Anda di halaman 1dari 23

Sejarah kebudayaan Islam

Tugas Kliping Bab 1


Sejarah Masuknya Islam Di Indonesia

Disusun Oleh :
Nama : Mohammad Arsyan Aulia
Kelas : 9J
Guru Mapel : H. Masykur

Madrasah Tsanawiyah Negeri 2 Kota


JambiTahun Ajaran 2023/2024

1|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


A. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

Islam merupakan agama yang mengedepankan nilai-nilai


perdamaian. Oleh karena itu, penyebaran Islam mudah berkembang di
mana pun termasuk di Indonesia. Penyebaran agama Islam di
Indonesia cukup aktif dan berlangsung sangat cepat. Hal ini tidak
terlepas dari peran saudagar muslim dari Mesir, Arab, India, Irak,
Iran, Gujarat, Persia, Ulama, serta Mubalig yang menyebarkan agama
Islam dari Pulau Sumatera hingga ke Sulawesi dan Maluku. Dan
Puncak penyebaran agama Islam di Indonesia terjadi pada masa Wali
Songo.

Ilustrasi Masuknya Islam Ke Indonesia (Sumber : Kompas.com)

Penyebaran Islam melalui jalur selatan berpangkal di Wilayah


Mesir. Penyebaran Islam melalui jalur tersebut memberikan pengaruh
2|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
pada organisasi keagamaan yang kembali pada Al-quran dan Hadis.
Melalui jalur tengah, penyebaran Islam berawal dari bagian barat
Lembah Yordania dari di Bagian Timur melalui semenanjung Arabia,
khususnya Hadramaut yang menghadap langsung ke Indionesia. Dari
daerah semenanjung Arabia, penyebaran agama Islam ke Nusantara
lebih murni, daerah yang merasakan pengaruhnya adalah Sumatera
Barat.
Melalaui jalur utara, penyebaran Islam dimulai dari daerah
mesopotamia yang waktu itu terkenal sebagai Persia, kemudian
menyebar ke timur melalui jalan darat Afghanistan, Pakistan, dan
Gujarat, kemudian melalui jalur laut menuju Indonesia. Melalui jalur
utama Islam memperoleh unsur baru yang disebut Tasawuf. Melalui
jalur ini pula pengaruh Islam di Nusantara sangat cepat. Daerah yang
mendapat pengaruh yaitu Aceh.

Peta Penyebaran Islam di Nusantara

Terdapat faktor yang menyebabkan Islam mudah diterima oleh


rakyat indonesia dan berkembang dengan cepat :
a) Syarat masuk agama Islam tidak berat, yaitu dengan
mengucapkan kalimat syahadat.
3|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
b) Upacara-upacara dalam Islam sangat serderhana
c) Islam tidak mengenal sistem kasta.
d) Islam tidak menentang adat dan tradisi setempat.
e) Dalam penyebarannya dilakukan dengan jalan damai.
f) Runtuhnya kerajaan Majapahit memperlancar agama Islam.

Ada banyak teori yang menyebutkan bagaimana awal mula


sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia dan akhirnya menjadi
agama yang banyak dianut oleh sebagian besar masyarakat di
Nusantara pada kala itu. Teori-teori tersebut juga memiliki bukti
sehingga dipercaya sejarah masuknya agama Islam ke Indonesia
sesuai teori-teori yang ada.
Menurut para sejarawan, teori-teori tentang kedatangan Islam ke
Nusantara dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu sebagai
berikut :

1. Teori Gujarat

Teori Gujarat mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke


Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau ke abad-13 M.
Gujarat ini terletak di India bagian Barat, berdekatan dengan Laut
Arab. Teori ini dikemukakan oleh seorang ilmuan belanda bernama J.
Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke-19. Ia berpendapat
bahwa pada awal Hijriah atau pada abad ke- 7 Masehi banyak sekali
orang-orang Arab yang tinggal atau menetap di Gujarat dan Malabar,
namun yang menyebarkan islam ke Nusantara menurut Pijnapel
bukanlah dari orang Arab langsung, melainkan pedagang Gujarat
yang telah masuk Islam dan berdagang ke dunia Timur, Termasuk ke
Indonesia.

Munculnya teori Gujarat yang dicetuskan oleh J. Pijnapel


mendapatkan sambutan baik dari seorang orientalis ternama yang
berasal dari Belanda dan ia bernama Snouck Hurgonje.

Snouck Hurgronje berpendapat bahwa orang-orang asli Gujarat


(para pedagang) sudah lebih dulu melakukan transaksi dagang dengan
4|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia
penduduk Nusantara. Selain itu, orang orang Arab yang datang ke
Nusantara merupakan orang-orang yang berasal dari keturunan Nabi
Muhammad S.A.W. Hal itu ditunjukkan dengan adanya gelar “Sayid”
atau “Syarif” yang disematkan di depan namanya.

J. Pijnapel Snouck Hurgronje

Teori Gujarat yang dicetuskan oleh J. Pijnapel dikembangkan


lagi oleh J.P. Moquette pada tahun 1912.

5|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


J.P. Moquette 1856-1927

Ia menyatakan pendapat bahwa teori Gujarat ini memang benar


bisa dibuktikan. Salah satu bukti itu ada pada batu nisan dari Sultan
Malik Al-Saleh yang ada di Pasai, Aceh memiliki kesamaan dengan
batu nisan Maulana Malik Ibrahim yang makamnya ada di Gresik,
Jawa Timur. Maka J.P. Moquetta membuat kesimpulan bahwa batu
nisan tersebut diimpor dari Gujarat, India. Terlebih lagi kaligrafi pada
batu nisan tersebut adalah kaligrafi Khas Gujarat. Alasan lainnya
adalah kesamaan mazhab Syafi’i yang dianut masyarakat muslim di
Gujarat dan Indonesia.

6|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


Makam Maulana Malik Ibrahim (Sumber : areongbinang)

Makam Sultan Malik al-Saleh (Sumber : steemit.com)

7|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


Namun, terdapat kelemahan teori Gujarat. Teori ini ditentang oleh
G.E. Morison, seorang jurnalis asal Australia bahwa, belum tentu
Islam didatangkan dari Gujarat, hanya karena memiliki penemuan
corak batu nisan yang mirip dengan yang ada di Gujarat. Selain itu,
pada awal abad ke-12 Masehi, masyarakat Gujarat masih menganut
agama Hindu.
2. Teori Makkah
Teori ini dicetuskan oleh Haji Abdul Malik Karim Amrullah
Atau dikenal Buya Hamka. Teori ini juga didukung oleh Van
Leur, dan T.W. Arnold. Buya Hamka mengatakan, bahwa proses
masuknya agama Islam ke Nusantara adalah langsung
dari Mekkah atau Arab.

Teori Mekah ini juga menolak atau mengoreksi proses


masuknya Islam ke Nusantara dari Gujarat. Beliau
menyampaikan pendapatnya tentang teori Mekkah pada dies
natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri di D.I . Yogyarkarta.
Pada orasinya tersebut, Buya Hamka mengatakan dengan
tegas bahwa proses masuknya Islam ke Indonesia terjadi pada abad ke
7 M atau 647 M dan langsung dibawa oleh para musafir asal Arab
yang memiliki motivasi dan semangat untuk menyebarkan agama
Islam. Itulah inti atas bunyi dari teori Mekkah yang digagas oleh
Buya Hamka. Beliau juga menjelaskan bahwa ia menolak dan
menyanggah teori Gujarat yang mengatakan bahwa agama Islam
masuk Ke Indonesia melalui India, Karena teori Gujarat tersebut
memiliki banyak kelemahan. Buya Hamka turut menyertakan bukti
yang ia pakai untuk menggagas teori Mekkah ini yaitu sumber lokal
di Indonesia dan Sumber dari Arab.

 Dasar- dasar teori Mekkah ini adalah sebagai berikut :


1) Hadirnya perkampungan Islam yang ada di Sumatera bagian barat
pada Dinasti Umayyah

8|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


2) Mazhab Syafi’I yang dianut oleh kerajaan Samudera Pasai, yaitu
mazhab yang sama yang digunakan di Arab.
3) Gelar yang dipakai oleh raja di Samudera Pasai sama dengan gelar
yang dipakai raja di Arab yaitu Al-Malik dan gelar tersebut

Buya Hamka (Sumber : Wikipedia.com)


3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Nusantara di
antara rentang tahun 7 hingga 13 Masehi melalui pedagang yang
berasal dari Persia. Teori ini memiliki bukti pendukung berupa

9|Sejarah Masuknya Islam di Indonesia


ditemukannya sejumlah manuskrip di perpustakaan yang berada di
negara lain.
Pendukung teori ini yaitu dua orang Profesor bernama Prof.
Hussein Jayadiningrat dan Prof. Umar Amir Husen. Para sejarawan
menyebutkan bahwa negara Indonesia yang dulunya bernama
kepulauan Nusantara dianggap sebagai negara yang sangat cocok
untuk dijadikan daerah pelaksanaan dakwah dan daerah untuk
melakukan perdagangan Persia.

Teori Persia bukan hanya teori saja, teori masuknya agama Islam
menurut Teori juga memiliki bukti mutlak. Bukti-buktinya antara lain:
1) Peringatan 10 Muharram atas meninggalnya Hasan dan Husein
cucu Nabi Muhammad S.A.W., yang sangat dijunjung oleh
orang Syiah/Islam Iran. Di Sumatra peringatan tersebut disebut
Upacara Tabut. Adapun di Pulau Jawa ditandai dengan
Pembuatan Bubur Syura.
2) Adanya bukti kesamaan dalam ajaran sufi yang dipercaya serta
dianut oleh Syekh Siti Jenar yang merupakan salah satu ulama
sufi Indonesia yang berasal dari kota Jepara, sufi Irannya
memiliki aliran Al-Hajjaj.

10 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Upacara Tabuik (Sumber : Perpustakaan Digital Budaya Nusantara)

Pembuatan Bubur Syura (Sumber : Kanal Kalimantan)

11 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
3) Adanya persamaan batu nisan milik makam Malik al-Shahih
dengan makam Maulana Malik Ibrahim dikarenakan daerah
sektitar Gujarat bercampur dengan pengaruh dari persia.
4) Adanya kesamaan kosakata antara Bahasa Persia dengan Bahasa
Melayu, itu membuktikan bahwa adanya penyerapan Bahasa
Persia menjadi beberapa kosa kata untuk Bahasa Melayu atau
Bahsa Indonesia. Rata-rata kosa kata yang mengalami
penyerapan serta penambah adalah kosa kata yang berhubungan
dengan pelabuhan, seperti salah satu kosa kata Syahbandar.
5) Perkampungan Leren/Leran yang ada di Giri daerah Gresik.

Desa Leran ( Sumber : PWMU.co)

3. Teori Cina

12 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Teori ini berpendapat bahwa Islam berkembang di Nusantara
berasal dari para perantau Tiongkok. Masyarakat Tiongkok
sebenarnya sudah memiliki hubungan erat dengan masyarakat
Indonesia, jauh sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu
Buddha, etnis Tionghoa telah berbaur dengan Indonesia melalui
kontak dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Tiongkok pada
abad ke-7 Masehi, masa dimana agama ini baru berkembang.
Agama Islam sendiri berkembang di Cina pada masa Dinasti
Tang (618-905 M). Menurut Sumanto Al-Quturtuby, pada masa
Dinasti Tang, di daerah Kanton, Zhang-Zaho, Quanzhou, dan Pesisir
Cina bagian Selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Muslim.
Teori ini dikuatkan dengan ada beberapa bukti, seperti Raden
Patah (Raja Demak yang merupakan keturunan Tiongkok, penulisan
gelar raja-raja Demak dengan istilah Cina, masjid-masjid yang
memiliki arsitektur Tiongkok, dan catatan yang menyebutkan bahwa
pedagang Tiongkoklah yang pertama menduduki pelabuhan di
Nusantara.

13 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Raden Patah (Sumber : Wikipedia.com)

Masjid Cheng Ho (Sumber : Merdeka.com)


B. Cara dan Proses Masuknya Islam di Indonesia
14 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
1. Awal Masuknya Islam ke Indonesia
Islam masuk ke wilayah Indonesia tidak dalam waktu
bersamaan. Disamping itu, kondisi politik dan sosial budaya daerah-
daerah ketika didatangi Islam juga berlainan. Pada waktu itu kerajaan-
kerajaan Indonesia mulai mengalami masa kemunduran dan
kelemahan. Kondisi inilah yang dimanfaatkan oleh para pedagang
muslim untuk mendapatkan keuntungan politik dan perdagangan.
Kepulauan Nusantara yang terkenal berbagai hasil buminya, menjadi
daya tarik bagi para pedagang dari berbagai bangsa. Antara lain Cina,
India, Arab, Persia. Dari sini Islam kemudian menyebar hingga
daerah-daerah di pesisir Sumatera Utara dan Timur Selat Malaka,
yaitu Aceh sampai Palembang.

Pada awalnya para pedagang datang melalui Selat Melaka


yang lambat laun tumbuh dan berkembang sebagai salah satu jalur
perdagangan internasional. Melalui Selat Melaka para pedagang
mengunjungi pusat-pusat perdagangan, antara lain di Pulau Jawa,
misalnya Jepara, Tuban, Gresik. Hal ini erat kaitannya dengan
perkembangan pelayaran dan perdagangan yang dilakukan orang-
orang Islam yang telah mempunyai kekuasaan ekonomi dan politik di
Samudera Pasai, Malaka, dan Aceh. Diantara kerajaan-kerajaan di
Jawa yang muncul sebagai kerajaan Islam adalah Demak dan
kerajaan lainnya di pesisir Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

15 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Peninggalan Kerajaan Demak (Sumber : CNN Indonesia)

Masuknya Islam di Pulau Kalimantan melewati dua jalur. Jalur


pertama dibawa melalui Malaka melalui para mubalig-mubalig dan
komunitas Islam yang kebanyakan mendiami pesisir Barat
Kalimantan. Jalur Kedua Islam dibawa melalui para mubalig yang
dikirim langsung memalui Jawa yang mencapai puncaknya ketika
berdirinya Kerajaan Islam Banjar.
Masuknya Islam di Pulau Kalimantan memang tidak lepas dari
pengaruh para mubalig dan pedagang yang selain melakukan
perdagangan juga aktif dalam menyiarkan agama Islam. Dikarenakan
Pulau Kalimantan sendiri memiliki potensi perairan yang tinggi yang
mana hal ini sesuai dengan jalur penyebaran Islam yaitu jalur laut
ataupun sungai. Proses Islamisasi di sini dan daerah sekitarnya
diperkiran terjadi sekitar tahun 1575.

16 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Masuknya Islam di Sulawesi Selatan atau di kerajaan Gowa
tepatnya diawali dengan datangnya para datuk dari kota tengah atau
Minangkabau pada tanggal 22 September 1605 tepatnya pada malam
Jumadil Awal 1014 H Datuk tersebut adalah Datuk Ri Bandang dan
Datuk Sulaiman, alias Khatib Shulung, dan Abdul Jawad, alias Khatin
Bungsu dengan gelar Datuk Ri Tiro. Raja Gowa dan Tallo secara
resmi masuk Islam pada tanggal 22 September 1605 M. Setelah itu
Kerajaan Gowa memerangi kerajaan Soppeng, Wajo, dan Bone,
sehingga ketiga kerajaan tersebut masuk Islam.

Peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo (Sumber : Kompas.com)

2. Jalur-Jalur Penyebaran Islam di Indonesia

a. Jalur Perdagangan

17 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Saluran perdagangan merupakan tahap yang paling awal dalam
tahap Islamisasi, yang diperkirakan dimulai pada abad ke-7 M yang
pada saat itu dibawa pedagang Islam Arab, India (Gujarat), Persia.
Saluran islamisasi melalui perdagangan sangat menguntungkan dan
efektif, apalagi pada saluran ini hampir semua kelompok masyarat
terlibat mulai dari raja, birokrat, bangsawan, masyarakat kaya, sampai
menengah ke bawah.

Ilustrasi Penyebaran Islam Jalur Perdagangan (Sumber : Tribunnews.com)

b. Jalur Pernikahan
Pada jalur ini para pedagang muslim menikahkan keluarganya
dengan orang pribumi, putra-putri para bangsawan (adipati, bahkan
dengan anggota kerajaan). Selain golongan pedagang, cara
penyebaran Islam melalui pernikahan juga banyak dilakukan oleh
keluarga ulama. Misalnya pernikahan Raja Majapahit dengan putri

18 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Syekh Bentong yang melahirkan Raden Patah. Hal ini berdampak
positif terhadap perkembangan Islam.
c. Jalur Pendidikan
Penyebaran Islam melalui saluran pendidikan dilakukan dalam
pesantren-pesantren. Di pesantren, para ulama atau kiai mengajar para
santri dari berbagai daerah. Setelah lulus, para santri kembali ke
kampung halaman dan menyebarkan dan mengajarkan ajaran islam
yang diterimanya selama di pesantren. Misalnya pesantren yang
didirikan oleh Raden Rahmat di Ampel Denta, Surabaya dan Sunan
Giri mendirikan pesantren di Giri.

Giri Kedaton, Pesantren Sunan Giri (Sumber : Ayo Indonesia)

19 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Pesantren Ampel Denta (Sumber : Pondok Pesantren Daruh Fithrah)

d. Jalur Politik
Penyiaran Islam di Nusantara dapat dilihat dari pertumbuhan
kerajaan-kerajaan Islam di berbagai daerah. Contoh di kawasan
Maluku, seperti Ternate dan Tidore, serta Sulawesi seperti Bone dan
Gowa-Tallo, terjadi perubahan corak kerajaan dari Hindu menjadi
Islam. Konversi sang raja menjadi muslim pun turut diikuti oleh
rakyat kerajaan. Karena rakyat cenderung mengikuti Keteladanan para
penguasa. Maka dapat disimpulkan bahwa jalur politik berperan besar
dalam proses Islamisasi di Nusantara.

20 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Kesultanan Ternate (Sumber : Gramedia)

e. Jalur Kesenian
Proses penyiaran Islam di Indonesia melalui saluran kesenian
dapat ditemukan dalam bentuk tembang, sastra, dan pertunjukan
wayang. Jalur kesenian kerap digunakan oleh Wali Songo dalam
berdakwah, seperti Sunan Kalijaga dengan pertunjukkan wayangnya,
dan Sunan Drajat dengan keahliannya memainkan gamelan.

21 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Pertunjukkan Wayang ( Sumber : Islam Digest Republika)

f. Tasawuf
Tasawuf mengajarkan umat Islam agar selalu membersihkan
jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Para Ahli tasawuf
mengajarkan latihan spritual yang sebagian masyarakat konsepnya
telah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Misalnya latihan hidup
sederhana, perilaku toleran, dan pembiasaan kejujuran. Mereka
kemudian dianggap sebagai teladan bagi masyarakat, biasanya
memilki keahlian yang dapat menyembuhkan penyakit. Kepercayaan
penduduk kepada para ahli tasawuf dimanfaatkan untuk mengajarkan
Islam dengan cara yang mudah diterima masyarakat sehingga mudah
diterima.

Daftar Pustaka
22 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a
Sejarah Kebudayaan Islam kelas IX MTs Semester 1
(Kurikulum KMA Nomor 183 Tahun 2019)
Tribunnews.com
Uinjkt.ac.id
Iainbengkulu.ac.id
Kumparan.com
Kompas.com
https://id.wikipedia.org
Ruangguru.com

23 | S e j a r a h M a s u k n y a I s l a m d i I n d o n e s i a

Anda mungkin juga menyukai