University
Universitas Riau
Course
Politik dan Pemerintahan Islam (SPH319)
Was this document helpful?
Uploaded by
9 0
RS Romi Saputra
Academic year
2022/2023
Helpful?
9 0
Comments
Makalah1.Hukum Islam
PENDAHULUAN
BAB I penghasil rempah-rempah terbesar di dunia. Hal tersebut membuat banyak pedagang dari
berbagai penjuru dunia datang ke Nusantara untuk membeli rempah-rempah yang akan dijual
1. PENDAHULUAN
kembali ke daerah asal mereka. Termasuk para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat. Selain
berdagang, para pedagang muslim tersebut juga berdakwah untuk mengenalkan agama Islam
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M, kepemimpinan
kepada penduduk lokal.
Islam merupakan salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu
bukanlah sesuatu yang asing bagi Anda, karena di massa media mungkin Anda sudah sering
mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut agama Islam
terbesar di dunia. Agama Islam masuk ke Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian
diteruskan ke daerah pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam.
Dari latar belakang tersebut, penulis dalam makalah ini akan membahas tentang proses masuk
dan berkembangnya Islam di Indonesia.
2. RUMUSAN MASALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur
Suryanegara dalam bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu:
- Teori Gujarat,
- Teori Makkah dan
- Teori Persia.
Ketiga teori tersebut di atas memberikan jawaban tentang permasalah waktu masuknya Islam ke
Indonesia, asal negara dan tentang pelaku penyebar atau pembawa agama Islam ke Nusantara.
Untuk mengetahui lebih jauh dari teori-teori tersebut, silahkan Anda simak uraian materi berikut
ini;
Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan pembawanya
berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah:
Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran Islam di Indonesia.
Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia – Cambay – Timur
Tengah – Eropa.
Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297 yang bercorak khas
Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard H.M. Vlekke.
Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan perhatiannya pada saat timbulnya
kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan Samudra Pasai. Hal ini juga bersumber dari
keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun
1292. Ia menceritakan bahwa di Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak
pedagang Islam dari India yang menyebarkan ajaran Islam.
Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori lamayaitu teori
Gujarat. Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir). Dasar teori ini adalah:
Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat perkampungan Islam
(Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab sudah mendirikan perkampungan di Kanton
sejak abad ke-4. Hal ini juga sesuai dengan berita Cina.
Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh mazhab Syafi’i
terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan Gujarat/India adalah penganut
mazhab Hanafi.
Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut berasal dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli yang
mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan politik Islam, jadi
masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7 dan yang berperan besar
terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab sendiri.
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya berasal dari
Persia (Iran). Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein cucu Nabi
Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah / Islam Iran. Di Sumatra Barat peringatan
tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut. Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan
pembuatan bubur Syuro.
Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran yaitu Al – Hallaj.
Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk tandatanda bunyi
Harakat.
Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik. Leren adalah nama salah satu
Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
Ketiga teori tersebut, pada dasarnya masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya.
Maka itu berdasarkan teori tersebut dapatlah disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
dengan jalan damai pada abad ke – 7 dan mengalami perkembangannya pada abad 13. Sebagai
pemegang peranan dalam penyebaran Islam adalah bangsa Arab, bangsa Persia dan Gujarat
(India).
Pedagang islam dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antar lain:
- ukiran batu nisan gaya Gujarat.
- Adat istiadat dan budaya India islam.
Persia
Para pedagang Persia menyebarkan Islam dengan beberapa bukti antar lain:
- Gelar “Syah” bagi raja-raja di Indonesia.
- Pengaruh aliran “Wihdatul Wujud” (Syeh Siti Jenar).
- Pengaruh madzab Syi’ah (Tabut Hasan dan Husen).
4. Arab
Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia, dengan bukti antara
lain:
Menurut al Mas’udi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari Oman, Hidramaut,
Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan islam di lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan
Malaka.
Munculnya nama “kampong Arab” dan tradisi Arab di lingkungan masyarakat, yang banyak
mengenalkan islam.
5. China
Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng Ho) mengenalkan islam di
pantai dan pedalaman Jawa dan sumatera, dengan bukti antar lain:
- Gedung Batu di semarang (masjid gaya China).
- Beberapa makam China muslim.
-Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
-Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada umumnya menggunakan
pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog budaya dan pergaulan social yang penuh toleransi
(Umar kayam:1989)
Perdagangan dan Perkawinan
Dengan menunggu angina muson (6 bulan), pedagang mengadakan perkawinan dengan
penduduk asli. Dari perkawinan itulah terjadi interaksi social yang menghantarkan Islam
berkembang (masyarakat Islam).
Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat ‘bawah’ dari rakyat lapisan bawah, kemudian
berpengaruh ke kaum birokrat (J.C. Van Leur).
Gerakan Dakwah, melalui dua jalur yaitu:
Dengan adanya perkampungan pedagang, maka interaksi semakin sering bahkan ada yang
sampai menikah dengan wanita Indonesia, sehingga proses penyebaran Islam semakin cepat
berkembang. Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubaliqh
yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
Pondok pesantren adalah tempat para pemuda dari berbagai daerah dan kalangan masyarakat
menimba ilmu agama Islam. Setelah tammat dari pondok tersebut, maka para pemuda menjadi
juru dakwah untuk menyebarkan Islam di daerahnya masing-masing.
Ditemukan dalam sejarah, bahwa komunitas pesantrean lebih intens keberagamannya, dan
memiliki hubungan komunikasi “ukhuwah” (persaudaraan/ikatan darah dan agama) yang kuat.
Proses terjadinya hubungan “ukhuwah” itu menunjukkan bahwa dunia pesantren memiliki
komunikasi dan kemudian menjadi tulang punggung dalam dalam melawan kolonial.
Di samping penyebaran Islam melalui saluran yang telah dijelaskan di atas, Islam juga
disebarkan melalui kesenian, misalnya melalui pertunjukkan seni gamelan ataupun wayang kulit.
Dengan demikian Islam semakin cepat berkembang dan mudah diterima oleh rakyat Indonesia.
Proses penyebaran Islam di Indonesia atau proses Islamisasi tidak terlepas dari peranan para
pedagang, mubaliqh/ulama, raja, bangsawan atau para adipati. Di pulau Jawa, peranan mubaliqh
dan ulama tergabung dalam kelompok para wali yang dikenal dengan sebutan Walisongo atau
wali sembilan yang terdiri dari:
Maulana Malik Ibrahim dikenal dengan nama Syeikh Maghribi menyebarkan Islam di Jawa
Timur.
Sunan Ampel dengan nama asli Raden Rahmat menyebarkan Islam di daerah Ampel Surabaya.
Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel memiliki nama asli Maulana Makdum Ibrahim,
menyebarkan Islam di Bonang (Tuban).
Sunan Drajat juga putra dari Sunan Ampel nama aslinya adalah Syarifuddin, menyebarkan Islam
di daerah Gresik/Sedayu.
Sunan Giri nama aslinya Raden Paku menyebarkan Islam di daerah Bukit Giri (Gresik)
Sunan Kudus nama aslinya Syeikh Ja’far Shodik menyebarkan ajaran Islam di daerah Kudus.
Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Mas Syahid atau R. Setya menyebarkan ajaran Islam di
daerah Demak.
Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga nama aslinya Raden Umar Syaid menyebarkan
islamnya di daerah Gunung Muria.
Sunan Gunung Jati nama aslinya Syarif Hidayatullah, menyebarkan Islam di Jawa Barat
(Cirebon)
Demikian sembilan wali yang sangat terkenal di pulau Jawa, Masyarakat Jawa sebagian
memandang para wali memiliki kesempurnaan hidup dan selalu dekat dengan Allah, sehingga
dikenal dengan sebutan Waliullah yang artinya orang yang dikasihi Allah.
Proses masuknya islam ke Indonesia dilakukan secara damai dengan cara menyesuaikan diri
dengan adat istiadat penduduk lokal yang telah lebih dulu ada. Ajaran-ajaran Islam yang
mengajarkan persamaan derajat, tidak membeda-bedakan si miskin dan si kaya, si kuat dan si
lemah, rakyat kecil dan penguasa, tidak adanya sistem kasta dan menganggap semua orang sama
kedudukannya dihadapan Allah telah membuat agama Islam perlahan-lahan mulai memeluk
agama Islam.
Proses masuknya Islam ke Indonesia dilakukan secara damai dan dilakukan dengan cara- cara
sebagai berikut.
Indonesia dilalui oleh jalur perdagangan laut yang menghubungkan antara China dan daerah lain
di Asia. Letak Indonesia yang sangat strategis ini membuat lalu lintas perdagangan di Indonesia
sangat padat karena dilalui oleh para pedagang dari seluruh dunia termasuk para pedagang
muslim. Pada perkembangan selanjutnya, para pedagang muslim ini banyak yang tinggal dan
mendirikan perkampungan islam di Nusantara. Para pedagang ini juga tak jarang mengundang
para ulama dan mubaligh dari negeri asal mereka ke nusantara. Para ulama dan mubaligh yang
datang atas undangan para pedagang inilah yang diduga memiliki salah satu peran penting dalam
upaya penyebaran Islam di Indonesia.
Melalui Perkawinan
Bagi masyarakat pribumi, para pedagang muslim dianggap sebagai kelangan yang terpandang.
Hal ini menyebabkan banyak penguasa pribumi tertarik untuk menikahkan anak gadis mereka
dengan para pedagang ini. Sebelum menikah, sang gadis akan menjadi muslim terlebih dahulu.
Pernikahan secara muslim antara para saudagar muslim dengan penguasa lokal ini semakin
memperlancar penyebaran Islam di Nusantara.
Melalui Pendidikan
Pengajaran dan pendidikan Islam mulai dilakukan setelah masyarakat islam terbentuk.
Pendidikan dilakukan di pesantren ataupun di pondok yang dibimbing oleh guru agama, ulama,
ataupun kyai. Para santri yang telah lulus akan pulang ke kampung halamannya dan akan
mendakwahkan Islam di kampung masing-masing.
Melalui Kesenian
Wayang adalah salah satu sarana kesenian untuk menyebarkan islam kepada penduduk lokal.
Sunan Kalijaga adalah salah satu tokoh terpandang yang mementaskan wayang untuk
mengenalkan agama Islam. Cerita wayang yang dipentaskan biasanya dipetik dari kisah
Mahabrata atau Ramayana yang kemudian disisipi dengan nilai-nilai Islam.
5. Pengobatan
Pengobatan menjadi salah satu cara para ulama dalam menyebarkan islam kepada masyarakat
Indonesia. Hal ini tidak hanya dilakukan kepada msyarakat awam pedesaan tetapi juga kepada
para bangsawan bahkan raja dan keluarganya. Beberapa raja dan keluarganya pun masuk Islam
setelah diobati oleh para ulama, yang kemudian diikuti oleh rakyatnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan pada bab sebelumnya dapat penulis simpulkan, bahwa terdapat beberapa teori
tentang masuknya Islam di Indonesia, yaitu Teori Gujarat, teori Mekkah dan teori Persia.
Masing-masing teori di atas didukung oleh data-data yang otentik oleh para sejarawan. Adapun
mengenai cara ulama dalam menyebarkan Islam adalah dengan beberapa cara, di antaranya
perdagangan, pendidikan, pernikahan, kesenian dan pengobatan.