku lumayan tebal tentang bahasa-

bahasa Persia yang masuk di dalam perbendaharaan Bahasa Indonesia, baik

sebagai bahasa resmi maupun se- bagai bahasa atau istilah prokem.

Kehadiran pengaruh Persia dalam masyarakat Indonesia memang

takterbantahkan. Persoalannya, apakah itu muncul sejak awal Islam yakniabad ke-7

Masehi atau datang belakangan, hal ini masih terus dalam perdebatan. Yang pasti,

sejarah panjang Persia penuh dengan beberapakebanggaan. Sejumlah besar ulama

dan ilmuan di abad pertengahan berasaldari wilayah kekuasaan Persia. Ada yang

mengatakan, seandainya sejakdahulu kala ada Hadiah Nobel ( Noble Price) maka

yang mendominasi Hadiah Nobel itu berasal dari kawasan Persia.Kelemahan teori ini

10
sama dengan teori lain, masih diperlukan bukti-buktihistoris yang cukup untuk

mengatakan teori ini paling benar. Kita berharapkiranya para peneliti sejarah terus

lebih giat mencari bukti-bukti otentikmasuknya Islam di Indonesia.

Masa Kejayaan Kekaisaran Persia Masa Kejayaan Kekaisaran Persia

berlangsung pada saat Darius Agung berkuasa (522-486 SM). Pada periode ini,

kekuasaan Kekaisaran Persia membentang dari Kaukasus dan Asia Barat ke

Makedonia (sekarang Balkan), Laut Hitam, Asia Tengah, dan bahkan Libya serta

Mesir. Selain itu, beberapa hal penting lain yang dilakukan oleh Darius Agung adalah

sebagai berikut.

a. Memperkenalkan mata uang dan ukuran timbangan

b. Memperkenalkan Bahasa Persia Kuno

c. Memindahkan ibu kota ke Susa

d. Membangun Persepolis (kompleks seremonial besar Kekaisaran Persia)

e. Membangun terusan di antara Sungai Nil dan Laut Merah

f. Membangun jalan raya

F. Kehidupan Kekasairan Persia

Bangsa Persia umumnya mengandalkan perekonomian pada sektor

pertanian dan beternak hewan seperti domba dan biri-biri. Di sisi lain, bangsa Persia

juga dikenal akan penciptaan karya seni mereka yang luar biasa. Berbagai kesenian

dan kebudayaan yang berkembang adalah seniukir, pengolahan logam, tenun, dan

arsitektur. Salah satu hasil kebudayaan dari masa Kekaisaran Persia dapat

ditemukan di kompleks makam kuno, Naqsh-e Rustam. Di tempat ini dapat ditemukan

11
relief-relief yang terukir pada batu-batu besar.

Persia Banyak orang menganggap Persia identik dengan Islam, padahal

Islam baru menjadi agama dominan di Kekaisaran Persia setelah penaklukan Arab

pada abad ke-7 Masehi. Pada awal berdirinya kekaisaran, agama yang dianut

masyarakatnya adalah Zoroastrianisme. Zoroastrianisme adalah salah satu agama

monoteistik tertua di dunia yang saat ini masih dianut oleh beberapa masyarakat Iran

dan India. Agama yang kemungkinan besar muncul antara 1500-500 SM ini

mengajarkan pengikutnya untuk menyembah satu dewa, daripada banyak dewa yang

disembah oleh kelompok Indo-Iran sebelumnya. Raja-raja Akhemeniyah adalah

penganut Zoroastrianisme yang taat. Kendati demikian, Koresh Agung adalah raja

yang toleran dan mengizinkan rakyatnya untuk memilih agamanya sendiri.

Runtuhnya Kekaisaran Persia Kekaisaran Persia memasuki periode

kemunduran setelah invasi yang gagal ke Yunani oleh Xerxes I pada 480 SM.

Pertahanan atas tanah Persia harus dibayar mahal hingga menghabiskan dana

kekaisaran. Hal ini kemudian menyebabkan kenaikan pajak yang memberatkan

rakyat Persia. Pada 330, Akhemeniyah akhirnya jatuh ke tangan Alexander Agung

dari Makedonia. Setelah runtuhnya Kekaisaran Persia Pertama, terdapat beberapa

dinasti yang berkuasa di wilayah ini. Dinasti-dinasti tersebut adalah Kekaisaran

Seleukus (330-248 SM), Kekaisaran Parthia (248 SM-224 M), Kekaisaran Sassania

(226-651 M), Islam Persia (700-1400 M), dan Dinasti Qajar hingga abad ke-20. Para

penguasa berikutnya berusaha mengembalikan Kekaisaran Persia ke masa-masa

kejayaan seperti yang dilakukan Akhemeniyah. Meskipun Dinasti Qajar sempat

membuat Kekaisaran Persia sebagai salah satu pusat perkembangan Islam, tetapi

12
tetap tidak dapat menandingi kejayaan yang dicapai Koresh Agung dan Darius

Agung. Peninggalan Kekaisaran Persia Persepolis Naqsh-e Rustam Harta Karun

Oxus.

G. Kelebihan dan Kelemahan Teori Persia

Persebarang agama islam melalui teori Persia memberikan keuntungan

untuk Indonesia berupa penyerapan budaya serta kosa kata dari Persia. Penyerapan

kebudayaan seperti bentuk batu nisan dan beberapa upacara yang dilakukan di

Persia sangat-sangat bermanfaat serta menambah kebudayaan di Indonesia.

Semua teori tentang bagaimana cara masuknya agama islam ke Indonesia

tentulah memiliki kelebihannya masing-masing, begitu pula dengan Teori Persia.

Kelemahan teori Persia adalah teori ini masih sangat minim akan bukti yang dapat

membuktikan dengan mutlak, teori Persia masih membutuhkan banyak bukti-bukti

lainnya sama seperti teori lainnya. Selain itu, adanya fakta lain mengenai waktu

berkembangnya agama islam di Indonesia. Saat agama islam berkembang di

Indonesia, Iran bukanlah negara yang menjadi pusat persebaran agama islam,

ditambah pedagang yang berdagang di Indonesia tak sebanyak pedagang yang dari

Arab, Cina, maupun India.

H. Masuknya Islam Melalui Teori Arab (Mekkah)

Tokoh yang mencetuskan teori ini adalah Haji Abdul Malik Karim Amrullah

atau lebih dikenal dengan nama Buya Hamka. Menurut padangan Buya Hamka, teori

Mekah ini mengutarakan bahwa Islam masuk ke Indonesia dari Mekah.

Melalui pandangan Buya Hamka atas teori Mekah ini, Buya Hamka juga

13
menolak teori Gujarat yang menjelaskan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad

ke – 13 dan berasal dari Gujarat. Buya Hamka menjelaskan, bahwa teori Mekah yang

ia cetuskan tersebut untuk mengoreksi teori Gujarat.

Buya Hamka kemudian terus menguatkan pendapatnya mengenai sejarah

masuknya Islam ke Indonesia dengan teori Mekah. Pada tahun 1963, Buya Hamka

pada seminar Sejarah Masuknya Agama Islam di Indonesia menjelaskan bahwa

pandangannya mengenai teori Mekah.

Buya Hamka menjelaskan, bahwa bangsa Arab memiliki peran sebagai

pembawa agama Islam ke Indonesia lalu diikuti oleh orang dari bangsa Persia serta

orang-orang dari bangsa Gujarat. Gujarat dinyatakan sebagai salah satu tempat

singgah serta Mekah dan Mesir merupakan pusat dari tempat pengambilan ajaran

Islam tersebut. Kemudian pada abad ke-13, di Indonesia telah berdiri suatu kekuatan

politik beragama Islam.

Oleh karena itu, disimpulkan bahwa Islam telah masuk jauh lebih lama dan

sebelumnya pada abad ke-7 masehi atau kira-kira pada pertengahan hijriyah. Teori

ini dibuktikan pula dengan wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 M serta

kepemimpinan Islam yang dipegang oleh khalifah saat itu.

Buya Hamka juga berasumsi bahwa pedagang Arab pun turut andil dalam

menyebarkan agama Islam. Menurut sebuah sumber, dijelaskan bahwa pada

seperempat abad ketiga dan abad ketujuh, seorang pedagang Arab menjadi

pemimpin dalam sebuah pemukiman Arab Muslim yang berada di pesisir Pantai

Sumatera. Orang Arab tersebut kemudian menikah dengan wanita lokal asal

Sumatera, lalu membentuk sebuah komunitas muslim yang terdiri dari orang Arab

14
sebagai pendatang serta penduduk lokal setempat. Tak hanya itu, para pedagang

Arab yang bermukim tadi juga ikut dalam melakukan kegiatan penyebaran Islam. Atas

teori tersebut, Buya Hamka pun yakin bahwa Islam masuk ke Indonesia bermula dari

daerah Timur Tengah.

I. Pembagian Bangsa Arab

Pengetahuan tentang keadaan alam dan latar belakang masyarakat Arab

pra-Islam dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana dan mengapa Bangsa

Arab Quraisy sangat kuat dalam menentang dakwah Islam. sebelum agama datang,

bangsa Arab telah mempunyai berbagai macam agama, adat-istiadat, akhlak dan

peraturan-peraturan hidup. Agama baru ini pun datang membawa akhlak hukum-

hukum dan peraturan-peraturan hidup. Jadi agama baru ini datang kepada bangsa

yang bukan bangsa baru. Bertemulah agama Islam dengan agama-agama jahiliyah,

peraturan-peraturan Islam dengan peraturan- peraturan Bangsa Arab pra-Islam.

Kemudian, terjadilah pertarungan yang banyak memakan waktu. Pertarungan-

pertarungan ini, baru dapat kita pahami kalau kita memiliki pengetahuan tentang

kehidupan Bangsa Arab pra-Islam.

Bangsa Arab terbagi atas dua bagian, yakni penduduk gurun pasir dan

penduduk negeri. Sejarah penduduk gurun pasir, hampir tidak dikenal, kecuali sejarah

yang dimulai dari sekitar 150 tahun sebelum kedatangan Islam. Hal ini menurut

Syalabi, karena Bangsa Arab, penduduk padang pasir itu, terdiri atas berbagai

macam suku yang gemar berperang. Peperangan pada mulanya ditimbulkan oleh

keinginan untuk bertahan hidup. Hukum di padang pasir adalah, yang kuatlah yang

15
berhak memiliki tempat-tempat yang berair dan padang rumput sebagai untuk tempat

menggembalakan binatang ternak.

Adapun mereka yang lemah akan kalah, mati atau menjadi budak.

Peperangan itu menghabiskan waktu dan tenaga. sehingga mereka tidak memiliki

waktu dan kesempatan untuk memikirkan kebudayaan. Bahkan, sekalipun mereka

berhasil menciptakan kebudayaan, namun menghancurkannya. Di samping itu,

penduduk padang peperangan selalu berhasil pasir juga dikenal buta huruf. Oleh

sebab itulah, sejarah mereka tidak ditulis dan karenanya tidak diketahui.Dapat

dikatakan, tidak ada bangunan peninggalan dan tulisan-tulisan yang menunjukkan

bagaimana rekam jejak keberadaan mereka.

Menurut Syalabi, sejarah yang sampai kepada kita tentang orang-orang

zaman dahulu itu merupakan cerita yang bersumber dari kitab-kitab suci. Sejarah

mereka, mulai dari seratus lima puluh tahun sebelum Islam, dapat diketahui dengan

perantaraan syair-syair atau cerita- cerita dari para perawi. Sedangkan sejarah

Bangsa Arab, di negeri bagian selatan, seperti Kerajaan Hirah dan Ghassan serta

beberapa kota di tanah Hijaz, cenderung bersifat lebih jelas.

Arab disusun atas dasar klan atau kaum yang menjadi basisnya. Kemah

merupakan tempat yang dihuni oleh satu keluarga. Satu komponen dari kemah-

kemah tersebut membentuk sebuah havy Anggota sebuah havy menyusun sebuah

klan. Sebuah klan yang mempunyai hubugan darah kemudian membentuk sebuah

suku (gabilah).

J. Kehidupan Sosial dan Keagamaan Bangsa Arab

16
Bagaimana kehidupan sosial dan keagamaan orang-orang Arab sebelum agama

Islam masuk ke wilayah yang dikenal sangat tandus itu? Tulisan berikut ini akan

mengupas sekilas tentang kondisi sosial dan keagamaan orang-orang Arab pra-Islam.

1. Gemar Bersyair

Orang-orang Arab pra-Islam sangat gemar dan menghargai syair. Mereka gemar

berkumpul mengeliling para penyair untuk mendengarkan syair-syair yan dibuat oleh

para ahli syair yang hidup pada zaman it Beberapa tempat favorit yang sering

dijadikan sebag tempat bagi para penyair berkumpul pada adalah pasar 'Ukaz,

Majinnah dan Zu al-Majaz.

2. Beragama

Naburi beragama mereka ditimbulkan oleh keadaan Bangsa Arab merupakan bangsa

yang beragama. hidup mereka. Semangat beragama tersebut menjadi salah satu

penyebab yang mendorong mereka untuk melawan dan memerangi agama Islam

yang diserukan Rasulullah Saw, Mereka menolak agama Islam, karena mereka amat

kuat berpegang kepada agama lama mereka yang telah mendarah daging pada diri

mereka. Semula diyakini, bahwa manusia sejak Nabi Adam as menyembah Allah

yang Maha Esa sebagai kepercayaan tauhid. Akan tetapi, jiwa manusia lalu mulai

menjauhkan diri dari kepercayaan tauhid dan menjasadkan kepercayaan tersebut.

Hal ini disebabkan karena sukarnya memahami kepercayaan ketuhanan yang lepas

dari jasadnya. Oleh karena itu, manusia mulai menjasadkan apa ia yakini sebagai

tuhan. Itulah yang terjadi pada yang bangsa Arab.

3. Sistem Kekeluargaan

Sistem kekeluargaan Bangsa Arab adalah sistem kabilah. Suatu kabilah merupakan

17
satu-kesatuan yang mempunyai adat-istiadat dan budi pekerti sendiri. Boleh jadi

antara satu kabilah memiliki adat yang jauh berbeda dengan kabilah-kabilah lain.

Akan tetapi, ada suatu gejala yang boleh dikatakan kelihatan dengan jelas pada

setiap kabilah sebagai sesuatu hal yang umum. Adat seperti menjaga dan membela

perempuan serta adat yang memandang kehormatan perempuan itu lebih tinggi

daripada jiwa, harta dan anak-anak. Salah satu contoh kebiasaan Orang Arab yang

suka membawa perempuan-perempuan ke medan perang. Perempuan ditempatkan

di belakang bala tentara yang berperang dengan maksud agar mereka selalu ingat

bahwa kekalahan berarti kehormatan mereka akan diinjak-injak musuh. Keberadaan

perempuan di gar belakang dapat menjamin bahwa mereka akan berperang mati-

matian melawan musuh.

Kaum perempuan di medan perang tidak hanya menjadi alasan kaum laki-laki untuk

menang, tetapi ju kerapkali mereka sendiri menggunakan kesempatan untuk turut

mengobarkan semangat juang kepada kaun laki-laki yang sedang bertempur.

4. Mudah Berselisih

Keluarga adalah faktor penting dan merupakan sat-kesatuan Setiap anggota keluarga

saling mendukung dalam keadilan ataupun dalam perbuatan aniaya. Akan tetapi,

perselisihan dan permusuhan mudah pula terjadi antara keluarga. Salah satu contoh

adalah keturunan Abdu al-Dar dan keturunan 'Abdu al-Manaf. Mereka adalah putera

Qushai. Begitu juga permusuhan antara keturunan 'Abdu al-Manaf, yakni antara

Hasyim ibn Abdu al-Manaf dengan 'Umaiyah ibn Abdu al-Syam, dan permusuhan di

antara keturunan 'Abdu al-Muthalib bin Hasyim (yaitu keluarga 'Abbasiyah) dengan

keluarga Alawiyah.

18
K. Bukti-Bukti Masuknya Islam Melalui Teori Arab

a. naskah-naskah kuno yang berasal dari Cina. Pada naskah kuno itu

disebutkan bahwa pada tahun 625 Masehi, sekelompok orang Arab tinggal di daerah

pesisir barat Sumatera.

b. pada masa tersebut di wilayah pesisir barat Pulau Sumatera terdapat

Kerajaan Sriwijaya yang diperkuat dengan ditemukannya batu nisan Syekh

Rukunuddin yang wafat pada tahun 627 Masehi.

Teori Arab didukung juga oleh TW. Arnold yang mengatakan bahwa pada

masa tersebut Bangsa Arab adalah penguasa perdagangan di wilayah Nusantara dan

mereka kebanyakan menikah dengan orang pribumi.

L. Kelebihan Dan Kekurangan Teori Arab

Teori Mekah yang dicetuskan oleh Buya Hamka ini memiliki kekurangan yaitu

kurangnya fakta yang disajikan dalam teori Mekah untuk menjelaskan peranan

bangsa Arab dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia.

Sedangkan kelebihan teori Mekah adalah terverifikasinya sebuah fakta untuk

mendukung teori Mekah ini. Yaitu adalah mazhab yang digunakan di Indonesia serta

di Arab berupa mazhab Syafi’i. Di mana dasar teori tersebut telah berkali-kali

disebutkan dan menjadi penguat bahwa agama Islam pertama kali datang dari Arab

dan bukan dari Gujarat atau negara lain.

Kelebihan yang kedua, adalah gelar yang dipakai oleh raja pada Samudera

Pasai yaitu Al Malik, dan gelar tersebut juga digunakan oleh para raja di Arab dan

19
umum digunakan di Mesir.

M. Masuknya Islam Melalui Teori Bengal

Teori ketiga yang dikembangkan Fatimi menyatakan bahwa Islam datang dari

Benggali (Bangladesh). Dia mengutip keterangan Tome Pures yang mengungkapkan

bahwa kebanyakan orang terkemuka di Pasai adalah orang Benggali atau keturunan

mereka. Islam muncul pertama kali di semenanjung Malaya dari arah pantai Timur,

bukan dari Barat (Malaka), pada abad ke-11, melalui Kanton, Phanrang (Vietnam),

Leran, dan Trengganu. Ia beralasan bahwa doktrin Islam di semenanjung lebih sama

dengan Islam di Phanrang, elemenelemen prasasti di Trengganu juga lebih mirip

dengan prasasti yang ditemukan di Leran. Drewes, yang mempertahankan teori

Snouck, menyatakan bahwa teori Fatimi ini tidak bisa diterima, terutama karena

penafsirannya atas prasasti yang ada dinilai merupakan perkiraan liar belaka. Lagi

pula madzhab yang dominan di Benggali adalah madzhab Hanafi, bukan madzhab

Syafii seperti di semenanjung dan nusantara secara keseluruhan.

Teori ini dalah kerajaan Islam yang pernah berkuasa di India dari abad ke-16

hingga abad ke-19. Meski bukan kerajaan Islam pertama di India, kerajaan ini

memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan Islam di tanah Hindu

tersebut. Kesultanan Mughal atau Kerajaan Mogul di india didirikan oleh Zahiruddin

Babur, cucu Timur Lenk, yang berasal dari keturunan Genghis Khan dari Mongol.

Sementara khalifah yang membawa Daulah Mughal ke puncak kejayaan adalah

Jalaluddin Akbar, yang memerintah antara 1556-1605 M. Namun, memasuki abad ke-

19, Kesultanan Mughal mulai runtuh karena para raja penerusnya tidak sanggup

20
memertahankan kebesaran para pendahulunya.

Berdirinya Kesultanan Mughal Zahiruddin Muhammad Babur adalah putra

Umar Sheikh Mirza, penguasa Ferghana, dan Qutlugh Nigar Khanum, keturunan

Chagatai Khan, anak Genghis Khan. Di usia 11 tahun, Babur telah mewarisi daerah

Ferghana dari ayahnya. Sejak muda, ia telah berambisi menaklukkan Samarkand,

kota penting di Asia Tengah kala itu. Dengan bantuan Raja Ismail I dari Kerajaan

Safawi, Babur berhasil menaklukkan Samarkand pada 1494 M. Satu dekade

kemudian, ia menduduki kekuasaan di Kabul, ibu kota Afghanistan, dan segera

memusatkan perhatiannya pada India. Kala itu, India dikuasai oleh Ibrahim Lodi dari

Kesultanan Delhi yang pemerintahannya sedang tidak stabil. Babur kemudian

memimpin bala tentaranya menuju Delhi dan terjadilah Pertempuran Panipat I pada

21 April 1526 M. brahim Lodi bersama ribuan pasukannya meninggal dalam serangan

itu, dan tidak lama kemudian Babur mendirikan Kesultanan Mughal.

1. Raja raja mungal

Zahiruddin Muhammad (Babur) (1526-1530 M) Nasiruddin Muhammad (Humayun)

(1530-1540 M dan 1555-1556 M) Jalaluddin Muhammad (Akbar-i-Azam) (1556-1605

M) Nuruddin Muhammad Salim (Jahangir) (1605-1628 M) Shahabuddin Muhammad

Khurram (Shah Jahan) (1628-1658 M) Muhiuddin Muhammad (Alamgir/Aurangzeb)

(1658-1707 M) Muhammad Mu'azzam (Bahadur Shah Alam) (1707-1712 M)

Mu'izuddin Muhammad (Jahandar Shah) (1712-1713 M) Farrukhsiyar (1713-1719 M)

Rafi ud-Darajat (1719 M) Rafi ud-Daulah (Shah Jahan II) (1719 M) Roshan Akhtar

(Muhammad Shah) (1719-1748 M) Ahmad Shah Bahadur (1748-1754 M) Azizuddin

(Alamgir II) (1754-1759 M) Muhi-ul-Millat (Shah Jahan III) (1759-1760 M) Ali Gauhar

21
(Shah Alam II) (1760-1788 M) Bidar Bakht (Jahan Shah IV) (1788 M) Mirza Akbar

(Akbar Shah II) (1806-1837 M) Abu Zafar Sirajuddin Muhammad (Bahadur Shah II)

(1837-1857 M).

Masa kejayaan Kesultanan Mughal Kesultanan Mughal mencapai puncak

kejayaannya pada masa pemerintahan Akbar (1556-1605 M). Di bawah kendali

Akbar, kesultanan ini tidak hanya maju di bidang politik dan militer, tetapi juga di

bidang ekonomi, pendidikan, arsitektur, seni dan budaya, serta keagamaan. Kejayaan

yang diraih Akbar masih dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu

Jahangir (1605-1628 M), Shah Jahan (1628-1658 M) dan Alamgir atau Aurangzeb

(1658-1707 M). Pada periode ini, Kesultanan Mughal memiliki pertahanan militer yang

tangguh dan sukar ditaklukkan. Stabilitas politik karena sistem pemerintahan yang

diterapkan Akbar juga membawa kemajuan dalam segala bidang lainnya. Dalam

bidang ekonomi, Kesultanan Mughal dapat mengembangkan program pertanian,

pertambangan, dan perdagangan. Di samping untuk kebutuhan dalam negeri, hasil

pertanian itu diekspor ke Eropa, Afrika, Arabia, dan Asia Tenggara, bersamaan

dengan hasil kerajinan seperti kain tenun serta kain tipis berbahan gordyin yang

banyak diproduksi di Bengal dan Gujarat.

Ketika Shah Jahan berkuasa, ia memerintahkan untuk membangun Taj

Mahal, yang menjadi salah satu bukti kemajuan di bidang arsitektur Mughal. Pada

masa pemerintahan Aurangzeb, pajak dihapuskan, harga bahan pangan diturunkan,

dan korupsi diberantas. Selama satu setengah abad, Kesultanan Mughal menjadi

negara adikuasa yang menguasai perekonomian dunia, mengalahkan Dinasti Qing di

China dan Eropa Barat. Pada awal abad ke-18, wilayah kekuasaannya membentang

22
dari Bengal di Timur ke Kabul dan Sindh di Barat, Kashmir di Utara ke lembah Kaveri

di Selatan. Penduduknya saat itu diperkirakan mencapai 150 juta jiwa, atau sekitar

seperempat dari populasi dunia saat itu. Dengan berbagai pencapaian itu, Mughal

dapat dianggap sebagai salah satu kekaisaran terbesar di dunia kala itu.

2. Runtuhnya kerajaan mungol

Setelah satu setengah abad berada dalam kejayaannya, Kesultanan Mughal mulai

mengalami kemunduran. Sepeninggal Aurangzeb, para penerusnya tidak sanggup

memertahankan kebesaran para pendahulunya. Bidang militer dan pertanian yang

menjadi tumpuan kebesaran Mughal tidak lagi dikembangkan. Kejayaan Mughal pun

secara perlahan hilang akibat satu per satu daerah kekuasaannya melepaskan diri

dan mendirikan kerajaan baru. Memasuki pertengahan abad ke-19, Inggris telah

mengendalikan sebagian besar wilayah kekuasaan Mughal. Raja terakhir Kesultanan

Mughal, Bahadur Shah II, yang hanya memiliki otoritas atas Kota Shahjahanabad,

akhirnya digulingkan setelah Pemberontakan India pada 1857.  Bahadur Shah II

kemudian diasingkan ke Myanmar oleh Inggris dan peristiwa ini menandai

berakhirnya Kesultanan Mughal. Peninggalan Kerajaan Mughal Taj Mahal di India

Benteng Agra di India Benteng Allahabad di India Benteng Merah di India Benteng

Lalbagh di Bangladesh Benteng Lahore di Pakistan Taman Babur di Afghanistan  

Referensi: Rohman, Sandi Nur. (2017). Dinasti Mughal: Menelusuri Jejak Peradaban

Islam di Tanah Hindustan. Yogyakarta: Diandra Kreatif.

3. Peninggalan

a. Taj Mahal di India

b. Benteng Agra di India

23
c. Benteng Allahabad di India

d. Benteng Merah di India

e. Benteng Lalbagh di Bangladesh

24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Islam masuk dan berkembang di Asia Tenggara melalui proses dengan

berbagai saluran dalam penyebarannya, seperti melalui saluran perdagangan,

perkawinan, tasawuf, pendidikan, kesenian juga saluran politik. Islam juga masuk ke

asia tenggara melalui beberapa teori yaitu, teori gujarat, teori persia, teori arab

( mekkah) dan teori bengIslam adalah agama yang didalamnya terdapat ajaran mulia

berpedoman pada Al Qur’an sehingga mudah diterima masyarakat setempat.

keseluruhan perjalanan sejarah umat Islam di Asia Tenggara telah menyebabkan

terjadinya percampuran kebudayaan lokal dengan ajaran Islam sehingga membuahkan

budaya baru yang dinamis dan dapat diterimanya Islam secara damai di Asia

Tenggara. Selain itu telah didirikan berbagai lembaga atau organisasi di berbagai

Negara di Asia Tenggara yang menunjukkan bahwa kebangkitan Islam di Asia Tenggara

telah mengalami perkembangan yang merupakan periode kejayaan Islam dimana kaum

muslim mendominasi bidang perdagangan, pelayaran, mempunyai pengaruh politik dan

kekuasaan yang besar, datang dengan semangat serta misi keagamaan.Mereka adalah

orang-orang yang berbudaya,terpelajar sehingga di Asia Tenggara Islam berkembang

cukup pesat.

25

Anda mungkin juga menyukai