Anda di halaman 1dari 23

PEMIKIRAN DAN PERGERAKAN PAN ISLAMISME

DI INDONESIA PADA AWAL ABAD KE-20


(Studi Tentang Pergerakan Khilafah Kongres Al-Islam Hindia)

Abdul Somad, SS.,M.Pd.1


1
Guru Sejarah SMA Negeri 1 Ciruas. Ketua MGMP Sejarah SMA Kabupaten Serang.
Hp. +6287771840660
abdulsomad1976@gmail.com

Abstrak

Tulisan ini mengambil topik tentang wacana pemikiran dan gerakan Pan Islamisme di
Indonesia pada perempat pertama abad ke-20. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana
konsepsi Pan Islamisme menurut kaum muslim Indonesia dan bagaimana bentuk aksi-aksi Pan
Islamisme yang pernah mereka lakukan, baik dalam negeri maupun di luar negeri.
Metode yang dipakai dalam penulisan tulisan ini adalah metode sejarah. Metode ini
meliputi empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Pemikiran dan gerakan Pan Islamisme di Indonesia dilandasi oleh kesadaran kaum
muslim untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam. Di dalam negeri, keinginan itu
diupayakan dalam Kongres Al-Islam Hindia Timur. Dalam kongres ini berkumpul sejumlah
organisasi massa Islam. Mereka melakukan dialog keagamaan guna mencari akar-akar persamaan
di antara mereka, dan memahami perbedaan masing-masing dalam soal-soal agama yang bersifat
cabang. Sementara itu, di luar negeri, kaum muslim Indonesia merasa perlu melibatkan diri dalam
pergerakan khilafah dan persoalan tanah suci Makkah-Madinah yang dibicarakan pada tahun
1926 lewat Kongres Islam Sedunia yang di selenggarakan di Timur Tengah. Keterlibatan mereka
dalam persoalan-persoalan Dunia Islam ini sebagai bagian dari usaha kaum muslim Indonesia
untuk turut aktif dalam mempersatukan umat Islam sedunia.

Kata kunci : Pan Islamisme, Khilafah, Kongres Al-Islam Hindia

1. PENDAHULUAN khalifah. Sebagai Sultan, ia memiliki


Pada mulanya, Pan Islamisme memang kekuasaan duniawi untuk mengatur negara,
tak lepas dari figur dan kepemimpinan dan sebagai khalifah mempunyai wewenang
khalifah. Ada kaitan erat antara ide Pan rohani untuk mengurusi masalah agama
Islamisme dan jabatan yang disandang oleh (Suminto, 1996:79).
Sultan Turki. Sejak abad ke-16, Sultan-Sultan Di Indonesia, nama besar Sultan Turki
Turki telah mengangkat diri sebagai khalifah sebagai khalifah ini sudah lama diketahui
serta pelindung Makkah-Madinah. Sejak abad selama berabad-abad sejak masa kejayaan
ke-18 secara pelan-pelan Sultan Utsmani pemerintahan kerajaan-kerajaan Islam di
mulai memanfaatkan ide khalifah ini semacam Nusantara.1 Di akhir abad ke-20, nama
“Paus Islam“. Demikianlah sampai awal abad
1
ke-20, secara turun temurun kepala negara Kesultan Aceh ini telah membina hubungan
dengan Utsmani sejak abad ke-16. Hubungan ini
Turki selalu menggunakan titel sultan dan berlanjut terus secara serius hingga Aceh

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


khalifah tidak saja bernilai prestise di mata Hindia pada suatu waktu melepaskan diri dari
muslim Indonesia. Hal ini dimungkinkan tindakan Belanda (Algadri, 1996:124).
karena Sultan Turki menempatkan Akan tetapi, Perang Dunia I meletus pada
perwakilannya di Batavia. Mereka memberi tahun 1914. Peperangan ini mempunyai
kesan pada pribumi muslim di Hindia Belanda pengaruh yang cukup besar bagi kaum muslim
bahwa mereka masih mempunyai pelindung di Indonesia. Turki yang menjadi sekutu
kepentingan mereka yang berbeda dengan Jerman kalah dalam peperangan itu. Meski ia
pemerintah kolonial. Di Batavia, pendukung telah mengeluarkan pelbagai seruan jihad bagi
gerakan Pan Islamisme Turki ini adalah setiap muslim ke seluruh penjuru Dunia Islam.
masyarakat muslim keturunan Arab. Mereka Dampak dari kekalahan ini, terjadi reformasi
diperjuangkan guna mendapat persamaan politik di dalam negeri Turki. Setelah
status sejajar dengan bangsa Eropa, atau lebih golongan nasionalis memegang tampuk
tepatnya untuk menghapuskan perbedaan- pimpinan di Turki pada awal tahun 1920-an,
perbedaan status dalam peradilan hak dan negeri ini lebih memusatkan perhatiannya
kewajiban diantara orang Eropa, Timur Asing, pada kepentingan nasionalnya. Politik luar
dan pribumi. Jika tujuan ini sudah dicapai, negeri Turki yang selama ini berorientasi pada
maka menurut pendapat para pengikut Pan ide Pan Islamisme juga berubah arah; lebih
Islamisme. Orang-orang Islam tidak sukar lagi mengutamakan kepentingan nasional daripada
untuk mendapatkan kedudukan yang lebih keperluan internasional. Puncaknya, ditandai
tinggi daripada orang Eropa dan kemudian dengan dilengserkannya Sultan Abdul Majid II
memojokkan mereka sama sekali. Lalu, Turki dari Turki sebagai khalifah pada tanggal 3
pun berjanji akan membuat orang Islam di Maret 1924 (Nasution, 1975:151). Pelengseran
Sultan-Khalifah Abdul Majid II memang

berhadapan secara militer dengan kolonialis sangat mengejutkan. Oleh karena kekuasaan
Belanda. Catatan paling penting yang bisa khalifah yang dijabatnya tidak saja diakui oleh
dikemukakan disini adalah bahwa Sultan Aceh,
‘Alauddin Ri’ayat Syah al-Qahhar (berkuasa sejak bangsa Turki saja, tetapi seluruh bangsa-
1537) ternyata mengakui Sultan Turki, Sulaiman
al-Qanuni (berkuasa, 1520-1566), sebagai khalifah bangsa muslim di dunia, termasuk oleh kaum
Islam. Dalam kitab Bustanus Salatin yang ditulis muslimin di Indonesia (Noer, 1996:242).
oleh Nuruddin ar-Raniri, seorang ulama sekaligus
penasehat Sultan Aceh, dilaporkan bahwa pada Sekalipun ia berada di Turki, namun sama
tahun 1565 delegasi Kesultanan Aceh yang
bernama Husayn telah diterima di Istambul untuk
sekali bukanlah hak dan monopoli negara itu
menyampaikan pemaklumatan (pembai’atan) saja, melainkan merupakan hak dan milik
Sultan Aceh kepada Utsmaniyah (Azra, 1996:53).
Pengakuan resmi ini menandakan bahwa seluruh umat Islam (Rais, 1985:254-255).
Kesultanan Aceh merupakan sebuah wilayah Singkatnya, jabatan khalifah adalah milik
bawahan (vassal state) Kesultanan Utsmani (Azra,
1999:79). umat Islam sedunia. Ia merupakan simbol

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


supremasi politik muslim, malah Istambul, ibu khilafah yang bertujuan menegakkan
kota Turki, oleh Barat dianggap sebagai kekhilafahan yang baru.
simbol Dunia Timur umumnya (Suminto, Dengan meneliti fakta yang sebenarnya
1996:83). dari pandangan-pandangan pemikiran
Bagaimana sikap umat Islam Indonesia pergerakan Islam Indonesia dalam persoalan
dalam persoalan persoalan khilafah, itulah khilafah khususnya dan Pan Islamisme
masalahnya. Untuk itu di Indonesia, organisasi umumnya, tema ini punya arti yang sangat
terkemuka Sarekat Islam dan Muhammadiyah penting, karena akan menawarkan bukti
yang bekerjasama dengan elemen pergerakan keuniversalan Islam dalam aspek hubungan
Islam lainnya, turut merespon undangan sosial politik keagamaan. Apalagi data-data
Kongres Khilafah di Mesir. Mereka yang tersedia cukup bagi penulisan sebuah
membicarakannya dalam Kongres Al-Islam tulisan. Oleh karena itu, penulis mencoba
Hindia III di Surabaya, 4-5 Oktober 1924. mengungkapkan masalah ini dalam bentuk
Kongres berkala elemen pergerakan Islam itu tulisan yang berjudul “Pemikiran dan
membuahkan keputusan bahwa mereka akan Pergerakan Pan Islamisme di Indonesia Pada
terlibat dalam pergerakan khilafah dengan cara Awal Ke-20”.
mengirim utusan mereka ke Kairo (Hindia
Baroe, 22 Januari 1925). Tokoh paling 2. KERANGKA PEMIKIRAN
berpengaruh di Sarekat Islam, Tjokroaminoto, Dalam tulisan ini, Pan Islamisme adalah
menyatakan bahwa selain dua kota suci konsep yang paling utama untuk menjelaskan
Makkah-Madinah, khalifah adalah milik umat fenomena sejarah. Secara etimologi, “Pan”
Islam sedunia. Dan hak ini pada umumnya sendiri berasal dari bahasa Yunani yang
tidak diketahui selama beratus-ratus tahun berarti: seluruh, (Kamus Besar Bahasa
oleh bangsa Indonesia. Padahal keberadaan Indonesia, 1989:640); sedangkan Islamisme
khalifah itu bukan semata-mata untuk umat berasal dari kata “Islam” dan “Isme”. Islam
Islam di Jazirah Arab, tetapi juga bagi umat ialah agama monoteisme (tauhid) yang
Islam Indonesia. Ditegaskan pula oleh ditegakkan oleh Nabi Muhammad (571-632
Tjokroaminoto bahwa khalifah merupakan hak M.), dan isme berarti faham; dengan demikian
bersama sesama muslim dan bukan dominasi Islamisme berarti faham tentang keislaman.
bangsa tertentu (Hindia Baroe, 9 Februari Sementara itu, pengertian Pan Islamisme
1926). Dari dasar pemikiran inilah akhirnya secara terminologis, penulis meminjam
Kongres Al-Islam Hindia Timur khususnya pengertian Ensiklopedi Islam terbitan
dan umat Islam Indonesia umumnya merasa Departemen Agama Republik Indonesia. Pada
perlu untuk melibatkan diri dalam pergerakan halaman 79 dan 80, dicatat bahwa Pan

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


Islamisme memiliki tiga pengertian. Pertama, Dalam konteks pendekatan “Middle
penentangan secara umum terhadap Range Analysis” di atas, penulis berasumsi
kolonialisme Barat dengan berbasis Islam dan bahwa Pan Islamisme merupakan gagasan dan
umat Islam di setiap daerah koloni. Kedua, tindakan baru di Indonesia. Sebagai suatu
alat yang digunakan Sultan Turki Utsmani gagasan baru, tentu saja ia mengundang
Abdul Hamid II (berkuasa, 1876-1909) untuk dinamika masyarakat muslim yang bermuara
mempertahankan dan mengembangkan pada terjadinya perubahan sosial. Dalam dunia
pengaruh kekuasaan Turki Utsmani atas Dunia pergerakan modern Islam Indonesia pada awal
Islam. Ketiga, usaha membangkitkan kembali abad ke-20, ide Pan Islamisme ini mula-mula
sistem kekhalifahan pasca keruntuhan diperkenalkan oleh Sarekat Islam.
Khilafah Utsmaniyyah pada tahun 1924. Pengembangannya dilakukan lewat Kongres
Gagasan dan tindakan baru adalah pangkal Al-Islam Hindia Timur. Dalam Kongres ini
terjadinya perubahan sosial. Perubahan sosial Sarekat Islam menyeru agar faksi Modern-
disini diartikan sebagai proses dimana terjadi Tradisional dalam masyarakat Islam Indonesia
perubahan struktur dan fungsi suatu sistem bisa bersatu dalam memajukan umat Islam
sosial. Sedangkan sistem sosial sendiri dengan landasan Pan Islamisme. Awalnya,
didefinisikan sebagai suatu kumpulan unit upaya ini masih belum diterima mengingat
yang berbeda secara fungsional dan terikat gagasan Pan Islamisme yang disarankan
dengan kerja sama untuk memecahkan Sarekat Islam belum begitu kongkrit. Namun,
masalah dalam rangka mencapai tujuan setelah bergulir persoalan khilafah di Dunia
bersama. Anggota atau unit-unit sistem sosial Islam, Sarekat Islam memperoleh momen
ini bisa berupa individu, kelompok formal, sekaligus isu yang tepat. Berbeda dengan isu-
atau organisasi modern. Sementara itu, isu soal fiqih yang seringkali berbeda,
perubahan sosial dalam hal ini biasa terjadi persoalan khilafah adalah memiliki kejelasan
melalui tiga tahapan. Pertama, tahap invensi. hukum yang tidak diperdebatkan. Jadi pada
Pada tahap ini berlangsung proses dimana ide- fase pergerakan khilafah hampir tidak ada
ide baru diciptakan dan dikembangkan. penolakan dalam umat Islam di Indonesia
Kedua, tahap difusi, dimana ide-ide baru itu ketika itu. Perubahan dapat terlihat dari
dikomunikasikan ke dalam sistem sosial. antusiasme kalangan tradisional Islam dalam
Ketiga, tahap konsekuensi. Pada tahap ini mengikuti Kongres Al-Islam Luar Biasa yang
perubahan-perubahan yang terjadi dalam diselenggarakan di Surabaya pada tahun 1924.
sistem sosial sebagai akibat pengadopsian atau Bila sebelumnya hubungan antar faksi di umat
penolakan inovasi (Roger dan Schoemaker, Islam renggang, saat itu mereka terlihat akur.
1981:16-31). Krisis mulai terjadi setelah Kongres Khilafah

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


di Mesir ditunda, sementara Kaum wahhabi Turki oleh peserta Kongres Nasional Sarekat
mulai berkuasa di Tanah Hijaz. Dalam kasus Islam ke-3 di Bandung tahun 1916. Insiden ini
ini, ternyata perubahan yang terjadi hanya tentunya memberikan kecurigaan yang besar
bersifat kontak dan selektif saja. Menurut Pemerintah kolonial Belanda mengingat Turki
Rogers dan Schoemaker, perubahan ini terjadi waktu itu adalah pemimpin gerakan Pan
karena anggota sistem sosial terbuka pada Islamisme dan tengah terlibat perang Dunia I
pengaruh dari luar dan menerima atau melawan Inggris dan sekutu-sekutunya. Salah
menolak ide baru itu berdasarkan kebutuhan. satu usaha Turki pada waktu itu adalah
Kebutuhan itu sendiri tak lain adalah menyebarkan seruan dan fatwa jihad yang
pemenuhan usulan-usulan keagamaan yang mengatasnamakan khalifah kepada segenap
sesuai dengan keyakinan mereka umat Islam, tak terkecuali Indonesia, yang
dalam hal ini mereka sebut Jawa. Dalam pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN itu pada masa awal perang cukup banyak
A. Usaha-Usaha Sarekat Islam dalam selebaran yang berisi seruan untuk
Gerakan Pan Islamisme menggalakkan jihad melawan penguasa
Dalam konteks anatomi organisasi kolonial kafir di negeri Islam (Suminto,
pergerakan Islam Indonesia, Sarekat Islam 1996:81-82). Berikut kutipannya:
adalah salah satu organisasi politik Indonesia “Wahai saudara seiman. Perhatikanlah
abad XX yang paling menonjol (Van Niel, betapa negara lain menjajah dunia
1984:2). Malah boleh dikata bahwa maju Islam. India yang luas dan berpenduduk
mundurnya posisi umat Islam di Indonesia seratus juta orang Islam, dijajah oleh
ditentukan oleh maju mundurnya Sarekat sekelompok kecil musuh Tuhan, orang-
Islam (Noer, 1996:114). Hal ini dimungkinkan orang kafir Inggeris. Empat puluh juta
karena organisasi ini pada perkembangannya muslimin Jawa di jajah oleh Belanda.
dianggap sebagai satu-satunya “partai politik” Maroko, Aljazair, Tunisia, Mesir dan
bagi orang Islam dari semua golongan, Sudan, menderita dibawah cengkeraman
mengingat dari sekian jumlah organisasi Islam musuh Tuhan dan RasulNya. Juga
hanya berbasis pada bidang garapan sosial dan Siberia, Turkestan, Khiwa, Bukhara,
pendidikan. Kaukasus, Kureim Kazan, Ardahan,
Ada peristiwa penting yang perlu Kuzestan, berada di bawah tekanan
diketahui tentang tanda-tanda adanya penjajah musuh iman. Persia juga akan
pengaruh Turki bagi Sarekat Islam dalam dipecah belah. Bahkan tahta khilafah
kaitannya dengan gerakan Pan Islamisme. pun, oleh musuh-musuh Tuhan selalu
Peristiwa itu adalah dikibarkannya bendera

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


ditentang dengan segala macam cara” Soorkati, diadakanlah Kongres Al-Islam yang
(Suminto, 1996:219). pertama di Cirebon pada tanggal 31 Oktober-2
Sifat pembelaan terhadap Islam pada diri November 1922.2 Kongres Al-Islam
anggota-anggota Sarekat Islam nampak pada merupakan tindak lanjut dari keputusan
pendirian Komite Tentara Kanjeng Nabi kongres Nasional IV Centraal Sarekat Islam di
Muhammad. Pada tanggal 9 dan 11 Januari Surabaya tanggal 26 Oktober-2 November
1918 muncul sebuah tulisan dalam surat kabar 1922. Bagi Sarekat Islam kongres ini memiliki
di Surakarta Djawi Hisworo yang ditulis arti penting untuk mereposisi diri dikalangan
Martodharsono dan Djojodikoro, yang massa pergerakan setelah terpecah belah.
memfitnah Nabi Muhammad sebagai seorang Seperti dikatakan Salim, arti penting kongres
pemabuk dan pemadat. Sentimen anti Islam di tersebut ialah satu usaha “mendorong
kalangan beberapa orang Jawa begitu kuat persatoean segala golongan orang Islam di
sehingga Comitee voor Javaansch Hindia dan ataoe orang Islam seloeroeh doenia
Nationalisme (Komite bagi Nasionalisme dan bantoe-berbantoe,” yang menurut Salim
Jawa, yang telah didirikan pada tahun 1914) sama dengan Pan Islamisme (Siraishi, 1997 :
mengeluarkan pamflet yang menekankan 326).
bahaya fanatisme agama. Meskipun orang-
orang ini juga mencela gaya artikel Djawi
2
Benda menyatakan bahwa diadakannya Kongres
Hisworo tersebut, namun Islam seperti yang Al-Islam didasarkan pada keinginan
kini diajarkan oleh kaum pembaharu dianggap mempertahankan kepemimpinan Sarekat Islam di
dalam gerakan Islam umumnya. Hal ini tidak
mereka sebagai ‘impor asing’ yang tidak disepakati Noer (1996: 143-144). Ia berpendapat
bahwa peranan Sarekat Islam sebagai suatu
disukai (Ricklefs, 1994:268). Kaum muslim di perkembangan yang wajar saja. Pertama, tidaklah
bawah komando para pemimpin Sarekat Islam dapat diharapkan bahwa sebuah partai Islam hanya
menjadi penonton dalam berbagai problema yang
menjadi sangat marah dan pada bulan Februari menimpa umat Islam. Kedua, Sarekat Islam tidak
terlalu intens untuk terlibat dalam masalah-masalah
mereka membentuk suatu komite yang
yang dipertikaikan antara pihak pembaharu dan
dinamakan Tentara Nabi Muhammad. pihak tradisi, dibandingkan dengan orang-orang
atau organisasi-organisasi yang membatasi diri
Dengan berpijaknya pemikiran tokoh- mereka pada bidang sosial dan pendidikan. Ketiga
Sarekat Islam masih mempunyai pengikut-pengikut
tokoh Sarekat Islam di bawah kendali H.O.S.
yang lebih banyak dari organisasi-organisasi Islam
Tjokroaminoto kepada Pan Islamisme, manapun juga pada waktu itu. Partai itupun bersifat
nasional dibandingkan organisasi Islam lainnya.
anggota-anggota Sarekat Islam pendukung Pemimpin-pemimpinnya lebih banyak memiliki
Pan Islamisme, terutama Haji Agus Salim dan pengalaman dalam masala-masalah organisasi.
Bahkan yang terpenting adalah bahwa Sarekat
Fahruddin, berusaha memanfaatkan Islam dianggap sebagai satu-satunya partai bagi
semua orang Islam, baik pembaharu maupun
kesempatan emas itu dengan sebaik-baiknya. golongan tradisi.
Bekerjasama dengan ketua Al-Irsyad, Ahmad

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


Kongres Al-Islam di Cirebon itu dipimpin tujuan agama. Antara ini
Haji Agus Salim. Selain Sarekat Islam dan perhimpunan-perhimpunan tidak ada
Muhammadiyah, hadir pula anggota-anggota Al- perhubungan yang memperikatkan
Irsyad. Sementara kalangan tradisi yang hadir antara yang satu dengan yang lain.
dalam kongres dipimpin oleh Kyai Haji Abdul Akan tetapi sebelum empat tahun
Wahhab yang berasal dari sebuah lembaga yang lalu [maksudnya tahun 1922,
pendidikan Tasywirul Afkar di Surabaya dan pen.] terasalah kepada akan kita
Kyai Haji Asnawi, seorang ulama yang terkenal tujuannya ini perhimpunan-
di Kudus. Pertemuan tersebut dimaksudkan perhimpunan buat mempersatukan dan
untuk mencari isu pemersatu umat Islam memperhubungkan antara yang satu
Indonesia dan sebagai pengimbang terhadap dengan yang lainnya. Di situ lantas
pergerakan nasionalisme sekuler. Kongres ini didirikan buat yang pertama kali
menyerukan kepada semua pihak untuk tetap kongres umum yang diberi nama
menggalang persatuan umat dengan satu ikatan Kongres Al-Islam Hindia, dalam mana
aqidah serta dihadiri wakil-wakilnya sekalian
melancarkan Pan Islamisme dalam perhimpunan-perhimpunan yang telah
menghadapi penjajah. ada di tanah Jawa dan disitu
Dalam sebuah wawancara dengan diperbincangkan beberapa perkara-
reporter surat kabar Ummul Quro yang terbit perkara yang penting-penting; antara
di Makkah, Tjokroaminoto menjelaskan lain ialah menguatkan ruh tolong
panjang lebar mengenai latar belakang dan menolong dan persatuan sudah
tujuan penyelenggaraan Kongres Al-Islam diserahkan oleh majlis dan
Hindia. diputuskannya” (Zaman Baroe, 5 Mei
“Sebelum tahun 1914 di Tanah jawa 1926).
tidak ada sesuatu perhimpunan yang Dari pernyataan Tjokroaminoto di atas,
bekerja untuk agama, sehingga Kongres Al-Islam kelihatannya dipandang
terdzohirlah perhimpunan SI dan secara strategis sebagai sebuah wadah yang
perhimpunan Muhammadiyah. Ini dua dapat digunakan untuk menghimpun
perhimpunan sudah berdiri dan sudah organisasi pergerakan Islam yang khsusunya
tersiar cabang-cabangnya dalam berada di Pulau Jawa. Secara taktis,
kebanyakan dalam negeri-negeri Jawa. pembentukannya ini berdasarkan
Kemudian lantas berdiri beberapa pertimbangan guna mengurangi ketegangan
perhimpunan yang lain-lain yang dan bahaya perselisihan yang muncul karena
kesemuanya sama berusaha untuk perbedaan khilafiyah. Selain itu juga

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


mengusahakan tercapainya persatuan aliran permusyawaratan rakyat yang dalam istilah
dalam Islam dengan cara mengumpulkan Islam disebut “majelis syura“ Sebagai sub-
kelompok-kelompok atau organisasi- sistem pemerintahan, majelis ini dapat
organisasi Islam dalam sebuah pertemuan dan membicarakan dan memutuskan perkara-
kerjasama dalam berbagai persoalan agama perkara yang berkenaan dengan keperluan
Islam. umum atau rakyat. Parlemen yang dimaksud
Membahas pengaruh Pan Islamisme Tjokroaminoto ini, dalam hukum kenegaraan
dalam gerakan Islam Indonesia, tak lengkap dan pemerintahan Islam disebut Ahlul Halli
jika tidak menganalisi gagasan Tjokroaminoto. wal Aqdi.
Pemikiran Tjokroaminoto sesungguhnya Pada kira-kira bulan September 1922,
mencakup multidimensi. Ia tidak saja paham Tjokroaminoto mulai jelas berbicara tenatang
Islam, tetapi juga ideologi-ideologi lain Pan Islamisme. “Anehnya“, Tjokroaminoto
semisal kapitalisme dan komunisme. Dalam merujuk pada penulis Barat dan penulis
konteks Islam, pemikirannya yang muslim Pakistan. Barangkali, ini terjadi
berlandaskan al-Qur’an meliputi persatuan lantaran kendala bahasa yang ada pada diri
umat, kemerdekaan umat sifat pemerintahan, Tjokroaminoto. Ia mampu berbahasa Inggris
penghidupan ekonomi, keadaan dan derajat dan Belanda, sebaliknya rujukan yang dipakai
manusia, dan kemerdekaan yang sejati. para ulama yang berkiblat ke Timur Tengah
Bagi Tjokroaminoto, persatuan umat rata-rata berbahasa Arab. Sedangkan para
bertujuan untuk melepaskan diri dari belenggu penulis muslim India, karena di jajah Inggris,
penjajahan, dimana persatuan umat ini pada seringkali menggunakan bahasa itu dalam
akhirnya akan didasari dan diwarnai oleh nilai- menyebarkan pemikiran-pemikiran Pan
nilai Islam dan merupakan bagian dari Pan Islamismenya. Menurut Ridwan, Pemikiran
Islamisme. Pemikiran Tjokroaminoto tentang Pan Islamisme Tjokroaminoto, yang terutama
kemerdekaan umat ini berarti adanya ia tuangkan dalam bukunya yang sangat
kebebasan yang seluas-luasnya bagi bangsa terkenal berjudul Islam dan Sosialisme, sangat
Indonesia untuk bergerak dalam bidang politik diilhami dan dipengaruhi oleh S. Nushir
dan ekonomi. Kebebasan ini mencakup tiga Kidwani lewat karyanya “Islam and
hal, yaitu kemerdekaan, persamaan, dan Socialism”. Selain itu,Tjokroaminoto juga
persaudaraan. Jika demikian halnya, maka dipengaruhi oleh Sayid Amir Ali dalam “The
pemerintahan berdaulat yang dimiliki rakyat Spirit of Islam”, Kwoja Kamaluddin dalam
harus demokratis. Inti dari demokrasi itu ialah “The Ideal Prophet” serta Muhammad Ali
adanya musyawarah dimana suara rakyat dalam kitabnya “The Prophet”
diakui sepenuhnya melalui majelis (Ridwan,1999:83).

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


Tjokroaminoto menulis bahwa dirinya asing terhadap bangsa Indonesia, sebagaimana
“sebagai seorang Pan Islamis yang penuh rasa ia tidak menyukai adanya dominasi politik
pan Islamisme dalam darah dagingnya“ oleh pemerintah kolonial terhadap wilayah dan
(Tjokroaminoto, 1965:99). kedaulatan bangsa Indonesia (Amin, 1995:51).
Maksud pergerakan Pan Islamisme pada Menurut Tjokroaminoto, Islam telah
umumnya ialah menghilangkan anggapan menggariskan persaudaraan yang benar-benar
yang sesat tentang agama Islam dan harus dilakukan diantara umat Islam di negara
memajukan peri kehidupan menurut ajaran manapun juga tanpa memandang suku bangsa,
agama Islam serta memajukan amal salih dan ras dan kelas ekonomi. Ia menyatakan bahwa
kebaktian kepada Allah siantara rakyat persaudaraan dalam Islam dapat melenyapkan
Indonesia….Maka oleh sebab itu, kaum permusuhan dan melahirkan persahabatan.
Sarekat Islam suka berusaha bersama-sama Sejarah dan ajaran Islam sering melukiskan
dengan pergerakan rakyat seluruh dunia yang bahwa orang asing sekalipun bisa menjadi
mendekatkan maksud itu untuk kepentingan sahabat karib yang dapat melebihi ikatan
penduduk seluruh dunia, dengan mengingat perhubungan saudara yang berasal dari satu
syarat-syarat yang diadakan oleh Islam daerah dan satu silsilah. Secara historis, hal
(Tjokroaminoto, 1965:101). semacam ini pernah dipraktekkan para sahabat
Tjokroaminoto jelas-jelas menginginkan Nabi Muhammad SAW. Mereka menganggap
meginginkan satu persatuan dan kesatuan diri mereka satu. Tidak ada perbedaan derajat
umat Islam sedunia (Tjokroaminoto, dan kelas. Persamaan yang adil seperti itu
1965:70). Apabila persatuan dan kesatuan telah menyebabkan segenap umat Islam
umat Islam sedunia itu bisa tercapai, maka menjelma bagai sebuah badan dengan satu
tidak hanya martabat dan derajat manusia nyawa (Tjokroaminoto,1963:28-30).
yang beragama Islam dapat dipulihkan Tjokroaminoto menyebutkan secara
kembali, tetapi bangsa asing manapun yang eksplisit wawasannya mengenai paham
masih menjajah umat Islam dimana universalisme yang terkandung dalam gerakan
merekapun berada, maka harus disadarkan Pan Islamisme. Menurutnya keuniversalitasan
untuk berfikir apakah penjajagan itu sesuai Islam mendorong ruang gerak kehidupan
dengan perikemanusiaan dan peradaban umat seorang muslim tidak dibatasi oleh batas-batas
manusia. Visi Tjokroaminoto merupakan negara, warna kulit dan perbedaan
antitesis terhadap kultur dan struktur menyangkut tanah atau benua sekalipun, tetapi
kolonialisme. Tjokroamninoto tidak suka berdasar kepada ikatan agama Islam.
eksploitasi ekonomi yang dilakukan oleh Pada mulanya Tjokroaminoto, belum
pemerintah kolonial dan pengusaha-pengusaha secara tegas menggambarkan bagaimana

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


bentuk “pemerintahan universal” yang Orang-orang Islam pada zamannya
dimaksud. Namun, sebagaimana dipaparkan dahulu, bukan saja semuanya menganggap
pada sub bab selanjutnya, rupanya ia tertarik dirinya sama, tetapi mereka semua
pada gagasan pembentukan kembali menganggap menjadi satu. Diantara orang-
kekhalifahan. Sebagai seorang Pan Islamis, orang Islam, tidak ada sesuatu perbedaan yang
Tjokroaminoto memandang bahwa Islam bagaimanapun juga macamnya. Dalam
merupakan agama lintas bangsa dan ras. pergaulan masyarakat diantara mereka tidak
Menurutnya, Islam telah menentukan ada perbedaan derajat, dan tidak ada pula
persaudaraan yang benar-benar harus sebab-sebab yang dapat menimbulkan
dilaksanakan diantara pemeluknya di negara perbedaan kelas (Tjokroaminoto, 1965:30).
manapun tanpa mengenal warna kulit dan Persamaan yang adil, menyebabkan
status sosial. Jika mereka dapat memulihkan segenap umat Islam menjadi seperti satu
kembali kekuasaan dan kekuatannya, umat badan, satu nyawa. Mengutip hadits Nabi
Islam akan dapat memerintah segenap dunia. Tjokro menulis:
Berangkat dari pemahamannya ini akan “Semua orang Islam itu adalah seperti
menyatakan bahwa kebangsaan orang Islam satu badan seseorang. Apabila merasa
tidak terbatas oleh batas-batas kenegaraan, sakit dikepalanya, maka seluruh
perbedaan warna kulit, bahasa, tanah air dan anggota badannya merasa sakit juga
benua. Dalam buku Islam dan Sosialisme, ia dan kalau matanya sakit, segenap
menulis: badannya pun merasa sakit juga”.
“Di tempat mana saja orang Islam “Semua orang Islam adalah seperti
bertinggal, bagaimanapun juga jauhnya suatu bangunan, sebagian memperkuat
dari negeri tempat kelahirannya, bagian yang lainnya, dengan cara
didalam negeri yang baru itu ia masih yang demikian itu juga, yang satu
disebut menjadi satu bahagian daripada memperkokoh yang lainnya”
rakyat Islam. Ditempat manapun juga, (Tjokroaminoto, 1965:32).
orang Islam itu berkediaman, di tempat Kekuatan suci yang terkandung didalam
itulah ia harus mencintai dan seruan dan anjuran tentang persamaan yang
bekerjasama untuk keperluan negari itu diajarkan oleh al-Qur’an menyebabkan Islam
dan rakyatnya. Nasionalisme yang menjadi satu keperluan untuk menimbulkan
semacam itulah nasionalisme Islam, keselamatan, kesenangan dan kenikmatan.
yang menjadi dasar yang kuat bagi Islam tidak menganjurkan kepercayaan-
sosialisme yang tersiar di seluruh muka kepercayaan, hak-hak yang baru, tidak
bumi” (Tjokroaminoto, 1963:90). mempunyai pemerintah yang dikuasai gereja

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


atau kekuasaan priester; Islam memberikan Dunia Islam. Sedianya dalam bulan Maret
buku undang-undang kepada rakyat, satu 1925 Kongres Khilafah akan diselenggarakan.
pokok peraturan negara kepada pemerintahan, Akan tetapi, di Mesir sendiri terjadi suatu
yang sifatnya tidak meninggikan derajat satu kemelut politik yang amat hebat yang
bangsa melebihi tingginya daripada bangsa berakibat hilangnya dukungan pemerintah
lain, tidak bersifat menyendiri-menyendiri dan Mesir terhadap rencana pelaksanaan Kongres
tidak bersifat mengejar keperluan sendiri, dan Khilafah. Lantaran itu, maka kongres terpaksa
Islam menguatkan serta mengesahkan firman- diundurkan ketahun 1926.
firman Tuhan yang setelah dinyatakan lebih Di Indonesia, persoalan khilafah ini
dahulu, memerintahkan supaya ayat-ayat dibahas dalam Kongres Al-Islam ke-3.
tersebut dipercayainya (Tjokroaminoto, Kongres A-Islam kali ini amat berbeda dengan
1965:34). dua kongres sebelumnya. Kongres ini kembali
Dari penjelasan di atas dapat ditarik diikuti oleh ulama berbagai aliran, baik
benang merah bahwa pemikiran Pan tradisional maupun modern. Kongres
Islamisme di Indonesia yang dicita-citakan diselenggarakan pada 24-26 Desemeber 1924
Tjokroaminoto mirip dengan gaya dan di Surabaya. Tercatat bahwa peserta yang
perjuangan Jamaluddin al-Afghani. hadir berjumlah 68 utusan yang terdiri atas 9
Popularitasnya ditempatkan sejajar dengan Muhammadiyah, 29 Sarekat Islam, 4 al-
para Pan Islamis dunia Islam lainnya. Irsyad, 6 Sub Komite Khilafah daerah, 3
Persatuan Umat Islam, dan selebihnya
B. Reaksi Kaum Pergerakan Islam perhimpunan lokal yang beraliran modernis
Indonesia Terhadap Persoalan seperti Taswirul Afkar, Nahdlatul Wathan,
Khilafah Perserikatan Wataniyah, Ta’mirul Masajid, At-
Gerakan Pan Islamisme yang di lakukan Ta’dibiyah (semuanya berasal dari Surabaya)
kaum pergerakan Islam Indonesia muncul dan perhimpunan lain. Jumlah pesertanya,
secara massal pada tahun 1924. Sebagaimana kurang lebih 1000 orang.
disinggung pada bab pendahuluan, kaum Mayoritas ulama Sunni, begitu pula yang
muslim sedunia diramaikan oleh persoalan bermazhab Syafe’i yang notabene diadopsi
khilafah yang mencuat setelah Turki sebagian besar ulama tradisional di Indonesia,
menghilangkan jabatan khalifah dalam sepakat berdasarkan ijma mu’tabar (konsensus
konstitusinya. Ulama al-Azhar, Mesir, yang masyhur), bahwa mendirikan khilafah
mengundang seluruh perwakilan umat Islam Islam adalah fardhu kifayah3, dengan alasan
sedunia untuk membahas persoalan ini. Seruan
ulama Al-Azhar disampaikan ke seluruh 3 Fardhu adalah ketentuan hukum syari’at Islam
(syara’) yang pasti (jaazim) dan berdosa jika tidak

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


antara lain: (1) ijma’ sahabat, sehingga mereka Abu Bakar (berkuasa, 632-634). Waktu itu ia
mendahulukan permusyawaratan tentang tidak memberi gelar kepada diri sendiri.
khalifah daripada urusan jenazah Rasulullah, Seorang sahabat mengusulkan gelar
yang pengurusannya juga merupakan hal yang Khalifatullah, atau wakil Tuhan di bumi, tetapi
wajib; (2) tidak mungkin dapat ia menolaknya. Ia mengatakan bahwa dirinya
menyempurnakan kewajiban, seperti bukan khalifatullah, melainkan
pembelaan agama, menjaga keamanan dan khalifaturrasul. Artinya, ia tidak menganggap
sebagainya melainkan dengan adanya dirinya sebagai wakil Tuhan di bumi
pemerintahan; (3) adanya ayat al-Qur’an dan (khalifatullah fil ‘ardhi), melainkan pengganti
Hadis yang menyuruh umat Islam untuk kepemimpinan Muhammad. Gelar khalifah ini
mentaati ulil amri (para pemimpin) dan juga digunakan oleh dua orang Khalifah Yang
adanya janji Allah swt, bahwa kaum muslimin Empat (Khulafa al-Rasyidin: Khalifah Yang
akan dijadikan khalifah, diantaranya dalam Terpercaya karena mendapat petunjuk), yaitu
surat an-Nur ayat 55: Utsman bin Affan (644-656) dan Ali bin Abi
“Allah SWT telah menjanjikan kepada Thalib (656-661). Berbeda dengan yang
orang-orang mukmin dan orang-orang lainnya, khalifah kedua, Ummar bin Khattab
yang beramal saleh diantara kamu (634-644) lebih menyukai untuk menggelari
bahwa mereka akan menjadi khalifah di dirinya sebagai Amirul Mu’minin, pemimpin
muka bumi sebagaimana orang-orang kaum beriman.
terdahulu telah menjadi khalifah, dan Rakyat kebanyakan pada umumnya di
Allah akan mengganti ketakutan mereka Indonesia, terutama mereka yang tinggal di
dengan keamanan” (Wadjdi, dalam pelosok-pelosok yang jauh dipenjuru tanah air,
Seminar Khilafah Islamiyyah, 2000:21). melihat “Stambol” [Istambul, kedudukan
Gelar khalifah4, dalam sejarah khalifah Utsmaniyah] masih senantiasa
pemerintahan Islam, mula-mula diterima oleh sebagai kedudukan seorang raja semua orang

dilaksanakan. Jika dipadukan dengan kata kifayah, kepada kekhalifahan, para penguasa Islam tidak
maka hukum yang dibebankann berlaku kolektif, hanya menggunakan gelar sultan, tetapi juga
artinya, apabila telah ada seseorang atau mengklaim diri sebagai khalifatullah, khalifah
sekelompok orang yang melakukannya maka Allah atau “wakil Tuhan”. Kitab undang-undang
gugurlah keajiban itu, begitu sebaliknya. Dalam Melaka menyebutkannya sebagai “khalifat al-
kasus pengangkatan khalifah, pembebanannya mu’minin, zhill Allah fil ardh”, artinya khalifah
lebih dituju kepada tokoh masyarakat (ahlul halli kaum muslimin, bayangan Tuhan di muka bumi.
wal aqdi) yang dianggap berpengaruh dan sanggup Perihal yang sama dilakukan juga di Aceh.
bertanggung jawab mewakili mereka. Mengikuti tradisi ulama sunni dalam memberikan
4 legitimasi kepada penguasa politik, Nuruddin ar-
Secara historis, nama besar khalifah
memang telah lama memiliki “daya magis” Raniri, menyebut para penguasa Aceh sebagai zhill
tersendiri dikalangan orang Indonesia. Dalam Allah fi ‘alam, bayangan Allah di dunia (Azra,
upaya meningkatkan legitimasi dan aura 1999:80).
kekuasaannya, sebagai jalan lain dalam pengakuan

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


mu’min, yang kekuasaannya mungkin khalifah di Mesir. Agus Salim menjelaskan
agaknya untuk sementara berkurang oleh hanya Turki negeri muslim yang merdeka.
adanya kekuasaan orang-orang kafir, tetapi Ketika Turki terlibat dalam Perang Dunia II
yang masih dan tetap [dipandang] sebagai raja tidak satupun pemimpin Islam negeri lain
dari segala raja di dunia. Mereka juga berpikir membantunya. Akibatnya, ketika Turki kalah
bahwa “sultan-sultan yang belum beragama perang, satu persatu wilayah Turki jatuh ke
mesti tunduk memberikan penghormatannya pihak kolonialis Barat. Wilayah Turki
kepada khalifah”. Kalau orang-orang seperti sekarang (maksudnya tahun 1924), hanya
ini datang ke Makkah, mereka “mempunyai tinggal di sekitar kawasan Balkan (tepatnya
kesan bahwa kekuasaan bukan Islam hanya Asia Kecil), yang diperthankan mati-matian;
akan mempunyai arti bila menempatlkan karena itu Turki merasa kecewa dan keberatan
wakilnya di Istambul (Noer, 1996:34-35). memikul beban anggaran khilafah yang tidak
Sebagai respon atas undangan Ulama sedikit (Haidar, 1994:55).
Mesir yang akan melaksanakan Kongres Islam Atas dasar kesepakatan bersama, mereka
Sedunia, kaum peregarakan Islam Indonesia mengambil keputusan “Hendak membantu
mengadakan sebuah pertemuan khusus di kota dengan segala kekuatan budi dan tenaganya
5
Surabaya pada tanggal 4-5 Oktober 1924. semua ikhtiar yang menuju maksud akan
Umumnya pemimpin Islam Indonesia mengirimkan utusannya umat Islam di Hindia
menyambut baik rencana pengangkatan Timur, buat menghadiri kongres agama Islam
yang akan diadakan di Kairo guna
5
Maraknya dukungan nyata umat Islam terhadap
pembentukan khilafah ini bisa terbaca dari sebuah membicarakan dan memutuskan perkara
cuplikan berita yang dilaporkan Bendera Islam khilafah Islam” (Bendera Islam, 16 Oktober
edisi 11 Deesember 1924. Di Cianjur diberitakan
tentang adanya pengumpulan masa yang 1924). Lalu, untuk menindaklanjuti
dimaksudkan untuk memutuskan kesepakatan
membantu pergerakan khilafah di Surabaya. Rapat kesepakatan ini dibentuk sebuah komite yang
akbar yang diselenggarakan pada tanggal 30 bernama “Komite Khilafah”.
November 1924 itu dihadiri kurang lebih 3000
orang, yang diantaranya terdapat wakil-wakil Setelah menukar pikiran dengan panjang
organisasi pergerakan yang berada di Cianjur yaitu
Sarekat Islam Cianjur, perhimpunan Ianah, lebar maka vergedaring memutuskan:
Mu’awanah, dan perhimpunan Musyawaratul “wajib mencampuri pergerakan
Ulama Cinajur. Selain itu hadir pula utusan dari
Sarekat Islam Sukabumi. Rapat itu dipimpin oleh (khilafah yang, pen.) akan mengadaklan
Siswo, seorang tokoh Sarekat Islam Cianjur.
Setelah berlangsung pembicaraan yang membahas kongres di Kairo seperti yang tersebut di
perihal kepentingan khilafah, kemudian diputuskan atas (yang akan diadakan dalam bulan
bahwa mereka akan membantu pergerakan khilafah
di Surabaya dan hendak mengirimkan utusan untuk Sya’ban 1343 atau bulan Maret 1925
menghadiri persidangan Luar Biasa Kongres Al-
Islam di Surabaya dengan mengatasnamakan
dimuka ini), dengan seboleh-bolehnya
cabang Komite Khilafah Cianjur. berikhtiar supaya dari negeri kita boleh

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


dikirimkan barang 3 atau 4 orang yang 5. Hadji Noorchasan
dianggap sebagai utusannya umat Islam 6. Hadji Abdullah Hakim
di Hindia Tiimur. Buat menyampaikan 7. Hadji Abdulmannan
maksud ini maka didalam vergedaring- 8. Hadji Brahim
vergedaring itu telah diangkat satu 9. Oerip
komite bernama Komite Khilafah” 10. Raden Achmad
(Bandera Islam, 16 Oktober 1924). 11. Hadji Machsoedi
Komite khilafah merupakan suatu panitia 12. Saleh bin Achmad
kerja yang didalamnya terhimpun aktivis 13. Oemar Hoobis
pergerakan pembaharuan Islam dan tradisi 14. Hadji Djahri
yang sebelumnya sering bertikai. Penyatuan (Bendera Islam, 30 Oktober 1924).
dua faksi pergerakan Islam Indonesia ini Pembentukan Komite Khilafah oleh
dimungkinkan karena semuanya mendukung Kongres Al-Islam Hindia dibandingkan dengan
pembentukan khilafah baru sebagaimana yang usaha-usaha sebelumnya untuk menggalang
tergambar dalam sidang Kongres Al-Islam III persatuan Islam dapat dikatakan sebagai
di Surabaya. Komite ini dibentuk oleh perumusan kembali wawasan kolektif umat
anggota-anggota Kongres Al-Islam Hindia dan dalam kehidupan politik Islam. Wawasan politik
bertugas menetapkan mandat yang akan Islam ini menjadi lebih kongkrit setelah
dibawa utusan serta mengumpulkan biaya pers-pers Islam mulai meningkatkan
perjalanan mereka. propagandanya untuk menerangkan
Berikut ini susunan pengurus Komite pentingnya kedudukan khilafah bagi Islam dan
Khilafah: umat Islam. Dengan mempropagandakan arti

BESTUUR DAN LEDEN COMITE penting khilafah tersebut, umat dirangsang

CHILAFAAT untuk lebih tegas menyatakan sikapnya.


Sebagaiamana yang dikemukkan oleh para
Voerzitter : Wondosoedirdjo
ulama Mesir, dinyatakan bahwa kepetingan
Vice : Kijai Hadji Abdul Wahab
khilafah adalah menjunjung tinggi dan
Secretaris : 1. Abdul Muthalib Sangadji
mengangkat kekuasaan agama Islam beserta
2. Simoen Bd.
umatnya, maupun mempersatukan
Penningmeester : Sech Mohammad Aboed
mempersatukan dan mengumpulkan tali-tali
Alamoedi
yang mengikat orang Islam bersama (Bendera
Leden : 1. Said Idroes Almasjhoer
Islam, 16 Oktober 1924).
2. Kijai Hadji Mas Manoer
Tim kerja komite Khilafah ini
3. Hadji Hassan Gipo
melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan
4. Mansoer Jamani

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


oleh Kongres Al-Islam luar Biasa di Surabaya, Kongres Al-Islam Hindia. Pendapat yang sama
25-27 Desember 1924, yaitu : pertama, juga diajukan Komite Kongres al-Islam Hindia
menetapkan utusan, kedua, menentukan Garut yang menambahkan bahwa cukupah
mandat yang akan dibawa dan ketiga, mereka memberi mandat kepada para pelajar
membuat keputusan-keputusan yang dianggap dan mahasiswa Indonesia di Kairo.
perlu untuk perkara-perkara khilafah (Bendera Namun, usul-usul itu ditentang. Mansur
Islam, 16 Oktober 1924). Jamani mengatakan bahwa kemiskinan
Akan tetapi, tidak semua kalangan rakayat Hindia sangatlah relatif. Kalaulah
mendukung rencana tersebut. Surat kabar dikatakan mereka miskin, mengapa “saban
Sedio Tomo yang dipimpin Abdul Muis malam bioskop dan jaarmarket penuh”. Oleh
menanggapi lain. Menurutnya umat Islam karena itu alasan tersebut tidak bisa dipegang.
Indonesia tidak perlu megirim delegasi ke Apalagi kepentingan agama tidak bisa
Kairo. Soal Khilafah adalah soal agama. dibandingkan dengan harta. Agama lebih perlu
Kebutuhan kita sekarang soal ekonomi, daripada harta kaum muslim. Oleh karena itu
bagaimana meningkatkan kemakmuran dan mengenai persoalan biaya haruslah
kesejahteraan rakyat. Dana keuangan untuk diperjuangkan dengan habis-habisan
mengirimkan delegasi lebih baik digunakan “sekalipun sampai jual mas dan dasinya kalau
untuk membangun ekonomi rakyat bagi perlu“. Sementara itu Fachrodin dari
kesejahteraan mereka (Haidar, 1994:56). Muhammadiyah mengatakan:”Sekalipun
Pertimbangan soal ekonomi ini juga sempat dianggap nyamuk, dan orang sana biar tahu
menjadi dikemukakan pada pertemuan rupanya nyamuk Hindia. Islam tidak
pendahuluan Kongres luar biasa. Salah membeda-bedakan umat dan kepandaian; anak
seorang peserta, Hassan Ali Sur’ati Hindia tidak akan kalah dengan anak Kairo
mengatakan bahwa kemajuan rakyat Mesir dan lain-lain negeri terutama untuk
amat jauh berbeda dengan rakyat Indonesia mempersatukan fikiran buat mengadakan
tentang hal apa saja. Oleh karena itu ia tidak khalifah” (Bandera Islam, 8 Februari 1925).
setuju jika umat Islam Indonesia mengirimkan Secara aklamasi kongres mengambil
utusan ke Kairo, karena menurut pendapatnya keputusan untuk melibatkan diri dalam
bisa jadi utusan dari mereka sebagai “lalat atau pergerakan khilafah dengan cara mengirimkan
nyamuk saja”. Disamping tentunya alasan tiga orang utusan yang harus dianggap sebagai
ongkos yang besar, yang apabila dipergunakan wakilnya umat Islam Indonesia. Ketika itu
untuk mendirikan madrasah akan lebih baik. merela berhasil memilih Raden Mas
Sebagai alternatif, ia mengusulkan agar Soerjopranoto (Komisaris Sarekat Islam),
mengirimkan saja mosi ke Kairo atas nama K.H. Fachroddin (Wakil Ketua Pimpinan

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


Pusat Muhammadiyah) dan Kyai Haji Abdul Februari 1925). Dalam pada itu, Bandera
Wahhab (Perserikatan Ta’mirul Masajid). Islam, yang merupakan surat kabar Sarekat
Diputuskan pula bahwa mereka mendukung Islam giat menjelaskan kepada umat perihal
didirikannya sebuah majelis khilafah yang pengertian khilafah.
berkuasa sesuai dengan hukum-hukum Islam. “Chilafat dalam Islam ertinja pimpinan
Khalifah (kepala Majelis) yang nanti dipilih di atas orang-orang Islam baik tentang
bertugas mengatur dan menjalankan perkara doenia maopoen tentang
pemerintahan bersama beberapa orang perkara Igama dan tidak boleh
pembantunya. Dan untuk memilih khalifah ini dipersamakan dengan ke-Pausan dalam
perlu diadakan musyawarah yang hasilnya Igama Christen. Chilafat bererti satoe
nanti dipublikasikan guna memperoleh keradjaan jang merdika dengan
pengakuan umat Islam sedunia (Hindia Baroe, berkoeasa di atas tanah Arab dengan
8 Februari 1925). mempoenjai kekoeatan jang tjoekoep
“Bangsa kita di Hindia dalam beratoes- besarnja oentoek memperlidoengi
ratoes tahun tak tahoe mementingkan keselamatan dan keamanan di tanah
khalifah, maka kecewalah keislamannja. Arab dan mendjaga poesat Islam itoe
Sedikit tak ada persatoean, sedikit tak terbebas daripada segala bahaja dari
ada kemoeliaan. Senantiasa rakjat Islam dalam negeri dani dari loear negeri.
bangsa kita tertipoe oleh pelbagai Chalifah pada zaman doeloe haroes
kekhalifahan yang tidak dengan hak memperlindoengi dan memberikan
khalifah sesoenggoehnja, jang tidak perbantoeannja, apabila diminta oleh
mengambil poesing perkara keroesakan lain-lain keradjaan Islam”
dan kemoendoeran Islam, tidak (Bendera Islam, 27 Juli 1925).
sedikitpoen mengusahakan keselamatan Chilafat itoe, hai saudarakoe, ialah
dan kemajoean Islam” (Hindia Baru, 15 pangkat kenabian dan Chalifah itoe mendjadi
Januari 1926). Wakil Rasoeloellah s.a. w. jang akan
Masalah-masalah penting ini merupakan meloeloeskan hokoem Sjari’atnja,jang akan
hak bersama sesama muslim, bukan dominasi membangoenkan Soennahnja san jang
bangsa tertentu. “Belum pernah kejadian mengoempoelkan kalimah orang orang
didalam riwayat yang mengadakan satu Moeslimin jang mengoeasai akan pendesak,
Kongres Islam Sedunia, hanya baru satu kali jaitoe moesoeh-moesoeh , dan akan mengoesai
ini. Oleh karena ini hal ada menjadi satu akan jang keloear, jaitoe jang termasoek
kewajiban umat Islam, maka utusan perlu golongan orang monafek dan zindik”
sangat dikirim ke Kairo” (Hindia Baroe, 8 (Bendera islam, 22 Januari 1925).

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


Salah satu hasil keputusan Kongres Al- f. Biaja Medjlis terseboet haroes terpikoel
Islam Hindia di Surabaya, 27 Desember 1924 oleh oemat Islam ditiap-tiap negeri dan
adalah “Hendaklah berdiri satoe medjlis keradjaan, dengan menoeroet kekoatannja
Chilafaat, jang melakoekan kekwasaan dan masing-masing.
kewadjiban chalifah dengan semata-mata Seperti tertera di atas, mengenai
menoeroet dan mengingat hoekoem-hoekoem kedudukan khalifah, Kongres Al-Islam
dan perintah-perintah Islam didalam Qoer’an memandang bahwa tempat yang paling tepat
dan Hadits (Hindia Baroe, 8 Februari 1925). untuk dijadikan pusat pemerintahan khilafah
Berikut di bawah ini keputusan Komite adalah Makkah, karena kota ini menjadi ajang
Khilafah Kongres Al-Islam tentang persoalan pertemuan umat Islam setiap tahunnya dalam
Khilafah : melaksanakan ibadah haji. Kelebihan kota ini
a. Comite Chilafat menimbang haroeslah diharapkan bukan saja dimanfaatkan untuk
dalam doenia Islam diadakan satoe menghormati kota suci dan mengagungkan
Medjlis Chilafat jang terpimpin oleh agama Islam, tetapi juga dimanfaatkan sebagai
satoe President, dan Presiden itoelah jang wahanakonsolidasiumat. Fachruddin
diberi gelar Chalifah. mengatakan bahwa kedudukan khalifah itu
b. Adapoen lid-lid dari Medjlis haroesmesti di Makkah, sebab Makkah itu “soatoe
terdiri dari wakil-wakil dari Oemat Islamnegerinja orang Islam sedoenia”. Sedangkan
di masing-masing negeri dan keradjaan apabila khilafah itu berkedudukan bukan di
jang lamanja sopeaja ditentoekan didalam Makkah, misalnja di Turki atau di Mesir, ia
reglementnja Medjlis Chilafat. menyangsikan jika mereka akan menganggap
c. Kekoeasaan Medjlis Chilafat terhadap kekhalifahan milik umat. Ia menilai bahwa
Islam doenia, apakah haroes di beri bangsa-bangsa tersebut akan mementingkan
kekoeasaan mengatoer hal oeroesan keperluan bangsanya sendiri daripada bangsa
Agama dan doenia dengan seloeas- lain, sekalipun sesama umat Islam. Maka oleh
loeasnja, ataukah hanja diberi kekoeasaan karena itu, ia menegaskan “Chalifah haroes
boeat mengatoer hal oeroesan Agama tinggal bertempat di Makkah” (Bendera Islam,
sadja. 30 Oktober, 1924). Tjokroaminoto,
d. Presiden Medjlis Chilafat itoe haroes menyatakan bahwa selain dua kota suci
terpilih oleh wakil-wakil dari oemat Islam Makkah-Madinah, khalifah adalah milik umat
jang mendjadi lidnja Medjlis terseboet. Islam sedunia. Dan hak ini pada umumnya
e. Tempat kedoedoekan Chilafat terseboet tidak diketahui selama beratus-ratus tahun
haroeslah ada di keradjaan Islam jang oleh bangsa Indonesia. Padahal keberadaan
merdeka, jaitoe di Mekkah. khalifah itu bukan semata-mata untuk umat

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


Islam di Jazirah Arab, tetapi juga bagi umat perkara lainnya (Bandera Islam 22 Janurai
Islam Indonesia. Ditegaskan pula oleh 1925). Sebagaimana telah dijelaskan, artikel
Tjokroaminoto bahwa khalifah merupakan hak yang ditulis redaktur Bandera Islam yang
bersama sesama muslim dan bukan dominasi notabene aktivis Sarekat Islam menyatakan
bangsa tertentu (Hindia Baroe, 9 Februari bahwa:
1926). “ Meski perkoempoelan Islam dalam
“Oleh karenanja, maka Chilafat itoe masa ini toemboehnja sebagai jamoer,
adalah satoe perkara jang ta’boleh tetapi beloem lagi masing-masing maoe
tidak mesti pada kaoem Moeslimin., bergandengan tangan, sebaliknja dengan
boekan sadja dari karena hal itoe adanja Congres Al-Islam dan
dinjatakan perloenja oleh perkataan- berhoeboengan dengan adanja
perkataannja Qor’an jan Soetji, tetapi kepentingan dalam dunia Islam tentang
djoega dari karena sabda Allah telah oeroesan khalifah moelai berbesar hati
menjeboetkan, bahwa kelembekannja bisa memboektikan segenap oemmat
Chilafat ada berarti kelembekannja Islam soedah juga ada itoe perasaan
Igama Islam dan hal jang demikian boeat mementingkan itoe keperloean”
itoe ada satoe tanda jang terang (Hindia Baroe, 9 Februari 1926).
menoendjoekkan tidak amannja Akan tetapi, kira-kira sebulan sesudah
kaoem Moeslimin di doenia kongres di Surabaya itu, diperoleh kabar dari
[sebab]…...bahwa barang siap Kairo, bahwa kongres Islam Sedunia itu
beroesaha melembekkan Chilafat ditunda karena adanya perang di Jazirah Arab;
Moeslim, maka ialah sebenar-benarnja sedangkan Mesir sangat sibuk pula dengan
bermaksoed melembekkan Islam pemilihan umumnya. Lantaran itu, maka
dengan tjelakanja Chilafat, maka kongres terpaksa diundurkan ke lain tahun.
tiadalah orang Moeslim bisa merasa Dalam pada itu di tahun 1924 pula, seorang
dirinja aman, itoepoen kalau ia pemimpin Islam baru yang bernama Ibnu Saud
pertjaja kepada kebenarannja mulai melangkahkan kakinya merebut tanah
perkataan-perkataan dalam Qor’an” Hijaz dari penguasa sebelumnya Syarif
(Bendera Islam, 27 Juli 1925). Hussein. Satu persatu kota-kota di wilayah itu
Mengutip pernyataan Prof Vaswani dalam dapat dirampasnya. Ditahun 1925 boleh
The Spirit and Struggle of Islam yang dikatakan ibnu Saud berhasil mempersatukan
tulisannya dimuat secara bersambung di Jazirah Arab dibawah satu kekuasan. Syarif
Bandera Islam, dikatakan bahwa perkara Hussein sendiri terpaksa meninggalkan tanah
khilafah itu teramat penting dibandingkan Hijaz dan memilih tempat pengasingannya

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


yang baru di Pulau Cyprus. Dia digantikan mengikuti kongres, sehingga kongres di
oleh putranya Syarif Ali. Namun raja ini tidak Bandung itu hanya memperkuat keputusan
dapat lagi mempertahankankejatuhan rapat di Cinajur (Hindia Baroe, 8 dan 12
kerajaannya. Pertahanan yang terakhir adalah Februari 1926).
pelabuhan Jedah. Jedah dikepung oleh Pada tanggal 6-7 Februari 1926 di
seterunya lebih dari setahun. Akhirnya Raja Bandung diadakan Kongres Luar Biasa Al-
Ali terpaksa mengaku kalah dan menerima Islam. Hindia Baroe edisi 12 Februari 1926
syarat-syarat perdamaian, lalu memilih kota menyatakan bahwa utusan perserikatan Islam
Baghdad menjadi tempatnya yang baru yang hadir berjumlah 234 dari keseluruhan
dibawah perlindungan adiknya Faisal Raja suara yang berjumlah 255 organisasi; 21
Irak. Sebelum Jedah jatuh ke tangannya ibnu organisasi dengan pengiriman kawat telegram
Saud telah mengundang pula para pemikir dan yang berasal dari Jawa, Borneo (Kalimantan)
pemimpin pergerakan Islam supaya datang dan Selebes (Sulawesi). Pihak pers yang
menghadiri kongres yang akan diadakan meliput kegiatan ini berasal dari Soeara
ditanah Makkah untuk menentukan kedudukan Perdamaian, Sri Djojobojo, Bendera Islam,
tanah Hijaz yang telah jatuh ke bawah Ind. Telegraaf, Kaoem Moeda, Pait, Zaman
kekuasaannya (Hamka, 1950:93). Bersamaan Baroe, Preanger Bode, Al-Achkaf, Hindia
dengan undangannya itu, ulama-ulama al- Baroe, Alpena, Si Petahoenan, Het Licht, Sin
Azhar melanjutkan kongres yang teragenda Bin, dan Bintang Islam. Sedangkan pihak
dahulu, akan membicarakan soal khilafah. Pemerintah Hindia Belanda diwakili pejabat
Undangan dari Ibnu Saud kepada kaum Kantor Urusan Pribumi (Kantoor voor
muslimin di Indonesia untuk menghadiri Inlandsche Zaken), Komisaris Polisi dan
kongres di Makkah selanjutnya dibicarakan di bawahannya. Massa yang menghadirinya kira-
kongres Al-Islam Keempat di Yogyakarta (21- kira 1500 orang pada hari pertama kongres
27 Agustus 1925) dan di kongres Al-Islam dan 2500 orang di hari kedua. Dalam kongres
Kelima di Bandung (6 Februari 1926). Kedua itu, Tjokroaminoto mengatakan bahwa
kongres ini didominasi oleh golongan sepeninggal Nabi Muhammad Shallallahu
pembaharu Islam. Malah sebelum kongres di ‘Alihi wa sallam, tidak sesaat pun umat Islam
Bandung suatu rapat antara organisasi- ragu-ragu tentang wajibnya mengangkat
organisasi pembaharu diadakan di Cianjur seorang khalifah sebagai pengganti Nabi
pada tanggal 8-10 Januari 1926 telah dalam kepemimpinan. Hampir selama 1300
memutuskan untuk mengirim Tjokroaminoto tahun lamanja kekhalifahan senantiasa hadir
dan Sarekat Islam dan Kyai Haji Mas Mansur memimpin umat Islam dengan sedikitnya
dari Muhammadiyah ke Makkah untuk menguasai Jazirah Arab. Dengan

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


menganalogikan umat Islam sebagai sebuah Tjokroaminoto dan tokoh Muhammadiyah
badan, ia menyatakan jika umat Islam tidak Kyai Haji Mas Mansur. Ikut juga H.M. Sujak
memiliki khalifah “seolah-olah badan tidak sebagai pemimpin “Haji Organisasi Hindia”.
berkepala” (Hindia Baroe, 15 Januari 1926). Mereka berangkat hari senin tanggal 2 Maret
Tjokroaminoto dalam sambutan kongres 1926. Bertolak menuju Makkah dengan
menjelaskan bahwa jika tidak ada khalifah, menggunakan Kapal Rondo. Surat Kabar
ruh Islam tidak akan bisa hidup. Hal tersebut Zaman Baroe edisi 16 Maret 1926
ditampakkan pada sejarah sepeninggal Nabi memberitakan pemberangkatan ini. Surat
Muhammad SAW, sepeninggal sahabat- kabar ini menggambarkan bahwa di Kampung
sahabatnya, gelar khalifah yang terus Baru, Surabaya, tempat kediaman Haji Mas
diwarisakan kepada umat Islam selanjutnya Mansur sejak jam delapan pagi dipenuhi orang
mampu mengatur umat Islam dan yang hendak mengantar kedua utusan. Tepat
menghidupkan Islam. Selanjutnya ia jam setengah sembilan pagi, diiringi dengan
menegaskan bahwa jabatan khalifah ini keluarga utusan mereka berangkat ke
hendaknya melalui musyawarah. Ia Pelabuhan Tanjung Perak dengan
mengomentari kasus yang menimpa Syarif menggunakan auto (mobil) yang dihiasi
Hussein dan anaknya yang dengan sepihak dengan beberapa bunga-bunga dan bendera-
mengklaim kekhalifahan dan mengakui bahwa bendera Islam dengan diiringi berpuluh-puluh
Hijaz dan sekitarnya menjadi hak mereka. mobil pengantarnya. Di Pelabuhan, telah ada
Padahal kenyataannya tempat itu hak dan satu grup musik dari kepanduan Hizbul
milik umat Islam sedunia. Berlandaskan ide Wathan, dan secara berbaris dengan membawa
ini, ia mendukung Ibnu Saud, seteru Syarif bendera Islam yang dikibarkan, trompet dan
Hussein, dalam penguasaan Hijaz karena tambourin dibunyikan oleh Kepanduan
berinisiatif mengadakan musyawarah untuk Muhammadiyah dan Al-Irsyad. Ribuan orang
mengatur dua kota suci Makkah-Madinah. diantara massa yang diantaranya terdapat
Lebih-lebih, Ibnu Saud mengidentifikasikan orang pengurus Muhammadiyah.
dirinya bukan sebagai pengikut Wahabi, bukan 4. KESIMPULAN
sebagai raja kepada rakyatnya dan bukan Munculnya pemikiran Pan-Islamisme di
sebagai imam kepada ma’mumnya. Akan Indonesia dilatarbelakangi oleh adanya
tetapi, ia mengumpulkan segenap umat Islam hubungan antara umat Islam Indonesia dan
sedunia sebagai muslim biasa (Hindia Baroe, Timur Tengah. Hubungan tersebut mula-mula
9 Februari 1926). dilakukan dalam rangka melaksanakan ibadah
Akhirnya diutuslah delegasi ke Makkah. haji. Kira-kira sejak abad ke-17, kegiatan
Utusan Kongres Al-Islam adalah tersebut mengalami perkembangan. Sebagian

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


jama’ah haji memutuskan untuk menetap di mereka membentuk forum tandingan yang
kota suci guna memperdalam ilmu-ilmu hendak langsung mengutarakan usul-usul
agama Islam. Di kota suci, para penuntut ilmu mereka kepada penguasa Hijaz yang notabene
dan para ulama asal Indonesia berinteraksi tidak disukai karena berfaham Wahhabi.
dengan komunitas internasional dunia Islam, Untuk itu, mereka kemudian membentuk
yang berpengaruh pada lahirnya rasa Komite Merembuk Hijaz. Pada perkembangan
kebersamaan, persaudaraan, dan persatuan selanjutnya, komite ini melembaga dalam
antar sesama muslim. Perasaan-perasaan ini sebuah organisasi bernama Nahdlatul Ulama.
semakin menguat ketika Kesultanan Turki Sementara itu, dampak bagi hubungan antara
Utsmani mengembangkan pergerakan Pan- Sarekat Islam dan Muhammadiyah
Islamismenya di Hindia Belanda. diperlihatkan dengan adanya pertikaian yang
Tanggapan Kongres Al-Islam Hindia bersumber dari persoalan pribadi dan
terhadap persoalan khilafah diperlihatkan menurunnya peran Sarekat Islam dalam
dalam dua bentuk. Pertama, melibatkan diri memimpin pergerakan Islam Indonesia.
dalam pergerakan khilafah. Kedua, Sementara di satu pihak, Muhammadiyah
mengirimkan utusan ke Kongres Dunia Islam. mengalami perkembangan yang pesat.
Keterlibatan Kongres Al-Islam Hindia dalam
pergerakan khilafah dikomunikasikan dan DAFTAR PUSTAKA
disosialisasikan dalam tiga kali Algadri, Hamid. 1984. Islam dan Keturunan
penyelenggaraan Kongres Al-Islam Hindia Arab Dalam Pemberontakan Melawan
yang diadakan antara tahun 1924 dan 1926 di Belanda. Bandung : Mizan.
Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung. Para Amelz. 1952. HOS Tjokroaminoto Hidup dan
peserta kongres yang terdiri dari berbagai Perjuangannya. Jakarta : Bulan Bintang.
organisasi pergerakan Islam memutuskan agar
kekhalifahan hendaknya dibentuk di Makkah. Anam, Choirul. 1985. Sejarah Pertumbuhan
Delegasi yang ditunjuk adalah Oemar Said dan Perkembangan Nahdlatul
Ulama.
Tjokroaminoto dan Kyai Haji Mas Mansur.
Solo: Jatayu.
Dampak pergerakan khilafah terhadap
Arnold, Thomas W. 1981. Sejarah Da’wah
hubungan antar kalangan moderen dan tradisi
Islam. Jakarta: Wijaya.
pada permualaannya sangat positif, karena
Ar-Rais, Dhiya ad-Din. 1985. Islam dan
pihak tradisi bisa menghadiri kembali Kongres
Khilafah Kritik terhadap Buku Khilafah
Al-Islam Hindia di Surabaya. Akan tetapi,
dan Pemerintahan Islam 'Ali AbdurRaziq.
setelah kalangan modern mendominasi
Terj. Afif Muhammad. Bandung :
persoalan pengiriman utusan ke Makkah,
Pustaka.

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


Azra, Azyumardi.1996. Jaringan Ulama Rogers, Everett M. dan Floyd Schoemaker.
Timur Tengah. Bandung: Mizan 1981. Memasyarakatkan Ide-ide Baru.
__________..(ed.). 1989. Perspektif Islam di Terj. Drs. Abdullah Hanafi. Surabaya:
Asia Tenggara. Jakarta : Yayasan Obor. Usaha Nasional.
Benda, Harry J. 1980. Bulan Sabit dan Shiraishi, Takashi.1999. Zaman Bergerak
Matahari Terbit Islam Indonesia Pada Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926.
Zaman Pendudukan Jepang. Terj. Daniel Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
Dhakidae. Jakarta : Pustaka Jaya. Suminto, H. Aqib. 1996. Politik Islam Hindia
Dhofier, Zamakhsyari. 1996. Tradisi Belanda. Jakarta : LP3ES.
Pesantren Studi Pandangan Hidup Tjokroaminoto, H.O.S. 1963. Islam dan
Kyai.Jakarta : LP3ES. Sosialisme. Jakarta: Kerjasama Lembaga
Gonggong, Anhar. 1985. H.O.S. Penggali dan Penghimpun Sejarah
Tjokroaminoto. Jakarta: Depdikbud. Republik Indonesia.
Haidar, M. Ali. 1994. Nahdlatul Ulama dan Bendera Islam, 16 Oktober 1924.
Islam di Indonesia Pendekatan Fikih ____________, 30 Oktober 1924.
dalam Politik. Jakarta ; Gramedia. ____________, 22 Januari 1925.
Hamka. 1950. Ajahku . Jakarta : Djajamurni. ____________, 8 Februari 1925.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1989. ____________, 27 Juli 1925.
Jakarta: Balai Pustaka. ____________, 12 Oktober 1925.
Korver, A.P.E. 1985. Sarekat Islam Gerakan ____________, 28 Desember 1925.
Ratu Adil ?. Jakarta : Graffiti Press. Bintang Islam, 1927
Nasution, Harun. 1975. Pembaruan dalam Hamka. 1959. “Said Jamaluddin Al-Afghanl”
Sejarah pemikiran dan Gerakan Islam. dalam Panji Masyarakat.
Jakarta : Bulan Bintang. Hindia Baroe, 7 Januari 1925
Noer, Deliar. 1996. Gerakan Moderen Islam di ___________,9 Januari 1925
Indonesia 1900-1942. Jakarta: : LP3ES. ___________, 15 Januari 1926.
Rais, Amin. 1996. Cakrawala Islam. ___________, 22 Januari 1926.
Bandung:Mizan. ___________, 8 Februari 1926.
Ricklefs, M.C. 1993. Sejarah Indonesia ___________, 9 Februari 1926.
Moderen. Terj. Dharmono ___________, 12 Februari 1926.
Hardjowidjono. Yogyakarta : Gadjah Rahardjo, Dawam, "Ensiklopedi Al-Qur'an :
Mada University Press. Khalifah", Ulumul Qur’an No. 1 Vol, VI
Th. 1995.

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015


______________,”Islam , Mendayung di
antara Dua Karang: Sosialisme dan
Kapitalisme”. Prisma No. Ekstra 1984.
Ridwan, Ahmad Hasan “Pan Islamisme di
Indonesia: Kajian Atas Pemikiran
Tjokroaminoto” dalam Al-Tadbir Vol.1,
No.2, September 1999, Bandung: Pusat
Pengkajian Islam dan Pranata IAIN
Sunan Gunung Djati.
Soeara Moehammadiyah, Th.VII, 1927.
Zaman Baroe, 15 Januari 1926.

___________, 5 Mei 1926.


___________, 1 November 1926.

Jurnal “Candrasangkala”, Volume 1 Nomor 1 November 2015

Anda mungkin juga menyukai